p-Index From 2020 - 2025
6.291
P-Index
This Author published in this journals
All Journal HAYATI Journal of Biosciences Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut MEDIA KONSERVASI Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia MANAJEMEN IKM: Jurnal Manajemen Pengembangan Industri Kecil Menengah Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Biospecies Bumi Lestari JOURNAL OF COASTAL DEVELOPMENT ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Jurnal Ilmu Lingkungan Bionatura Torani Journal of Fisheries and Marine Science Jurnal Ilmu Lingkungan Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop Radiasi JURNAL TEKNOLOGI LINGKUNGAN Microbiology Indonesia Majalah Kedokteran Bandung BIOTROPIA - The Southeast Asian Journal of Tropical Biology Indonesian Journal of Business and Entrepreneurship (IJBE) Jurnal RISET Geologi dan Pertambangan Journal of Degraded and Mining Lands Management Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management) Jurnal Tataloka Biopropal Industri Journal of Science and Applicative Technology Omni-Akuatika MAJALAH ILMIAH GLOBE Jurnal Bina Praja Jurnal Penelitian Pendidikan IPA (JPPIPA) Jurnal Matematika Sains dan Teknologi EnviroScienteae Jurnal Pengelolaan Perikanan Tropis (Journal Of Tropical Fisheries Management) LIMNOTEK - Perairan Darat Tropis di Indonesia PENDIPA Journal of Science Education Aquasains : Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan Jurnal Riset Akuakultur Bawal : Widya Riset Perikanan Tangkap Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia Astonjadro Sainmatika: Jurnal Ilmiah Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Jurnal Iktiologi Indonesia (Indonesian Journal of Ichthyology) Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan JURNAL SUMBER DAYA AIR Jurnal Pembelajaran dan Biologi Nukleus ULIN: Jurnal Hutan Tropis Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Budaya Jurnal Laot Ilmu Kelautan PELAGICUS: Jurnal IPTEK Terapan Perikanan dan Kelautan Sustainable Environmental and Optimizing Industry Journal Habitus Aquatica : Journal of Aquatic Resources and Fisheries Management Buletin Jalanidhitah Sarva Jivitam Journal of Science and Science Education (JoSSEd) COJ (Coastal and Ocean Journal) Jurnal Reksabumi: Journal of Urban , Regional, and, Environmental Planning Makara Journal of Science Depik Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir dan Perikanan Jurnal Manusia dan Lingkungan Scientica: Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi Jurnal Teknologi Lingkungan UNMUL Depik Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir, dan Perikanan Journal of Fisheries & Marine
Claim Missing Document
Check
Articles

KEMATANGAN GONAD BEBERAPA JENIS IKAN BUNTAL (Tetraodon lunaris, T. fluviatilis, T. reticularis) DI PERAIRAN UJUNG PANGKAH, JAWA TIMUR [Gonad Maturity of Some Puffer Fishes (Tetraodon lunaris, T. fluviatilis, T. reticularis) in Ujung Pangkah, East] Sulistiono Sulistiono; Tri Hastuti Kurniati; Etty Riani; Seiichi Watanabe
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 1 No 2 (2001): Desember 2001
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v1i2.197

