p-Index From 2020 - 2025
10.245
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Politika: Jurnal Ilmu Politik Jurnal Pekommas Jurnal Ilmu Komunikasi Menara Riau: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Pengembangan Masyarakat Islam Channel : Jurnal Komunikasi ProTVF JOIV : International Journal on Informatics Visualization J-IKA : Jurnal Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas BSI Bandung PRofesi Humas Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia Naditira Widya JWP (Jurnal Wacana Politik) Lontar : Jurnal Ilmu Komunikasi Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora (KAGANGA) Semiotika: Jurnal Komunikasi EQIEN - JURNAL EKONOMI DAN BISNIS MUHARRIK: JURNAL DAKWAH DAN SOSIAL Gelar : Jurnal Seni Budaya Diakom : Jurnal Media dan Komunikasi Abdimas Umtas : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Jurnal Profetik Jurnal Rupa Simulacra Jurnal Riset Komunikasi Kajian Jurnalisme Jurnal Manajemen Komunikasi DIALEKTIKA Journal of Media and Communication Science (JcommSci) Jurnal Pakarena International Journal of Communication and Society Spirit Publik : Jurnal Administrasi Publik Abdimas Galuh : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Budapest International Research and Critics Institute-Journal (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences Journal La Sociale ARRUS Journal of Social Sciences and Humanities Multidiciplinary Output Research for Actual and International Issue (Morfai Journal) Indonesian Journal of Social Science Research Jurnal Inovasi dan Kreativitas (JIka) International Journal Software Engineering and Computer Science (IJSECS) Prosiding Konferensi Nasional PKM-CSR Journal International of Lingua and Technology Jurnal Signal Journal of Community Services: Sustainability and Empowerment Naditira Widya Proceeding of International Conference on Art, Media, and Culture (ICAMAC) Jurnal Studi Islam dan Sosial Jurnal Manajemen Maranatha Jurnal Ilmu Siber
Claim Missing Document
Check
Articles

MOTIVASI PEMBELIAN IMPULSIF ONLINE SHOPPING PADA INSTAGRAM (Analisis Deskriptif Motivasi Konsumen dalam Melakukan Pembelian Online Pada Instagram) Dewa Ayu Cistaning; Catur Nugroho
CHANNEL: Jurnal Komunikasi Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.235 KB) | DOI: 10.12928/channel.v5i2.7974

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi konsumen dalam melakukan aktivitasonline shopping yang berdampak langsung terhadap tingginya pembelian impulsif pada instagram.Sampel dari penelitian ini adalah mahasiswi dari beragam universitas di Kota Bandung. Penelitimenggunakan metode deskriptif kualitiatif guna mendeskripsikan secara menyeluruh dan mendalammengenai motivasi pembelian impulsif dalam aktivitas online shopping pada instagram. Penelitianini menggunakan paradigma konstruktivis dan menggunakan tehnik wawancara mendalam sertaobservasi dalam proses pengumpulan hasil penelitan.Hasil penelitian menunjukan adanya motif utilitarian atau motif irrasional yangmendominasi argumentasi para informan yang kerap melakukan pembelian impulsif. Karakteristikpribadi yang mempengaruhi adalah umur dan daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidupdan konsep diri. Sedangkan, faktor eksternal yang paling mempengaruhi adalah faktor lingkungan.Oleh karena itu, peneliti menyimpulkan motivasi pembelian impulsif dalam kegiatan onlineshopping adalah hadirnya hasrat hedonistik, kebutuhan self esteem dan self actualization, persepsikonsumen terhadap pengambilan keputusan dan persepsi konsumen terhadap keputusan. Selain itu,peneliti menemukan keberalihan cara pandang setiap konsumen terhadap suatu produk. Parakonsumen tidak hanya melihat dari fungsinya saja sebagai suatu kebutuhan, namun, melihatnyasebagai alat pemenuhan kepuasaan dan pengaktualisasian diri.Kata kunci: motivasi belanja, online shopping, pembelian impulsif, instagram
Nasionalisme Dalam Narasi Cerita Film (Analisis Narasi Tzvetan Todorov Pada Film Habibie & Ainun) Azis Maulana; Catur Nugroho
ProTVF Vol 2, No 1 (2018): March 2018
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1578.595 KB) | DOI: 10.24198/ptvf.v2i1.12042

