Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Jurnal Sain Veteriner

Kajian Penanda Genetik Gen Cytochrome B Pada Tarsius sp. =Study of Genetic Marker on Cytochrome B Gene of Tarsius sp. Rini Widayanti; Dedy Duryadi Solihin; Dondin Sajuthi; RR. Dyah Perwitasari
Jurnal Sain Veteriner Vol 24, No 1 (2006): JUNI
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1938.625 KB) | DOI: 10.22146/jsv.349

Abstract

Tarsius merupakan salah satu satwa endemik Indonesia yang keberadaannya mulai memprihatinkan. Konservasi sebagai salah satu cara untuk pelestarian satwa ini akan lebih terarah dan berhasil guna apabila karakteristik dan keragaman sumber genetiknya diketahui dengan pasti. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji penanda genetik spesifik gen cyt b pada Tarsius sp. Pengurutan hasil PCR menggunakan primer H 15149 pada gen cyt b didapatkan urutan basa sebesar 276 pb (menyandi 92 asam amino. Fragmen cyt b hash! pengurutan disejajarkan berganda dengan primata lain dari data Genbank dengan bantuan perangkat lunak Genetyx-Win versi 3.0 dan Clustal W, kemudian dianalisis dengan menggunakan program MEGA versi 3.1. Dari hasil analisis diperoleh 14 situs asam amino yang berbeda. Tarsius dianae memiliki 12 situs asam amino (asam amino ke 2, 6, 9, 22, 23, 29, 39, 41, 42, 45, 55 dan 85), T. spectrum memiliki 7 situs asam amino (asam amino ke 2, 6, 9, 41, 45, 55 dan 85) dan T bancanus memiliki 2 situs asam amino ( ke 23 dan 45) yang dapat digunakan sebagai penanda genetik. Lima asam amino unik ditemukan pada T dianae, yaitu pada situs asam amino ke 6 (valina), ke 22 (alanina), ke 29 (alanina), ke 39 (serina) dan ke 42 (valina). Jarak genetik berdasar nukleotida cyt b yang dihitung menggunakan model 2 parameter Kimura ditemukan nilai paling kecil sebesar 0,7%, nilai paling besar 22,3% dan rata-rata 13,1%. Filogram menggunakan metode neighbor joining berdasar hasil urutan nukleotida dan asam amino cyt b tersebut dapat dijadikan pembeda masing-masing spesies Tarsius.
Kajian Imunohistokimia Perkembangan Bentuk Neuron Atekolaminergik Pada Area Postrema Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis)= Morphological Development of Catecholaminergic Neurons in the Area Postrema of Long-tailed.. Tri Wahyu Pangestiningsih; Koeswinarning Sigit; Dondin Sajuthi; Nurhidayat .
Jurnal Sain Veteriner Vol 24, No 1 (2006): JUNI
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2980.906 KB) | DOI: 10.22146/jsv.354

Abstract

rea postrema merupakan sepasang penonjolan ke dorsal pada bagian kaudal medula oblongata yang berbatasan dengan ventrikel IV. Area ini berperan sebagai chemoreceptor trigger zone (CTZ) pada proses muntah yang juga melibatkan neuron katekolaminergik (neuron KA). Pada kemoterapi penderita kanker, fungsi AP sebagai CTZ diupayakan untuk ditekan agar tidal( ada refleks muntah pada pasien. Dalam rangka lebih memahami neuron KA tersebut, dalam penelitian ini dilakukan pengamatan perkembangan bentuk neuron KA di area postrema (AP) monyet ekor panjang (MEP) mulai fetus (F) umur 40 sampai anak (P) umur 105 hari secara imunohistokimia menggunakan antibodi terhadap enzim tirosin hidroksilase (TH). Hasil penelitian memperlihatkan neuron KA di medula oblongata belwn terlihat pada F40, dan bare dijumpai pada F55 di daerah bakal AP, bentuk bulat dengan inti besar dengan sitoplasma sedikit yang merupakan ciri perkembangan awal bentuk neuron. Prosesus sitoplasma yang pendek pada mulai ditemukan pada F85, dan neuron KA di AP berubah menjadi bipolar pada F100 yang merupakan tanda perkembangan menengah bentuk neuron. Dengan bertambahnya umur, prosesus sitoplasma neuron KA bipolar bertambah panjang yang merupakan ciri tingkat perkembangan bentuk akhir dan ditemukan dominan di AP pada P105. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa neuron KA di AP pada MEP berada dalam stadium perkembangan bentuk awal dan menengah selama masa prenatal, dan stadium perkembangan lanjut menuju ke perkembangan akhir terjadi pada masa postnatal.
aman Imunohistokimia Perkembangan Bentuk Neuron Atekolaminergik Pada Area Postrema Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis)= Morphological Development of Catecholaminergic Neurons in the Area Postrema of Long-tailed .. Tri Wahyu Pangestiningsih; Koeswinarning Sigit; Dondin Sajuthi; Nurhidayat .; Douglas M. Bowden
Jurnal Sain Veteriner Vol 24, No 1 (2006): JUNI
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2980.906 KB) | DOI: 10.22146/jsv.355