Abstract

Pengamatan terhadap kematangan gonad beberapa jenis ikan buntal (Tetraodon lunaris, T. fluviatilis, T. reticularis) dilakukan sejak Maret 2000 sampai April 2001 di perairan Ujung Pangkah, Jawa Timur. Sampel ikan ditangkap per bulan dengan menggunakan gill net (mata jaring 2,5 dan 4,5 cm). Gonad diambil, diawet dengan formaldehide 40 % dan ditimbang beratnya (sampai ketelitian 0.1 g) di laboratorium. Pengamatan tingkat kematangan gonad dilakukan secara morfologis. Analisis dilakukan untuk menentukan nisbah kelamin (J/B) dan indeks somatik gonad (GSI). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui musim pemijahan dari beberapa jenis ikan tersebut. Hasil pengamatan didapatkan bahwa jenis Tetraodon reticularis memiliki nisbah kelamin sebesar 1,6:1, T. fluviatilis sebesar 1,2:1 dan T. reticularis sebesar 1,9:1. Tingkat kematangan gonad jenis T. lunaris dan T. reticularis umumnya tidak matang dan matang awal (TKG I dan II) dan tidak ditemukan dalam keadaan matang gonad (TKG III dan IV). T. fluviatilis ditemukan mulai pada tingkat kematangan gonad 1 sampai V dengan prosentase TKG IV terbanyak pada bulan April. Berdasarkan nilai indeks kematangan gonad (IKG) pada T. fluviatilis, didapatkan bahwa nilai tersebut bervariasi 0,01-3.87 (jantan) dan 0.18-2.43 (betina) dengan nilai terbesar pada bulan April. Pada T. lunaris, nilai IKG bervariasi 0,04-5.74 (jantan) dan 0,01-3,62 (betina) dengan nilai terbesar dijumpai pada bulan Mei. Sedangkan pada T. reticularis nilai IKG    bervariasi 0,10-0,83 (jantan) dan 0,05-3,13 (betina). Berdasarkan TKG dan IKG tersebut, didapatkan bahwa puncak musim pemijahan diperkirakan terjadi pada bulan April untuk T. fluviatilis. Sedangkan untuk T. lunaris dan T. reticularis masih belum dapat ditentukan musim pemijahannya.ABSTRACTStudy on the gonad maturity of some puffer fishes (Tetraodon lunaris, T. fluviatilis, T.reticularis) had been done from March 2000 to April 2001 in Ujung Pangkah water, East Java. Samples were caught monthly using gill net mesh sized 2,5 and 4,5 cm. Gonads were removed, preserved by formaldehyde 40% and weighed by electronic balances (0.1 g approximately). Gonad maturity stage was classified morphologically according to the gonad classification. Analysis was done to estimate sex ratio and gonad somatic index (GSI). This study aimed to know spawning season of those fishes. Sex ratio of Tetraodon reticularis, T. fluviatilis and T. reticularis werel.6:l. 1.2:1, and 1.9:1, respectively. Immature and premature gonads were found in T. lunaris', immature, premature, maturing, mature gonads were found in T. fluviatilis, with a peak percentage in April: and immature and premature gonads were found in    T. reticularis. Gonad somatic index (GSI) varied 0,04-5.74 (male) and 0.01-3.62 (female) for T. lunaris with a peak one    in    May;    0,01-3,87 (male) and 0,18-2,43 (female) with a peak one in April for T. fluviatilis', and 0,10-0,83 (male) and 0,05-0,57 (female) for T. reticularis. According to the gonad maturity and gonad somatic index, a peak of spawning season was estimated    to be    in    April for T. fluviatilis. While for the T. lunaris and T. reticularis could not be estimated their spawning season.
KARAKTERISTIK HABITAT DAN TINGKAT KEMATANGAN GONAD KEPITING KELAPA (Birgus latro) DI PULAU UTA, PROPINSI MALUKU UTARA Supyan Supyan; Sulistiono Sulistiono; Etty Riani
AQUASAINS Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Jurusan Perikanan dan Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (430.976 KB)