Abstract

Sebagai sebuah karya seni, film merupakan hasil dari proses kreatif berbagai unsur, di antaranya teater, seni musik, seni rupa, seni suara, dan teknologi dengan kekuatan gambar sebagai bentuk visualisasi. Penyampaian pesan film untuk penonton dapat dilihat dari sudut pandang narasi yang digunakan. Hal ini dikarenakan narasi berkaitan dengan cara bercerita, cara sebuah fakta dalam film disajikan atau diceritakan kepada penonton. Tzvetan Todorov memiliki teori narasi yang mengatakan bahwa sebuah film atau cerita memiliki bagian. Film Habibie & Ainun menjadi film yang paling banyak ditonton di antara film-film sejenis yang ada di Indonesia. Jumlah penonton bioskop film Habibie & Ainun hingga saat ini telah mencapai 4,5 juta penonton dan menduduki peringkat ketiga untuk film dengan jumlah penonton terbanyak sepanjang masa di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prinsip nasionalisme dalam narasi cerita film Habibie & Ainun dilihat dari analisis narasi pada bagian cerita awal, tengah dan akhir film. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan paradigma konstruktivisme. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa film Habibie & Ainun merupakan film yang mengandung prinsip nasionalisme. Prinsip nasionalisme yang terlihat dalam narasi cerita awal yaitu prinsip kepribadian dan prestasi. Pada narasi cerita tengah terdapat semua prinsip nasionalisme yaitu kesatuan, kepribadian, kesamaan, kebebasan dan prestasi. Terakhir, prinsip nasionalisme pada narasi cerita meliputi prinsip persatuan dan kepribadian.
RELASI KUASA MEDIA DAN ISU GENDER DALAM PROGRAM TELEVISI DI INDONESIA Catur Nugroho
ProTVF Vol 2, No 2 (2018): September 2018
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.786 KB) | DOI: 10.24198/ptvf.v2i2.20816

Abstract

Media saat ini bukan lagi sebagai media penyampai pesan (mediasi) tetapi telah menjadi media yang mempengaruhi opini dan sikap masyarakat (mediatisasi). Media massa akan bergerak dinamis diantara pusaran-pusaran kepentingan yang sedang bermain, baik kepentingan ekonomi, sosial maupun politik. Media di Indonesia banyak dikuasai konglomerat media yang memiliki banyak perusahaan media dalam berbagai platform, baik berupa media mainstream maupun media baru. Hanya sedikit media di Indonesia yang merupakan perusahaan media diluar konglomerasi media, salah satunya adalah media televisi NET.TV. di tengah persaingan bisnis media di Indonesia yang sangat ketat, NET.TV hadir memberikan warna baru dalam dunia pertelevisian dengan mengusung semangat anak muda dan generasi masa kini. Penelitian ini menganalisis salah satu program acara NET.TV yang merupakan program talkshow, yaitu Satu Indonesia, episode Sultan Hamengkubuwono X. Dengan menggunakan metode analisis wacana kritis model Norman Fairclough, penelitian ini mencoba membongkar wacana tentang feminisme yang dikonstruksi NET.TV dalam tayangan programnya. Dari berbagai alat kebahasaan yang digunakan NET.TV dalam program acara dialog “Satu Indonesia” episode Sultan hamengku Buwono X, terdapat tiga alat yang menandai representasi tokoh yang terlibat dalam acara ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek kebahasaan berupa diksi, penggunaan kalimat, dan pemilihan tata bahasa yang digunakan NET.TV telah menempatkan tema mengenai suksesi kepemimpinan di Yogyakarta yang berkaitan dengan isu kesetaraan gender sebagai sesuatu yang tak perlu dirisaukan seluruh kalangan masyarakat. Selain  itu aspek kebahasaan juga telah menempatkan tokoh Sultan dan institusi keraton dan Gubernur dalam representasi yang positif. Hal ini erat kaitannya dengan penggunaan bahasa dan penguasaan wacana menjadi alat bagi penguasa untuk melanggengkan hegemoninya.
Discourse on Rejection of Women Leader in Yogyakarta ; Critical Discourse Analysis of Kompas Daily News Catur Nugroho; Wisma Nugraha Christianto Richardus; Sugeng Bayu Wahyono
Jurnal Pekommas Vol 6, No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : BBPSDMP KOMINFO MAKASSAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30818/jpkm.2021.2060211

