p-Index From 2020 - 2025
10.608
P-Index
Claim Missing Document
Check
Articles

Kesetaraan Gender Perspektif Hukum Islam Asniah Asniah; Yeni Huriani; Eni Zulaiha
Socio Politica : Jurnal Ilmiah Jurusan Sosiologi Vol 13, No 1 (2023): Jurnal Socio-Politica
Publisher : FISIP UIN SGD Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/socio-politica.v13i1.25388

Abstract

Penafsiran yang “kurang tepat” terhadap suatu fenomena sosial adalah suatu hal yang wajar, selama penafsiran itu tidak membawa kepada pereduksian hak-hak asasi manusia, terhadap the interpretation of gender misalnya, yang justru kebanyakan membuat salah satu jenis kelamin manusia baik kehormatan, derajat, martabat, keadilan menjadi tereliminir. Banyak orang menyepelekan hal  ini sebagai sesuatu yang alami yang berlaku dalam suatu komunitas sosial. Sehingga ketidakadilan dan ketidaksamaan peran seakan tampak legitimated. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perspektif hukum Islam tentang kesetaraan gender dalam konteks Al-Quran, hadis, ijma’, dan qiyas. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan teknik analisis isi. Penelitian ini melibatkan pengumpulan data dari sumber-sumber primer dan sekunder, seperti kitab suci Al-Quran, hadis, dan kajian-kajian akademis terkait. Temuan penelitian menunjukan bahwa kesetaraan gender dalam hukum Islam merupakan isu yang kompleks dan bervariasi dalam konteks yang berbeda. Namun, terdapat konsensus di antara para ulama bahwa kesetaraan hak dan kewajiban antara pria dan wanita dalam agama dan masyarakat harus diakui dan dihormati. Kesimpulannya bahwa hukum Islam memiliki perspektif yang seimbang dan adil dalam hal kesetaraan gender, di mana perempuan dan laki-laki memiliki hak yang sama dalam banyak aspek kehidupan, termasuk dalam hal akses terhadap pendidikan, pekerjaan, dan partisipasi politik. Namun, terdapat juga beberapa ketidaksetaraan gender dalam beberapa aspek kehidupan, seperti dalam hal warisan dan pewarisan. Penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam memperluas pemahaman tentang perspektif hukum Islam tentang kesetaraan gender, yang dapat menjadi acuan bagi para pengambil kebijakan dalam mempromosikan kesetaraan gender di masyarakat Muslim.
Analisis Manhaj Khāṣ Kitab Tafsir Ahkām Al-Qur’ān Karya Ibn al-‘Arabī Eni Zulaiha; Taryudi Taryudi
Jurnal Iman dan Spiritualitas Vol 3, No 2 (2023): Jurnal Iman dan Spiritualitas
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jis.v3i2.25615

Abstract

Tulisan ini membahas manhaj khāṣ Ibn al-‘Arabi dalam karyanya Tafsir Ahkam Al-Quran. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui manhaj khas Ibn al-‘Arabi dalam penulisan tafsirnya. Penelitian ini didasarkan pada kajian kepustakaan dengan menggunakan metode kualitatif. Sifat dari penelitian ini adalah exploratory research. Sumber primer dalam penelitian ini adalah kitab Tafsir Ahkam Al-Quran karya Ibn al-‘Arabi, ada pun sumber sekunder berasal dari kitab, buku, artikel yang relevan dengan tema kajian. Hasil yang diperoleh dari penelitian adalah bahwa terdapat tujuh manhaj khas yang ditempuh oleh Ibn al-‘Arabi dalam kitab tafsirnya.
Perempuan Berdaya: Memperkuat Peran Perempuan dalam Budaya Tradisional Jenjen Zainal Abidin; Yeni Huriani; Eni Zulaiha
Socio Politica : Jurnal Ilmiah Jurusan Sosiologi Vol 13, No 2 (2023): Jurnal Socio-Politica
Publisher : FISIP UIN SGD Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/socio-politica.v13i2.26847