Abstract

Coconut crab (Birgus latro) is  one of the species of crustaceans that economically valuable. The research aimed to investigate habitat characteristics and gonad maturity of Coconut crabs (Birgus latro) in Uta Island, North Mollucas. Sampling was conducted through cruising survey from May to September 2012, while parameters examined to the habitat characteristics and reproductive aspects were physical-chemical, gonad maturity, and vegetation existence. Habitat characteristics were assessed using Cluster Analysis. Result showed that length and weight relationship of male crabs wasW= 1.93 (CP + r), while the female was 1.17W= 1.97 (CP + r) 0.97. During the observation, it showed that mature gonad occurred in all catching time indicating that it didn’t occur simultaneously on the broodstock. The smallest crabs were found 65.44 mm in length (CP + r). There was no significant different of sex ratio between males and females (1:1). Disparity of habitat characteristics in each station doesn’t affect to the catch, both the quantity and level of gonad maturity. Habitat conditions at all stations strongly supported their activities to live sustainably.
AKTIVITAS KITINASE, LESITINASE, DAN HEMOLISIN ISOLAT DARI BAKTERI IKAN NILA (Oreochromis niloticus Lin.) YANG DIKULTUR DALAM KERAMBA JARING APUNG WADUK JATILUHUR, PURWAKARTA Wibowo Mangunwardoyo; Ratih Ismayasari; Etty Riani
Jurnal Riset Akuakultur Vol 4, No 2 (2009): (Agustus 2009)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (112.352 KB) | DOI: 10.15578/jra.4.2.2009.257-265

Abstract

Aeromonas hydrophila Lin. merupakan bakteri patogen oportunistik akuatik yang virulensinya dipengaruhi oleh adanya enzim kitinase, lesitinase, dan toksin haemolisin, merupakan penyebab kematian ikan nila yang tinggi. Penelitian bertujuan untuk mengamati aktivitas enzim kitinase, lesitinase, dan toksin hemolisin dari 30 ikan nila dari keramba jaring apung waduk Jatiluhur dengan metode tehnik agar. A. hydrophila menunjukkan positif virulen ditunjukkan adanya zona bening untuk lesitinase sebesar 7,9 mm; kitinase 8,0 mm; dan hemolisin 6,6 mm dibandingkan dengan isolat Enterobacter sp., Pseudomonas sp., dan Vibrio sp. Hal ini menunjukkan bahwa A. hydrophila bersifat patogen dan virulen terhadap ikan nila.Aeromonas hydrophila Lin. is one of opportunistic aquatic pathogen bacteria where its pathogenic behavior is influenced by chitinase, lechitinase, and toxin haemolycine, and causes high mortality in nile tilapia culture. The purpose of the research was to observe the activities of two A. hydrophila’s enzymes i.e.: chitinase and lechitinase, and one extracelullar toxin, haemolycine, isolated from 30 nile tilapias cultured in floating net cage at Jatiluhur using quantitative plate assay technique. A. hydrophila was positive virulent marked with transparent zone of lechitinase of 7.9 mm, haemolycin of 6.6 mm, and chitinase of 8.0 mm compared to Enterobacter sp., Pseudomonas sp., and Vibrio sp. Therefore, A. hydrophila is determined as highly pathogenic bacterium and virulent for nile tilapia.
RANGSANGAN PERKEMBANGAN OVARI UDANG PUTIH, Litopenaeus vannamei DENGAN PENYUNTIKAN ESTRADIOL-17β Tarsim Tarsim; Muhammad Zairin Junior; Etty Riani
Jurnal Riset Akuakultur Vol 2, No 3 (2007): (Desember 2007)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.73 KB) | DOI: 10.15578/jra.2.3.2007.349-358

