Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : MODELING: Jurnal Program Studi PGMI

Akulturasi Islam dan Peradaban Melayu dalam Tradisi Kelahiran Orang Melayu Palembang Natha Pratama, M. Ekhzan; Fadhilah, Siti Nurul; Romadhona, Zinde Ulfa; Muslimah, Zahrah; Maryamah
MODELING: Jurnal Program Studi PGMI Vol. 12 No. 2 (2025): Juni
Publisher : Program Studi PGMI Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Nahdlatul Ulama Al Hikmah Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69896/89tn6c90

Abstract

Tradisi kelahiran orang Melayu Palembang yang masih dipraktikkan hingga saat ini merupakan manifestasi kepatuhan orang Melayu Palembang terhadap warisan leluhur. Kontinuitas ini tentu saja telah melalui proses saling mempengaruhi antara Islam dan tradisi, yang mengakibatkan terjadinya pergeseran-pergeseran yang ditunjukkan melalui simbol simbol yang khas. Tradisi kelahiran merupakan bagian penting dalam kebudayaan Melayu, termasuk di Palembang, yang mencerminkan nilai-nilai adat dan agama. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif analitis dengan bentuk kajian kepustakaan, Melalui metode sejarah dengan menggunakan pendekatan historis dan budaya, diuraikan bagaimana Islam, yang masuk melalui proses Islamisasi, berperan dalam mengubah dan menyesuaikan tradisi kelahiran lokal tanpa menghilangkan akar budaya Melayu. tradisi dilaksanakan mulai dari masa kehamilan hingga bayi beranjak dewasa. menunjukkan perpaduan antara nilai-nilai Islam dan adat istiadat setempat. Akulturasi ini tidak hanya memperkaya tradisi lokal tetapi juga memperkuat identitas budaya masyarakat Melayu Palembang.  Abstract The birth traditions of the Palembang Malay people that are still practiced today are a manifestation of the obedience of the Palembang Malay people to their ancestral heritage. This continuity has of course gone through a process of mutual influence between Islam and tradition, resulting in shifts that are shown through distinctive symbols. Birth traditions are an important part of Malay culture, including in Palembang, which reflect customary and religious values. In this study, the author uses a descriptive analytical method with a literature review. Through historical methods using a historical and cultural approach, it is described how Islam, which entered through the Islamization process, played a role in changing and adapting local birth traditions without eliminating the roots of Malay culture. traditions are carried out from pregnancy until the baby grows up. showing a blend of Islamic values ??and local customs. This acculturation not only enriches local traditions but also strengthens the cultural identity of the Palembang Malay community.
Kuliner Melayu di Sumatera Selatan Maryamah; Ramadhona, Suci; Zannah, Zahratul; Anggraini, Zelvi; Ilbari, Turi Indah
MODELING: Jurnal Program Studi PGMI Vol. 12 No. 2 (2025): Juni
Publisher : Program Studi PGMI Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Nahdlatul Ulama Al Hikmah Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69896/modeling.v12i2.2849

Abstract

Cuisine is an essential aspect of cultural heritage, carrying historical value and serving as a marker of local identity. Palembang is widely recognized for its distinctive culinary tradition, particularly pempek, which is not only a wellknown dish but also a symbol embedded in the cultural practices of its people. This article examines the role of cuisine in shaping cultural identity, social differentiation, and economic sustainability, with a specific focus on pempek. Employing a qualitative descriptive approach and literature analysis, this study explores how pempek has evolved from an exclusive royal dish to a widely consumed culinary staple, transcending social and economic classes. Additionally, this research highlights the ritualistic aspects of pempek consumption, its symbolic meanings, and its contribution to the construction of Palembang’s cultural identity. The findings indicate that pempek functions as both a culinary artifact and a cultural marker, reinforcing social identity within the broader discourse of tourism and Indonesia’s culinary diversity. Moreover, the economic impact of pempek is evident in its role within home-based industries and micro-enterprises that sustain local livelihoods. The preservation of traditional cuisine, therefore, is not merely an act of cultural conservation but also a strategic effort to promote regional tourism and economic resilience. Abstrak Kuliner merupakan bagian dari warisan budaya yamg memiliki nilai historis dan identitas lokal. Kota Palembang dikenal dengan kuliner khasnya, salah satunya adalah pempek, yang tidak hanya menjadi ikon Kuliner tetapi juga memiliki makna simbolik dalam tradisi Masyarakat Palembang. Artikel ini membahas peran kuliner sebagai Identitas budaya, diferensiasi soasial, serta dampak ekonominya, dengan fokus pada pempek Palembang. Melalui pendekatan kualitatif deskriptif dan analisis literatur, penelitian ini mengungkap bagaimana pempek berkembang dari makanan istana menjadi hidangan rakyat yang dapat dinikmati semua kalangan. Selain itu, penelitian ini menyoroti keunikan dalam penyajian dan komsumsi pempek, serta peranannya dalam membangun identitas kuliner Palembang. Hasil penelitian menunjukan bahwa pempek bukan sekedar makanan, tetapi juga simbol budaya yang memperkuat identitas Masyarakat Palembang dalam konteks pariwisata dan keberagaman Indonesia. Lebih lanjut, pempek berkontribusi terhadap perekonomian lokal melalui industri rumahan dan isaha mikro yang menompang mata pencarian banyak Masyarakat. Oleh karena itu, pelestarian kuliner tradisional seperti pempek menjadi penting untuk mempertahan kan identitas budaya serta meningkatkan sektor pariwisata dan ekonomi daerah.