Abstract

The phenomenon of power in Yogyakarta attracted the attention of various groups, including the national media when differences of opinion emerged regarding the requirements for candidates for Governor and Deputy Governor candidates of the Special Region of Yogyakarta. The Governor of Yogyakarta is directly held by the Sultan as the King of the Yogyakarta Palace in accordance with the Yogyakarta Privileges Law. The problem arose when Sultan HB X did not have a son, and some parties interpreted the special law and regional regulations requiring that the governor of Yogyakarta be held, male. This problem has attracted the national media to produce news texts related to the pros and cons of women leaders in Yogyakarta. This research intends to uncover how the national media of Kompas daily constructs discourses on the rejection of female leaders and how the struggle for public acceptance or ideological ideas related to leadership succession in Yogyakarta. With a qualitative approach, the method used in this study is Norman Fairclough's Critical Discourse Analysis model. News texts related to the issue of leadership succession were analyzed starting from the text level, discourse level, and sociocultural level. The results of the study found that the production of the Kompas daily news text in practice represents a group that rejects female leaders in Yogyakarta. Local political elites in parliament, Keraton aristocrats, and Sultan HB X mutually defend their views on women's rights to become leaders in Yogyakarta. Kompas Daily provides a space for discourse on the issue of women's rejection to represent their side of those who reject women leaders
Digital Literacy Index of Teenagers in Indonesia Catur Nugroho; Kharisma Nasionalita
Jurnal Pekommas Vol 5, No 2 (2020): Oktober 2020
Publisher : BBPSDMP KOMINFO MAKASSAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30818/jpkm.2020.2050210

Abstract

Digital literacy as an ability to understand and use information from various digital sources is not only related to reading characters, but also the process of thinking and evaluating information found in digital sources. There are various issues related to this, such as hoaxes, privacy violations, cyberbullying, violent content, and pornography. This study aims to determine the digital literacy index of adolescents in Indonesia. In this study, the population taken is part of the new millennial generation, namely young people of high school age in four cities in Indonesia, namely Bandung, Surabaya, Pontianak, and Denpasar, with a sample size of 500 people each. With a quantitative approach and survey research methods, the results show that the digital literacy level of adolescents in the four cities is at an advanced level. The dimension of the ability to find and select information is the dimension with the highest value in each of these cities. The dimension of creativity, namely the ability of youth to produce and share creative content in digital media, is the dimension with the lowest value, but is still at an advanced level. With these results, it can be seen that teenagers in four cities can use technology and digital media quite well to communicate, be creative, and find and choose the right information.
Indeks Literasi Digital Generasi Milenial di Kabupaten Bandung Kharisma Nasionalita; Catur Nugroho
Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 18, No 1 (2020)
Publisher : Univeritas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jik.v18i1.3075