Abstract

Studi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuntikan hormon estradiol-17β terhadap perkembangan ovari udang putih (Litopenaeus vannamei). Dosis estradiol17β yang digunakan adalah 0,05 μg/g; 0,10 μg/g; 0,25 μg/g bobot tubuh dan kontrol Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyuntikan estradiol-17β berpengaruh terhadap perkembangan gonad. Indeks maturasi pada perlakuan dosis 0,10 μg/g and 0,25 μg/ g bobot tubuh lebih besar (75,00% dan 66,67%) dibanding kontrol. Peningkatan diameter oosit terlihat nyata pada TKG I dan II. Meskipun pada TKG III dan IV peningkatan oosit tidak terlihat nyata, tetapi proporsi oosit matang lebih besar. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian estradiol-17β pada induk udang ablasi menghasilkan telur yang lebih cepat berkembang dibandingkan jika hanya menggunakan ablasi. Penyuntikan estradiol-17β sangat berpengaruh pada awal perkembangan gonad. Hal ini menunjukkan bahwa estradiol-17β berperan penting dalam merangsang endogenous vitelogenesis.The present study analyzed the effect of estradiol-17 β injection on ovarian development of white shrimp, Litopenaeus vannamei. Estradiol-17 β dose of 0.05 υ g/g, 0.10 μ g/g, 0.25 μ g/g body weight and the control was used, with 15 females broodstock of each. The result showed that ovarian development affected by estradiol-17 β injection. Maturation index in dose of 0.10 μ g/g and 0.25 μ g/g body weight was 75.00% and 66.67% respectively and higher than that of control. Oocytes diameter increased significantly on stage I and stage II, although oocytes diameter in stage III and IV was no significant different but the proportion of mature oocyte higher than that of control. It suggested that estradiol-17 β gave much more developed conditions in oocytes developmental stages and size, compared to control with unilateral eyestalk ablation only. The dominant effect is in early developmental stage of oocyte. It indicates that estradiol-17 β is important to induction of endogenous vitellogenesis in white shrimp.
UJI PATOGENISITAS DAN VIRULENSI Aeromonas hydrophila Stanier PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus Lin.) MELALUI POSTULAT KOCH Wibowo Mangunwardoyo; Ratih Ismayasari; Etty Riani
Jurnal Riset Akuakultur Vol 5, No 2 (2010): (Agustus 2010)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.788 KB) | DOI: 10.15578/jra.5.2.2010.145-255

Abstract

Bakteri Aeromonas hydrophila bersifat patogen mengakibatkan kematian sebanyak 50% pada ikan nila di keramba jaring apung. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti patogenisitas dan virulensi dari dua enzim dan satu toksin haemolisin yang dihasilkan oleh A. hydrophila pada ikan nila yang sehat. Analisis LC-50 menggunakan metode Dragsted Bahrens menghasilkan nilai 4,9 x 106 cfu/mL. Virulensi A. hydrophila diuji menggunakan metode Postulat Koch pada ikan nila sehat menyebabkan tubuh menjadi kemerah-merahan, perdarahan pada permukaan tubuh dan luka borok yang akhirnya menyebabkan kematian.Aeromonas hydrophila is a highly pathogenic bacterium which caused more than 50% nila’s mortality at the pond culture. The purpose of the research was study on the virulence and pathological effect of two A. hydrophila’s enzymes and one toxin haemolycin on a healthy’s nila fish. Lethal Concentration 50 with injection of A. hydrophila on nila was used as preliminary test to determine bacterial density that caused 50% nila’s mortality. The LC50 was 4,9 X 106 cfu/mL determined by Dragsted Bahrens methods. The A. hydrophila virulence test with The Postulat Koch had been effects on healthy’s nila, with clinical sign were reddening, haemorrhagic all over the body surface, and ulcer which caused mortality.
BIOAKUMULASI LOGAM BERAT DAN PENGARUHNYA TERHADAP OOGENESIS KERANG HIJAU (Perna viridis) Jalius Jalius; Daniel Djoko Setiyanto; Komar Sumantadinata; Etty Riani; Yunizar Ernawati
Jurnal Riset Akuakultur Vol 3, No 1 (2008): (April 2008)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.261 KB) | DOI: 10.15578/jra.3.1.2008.43-52

