Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

Empowerment of MSMEs to Increasing Competence in Public Communication Iis Elfa Syafmaini; Jaenal Mutakin; Ace Suryadi; Asep Saepudin; Zulharman Zulharman; Makan Sacko
JPPM (Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat) Vol 10, No 1 (2023): March 2023
Publisher : Departement of Nonformal Education, Graduate Scholl of Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jppm.v10i1.58716

Abstract

The objectives of this study are 1) to analyze the implementation of public speaking training to improve the digital communication competence of Micro-, Small and Medium-sized Enterprises (MSMEs) entrepreneurs in Cibeurum Village, Cimahi City, 2) to identify public speaking training strategies to enhance digital communication competence for MSMEs entrepreneurs, 3) to evaluate the responses to the public speaking training. This study applied qualitative methods with descriptive methods. Data collection techniques used two data sources, primary and secondary sources. The processes for collecting data were through observation, interviews, and documentation studies. The results and discussion of this research is training public speaking as an effort to increase the competence of MSME actors has proven to have a positive impact on increasing the self-skills and confidence of MSME actors in developing their business.
EDUCATING CHILDREN WITH HEART AND SELF-QUALITY: IMPLICATIONS OF KI HADJAR DEWANTARA'S THINKING ON PRIMARY SCHOOL CHARACTER EDUCATION Yusuf Siswantara; Ace Suryadi; Mupid Hidayat; Ganjar Muhammad Ganeswara; Asnita Sirait
Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 9 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jcp.v9i2.4566

Abstract

The problem of bad behavior of the younger generation in the form of juvenile delinquency is a major concern in character education in elementary schools. Using qualitative methods, this study aims to raise character education in the educational paradigm of Ki Hadjar Dewantara as a fundamental solution to the problem of juvenile delinquency. The results showed that both the inner interiority in Neng, Ning, Nung, and Nang, the person (will and heart) who is "antêp, mantêp, têtêp," the child's attitude that is "Ngandel, Kandêl, Kêndêl, Bandêl" (attitude area), and the educational method "Among" with spirit: "Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mbangun Karsa, Tut Wuri Handayani" can be an effective choice in developing character education. The recommendation for future research is to evaluate the effectiveness of the "Among, Momong, Ngemong" method by focusing on the factors of influence of family environment, peers, and school culture. The concrete solution for primary school education is the preparation of a curriculum that is more focused on building student character by incorporating eastern values and moral education as well as training and developing teacher competencies in carrying out character education in the daily learning process. Masalah perilaku buruk generasi muda dalam bentuk kenakalan remaja menjadi perhatian utama dalam pendidikan karakter di sekolah dasar. Dengan menggunakan metode kualitatif, penelitian ini bertujuan untuk mengangkat pendidikan karakter dalam paradigma pendidikan Ki Hadjar Dewantara sebagai solusi mendasar atas masalah kenakalan remaja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter baik dalam interioritas batin dalam Neng, Ning, Nung, dan Nang, pribadi (kehendak dan hati) yang "antêp, mantêp, têtêp," sikap anak yang "Ngandel, Kandêl, Kêndêl, Bandêl" (area sikap), dan metode pendidikan “Among” dengan semangat: “Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mbangun Karsa, Tut Wuri Handayani” dapat menjadi pilihan efektif dalam mengembangkan pendidikan karakter. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya adalah untuk mengevaluasi efektivitas metode "Among, Momong, Ngemong" dengan memfokuskan pada faktor-faktor pengaruh lingkungan keluarga, teman sebaya, dan budaya sekolah. Solusi konkret untuk pendidikan sekolah dasar adalah penyusunan kurikulum yang lebih terfokus pada pembentukan karakter siswa dengan memasukkan nilai-nilai ketimuran dan pendidikan moral serta pelatihan dan pengembangan kompetensi guru dalam melaksanakan pendidikan karakter dalam proses pembelajaran sehari-hari.
Inclusive values: Foundations of religious education for multicultural harmonious life Yusuf Siswantara; Ace Suryadi; Mupid Hidayat; Ganjar Muhammad Ganeswara
KURIOS Vol. 9 No. 1: April 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Pelita Bangsa, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30995/kur.v9i1.548