Abstract

Area postrema merupakan sepasang penonjolan ke dorsal pada bagian kaudal medula oblongata yang berbatasan dengan ventrikel IV. Area ini berperan sebagai chemoreceptor trigger zone (CTZ) pada proses muntah yang juga melibatkan neuron katekolaminergik (neuron KA). Pada kemoterapi penderita kanker, fungsi AP sebagai CTZ diupayakan untuk ditekan agar tidal( ada refleks muntah pada pasien. Dalam rangka lebih memahami neuron KA tersebut, dalam penelitian ini dilakukan pengamatan perkembangan bentuk neuron KA di area postrema (AP) monyet ekor panjang (MEP) mulai fetus (F) umur 40 sampai anak (P) umur 105 hari secara imunohistokimia menggunakan antibodi terhadap enzim tirosin hidroksilase (TH). Hasil penelitian memperlihatkan neuron KA di medula oblongata belwn terlihat pada F40, dan bare dijumpai pada F55 di daerah bakal AP, bentuk bulat dengan inti besar dengan sitoplasma sedikit yang merupakan ciri perkembangan awal bentuk neuron. Prosesus sitoplasma yang pendek pada mulai ditemukan pada F85, dan neuron KA di AP berubah menjadi bipolar pada F100 yang merupakan tanda perkembangan menengah bentuk neuron. Dengan bertambahnya umur, prosesus sitoplasma neuron KA bipolar bertambah panjang yang merupakan ciri tingkat perkembangan bentuk akhir dan ditemukan dominan di AP pada P105. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa neuron KA di AP pada MEP berada dalam stadium perkembangan bentuk awal dan menengah selama masa prenatal, dan stadium perkembangan lanjut menuju ke perkembangan akhir terjadi pada masa postnatal.
Morfometri, Morfologi Serta Abnormalitas Spermatozoa Owa Jawa (Hylobates moloch) Asal Ejakulat Pudji Astuti; Tuty Laswardi Yusuf; Dondin Sajuthi; Eric Hayes; Teguh Budipitojo; Luthfiralda Sjahfirji; Hera Maheshwari
Jurnal Sain Veteriner Vol 22, No 2 (2004): DESEMBER
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1474.497 KB) | DOI: 10.22146/jsv.486

Abstract

.
Pengembangan Metode Identifikasi Kerusakan DNA Spermatozoa Ternak Teguh Ari Prabowo; R. Iis Arifiantini; Dondin Sajuthi; Uus Saefullah
Jurnal Sain Veteriner Vol 34, No 2 (2016): Desember
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (688.871 KB) | DOI: 10.22146/jsv.27538