Abstract

Perempuan telah memainkan peran penting dalam budaya tradisional selama berabad-abad. Namun, dalam beberapa kasus, peran mereka sering kali diabaikan, terpinggirkan, atau bahkan diremehkan. Dalam era modern ini, penting untuk mengakui pentingnya perempuan dalam budaya tradisional dan memperkuat peran mereka agar bisa berdaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi peran perempuan dalam budaya tradisional dan mengidentifikasi upaya yang dapat dilakukan untuk memperkuat peran mereka. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kepustakaan dengan analisis literature dan penelusuran sejarah. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa perempuan memainkan peran yang beragam dalam budaya tradisional, seperti sebagai pelindung kearifan lokal, pemimpin masyarakat adat, dan pelestari tradisi budaya. Namun, seringkali mereka menghadapi hambatan dalam mengakses sumber daya dan mendapatkan pengakuan yang pantas. Untuk memperkuat peran perempuan dalam budaya tradisional, beberapa langkah dapat dilakukan. Pertama, pendidikan dan kesadaran harus ditingkatkan untuk menghilangkan stereotip gender dan mengakui kontribusi perempuan dalam budaya. Kedua, kebijakan publik yang mendukung perlindungan dan pemberdayaan perempuan dalam konteks budaya tradisional harus diterapkan. Ketiga, kolaborasi antara perempuan dan lembaga budaya, organisasi non-pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya dapat memperkuat peran perempuan dalam mempengaruhi pengambilan keputusan dan merumuskan kebijakan budaya.
Perempuan dan Ketahanan Keluarga di Masa Pandemi Covid-19: Studi Kasus Mantan Para Pekerja Perempuan di Kota Bandung Rika Dilawati; Eni Zulaiha; Yeni Huriani
Journal of Society and Development Vol. 1 No. 2 (2021)
Publisher : Journal of Society and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57032/jsd.v1i2.41

Abstract

This paper will discuss the strategies of former female workers who were laid off due to the Covid-19 pandemic in strengthening family resilience. The case study taken is a female worker who is the backbone of a family who is domiciled in the city of Bandung, West Java. This paper uses a qualitative method with data collection through in-depth interviews (indept-interview). This study found that female workers faced a very big dilemma when they lost their jobs and had to take care of their children at home due to online school switching. Thus, women workers are trying to find alternatives to meet the financial needs of their families. Generally they work by selling with a small capital base, and some only expect help from the government while exchanging roles with their husbands. Termination of employment (PHK) experienced by female workers also still leaves gender discrimination, both from the company where she works, educational institutions to community constructs. Women's resilience in carrying out double burdens is proof that they have power over themselves and their families, but when facing a wider environment they are still trapped in a patriarchal culture.
Ittijah Tafsir Falsafi: Analisis Tafsir Penciptaan Alam Menurut Imam Al-Ghazali dan Al-Farabi Pebriani Srifatonah; Siti Aminah; Eni Zulaiha
Definisi: Jurnal Agama dan Sosial Humaniora Vol 2, No 1 (2023): Definisi: Jurnal Agama dan Sosial Humaniora
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.1557/djash.v2i1.29406

Abstract

One of the models for the interpretation of the Qur'an is the ittijah of philosophical interpretation, which emerged in the Middle Ages or during the heyday of Islamic scholarship related to philosophy and religion. Some scholars say that philosophical thought cannot be reconciled with religion. Because philosophy is the result of human thought, while religion comes from God. This article tries to analyze the thoughts of Ibn Rushd and Imam Ghazal when explaining in the interpretation of verses related to the world of Qadim. Furthermore, the researcher will apply qualitative methods in compiling this writing, where the results of this research are related to the idea of philosophical interpretation in which the form of interpretation of the verses of the Qur'an uses philosophical thoughts or views. This cannot be distinguished from the views of the scholars regarding this philosophical interpretation in their journey. In this ittijah interpretation, the scholars have different opinions. First, a group of scholars who accept the existence of a philosophical interpretation such as Ibn Rushd and al-Farabi, and the next group is a group that disagrees with ittijahfalsaf, namely al-Ghazali and ar-Razi. In this study, researchers mainly focus on the debate between the advantages and disadvantages of the interpretation of the philosophical ittijah dedicated to the interpretation of al-Ghazali and al-Farabi.
A Comparative Study of Exegesis in Al-Munir Fi Al-Aqidah Wa Al-Syari’ah Wa Al-Manhaj and Tafsir Al-Mizan Fi Tafsir Al-Qur’an Regarding Leadership Verses Permana, Asep Amar; Zulaiha, Eni
Hanifiya: Jurnal Studi Agama-Agama Vol 7, No 1 (2024): Hanifiya: Jurnal Studi Agama-Agama
Publisher : Program Studi Studi Agama-Agama Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/hanifiya.v7i1.34216

