Claim Missing Document
Check
Articles

Effect of Avocado Seed Ethanol Extract (Persea americana Mill) on Superoxide Dismutase (SOD1) and Histological Expression of Pancreas in Rats (Rattus norvegicus) with Diabetes Millitus Fauziah Usman; Nurhaida Nurhaida; Binawati Ginting; Aulanni’am Aulanni’am
The Journal of Pure and Applied Chemistry Research Vol 12, No 2 (2023): May-August 2023
Publisher : Chemistry Department, The University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jpacr.2023.012.02.3297

Abstract

Diabetes mellitus causes a pancreatic β-cells damage due to the increase of oxidative stress, thereby reducing Superoxide Dismutase 1 (SOD1) activity. This enzyme activity can be increased by utilizing antioxidant compounds from the avocado seed extract. This study aims to determine the increase of SOD1 expression and the repair of pancreatic β-cells tretaed with the ethanol extract of avocado seeds (Persea americana Mill). It is also aimed to observe the expression of pancreatic SOD1 and its histopathology change. The expression was measured by using immunohistochemical. This research used 20 Wistar rats aged of 2-3 moths, weighing of 150-200 grams. The diabetic rats were induced by streptozotocin (STZ) with dose of 30 mg/kg BW intraperitoneally. The rats were divided into 5 groups, namely: group 1 is healthy rats, group 2 is diabetic rats, while the group 3, 4 and 5 are therapeutic groups with 300, 350 and 400 mg/kg BW doses of ethanol extract for 14 days treatment. The results showed the ethanolic extract of avocado seeds has a potential as an antidiabetic agents based on the increase of pancreatic SOD1 (p<0.05) significantly, increase of SOD1 expression 7.6 ± 1.34, 11.6 ± 1.94 and 13.0 ± 2.82 in three different doses therapy (300, 350 and 400 mg/kg BW), and repairing structure of β-pancreatic cells on the therapeutic groups.
INHIBIN B MENGHAMBAT EKSPRESI MOLEKUL PROTAMINE P2 DI DALAM KEPALA SPERMATOZOA TIKUS (Rattus norvegicus) Aulanni&#039;am a; Muslim Akmal; M. Aris Widodo; Sutiman B. Sumitro; Basuki B. Purnomo
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 5, No 2 (2011): September
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v5i2.365

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui efek inhibin B terhadap ekspresi protamine P2 di dalam kepala spermatozoa pada kauda epididimis. Penelitian ini menggunakan 24 ekor tikus jantan berumur 4 bulan yang dikelompokkan secara acak ke dalam 4 kelompok (KO, KI, KII, dan KIII), setiap kelompok terdiri atas 6 ekor tikus. Kelompok KO merupakan kelompok kontrol hanya diinjeksi dengan PBS. Kelompok KI, KII, dan KIII diinjeksi dengan inhibin B dengan dosis masing-masing adalah 25, 50, dan 100 pg/ekor. Tikus diinjeksi sebanyak 5 kali secara intra peritoneal dengan interval waktu pemberian 12 hari selama 48 hari. Injeksi pertama, inhibin B dicampur dengan 0,05 ml PBS dan 0,05 ml CFA. Injeksi kedua hingga kelima, inhibin B dicampur dengan 0,05 ml PBS dan 0,05 ml IFA. Pada hari ke-6 setelah injeksi inhibin B terakhir, hewan coba dikorbankan secara dislocatio cervicalis lalu jaringan kauda epididimis dikoleksi dan difiksasi dengan paraformaldehid 4%. Setelah melalui proses dehidrasi, jaringan blok di dalam parafin dipotong dengan ketebalan 6 mikron dan diwarnai secara imunohistokimia dengan menggunakan antibodi anti protamine P2. Pengamatan secara imunohistokimia menunjukkan adanya ekspresi protamine P2 di dalam kepala spermatozoa pada semua kelompok perlakuan. Akan tetapi, seiring dengan penambahan dosis inhibin B menyebabkan terjadinya penurunan tingkat ekspresi protamine P2 di dalam kepala spermatozoa pada kauda epididimis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa injeksi inhibin B dengan dosis 100 pg/ekor menurunkan secara nyata jumlah ekspresi protamine P2 di dalam kepala spermatozoa pada epididimis (P0,05) dibanding KO.
INHIBIN B: KANDIDAT KONTRASEPSI PRIA BERBASIS HORMON PEPTIDA Muslim Akmal; Aulanni&#039;am a; Muhammad Aris Widodo; Sutiman B. Sumitro; Basuki B. Purnomo
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 5, No 1 (2011): March
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v5i1.391