Abstract

Harmonious living in a diverse society presents complex challenges due to the potential for significant conflict. Radicalism, intolerance, and social conflict often occur, especially concerning religious pluralism. Educational institutions, which are expected to build the nation's character, are also prone to religion's education labeling. Hence, Christian religious education had two choices: strengthen dogmatic teaching or embrace inclusive values. This research focuses on the importance of inclusive values as the foundation for Christian Religious Education. Through descriptive analysis of various literature, this study discusses the theological basis for inclusive values in the context of the Church and its implications for Christian religious education. The research results show that the value of inclusion is based on the reflection of the incarnation and the example of encountering dialogue, which forms the foundation for inclusive Christian Religious Education.
Kemiskinan dan Kesehatan Perempuan Yulinda Yulinda; Ace Suryadi; Sardin Sardin; Joni R Pramudia; Epti Yorita
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.939 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v8i5.10845

Abstract

Faktor kunci dalam memerangi kemiskinan, indeks pembangunan manusia (IPM) mengukur seberapa jauh masyarakat telah berkembang dalam hal meningkatkan standar hidup masyarakat. Modal dasar bagi suatu negara untuk keluar dari kemiskinan adalah pertumbuhan penduduknya dalam segala hal: intelektual, fisik, dan emosional. Sebagai keprihatinan dunia, kemiskinan secara ekstrim dinyatakan dalam tujuan pembangunan berkelanjutan, dan menjadi fokus upaya pembangunan di setiap negara. Objek penelitian ini adalah peluang pendidikan bagi perempuan di masyarakat Sukamulya. Perempuan dari Sukamulya yang pernah bekerja sebagai TKI untuk orang Arab atau di usaha keruuk aci atau sebagai kader Posyandu menjadi fokus penelitian ini. Reduksi Data adalah langkah pertama dalam proses analisis data, dan ini melibatkan pemilihan, fokus pada pengurangan, abstraksi, dan transformasi data mentah atau data mentah yang berasal dari catatan tertulis di lapangan. Kemiskinan telah memberikan dampak komplek terhadap kehidupan masyarakat baik laki laki maupun perempuan. Baik di perkotaan maupun perdesaan di Indonesia dengan berbagai penyebabnya. Intervensi mengatasi kemiskinan membutuhakn upaya dan jangka waktu yang tidak singkat melalui pendidikan dapat dimulai dengan pendidikan anak sejak usia dini, dan berkelanjutan, melalui pendidikan inklusif dan kesetaraan gender, dalam pendidikan non formal berbasis sumber daya di masyraakat partnership goverment dan privat sector. Double Burden pada perempuan harus menjadi fokus pembangunan mengingat tugas perempuan dalam keluarga dan mayarakat berdampak bagi pembangunan generasi bangsa.
Implementasi model kolaborasi pentahelix dalam pengembangan sumber daya manusia UMKM Muhammad Faisal Najmudin; Ace Suryadi; Asep Saepudin
Abdimas Siliwangi Vol. 6 No. 3 (2023): Oktober 2023
Publisher : IKIP SILIWANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22460/as.v6i3.17681

Abstract

Di tengah pandemi covid-19 UMKM seharusnya dapat menghasilkan lapangan pekerjaan yang luas. Para pelaku UMKM mengharuskan sumber daya manusianya agar dapat bertahan dan unggul dalam persaingan. Untuk memaksimalkan UMKM diperlukan adanya kolaborasi yang melibatkan partisipasi dari berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas dan kemajuan UMKM. Dengan adanya berbagai permasalahan terhadap pelaku UMKM di tengah covid-19, pengembangan sumber daya manusia pelaku UMKM merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan kualitas. Pengabdian kepada Masyarakat yang dilaksanakan bertujuan untuk membantu pengembangan UMKM sebagai fasilitator dan inkubator. Pelaksanaan Pengabdian ini dilakukan di Kelurahan Cibeureum Kota Cimahi dalam rangka pengembangan UMKM. Model kolaborasi pentahelix yang terdapat lima pemangku kepentingan (stakeholders) yang berkolaborasi dalam pengembangan yakni pemerintah, akademisi, media, masyarakat dan sahabat UMKM, dan swasta. Hasil dari pengabdian ini terbentuknya Sahabat UMKM yaitu sebuah kelompok yang berupaya untuk membantu, mengarahkan, dan mendukung individu/kelompok UMKM mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengembangan, dan evaluasi dalam pengembangan usahanya dalam kolaborasi pentahelix yang dilaksanakan. Pengabdian ini merupakan langkah fundamental untuk meningkatkan kapasitas UMKM di Kelurahan Cibeureum Kota Cimahi Provinsi Jawa Barat.
Bimbingan teknis pengelolaan nomor induk berusaha (NIB) berbasis online single submittion (OSS) bagi pelaku UMKM Binaan Perkumpulan Rumah Pintar Di Kabupaten Kuningan purnomo; Uyu Wahyudin; Mustofa Kamil; Nike Kamarubiani; Ace Suryadi; Muhammad Faisal Najmudin
Abdimas Siliwangi Vol. 6 No. 3 (2023): Oktober 2023
Publisher : IKIP SILIWANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22460/as.v6i3.20018