Abstract

Teluk Jakarta, Banten, dan Lada telah mengalami pencemaran oleh logam berat. Penelitian bertujuan untuk mengetahui bioakumulasi logam berat (Pb, Cd, Cr, dan Hg) dalam gonad dan pengaruhnya terhadap oogenesis kerang hijau (Perna viridis). Data yang dihimpun adalah jumlah oogenium, oosit primer, oosit sekunder, diameter, luas, dan volume lumen folikel pada stadium-III proses oogenesis. Hasil penelitian menunjukkan dalam gonad kerang hijau yang berasal dari Teluk Jakarta telah terjadi bioakumulasi logam yaitu Pb (600,33±544,83 ppb), Cd (32,273±28,091 ppb), Cr (527,36±461 ppb), dan Hg (0,0222±0,0264 pbb). Cd dan Pb hanya ditemukan dalam gonad kerang hijau yang berasal dari Teluk Banten dan Teluk Lada, namun logam Cr dan Hg tidak terdeteksi. Kadar kandungan logam tersebut adalah Cd 6,937 ppb dan Pb 0,021 mg/L (Teluk Banten), sedangkan di Teluk Lada kadar Cd 6,069 ppb dan Pb 0,018 mg/L. Hasil analisis korelasi antara kandungan logam berat dan jumlah sel-sel dalam gonad kerang hijau yang berasal dari Teluk Jakarta menunjukkan korelasi sangat nyata antara logam kromium (Cr) dengan perkembangan jumlah sel-sel oogenia (r= 0,69), dan oosit sekunder (r= 0,57). Semua logam berat tersebut berpengaruh terhadap perkembangan sel-sel oosit sekunder (Pb, r= 0,75; Cd, r= 0,57; Cr, r= 0,57; Hg, r= 0,74), luas (Pb, r= 0,76; Cd, r= 0,71; Cr, r= 0,57; Hg, r= 0,70), dan volume lumen folikel (Pb, r= 0,78; Cd, r= 0,74; Cr, r= 0,66; Hg, r= 0,58). Kadmium (Cd) mempengaruhi jumlah sel-sel gonad betina (r= 0,63). Dengan demikian terbukti bahwa logam berat berpengaruh terhadap proses oogenesis kerang hijau di Teluk Jakarta.The Jakarta, Banten, and Lada Bays have been polluted by the heavy metals. The study was conducted to identify the  heavy metals (Pb, Cd, Cr, and Hg) bio accucumulation in gonads and its  effects on oogenesis of green mussels (Perna viridis). The data collected were the number of oogenium, primary oocytes, secondary oocytes, diameter, square, and volume of follicle lumens on stage-III oogenesis. The content of heavy metal was analyzed by Atoms Absorbent Spectrophotometer (AAS). The results indicated that the gonad of green mussels originated from Jakarta bay have been bioaccumulated by heavy metal. The gonad of green mussel contained Pb (600.33±544.83 ppb), Cd (32.273±28.091 ppb), Cr (527.36±461 ppb), dan Hg (0.0222±0.0264 pbb). Cd and Pb have been found in gonads originated from Banten and Lada Bay while no Cr and Hg were detected. The concentration of Cd and Pb were 6.937 ppb, 0.021 mg/L (Banten Bay) dan 6.069 ppb, and 0.018 mg/L (Lada Bay) respectively. The green mussels female Jakarta Bay originated showed a strong correlation of Cr with developing of oogenia cells (r= 0.69), and secondary oocytes (r= 0.57). All heavy metals influenced the development of secondary oocytes (Pb, r= 0.75; Cd, r= 0.57; Cr, r= 0.57; Hg, r= 0.74), square (Pb, r= 0.76; Cd, r= 0.71; Cr, r= 0.57; Hg, r= 0.70), and volume of follicle lumen (Pb, r= 0.78; Cd, r= 0.74; Cr, r= 0.66; Hg, r= 0.58). Cadmium (Cd) had effect to the number of female sex cells (r= 0.63). Therefore, the heavy metals influenced oogenesis process of green mussel at Jakarta Bay.
FEKUNDITAS DAN TINGKAT KEMATANGAN GONAD RAJUNGAN (Portunus pelagicus) BETINA MENGERAMI TELUR DI TELUK LASONGKO, SULAWESI TENGGARA Abdul Hamid; Yusli Wardiatno; Djamar T.F.Lumban Batu; Etty Riani
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 7, No 1 (2015): (April 2015)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (780.649 KB) | DOI: 10.15578/bawal.7.1.2015.43-50