Abstract

Beragam persoalan seperti informasi hoaks, pelanggaran privasi, cyberbullying, konten kekerasan dan pornografi, dan adiksi media digital dianggap sebagai persoalan masyarakat digital terkini. Selain kesenjangan terjadi, berbagai kasus penyalahgunaan Internet juga marak, mulai dari Internet fraud, adiksi, pelanggaran privasi, bias realitas hingga paling mutakhir adalah meluasnya hoaks atau informasi palsu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat literasi digital generasi milenial di Kabupaten Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan survei. Populasi dan sampel yang diambil adalah generasi milenial baru yaitu kelompok remaja atau kaum muda usia Sekolah Menengah Atas (SMA) di kabupaten Bandung. Penelitian ini berusaha untuk memetakan sampai dimana tingkat literasi digital remaja di kabupaten Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat literasi digital generasi milenial di kabupaten Bandung berada pada level intermediate. Kontribusi penelitian ini berupa rekomendasi kebijakan baru kepada pemerintah Kabupaten Bandung agar melakukan pemetaan awal terkait tingkat literasi digital.
CONSTRUCTION OF BEAUTY MEANING IN BEAUTY PRODUCTS ADVERTISEMENT Silvina Novia Purwandari; Catur Nugroho
Mediakom Vol 4 No 1 (2021): Vol 4 No 1 (2021)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Aplikasi Informatika, Informasi dan Komunikasi Publik (APTIKA dan IKP) Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Kementerian Komunikasi dan Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17933/diakom.v4i1.175

Abstract

Warna kulit putih dan cerah adalah salah satu faktor seorang wanita pantas untuk dikatakan cantik. Clean and Clear membuat video kampanye yang berjudul “Clean and Clear versi #IAmBright movement: Rayakan Cerahnya Ragam Warna Kulit Indonesia-Mu Bersama CLEAN & CLEAR”, dengan menampilkan tiga model wanita yang memiliki warna kulit dari putih hingga gelap. Video iklan yang dipublikasikan tersebut adalah rangkaian kampanye untuk mengembalikan kepercayaan wanita khususnya remaja yang memiliki keinginan untuk menjadi cantik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce untuk melihat konstruksi makna cantik pada iklan Clean and Clear tersebut. Hasil penelitian menemukan bahwa makna cantik ditunjukkan melalui warna kulit model pada iklan. Iklan ini membentuk makna cantik dengan warna kulit yang beraneka ragam, namun dapat memancarkan kecantikannya dengan merawat kulit wajah dengan baik. Juga memberikan motivasi agar wanita Indonesia membentuk kepercayaan diri dengan berfikir kepada hal yang positif.
THE MOVEMENT OF BALI REJECT RECLAMATION (The Phenomenological Study Of Balinese Society Movement Rejects Benoa Bay Reclamation Among #ForBALI Alliances) Catur Nugroho; I Putu Handara Widya P
Profetik: Jurnal Komunikasi Vol 12, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/pjk.v12i1.1541