Abstract

The purpose of this writing is to explore the school of exegesis and the comparative interpretation of leadership verses in Al-Munir Fi Al-Aqidah Wa Al-Syari’ah Wa Al-Manhaj and Tafsir Al-Mizan Fi Tafsir Al-Qur’an. The research method employed in this writing is qualitative and analytical-descriptive. The initial step in this research is to trace the Quranic verses related to leadership in both exegeses. Then, a comparison is made between their interpretations, and the differences in their exegesis schools are analyzed. It was found in this study that the exegesis school of Al-Munir Fi Al-Aqidah Wa Al-Syari’ah Wa Al-Manhaj tends towards the Sunnah interpretation, using the tahlili method, employing a combined approach of exegesis between bi al-ma’tsur and bi ar-ra’y which has a literary, social, and fiqh-oriented interpretation style. Meanwhile, Tafsir Al-Mizan Fi Tafsir Al-Qur’an represents the Shia interpretation, utilizing the tahlili method and heavily relying on its sources, which have a theological or philosophical orientation. In interpreting leadership verses in both exegeses, the author found one such verse in Surah An-Nisa [4]: 58-59, which is one of the Sunnah leadership verses regarding trustworthiness in leadership, and in Surah Al-Maidah [5]: 67, which is one of the well-known Shia leadership verses concerning propagation.
Ibn Barrajan's Sufistic Tafsir of Surah al-Baqarah and Ali Imran Hafid, Moc; Yunus, Badruzzaman M.; Zulaiha, Eni; Muhyi, Asep Abdul
Hanifiya: Jurnal Studi Agama-Agama Vol 7, No 2 (2024): Hanifiya: Jurnal Studi Agama-Agama
Publisher : Program Studi Studi Agama-Agama Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/hanifiya.v7i2.38305

Abstract

This study aims to know the Sufistic interpretation in Tafsir Tanbih and the characteristics of Tafsir Tanbih, which is focused on Surah al-Baqarah and Surah Ali Imran. Tafsir Tanbih is an eclectic collection/source of various materials collected over the years from various sources, Tafsir Tanbih is a Sufi interpretation of Ibn Barrajan trying to understand the meaning of every divine word with the teachings of Sufism, it can be seen from some interpretations of Surah al-Baqarah lafadz nazala 'alaikal litaaba bil haqqi, interpreted that this verse opens the door to a person's realization in himself through His asma in the lafad al-hayyu and al-Qayyum, someone who ma'rifat is who knows with a strong, perfect substance, and His sublime attributes, and His good names. The characteristics of Tafsir Tanbih are the experience of Mysticism and Spirituality in Tafsir Tanbih, using an Integrative approach in Tafsir Tanbih, there are Moral ideas in Tafsir Tanbih, there is a relationship with Ma'rifah (Divine Knowledge) in Tafsir Tanbih, understanding Mutashabihat Verses in Tafsir Tanbih. And many other characteristics.
Metode Khusus dalam Kitab Tafsir Jami’ul Bayan Fi Ta’wilil Al-Qur’an karya Imam Abu Ja’far Muhammad bin Jarir ath-Thabari Nurhayat, Tasya Putri; Zulaiha, Eni
Jurnal Iman dan Spiritualitas Vol 3, No 4 (2023): Jurnal Iman dan Spiritualitas
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jis.v3i4.30958