Abstract

Kajian kematangan gonad pada rajungan betina mengerami telur dan fekunditas berdasarkan warna telur masih terbatas. Penelitian ini menganalisis fekunditas dan tingkat kematangan gonad rajungan betina mengerami telur di Teluk Lasongko, dilakukan dari bulan April 2013 sampai Maret 2014. Fekunditas rajungan dianalisis berdasarkan kelas ukuran tubuh danwarna rajungan betina mengerami telur. Tingkat kematangan gonad ditentukan berdasarkan perubahan warna dan morfologi gonad. Fekunditas rajungan berkisar 69.747-2.078.874 butir dengan lebar karapas 86,6-162,3mm. Fekunditas rajungan bervariasi terhadap ukuran tubuh dan warna rajungan mengerami telur, serta berkorelasi dengan ukuran tubuh dan berat telur. Rajungan betina mengerami telur ditemukan dari TKGI sampai IV. Fekunditas rajungan di perairan ini tergolong sedang sampai tinggi, rajungan betina mengerami telur berwarna kuning dan orange didominasi belum matang gonad sedangkan berwarna coklat dan abu-abu gelap didominasi matang gonad.
PENGELOLAAN RAJUNGAN (Portunus pelagicus) YANG BERKELANJUTAN BERDASARKAN ASPEK BIOEKOLOGI DI TELUK LASONGKO, SULAWESI TENGGARA Abdul Hamid Lakudo; Yusli Wardiatno Wardiatno; Djamar T.F Lumban Batu; Etty Riani Riani
Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia Vol 9, No 1 (2017): (Mei 2017)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2120.213 KB) | DOI: 10.15578/jkpi.9.1.2017.41-50

Abstract

Status perikanan rajungan di Teluk Lasongko saat ini telah overfishing dan kritis, sehingga perlu dikelola dengan baik. Makalah ini bertujuan untuk menentukan potensi dan permasalahan keberlanjutan pemanfaatan rajungan serta menyusun strategi pengelolaan rajungan di Teluk Lasongko berdasarkan pada aspek bioekologi. Data ekobiologi dikumpulkan sejak tahun 2006, dan 2013 sampai 2014 di Teluk Lasongko. Hasil penelitian menunjukkan potensi dan keberlanjutan pemanfaatan perikanan rajungan di Teluk Lasongko tergolong tinggi. Permasalahan yang timbul yang mengancam keberlanjutan rajungan adalah overfishing, penangkapan rajungan berukuran kecil dan rajungan betina ovigerous, daerah penangkapan rajungan yang tidak merata, dan kegiatan perikanan yang tidak ramah lingkungan. Beberapa strategi pengelolaan harus dilakukan untuk mendukung dan memastikan pengelolaan berkelanjutan rajungan di Teluk Lasongko, yaitu penetapan ukuran terkecil yang boleh ditangkap (untuk jantan >109,8 mm-CW dan betina >115,7 mm-CW), pelarangan penangkapan rajungan betina ovigerous, dan mengurangi upaya penangkapan dengan bubu sampai 50%. Selain itu, restocking dan pembentukan suaka rajungan juga harus dilakukan.  The status of blue swimming crab (Portunus pelagicus) fishery in Lasongko Bay is detected overfishing and critical, so it needs to be managed properly. This paper was aimed to determine the potential and problems of sustainability use of the crab and establish strategic management based on bioecology aspects. Bioecological data on the crab were collected in 2006, and from 2013 to 2014 in Lasongko Bay. Research result of indicated high potential and sustainable of use of crab fishery in the bay. Arising problems to threat the sustainability were over-fishing, small size crab and ovigerous female catch, localized fishing ground, and unfriendly environmentally fishing activities. Some management strategies must be done to support and ensure the sustainability management of the crab in Lasongko Bay, i.e. the minimum legal size (for males >109.8 mm-CW and females >115.7 mm-CW), not catching ovigerous female crabs, and reducing use of traps up to 50%. Restocking and establishing crab sanctuary could be also important to enhance the aforesaid management strategies.
Heavy Metals (Hg, Cd, Pb, Cu) in Greenback Mullets (Planiliza subviridis Valenciennes, 1836) from Bojonegara coastal waters, Banten Bay, Indonesia Ghinarrahmi Afiyatillah; Sulistiono Sulistiono; Sigid Hariyadi; Charles PH Simanjuntak; Etty Riani; Rita Rostika; Sonja Kleinertz
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 27, No 2 (2022): Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ik.ijms.27.2.169-180