Abstract

Abstrak. Bali dikenal sebagai kawasan wisata, dengan budaya dan seni khas yang membuat wisatawan tertarik untuk berkunjung ke Bali. Bali sejak tahun 2012 dihadapkan dengan rencana proyek Teluk Benoa Reklamasi seluas 838 hektar yang menuai pro dan kontra dari masyarakat. Pro dan kontra yang muncul dan menjadi polemik karena berbagai pertimbangan jika proyek dibangun. Salah satu reaksi yang diberikan oleh kebanyakan orang Bali terhadap kebijakan reklamasi Teluk Benoa adalah penolakan terhadap reklamasi, kemudian membentuk aliansi komunitas yang tergabung dalam #ForBALI (Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi). Aliansi #ForBALI bergerak secara masif dan konsisten menyuarakan penolakan terhadap rencana reklamasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencoba mengetahui motif #ForBALI menolak proyek reklamasi Teluk Benoa dan untuk mengetahui arti penolakan terhadap rencana proyek reklamasi Teluk Benoa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Informan kunci dalam penelitian ini adalah dari para aktivis, mahasiswa, dan musisi yang sadar akan masalah lingkungan tentang reklamasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lima motif di balik penolakan reklamasi adalah dorongan rasa ingin tahu, perasaan cinta, ketakutan, ingin mempengaruhi orang lain, dan merasa dibohongi. Gerakan reklamasi penolakan memiliki simbol yang mengepalkan tangan kiri ke atas. Kata Kunci : #ForBali, gerakan, motif, makna, tolak reklamasi  Abstract. Bali known as tourism area, with a distinctive culture and art that makes tourists interested to visit Bali. Bali since 2012 faced with 838-hectare Benoa Reclamation Bay project plan that reap the pros and cons of the community. The pros and cons that arise and become polemical due to various considerations if the project is built. One of the reactions given by most Balinese to the reclamation policy of Benoa Bay was the rejection of reclamation, then formed a community alliance incorporated in ForBALI (Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi). The #forbali alliance is moving massively and consistently voicing rejection of the reclamation plan. The purpose of this research is to try to find out the motives of ForBALI reject the reclamation project of Benoa Bay and to know the meaning of rejection to the plan of reclamation project of Benoa Bay. This research uses qualitative method with phenomenology approach. The key informants in this study are from activists, students, and musicians that aware with environment issues about reclamation. The results of this study indicate that the five motives behind the rejection of reclamation are the urge of curiosity, the feeling of love, the fear, want to influence others, and feel lied to.  Keywords : #forBali, Movement, Motives, Meaning, Reject Reclamation
Pewarisan Kesenian Wayang Golek di Jawa Barat Soni Sadono; Catur Nugroho; Kharisma Nasionalita
JURNAL RUPA Vol 3 No 2 (2018): Open Issue
Publisher : Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/rupa.v3i2.1822

Abstract

As the improvement of increasingly sophisticated technology and the variety of modern communication media, such as television, radio, magazines, and the internet, the communities experienced a change of communication and entertainment media. So diverse regional arts and culture in Indonesia provides opportunities for various parties to be able to pass on to the younger generation and use it as a medium of communication. One of the local cultural arts passed down from generation to generation is Golek Puppets (Wayang Golek). Wayang Golek indeed been utilized by leaders and government in conveying information, knowledge and teachings to the community. Dissemination of information that is still centred on the urban areas, led to information gap between the people who live in urban areas with the people who live in the countryside. Meanwhile, the condition of people in West Java is still largely residing in rural areas. This is one of the reasons why this medium of Golek Puppet folk art is still used in guarding cultural and values heritage, also as dissemination of information media. This research is related to guarding of cultural heritage and development communication strategy. The theory used in this paper is Heriter La Culture Theory which describes the concept of cultural inheritance. While the method used is the method of phenomenology, where research focused on phenomena or events that are unique and special. In this research, the use of wayang golek folk art as a communication medium is something unique because while technology is more modern, some parties in West Java still maintain the traditional communication media that is, the art of wayang golek show. In the development of wayang golek in West Java, almost all stakeholders involved using the conservation, reinterpretation, and revitalization system.
KONSTRUKSI BERITA KONTROVERSI RANCANGAN UNDANG-UNDANG KEISTIMEWAAN YOGYAKARTA (ANALISIS FRAMING PAN DAN KOSICKI TERHADAP BERITA SURAT KABAR HARIAN KOMPAS DAN KEDAULATAN RAKYAT EDISI JANUARI 2011 – MARET 2011) Catur Nugroho
LONTAR: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 2 No. 3 (2014): LONTAR JURNAL ILMU KOMUNIKASI
Publisher : Universitas Serang Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (538.619 KB) | DOI: 10.30656/lontar.v2i3.339