Abstract

The success of artificial insemination is very much determined by the quality of spermatozoa. The detection or identification of damaged chromatin of spermatozoa DNA is very important to forsee the adverse clinical outcome. However, the method of identification is still depended on expensive imported kits. Therefore, the objective of this research was to developed an identification kit to determine the quality of livestock spermatozoa DNA chromatin.This study consist of three step. Step 1) Determination of low melting point agarose (LMP-agarose) concentration which is 0,6%, 0,7% and 0,8%. 2) Comparison of three lysis solution (LS) which is LS I (0.4M Tris, 0.8M DTT, 1% SDS, pH 7.5), LS II (0.4M Tris,2 M NaCl, 1% SDS , pH 7.5), and LS III (0.4M Tris-HCl, 2M NaCl, 1% SDS 0,05 M EDTA, pH 7.5). 3) Comparison different staining which is Eosin yellow and Methylene blue. The results showed that 0.6% LMP-agarose demonstrated the best concentration to “trapped the spermatozoa” compared for sheep and goats. whereas the three concentration of spermatozoa cows can not be used to trap spermatozoa cow. The best formulation to lysis the membrane was LS III (0.4M Tris -HCl, 2M NaCl, 1% SDS 0,05 M EDTA). The best staining was eosin yellow and methylene blue with 2:1 ratio.
Co-Authors . Permanawati Achmad - Taher Achmad Taher Achmad Taher Achmad, Taher Adi Winarto Agus Harsoyo Agus Harsoyo Agus Lelana Agus Wijaya Agus Wijaya Ahmad Kamal Nasution Alexander Nater Anita Esfandiari Annisa Dewi, Fitriya Nur Antonius Suwanto Anwar Wardy Warongan Arief Boediono Aryo Tedjo Bambang Purwantara Bayu Febram Prasetyo Bayu Rosadi Budiman Bela C Hanny Wijaya C. Hany Wijaya Cecep Kusmana CHAIRIN N MAROEF Chusnul Choliq Chusnul Choliq Chusnul Choliq Cucu K Sajuthi Dadang Makmun Daldiyono Daldiyono Daldiyono Daldiyono Dedi Rahmat Setiadi DEWI APRI ASTUTI Dewi, Fitriya Nur Annisa Diah Iskandriati Diah Iskandriati Diah Iskandriati Diah Iskandriati Diah Iskandriati DIAH ISKANDRIATI Diah Iskandriati DIAH ISKANDRIATI Douglas M. Bowden Dwi Atmoko Agung Nugroho DYAH PERWITASARI -FARAJALLAH Ekowati Handharyani Entang Iskandar Entang Iskandar Entang Iskandar Erdiansyah Rahmi Eric Hayes ERIC HAYES Eric Hayes ERLIN LISTIYANINGSIH Erni Sulistiawati ESTHER ARIFIN Fauzi Abdurrahman Munggaran Fhady Risckhy Loe Fransiska R Zakaria FUNGKEY HOETAMA Gede Eko Darmono Gregory K. Wilkerson Hadi S Alikodra Hajrawati Hajrawati Harrold Halilintar MR Subu Taopan Henny Nuraini HERA MAHESHWARI Huda S Darusman Huda Shalahuddin Darusman Huda Shalahudin Darusman I Gusti Agung Arta Putra I Gusti Ngurah Sudisma I Ketut Sutama I NENGAH BUDIARSA I Nengah Budiarsa I Nengah Budiarsa I wayan Teguh Wibawan IETJE WIENTARSIH Iis Afriantini Iman Rusmana Iman Supriatna IMELDA WINOTO Indra Bachtiar Indra Bachtiar Irawan Jusuf Irma H Suparto Irma H Suparto Irma H Suparto Irma Herawati Suparto Irma Isnafia Arief Irma Suparto J. Mark Cline Jansen Manansang Jansen Manansang Jayusman Arsiyanti Joesoef JONATHAN STURGIS Kanti Rahmi Fauziyah Kartika Sari KATHARINA JESSICA KEVIN RANDALL PORTER Koeswinarning Sigit Latifah K. Darusman Latifah K. Darusman Leni Maylina Lina Elfita Lina Elfita Luluk Lailatul Hasanah LUTHFIRALDA SJAHFIRDI Luthfiralda Sjahfirji M Agus Setiadi MARYATI SURYA Maxs Urias Ebenheizer Sanam Michael Krützen MOSES AFFANDI Mozes R. Tolihere Muchidin Noordin MUHAMMAD AGIL Nanik Hidayatik Nur Hidayati Nurhidayat . Nurul Oktaviani Oktaviani, Nurul Oriza Savitri Ariantie Paini Sri Widyati Pamungkas, Joko PATRICK J BLAIR Peni Harjosworo PENI SUPRAPTI HARDJOSWORO Permanawati Permanawati PERMANAWATI PERMANAWATI Permanawati Permanawati PERMANAWATI, PERMANAWATI Pijoh, Deyv Praira, Willy Pudji Astuti PUDJI ASTUTI Pudji Astuti Puji Rianti Puspita Sari Putri, Zulfitra Utami R. Iis Arifiantini R.P Agus Lelana RATNA TAN Retno Wulansari Reviany Widjajakusuma Reviany Widjajakusuma Ria Oktarina RICHARD F GRANT Rini Widayanti Rumlaklak, Yanse Yane Sajuthi, Cucu K Sela S Mariya Sela S. Mariya SELA SEPTIMA MARIYA Sela Septima Mariya Septi Iriani Setyaningsih Rambu Liwa Setyaningsih Rambu Liwa Setyo Widi Nugroho Setyo Widodo Silmi Mariya Silmi Mariya SILMI MARIYA SILMI MARIYA Silmi Mariya Silmi Mariya Silvia Triwidyaningtyas Sony Hartono Wijaya Sri Rahmatul Laila Sri Soepraptini Mansjoer Sri Supraptini Mansjoer Srihadi Agungpriyono Subu Taopan, Harrold Halilintar MR Suharyanto Suharyanto Suharyanto Suharyanto Sulistiyani Sulistiyani . Sulistiyani Sulistiyani SULISTIYANI SULISTIYANI SULISTIYANI SULISTIYANI Sulistiyani, Sulistiyani Suparto, Irma Sus Derthi Widhyai Sus Derthi Widhyari SUSAN SOKA SUSANA WIDJAJA Suzy Tomongo Taher, Achmad TARUNI SRI PRAWAST MIEN KAOMINI ANY ARYANI DEDY DURYADI SOLIHIN Teguh Ari Prabowo Teguh Budipitojo Tejasari . Thomas Mata Hine Tiara Widyaputri Tri Wahyu Pangestiningsih Trini i Susmiat Trini Susmiati Tuti Suryati Tuty L Yusuf Tuty Laswardi Yusuf Tuty Laswardy Yusuf Unang Supratman Uus Saefullah Uus Saepuloh Uus Saepuloh Uus Saepuloh Uus Saepuloh UUS SAEPULOH UUS SAEPULOH Vetnizah Juniantito Villiandra Villiandra Villiandra Villiandra Villiandra Villiandra Vincentia Trisna Yoelinda Willy Praira Yanse Yanne Rumlaklak Yanti . Yanti Yanti Yasmina A Pramastri Yasmina A. Paramastri Yasmina Arditi Pramastri YASMINA PARAMASTRI Yoga Yuniadi Yohana Tri Hastuti Yohana Tri Hastuti Yohana Tri Hastuti Yuli Purwandari Kristiangingrum Yundari, Yundari Zulfitra Utami Putri Zulfitra Utami Putri Zuraida Zuraida Zuraida