Abstract

Masih terdapat beberapa UMKM di Kabupaten Kuningan yang belum memiliki legalitas atau izin usaha, serta menimbulkan dampak menurunnya terhadap akses pasar dan pertumbuhan usahanya. Namun, penerapan Nomor Induk Berusaha (NIB) melalui Online Single Submittion (OSS) seringkali masih menjadi kendala bagi pelaku usaha, terutama pelaku UMKM yang kurang memahami proses dan persyaratan yang diperlukan. Tujuannya pengabdian pada masyarakat ini adalah memberikan solusi melalui bimbingan teknis mengenai pengelolaan dan pembuatan NIB berbasis OSS. Metode implementasi melibatkan 40 pelaku UMKM yang merupakan binaan Rumah Pintar Provinsi Jawa Barat, dengan kegiatan dilaksanakan pada Kamis, 3 Agustus 2023, di Graha Wisesa, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kuningan. Metode bimbingan teknis, melalui tahap perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi diterapkan untuk mengoptimalkan pemahaman mengurus NIB dan izin usaha melalui platform OSS. Hasilnya menunjukkan peningkatan pemahaman para pelaku UMKM tentang pentingnya NIB, memperluas akses pasar, dan mengurangi hambatan birokrasi. Program inimengurangi rintangan birokrasi, membuka peluang pasar yang lebih luas, serta meningkatkan kredibilitas dan potensi pertumbuhan UMKM di wilayah Kabupaten Kuningan.
Pendidikan pendahuluan bela negara melalui pendidikan kewarganegaraan Dahliyana, Asep; Nurdin, Encep Syarif; Budimansyah, Dasim; Suryadi, Ace
Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan Vol 17, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jc.v17i2.27919

Abstract

ABSTRAKPendidikan Kewarganegaraan di Indonesia memiliki beberapa fungsi salah satunya sebagai pendidikan pendahuluan bela negara. Namun dalam praktiknya, proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi masih belum menemukan formula yang sesuai dengan konsep pendidikan bela negara untuk warga negara sipil. Penelitian ini bermaksud untuk menjelaskan peranan Pendidikan Kewarganegaraan dalam konteks pendidikan pendahuluan bela negara di perguruan tinggi. Metode yang digunakan dengan pendekatan mix method dengan the dominant less dominant antara wawancara dan survey yang dilakukan kepada 400 peserta didik dan 8 dosen. Proses pengambilan data dilakukan pada peserta didik Universitas Pendidikan Indonesia yang berasal dari 10 (sepuluh) program studi yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan memiliki pengaruh terhadap nilai-nilai bela negara dengan kisaran yang berbeda. Hal tersebut dikuatkan dengan hasil wawancara bahwa Pendidikan Kewarganegaraan dapat meningkatkan kecintaan dan motivasi untuk membela negara namun masih dalam tataran pemikiran berbentuk pengetahuan belum pada tataran tindakan. Oleh sebab, praktik dalam pendidikan pendahuluan bela negara tergantung dari perilaku peserta didik itu sendiri. Hal tersebut memiliki implikasi bahwa Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pendidikan pendahuluan bela negara untuk warga negara sipil syarat nilai tanpa makna yang tidak berpengaruh terhadap perilaku warga negara sipil secara aktual karena masih berada pada tataran konsep dan pengetahuan peserta didik semata. ABSTRACTCivic Education in Indonesia has several goals, one of which is as primary education for the country's defense. Nevertheless, in practice, the Civic Education learning process in tertiary institutions has not yet found a formula that is in line with the concept of state defense education for civilians. This study intends to explain the role of Civic Education in the context of primary education in state defense in tertiary institutions. The mixed-method approach method with the dominant less dominant between interviews and surveys conducted to 400 students and eight lecturers. The data collection process was carried out on the students of Universitas Pendidikan Indonesia, who came from 10 (ten) different study programs. The study results illustrate that Civic Education in universities influences the values of defending the country with different ranges. The interview results confirmed that Civic Education can increase the love and motivation to defend the country but still at the level of thought in the form of knowledge, not at the level of action. Therefore, practice in primary education in state defense depends on the behavior of the students themselves. It implies that Civic Education as primary education for civilians' defense is a condition without meaning that does not affect civilians' actual behavior because it is still at the students' concepts and knowledge only.
Peran Pendidikan dalam Menangkal Penyebab Radikalisme dan Ciri Radikalisme Purwati, Purwati; Suryadi, Ace; Hakam, Kama Abdul; Rakhmat, Cece
Jurnal Basicedu Vol. 6 No. 5 (2022)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v6i5.3595