Abstract

Ketidakmampuan seseorang dalam memahami metode penafsiran Al-Qur'an, baik metode umum maupun khusus, akan mengakibatkan kesalahan dalam menafsirkan Al-Qur'an. Kesalahan ini dapat berupa penafsiran yang mendekonstruksi syariat atau hukum Islam itu sendiri sebagai bukti nyata adanya kesalahpahaman terhadap Al-Qur’an. Melihat betapa pentingnya memahami metode penafsiran Al-Qur'an, maka artikel ini bertujuan untuk membahas metode khusus dalam menafsirkan Al-Qur'an, khususnya tafsir Jami'ul Bayan Fi Ta'wilil Al-Qur'an. oleh Imam Abu Ja'far Muhammad bin Jarir at-Tabari. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan tinjauan pustaka dalam pengumpulan data. Beberapa hasil yang diperoleh dari penelitian ini antara lain: Pertama, pengertian metode khusus sebagai metode yang digunakan oleh penafsir ketika ia menggunakan metode umum untuk mencapai tujuannya. Kedua, metode khusus Ath-Thabari dalam menafsirkan Al-Qur'an pada surat Al-Fatihah ayat dua sampai empat: (1) Menggunakan kalimat al-qaul fi ta'wil di awal penafsiran. (2) Bagilah ayat tersebut menjadi beberapa kata. (3) Mendefinisikan kata-kata di awal penafsiran. (4) Menafsirkan dengan sejarah untuk memperjelas penafsiran. (5) Penafsiran rinci atas ayat tersebut. (6) Menyajikan puisi untuk menjelaskan makna kalimat. (7) Menjelaskan perbedaan qira'at dalam penafsiran Al-Qur'an. (8) Melakukan tarjih ketika menafsirkan kalimat dalam sebuah ayat.
Pengabdian Living Qur’an di Peaceantren Welas Asih Garut dan Pesantren Assalam Plered Purwakarta Zulaiha, Eni; Syu'aib Z., Ibrahim
Jurnal Iman dan Spiritualitas Vol 3, No 3 (2023): Jurnal Iman dan Spiritualitas
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jis.v3i3.29789

Abstract

Pendidikan mesti membekali manusia dengan kemampuan untuk hidup damai. Sebab pendidikan adalah sarana untuk membentuk sikap hidup para peserta didiknya untuk bekal di masyarakat. Strategi alternatif untuk mengembangkan budaya damai adalah melalui pendidikan perdamaian pada tataran personal dan struktural. Penelitian ini berfokus pada pencarian keterangan mengenai peran pengasuh pondok dalam mengenalkan santri mengenai perdamaian. Untuk mencapai tujuan tersebut, dalam penelitian ini penulis memanfaatkan metode kualitatif dengan menggunakan tiga teknik yaitu observasi, dokumentasi dan wawancara. Penelitian ini menunjukkan bahwa pengasuh di kedua pesantren sangat berperan aktif dalam proses menstimulasi santri dalam tata cara hidup damai dan harmoni. Pengasuh memberikan beragam cara yang dapat membangkitkan semangat santri untuk menginternalisasi jiwa perdamaian dalam diri mereka. Di samping itu, pengasuh juga berperan aktif ketika ada waktu luang untuk memotivasi santri yang berkonsultasi dengannya. Sumber motivasi pengasuh dan pembina adalah dari al-Qur’an itu sendiri. Demikian sehingga kajian ini merupakan pengamalan al-Qur’an pada kehidupan sehari-hari.
Interpretation of Nushuz in the Qur'an: Comparative Study of Tafsir al-Jami' Li Ahkam al-Qur'an and Tafsir al-Munir Nugraha, Sandi; Zulaiha, Eni
Jurnal Iman dan Spiritualitas Vol 4, No 1 (2024): Jurnal Iman dan Spiritualitas
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jis.v4i1.31662