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui efek injeksi inhibin B sebagai kandidat kontrasepsi pria berbasis hormon peptida terhadap berat badan, berat dan panjang testis, dan duktus epididimis. Sebanyak 24 ekor tikus (Rattus novergicus) jantan strain Wistar berumur 4 bulan dengan berat badan 150-200 g dikelompokkan secara acak ke dalam 4 kelompok, yaitu kontrol (KO), KI, KII, dan KIII. Kelompok kontrol, tikus hanya diinjeksi dengan 0,1 ml PBS tanpa inhibin B; Kelompok KI, KII, dan KIII tikus diinjeksi dengan 25, 50, dan 100 pg inhibin B/ekor. Injeksi dilakukan secara intra peritoneal sebanyak 5 kali dengan selang waktu 12 hari selama 48 hari. Injeksi pertama, isolat inhibin B dilarutkan dalam PBS sebanyak 0,05 ml dan diemulsikan dengan 0,05 ml Freud's complete adjuvant (FCA). Pada injeksi kedua, ketiga, keempat, dan kelima menggunakan inhibin B dalam PBS 0,05 ml dan diemulsikan dengan 0,05 ml Freud's incomplete adjuvant (FICA). Pada hari keenam setelah injeksi terakhir, tikus dikorbankan secara dislocatio cervicalis setelah terlebih dahulu dilakukan penimbangan berat badan. Berat testis dan duktus epididimis ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik, sedangkan diameter dan panjang testis dan duktus epididimis diukur dengan menggunakan jangka sorong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata (P0,05) antara kelompok kontrol dan perlakuan terhadap berat badan, berat, panjang, dan diameter testis dan duktus epididimis. Penelitian ini menyimpulkan bahwa inhibin B berpotensi dikembangkan sebagai kandidat kontrasepsi pria berbasis hormon peptida yang aman dan reversible.
EKSPRESI PROTEIN ADHF36 PADA PERUBAHAN OSMOLARITAS SERTA pH LINGKUNGAN HIDUP SALMONELLA TYPHI SECARA IN VITRO I Nengah Kundera; Sanarto Santoso; Aulanni’am a; Sri Winarsih
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 6, No 1 (2012): March
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v6i1.351

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengamati stabilitas ekspresi protein AdhF36 Salmonella typhi pada perlakuan osmolaritas dan pH dengan metode eksperimen laboratorium-eksploratif. Hasil penelitian ini menunjukkan perbedaan ekspresi protein AdhF36 Salmonella typhi pada perlakuan osmolaritas dengan pH. Hasil SDS-PAGE menunjukkan bahwa pita protein AdhF36 tetap terekspresi pada perlakuan osmolaritas 50-350 mM, sebaliknya pita protein ini tidak terdeteksi pada perlakuan pH 4,5-6,0. Hal ini didukung oleh hasil uji Western Blot yang berhasil mendeteksi protein AdhF36 hanya pada perlakuan osmolaritas. Hasil ini membuktikan bahwa Salmonella typhi lebih toleran terhadap perubahan osmolaritas dibandingkan dengan pH.
Maturation of Nile-Tilapia (Oreochromis niloticus) Oocytes With Exposed by Goat Inhibin Isolated from Granulose Cells Yulianus Linggi; Aulanni’am A; Yenni Risjani; Tongku N. Siregar
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 1, No 1 (2007): March
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v1i1.3118