Abstract

Radikalisme adalah masalah sosial yang sedang ramai dibahas pada abad ke 21 ini. Paham tersebut bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila dan mengancam persatuan bangsa Indonesia. Tujuan penulisan artikel ini yaitu untuk mengumpulkan hasil kajian teoritis dari berbagai ahli terkait masalah radikalisme dalam rangka memperkaya khazanah ilmu pengetahuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah library research atau yang dikenal dengan nama studi pustaka. Data sekunder berupa informasi yang tertuang dalam berbagai buku dan artikel jurnal. Hasil penelitian ini yaitu ditemukan 10 ciri seseorang terkena paham radikalisme, 12 faktor yang menyebabkan seseorang menjadi radikal, dan proses radikalsime yang dimulai dari kondisi sebelum mengenal, sedang mendalami, setelah mengenal radikalisme, dan setelah bergaul langsung dengan individu atau kelompok radikal. Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini yaitu untuk menguatkan atau menambah pengetahuan baru mengenai kajian radikalisme, dan manfaat praktisnya yaitu untuk memberi kemudahan bagi para peneliti atau pihak lain di lapangan dalam mengkaji, mencegah, atau mengatasi fenomena radikalisme.
Spiritual Intelligence: Vision, Mission, and Character Strengthening Strategies in Education Policy Hidayat, Mupid; Siswantara, Yusuf; Suryadi, Ace; Ganeswara, Ganjar Muhammad
Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 7, No 3 (2022): November 2022
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.544 KB) | DOI: 10.17977/um019v7i3p692-700

Abstract

Spiritual intelligence is the soul of national education.  Forgetting this creates a gap between ideals and the reality of education.  Without mapping, educational understanding can be fragmented so that education is only seen partially.  The academic challenge is how to map the education, character, and context of the digital age as well as the threat of disintegration of the nation can be done. Using the method of literature review with descriptive analytics, this research reveals the essence of education as character formation. At the end of the study, the answer was presented with three things: character education is a vision of national education, continuing education as the times becomes the general mission of national education, and adaptive implementation supports the development of the nation's character.
Teachers' Challenges During COVID-19 Manullang, Tryastuti Irawati Belliny; Rochyadi, Endang; Sunardi, Sunardi; Suryadi, Ace; Haerudin, Dingding
Indonesian Journal of Disability Studies Vol. 9 No. 1 (2022)
Publisher : The Center for Disability Studies and Services Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.645 KB) | DOI: 10.21776/ub.ijds.2022.009.01.05

Abstract

The existence of COVID-19 in Indonesia was officially announced by the president in March 2020 before the virus emerged in Wuhan China. School closure was conducted and the policy of distant learning was officially released by the Ministry of Education. This research aimed to find the challenges that teachers in Indonesia encountered during the COVID-19 pandemic outbreak and how teachers overcome the learning process challenges. The study was conducted towards primary school teachers in some provinces in Indonesia through an online survey with close-ended and open- ended questions. Our research findings showed teachers encounter challenges that include the disturbance in teaching and learning regarding accessibility, learning quality, school-home relationship, and technology awareness. Teachers also changed their ways of teaching by sending the learning materials via Google Classroom, WhatsApp (cross-platform messaging), and a few still conducted face-to- face meetings with strict policies.