Abstract

This research aims to explore the understanding of Imam al-Qurtuby and Wahbah al-Zuhaili in interpreting the verses of the Qur'an regarding nushuz, as well as studying its relevance in preventing domestic violence. The research method used is qualitative with a comparative approach between tafsir al-Jami' Li Ahkam al-Qur'an by Imam al-Qurtuby and tafsir al-Munir by Prof. Dr. Wahbah al-Zuhaili. The results of the research show that both of them provide views on the resolution of nushuz in accordance with the principles of Sharia, with an emphasis on avoiding domestic violence. Husbands are reminded not to use abusive words or do actions that can damage the wife's honor, and the importance of a wise solution without involving violence is emphasized. This research also relates the findings to the Law of the Republic of Indonesia No. 23 of 2004 about PDKRT, highlights the need for harmony between religious interpretation and applicable legal provisions. It is hoped that the results of this research can provide a holistic view in dealing with the problem of nushuz and encourage a solution that upholds the values of humanity and justice in the household context.
Co-Authors Abdul Gofur Abdul Rohman Abdul Rohman Abdul Rohman Abdurrohim Abdurrohim, Abdurrohim Agus Salim Hasanudin Agustin, Kartini Fujiyanti Ahmad Izzan, Ahmad Ahmad Jalaluddin Rumi Durachman Ahmad, Khader Ai Syaripah Aisyiyyah, Lu'luatul Alfani, Isa Imadussalam Alfathah, Suryana Amin, Imam Muslim Andi Malaka Andika Tegar Pahlevi Andini Andini Anindita Ahadah Anisa Nurfauziah Arif Maulana Asep Muhyiddin, Asep Ash-Shiddiq, Hawary Anshorulloh Asniah Asniah Az Zahra Salsabila Azkiya, R. Muhammad Farhal Basyiruddin, Muhammad Hafizh Busro, B. Dede Kurniawan Dedi Junaedi Fangesty, Maolidya Asri Siwi Farhan Muhammad Fathurrohman, Asep Ahmad Fauziah, Debibik Nabilatul Fitri Meliani, Fitri Ghinaurraihal Ghinaurraihal Gunara, Yusman Gunawan, Iwan Caca Hafid, Moc Hamdan Taviqillaah, Muhamad Hanifiah, Diany Mumtaz Hanna Salsabila Haririe, Muhammad Ruhiyat Hendrawan, Yogi Muldani Husni, Abdi Risalah Ikhsan, Mocammad Imaduddin, Ihsan Imelda Helsyi Irsad, Nursalim Irsyad, Nursalim Izzah Faizah Siti Rusydati Khaerani Jajang A Rohmana Jenjen Zainal Abidin Khasanah, Zumrotun Komarudin, R. Edi M. Yunus, Badruzzaman Mubarok, Ahmad Ajik Nur Fata Muhamad Yoga Firdaus Muhamad Yoga Firdaus Muhamad, Zia Azkamalaki Muhammad Hafizh Basyiruddin Muhammad Ihsan Muhammad Rijal Maulana Muhammad Sofyan Muhammad Yahya Muhlas Muhlas Muhyi, Asep Abdul Mulyaden, Asep Mutaqin, Ayi Zaenal Nabil Fasha Inaya Nabilah Nuraini Najihah, Bannan Naelin Nana Najatul Huda Nani Nuranisah Djamal, Nani Nuranisah Naufal Mahdy, Widyanto Nazar Fadli Nida Husna Abdul Malik Nugraha, Sandi Nuraini, Nabilah Nurhayat, Tasya Putri Nursaufa, Syifa Nurzaman, Irfan Paelani Setia Pauzian, Muhamad Hilmi Pebriani Srifatonah Permana, Asep Amar Puspa Rahayu, Tami Dewi Rahman, Nida Al Rahmi, Yabqiah Ratih Rahmawati Ratminingtyas, Ratminingtyas Restu Ashari Putra Ridwan, Ali Rika Dilawati Rika Dilawati Rizal Abdul Gani Rohmatulloh, Yasin Sandi Nugraha Sholihat, Novi Nur Sholikul Hadi Siti Aminah Siti Chodijah Srifatonah, Pebrianu Supriyatin, Tintin Suryana Alfathah Susanti Vera Syam, Ishmatul Karimah Syu'aib Z., Ibrahim Taryudi Taryudi Taufiq, Wildan Taufiq, Wildan Tauviqillah, Muhamad Hamdan Tina Dewi Rosahdi, Tina Dewi Umillah, Hasya an Vera, Susanti Yeni Huriani Yeni Huriani