Abstract

The present study aimed to investigate the role of inhibin in the regulation of oocytesmaturation. Inhibin was isolated from goat granulose cells and injected by intraperitoneal in to femaleNile-Tilapia. Three days later its gonad was taken by decapitation and the change of oocyte was evaluatedunder microscope. Results showed that average of percentages of oocytes that undergo maturated after exposed with inhibin of 0, 20, 40, and 60µg/individual 50.05, 29.44, 21.46, and 30.83%, respectively.The exposure of doses of goat inhibin in Nile-Tilapia showed significantly different (P0.01) to percentages of mature oocytes. It was conluded that exposition of goat inhibin from granulose cells caninducing the maturation of Nile-Tilapia oocytes.Keywords: inhibin, maturation, oocytes
EKSTRAK DAUN KESUM (Polygonum minus) MEMPERBAIKI KERUSAKAN PARU MELALUI DITEKANNYA PRODUKSI REACTIVE OXYGEN SPECIES (ROS) Muhamad Agus Wibowo; M. Aris Widodo; Basuki B. Purnomo; Aulanni’am A
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 7, No 2 (2013): September
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v7i2.936

Abstract

Penelitian ini bertujuan membandingkan efek pemberian fraksi n-heksan, etilasetat, dan metanol dari ekstrak daun kesum dalam memperbaiki kerusakan organ paru akibat paparan benzopirena. Penelitian dilakukan secara in vivo dengan menggunakan hewan model terpapar benzopirena. Pembuatan hewan model kanker terpapar benzopirena dilakukan secara intraperitoneal dengan dosis 200 mg/kg yang dilanjutkan dengan pengobatan menggunakan fraksi n-heksana, etil-asetat, dan metanol dari ekstrak daun kesum. Uji keberhasilan penelitian dilakukan dengan pengukuran kadar malondialdehid (MDA) dan pemeriksaan histologis organ paru dengan pewarnaan hematoksilin-eosin (HE). Kadar MDA tikus kontrol; tikus terpapar benzopirena; tikus terapi fraksi n-heksana; tikus terapi fraksi etil-asetat; dan tikus terapi fraksi metanol masing-masing adalah 8,44; 6,24; 7,21; 8,47; dan 5,27 ppm. Tingkat kerusakan organ paru tikus kontrol, terpapar benzopirena, terapi fraksi n-heksan, terapi fraksi etil-asetat, dan fraksi metanol masing-masing adalah normal (0,728), strong (3,002), light (1,687), moderate (2,600), dan strong (3,060). Fraksi n-heksana merupakan fraksi yang paling bagus dalam memperbaiki kerusakan organ paru hewan model akibat paparan benzopirena.
PROFIL DISTRIBUSI INOS DAN KADAR NO PANKREAS TIKUS DIABETES MELITUS HASIL INDUKSI MLD-STZ PASCA PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL TEMUGIRING (Curcuma heyneana) Betti Lukiati; Aulanni’am a; Win Darmanto
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 6, No 2 (2012): September
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v6i2.343

Abstract

Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh ekstrak etanol temugiring terhadap distribusi inducible nitric oxide synthase (iNOS) dan kadar nitrogen oksida (NO) pada pankreas tikus diabetes hasil induksi multiple low dose-streptozotocin (MLD-STZ). Tiga macam dosis ekstrak etanol temugiring, yaitu 36, 72, dan 108 mg/kg bobot badan diberikan secara oral untuk terapi tikus diabetes hasil induksi MLD-STZ. Data distribusi iNOS dan kadar NO dianalisis dengan analisis varians jalur tunggal yang dilanjutkan dengan uji Duncan (α=0,05). Hasil analisis menunjukkan bahwa ekstrak etanol temugiring berpengaruh sangat nyata (P0,01) terhadap penurunan distribusi iNOS dan kadar NO pada pankreas tikus diabetes hasil induksi MLD-STZ. Dosis 72 mg/kg bobot badan ekstrak etanol temugiring merupakan dosis optimal untuk terapi tikus diabetes hasil induksi MLD-STZ. Disimpulkan bahwa ekstrak etanol temugiring dapat menurunkan distribusi iNOS dan kadar NO pankreas tikus penderita diabetes melitus.
MOTILITAS DAN VIABILITAS SPERMATOZOA SAPI LIMOUSIN SELAMA PENYIMPANAN PADA REFRIGERATOR DALAM PENGENCER CEP-2 DENGAN SUPLEMENTASI KUNING TELUR Nur Ducha; Trinil Susilawati; Aulanni’am a; Sri Wahyuningsih
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 7, No 1 (2013): March
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v7i1.555