Abstract

Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana media mengkonstruksi realitas menjadi berita dalam mengakomodir opini, sikap, pandangan dan pendapat masyarakat, kritik, dan saran yang berhubungan dengan permasalahan keistimewaan Yogyakarta. Dalam perspektif komunikasi, pertautan media dalam ranah kebijakan publik dapat dilihat menggunakan pendekatan framing. Melalui analisis framing, akan dapat dipahami dengan cara dan teknik apa isu dan permasalahan keistimewaan Yogyakarta ditekankan dan ditonjolkan. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi pada level teks berita Harian Kompas dan Kedaulatan Rakyat dan studi pustaka. Selanjutnya digunakan perangkat framing Pan dan Kosicki, yakni sintaksis, skrip, tematik, dan retoris untuk melakukan deskripsi dan analisis teks. Hasil dari penelitian ini, Kompas menganggap peristiwa seputar RUU Keistimewaan Yogyakarta cukup menarik dan “layak” untuk diangkat, sedangkan KR menganggap bahwa peristiwa dan fakta seputar pembahasan RUUK DIY “sangat penting” untuk dikonstruksi menjadi berita. Dalam mengkonstruksi berita, media seharusnya tetap memiliki tanggung jawab sosial untuk menyampaikan kebenaran kepada masyarakat sebagai konsumennya, karena media memiliki “kekuatan” untuk memilih simbol, menentukan bingkai (frame), dan memberikan ruang (space) dalam mengkonstruksi teks berita.
Co-Authors Adlina Ghassani Ainun Soffani Aisyah Nurul Kusumastuti Aminuyati Amylia Meilani Annisa, Dennisa Teguh April Lia Hananto Astari, Dewa Ayu Cistaning Astri Wulandari Atwal Arifin Azis Maulana Bambang Sunarto Chairunnisa Widya Priastuty Christianto Richardus, Wisma Nugraha Cian Ramadhona Hassolthine Cistaning, Dewa Ayu Deddy Prihadi Deni Hardianto Devi Tassya Tiara Anggreini Dewa Ayu Cistaning Dewa Ayu Cistaning Astari Dien Noviany Rahmatika Durahman, Dudung Eichler, Luiz Emanuela Athalia Febriansyah, Delfin Firman Pribadi Freddy Yusanto Gema Nusantara Bakry Ghema Ajis Saputra Habibi, Burhan Yusuf Hadi Purnama Hadiniyati, Ghina Handriyotopo Handriyotopo Hasan, Yassar Huda, Muhammad Chairul I Putu Handara Widya P Ilham Pria Kusuma Indra Hutami Irawan, Bei Harira Isnata, Dita Jaka Waskita Jasmine Alya Pramesthi Justicia Chantika Kadori, Ilman Khairunnisa Khairunnisa Khairunnisa Kharisma Nasionalita Lestari, Dannisa Maulita Mekeng , Ambros Magnus Rudolf Meyrawati A, Octania Miswadi Miswadi Moch Yunus Kholis Mochamad Afi Adani Moh Faidol Juddi Muchammad Wahyu Adiyanto Mufti Arief Arfiansyah Muhammad Ray Febriano Muna, Fatimath Muslihudin, Muslihudin Nastain, M Nastain, M. Nastain, Muhamad Nova Nafisatul Maula Nugraha, Pulung Wicaksana Nugraha, Wisma Ch. R. Nur Asma Robiatul Adawiyah Olivya Naldi Permata, Dela Cahyaning Pujiono, Bagong Putu Isma Saraswati Qathrunnada, Zalfa Rahmayani, Audina Reformasi, Era Rizca Haqqu Roro Retno Wulan Saskita Anzelia Indrawati Shania Nurul Syarifa Silva, Tiago Silvina Novia Purwandari Soleman, Soleman Soni Sadono Sugeng Bayu Wahyono Sugeng Nugroho Sunoto, Noto Susilawati, Agnes Dwita Syahid Abdullah Syilfa Fakhira Syilfa Fakhira Tambunan, William Jeans Tatik Harpawati Topik Mulyana Topik Mulyana Tukino, Tukino Ucuk Darusalam Wa Ode Suci Rahmayani Wulandari, Arieska Wulandari, Astri Yassar Hasan Yoga Walanda Caesareka Yoga Yogi Kurniawan Zalfa Qathrunnada