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penambahan kuning telur dalam pengencer CEP-2 terhadap motilitas dan viabilitas spermatozoa sapi Limousin. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok dengan 10 kali ulangan dari 10 ejakulat dari sapi yang berbeda. Spermatozoa disimpan selama delapan hari. Motilitas spermatozoa diamati dengan mikroskop cahaya (200x) pada suhu 37 C. Viabiltas spermatozoa diamati dengan pewarnaan eosin-negrosin menggunakan mikroskop cahaya (400x). Hasil penelitian menunjukkan suplementasi kuning telur pada pengencer CEP-2 berpengaruh terhadap motilitas dan viabilitas spermatozoa sapi Limousin selama penyimpanan pada suhu 4-5° C. Konsentrasi kuning telur terbaik adalah 20% dalam mempertahankan motilitas (44,25±3,92%) dan viabilitas (87,46±5,40%) spermatozoa sapi Limousin setelah penyimpanan delapan hari pada suhu 4-5° C.
INHIBIN B MENURUNKAN KONSENTRASI FOLLICLE STIMULATING HORMONE (FSH) PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus): UPAYA PENGEMBANGAN KONTRASEPSI HORMON PRIA BERBASIS PEPTIDA Muslim Akmal; Aulanni’am A; M. Aris Widodo; Sutiman B. Sumitro; Basuki B. Purnomo; Tongku Nizwan Siregar; Muhammad Hambal; Amiruddin A; Syafruddin S; Dwinna Aliza; Arman Sayuti; Mulyadi Adam; T. Armansyah; Erdiansyah Rahmi
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 9, No 1 (2015): March
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v9i1.2788

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui efek injeksi inhibin B terhadap penurunan konsentrasi follicle stimulating hormone (FSH) di dalamserum pada tikus putih (Rattus norvegicus). Dalam penelitian ini digunakan 24 ekor tikus putih berjenis kelamin jantan dengan strain Wistar berumur 4 bulan dengan bobot badan 150-200 g. Tikus-tikus dikelompokkan secara acak ke dalam 4 kelompok, yaitu KK0, KP1, KP2, dan KP3, masing-masing kelompok terdiri atas 6 ekor. Kelompok KK0 merupakan kelompok kontrol hanya diinjeksi dengan phosphate buffer saline (PBS), sedangkan kelompok KP1, KP2, dan KP3 diinjeksi dengan inhibin B dengan dosis berturut-turut 25, 50, dan 100 pg/ekor. Injeksi inhibin B dilakukan secara intraperitoneum sebanyak 5 kali selama 48 hari dengan interval waktu 12 hari. Injeksi pertama inhibin B dilarutkan dengan0,05 ml PBS dan 0,05 ml Freud’s complete adjuvant (FCA). Injeksi kedua sampai kelima, inhibin B dilarutkan dengan 0,05 ml PBS dan 0,05 ml Freud’s incomplete adjuvant (FICA). Pada hari ke-6 setelah injeksi inhibin B terakhir, tikus dikorbankan secara dislocatio cervicalis,lalu darah dikoleksi langsung dari jantung dan didiamkan hingga didapatkan serum untuk pemeriksaan konsentrasi FSH dengan menggunakan metode enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa injeksi inhibin B dengan dosis 100 pg/ekor menurunkan konsentrasi FSH secara nyata (P0,05) bila dibandingkan dengan kelompok kontrol. Berdasarkan hal tersebut, inhibin B berpeluang untuk dikembangkan sebagai kandidat kontrasepsi pria hormon berbasis peptida.
ANALISIS KEMIRIPAN GENETIKA ANTARA KAMBING PERANAKAN ETTAWA HASIL KAWIN ALAM DENGAN INSEMINASI BUATAN BERDASARKAN RAPD Mudawamah M; I.D. Retnaningtyas; M.F. Wadjdi; Badriyah B; S. Susilowati; Aulanni’am A; Gatot Ciptadi
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 8, No 2 (2014): September
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v8i2.2636

Abstract

Analisis genetika menggunakan random amplified polymorphic DNA (RAPD) untuk mengetahui kemiripan genetika antara kambing peranakan Ettawa (PE) hasil inseminasi buatan (IB) dan kawin alam (KA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 20 primer OPA hanya 10 primer yang bisa digunakan untuk mengamplifikasi fragmen deoxyribonucleic acid (DNA) dalam kelompok kambing PE, yang terdiri atas 21 kambing hasil KA dan 19 kambing hasil IB. Berdasarkan profil DNA yang diperoleh dan hasil analisis dengan software numerical taxonomy and multivariate analysis system (NTSYS) disimpulkan bahwa hubungan genetika antara kambing PE hasil kawin alam dengan inseminasi buatan adalah sebesar 48% dan dikategorikan rendah.
Co-Authors A. Harijono A.A. Ketut Agung Cahyawan W Achmad Subagio Agung Pramana Warih Mahendra Agung Pramana Warih Marhendra, Agung Pramana Warih Alifiani Nur Rohma Almas Dwi Khairana Alvi Milliana Amiruddin A Anna Roosdiana Anna Roosdiana Annis Catur Adi Annisa Rizky Maulidiana Ardian Retno Sari Arie Srihardyastutie Arman Sayuti Avin Ainur Fitrianingsih Badriyah B Basuki B. Purnomo Basuki B. Purnomo Basuki B. Purnomo Betti Lukiati Binawati Ginting Budi Siswanto Chanif Mahdi Chanif Mahdi Chanif Mahdi Chanif Mahdi Chanif Mahdi Charlotha I. Tupan D. Arfiati Darwadi, Rizky Prayoga Deasy Luandayanti Dewi, Devis Resita Diyan Ajeng Rossetyowati Dwinna Aliza E. Y. Herawati Elfi Anis Saati Erdiansyah Rahmi Erdiansyah Rahmi Eva Ari Wahyuni fatchiyah . Fauziah Fauziah Fauziah Usman G Riady, G G.P. Ganda Putra Gatot Ciptadi H. Purnomo Hamdan Hamdan Hendra Susanto I Nengah Kundera I.D. Retnaningtyas Ida Ayu Okarini Inggita Kusumastuty Ira Perdana Wati Izzatul Lailiyah Kurniasari, Balqis L. E. Radiati Lailia Nur Rachma Latifah Tribuana Dewi Luh Putu Gina Luh Putu Gina M. Aris Widodo M. Aris Widodo M. Aris Widodo M.F. Wadjdi Made Oka Adnyana Mahdi, Chanif Marhendra, Agung P.W. Maris Kurniawati Marissa Agnestiansyah Mahardhian Maulidya Aulia Fiqriyana Megawati Sistin Agustita Mudawamah Mudawamah Muhaimin Rifa&#039;i Muhamad Agus Wibowo Muhammad Aris Widodo Muhammad Asadullah Muhammad Hambal Muhammad Hambal Mulyadi Adam Muslim Akmal Muslim Akmal Muslim Akmal Muslim Akmal Nany Suryani Noer Muhammad Dliyaul Haq, Noer Muhammad Dliyaul Nur Ducha Nur Ihsan Nurhaida Nurhaida Nurmahdi, Hilman Nurul Jadid Mubarokati P.S.W, kusuma Prawiro, Sumarno Reto Putri Puspitasari Rachmawati Dwi Agustin Rahma, Kartika Rahmawati, Siti Irma Rara Anggun Mei Nirbaya Retty Ratnawati Reviana Setin Ricadonna Raissa Rista Nikmatu Rohmah Rista Nikmatu Rohmah, Rista Nikmatu Roosdiana, Anna S. Susilowati Sanarto Santoso Sasangka Prasetyawan Sasangka Prasetyawan Sasangka Prasetyawan SIMON BAMBANG WIDJANARKO SOETJIPTO . Soraya Widyasari Soraya Widyasari, Soraya Sri Kumalaningsih Sri Rahayu Sri Wahyuningsih Sri Winarsih Sudiyono Sudiyono Suharti Sukamto Sukamto Sutiman B. Sumitro Sutiman B. Sumitro Syafruddin S T Armansyah, T T Susilawati T. Armansyah THEOVILLA RRD, THEOVILLA Tinny Endang H Tinny Endang Hernowati TN Siregar, TN Tongku N. Siregar Tongku Nizwan Siregar Tri Susanto Vivi Shofia Wibi Riawan Win Darmanto Yenni Risjani Yuli Witono Yulianus Linggi Yustika, Agnes Ratna