Abstract

Waste from industrial activities can be a source of pollution for the waters of Banten Bay. One source of these pollutants are heavy metals. High concentrations of heavy metals in waters can pollute the aquatic environment, endangering all organisms. Heavy metals can accumulate in aquatic environments and living organisms such as fish. The greenback mullet Planiliza subviridis (Valenciennes, 1836) is known as a fish for human consumption. Heavy metals that are contained in mullets can move to a higher trophic level within the food chain and endanger the health of humans. This study aims to analyze the accumulation of heavy metals, such as Hg, Cd, Pb, and Cu, in the flesh of greenback mullets at Bojonegara Waters of Banten Bay. The research was carried out for five months (August - October 2020 and March - April 2021). Samplings were taken from Terate River and Wadas River, which are mullet fishing areas and natural habitats of these mullets. Data analysis consisted of descriptive and quantitative analyses. The results showed that the Hg, Cd, Pb, and Cu contents were below the quality standards based on Government Regulation of the Republic of Indonesia (PP RI) No. 22 of 2021. The greenback mullets have experienced a moderate accumulation rate. The different rates of Cu metal accumulation in each month indicate a variation in catches with low to moderate accumulation rates. The water conditions in Bojonegara can still be seen as tolerable and still suitable for mullets usable for human consumption in a reasonable amount. Monitoring and evaluation activities need to be carried out periodically for the management of the aquatic environment in Bojonegara.
ANALISIS KELIMPAHAN, KOMPOSISI DAN SUMBER SAMPAH LAUT: STUDI KASUS PADA PANTAI KUALA BATU DESA PULAU KAYU KABUPATEN ACEH BARAT DAYA Fitria Rahmayanti; Farah Diana; Nurul Najmi; Etty Riani; Gatot Yulianto; Munandar Munandar
Jurnal Laot Ilmu Kelautan Vol 2, No 1 (2020): Jurnal Laot Ilmu Kelautan
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jlaot.v2i1.2361

Abstract

Sampah laut telah menjadi masalah dan ancaman bagi ekosistem, keanekaragaman hayati maupun kehidupan laut. Oleh sebab itu, diperlukan kebijakan, strategi mitigasi dan rencana aksi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang jumlah, komposisi dan sumber sampah laut yang nantinya dapat dijadikan referensi untuk mengatasi masalah sampah laut. Penelitian ini dilaksanakan di Pantai Kuala Batu, Desa Pulau Kayu Kabupaten Aceh Barat Daya. Metode pengumpulan sampel ditetapkan berdasarkan protokol penelitian oleh NOAA Marine Debris Shoreline Survey Field Guide (2012). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah sampah laut yang terkumpul selama penelitian adalah 232 item/1.200 m2 dan densitasnya 0.193 item/m 2. Sampah plastik merupakan jenis sampah laut dengan jumlah tertinggi yaitu 79% dan sumber sampah laut tertinggi di pantai ini berasal dari daratan (land-based sourced) melalui kegiatan rekreasi dan aktivitas pantai yaitu 79%.
Co-Authors . Waluyo Abdul Hamid Abdul Hamid Abdul Hamid Abdullah Hisam bin Omar Achmad Fahrudin Achmad Fahrudin Achmad Selamet Aku Achyani, Ratno Adhi Susilo Agnes P Sudarmo Agnes Puspita Sudarmo agung riyadi Agus Salim Agus Susanto Agus Susanto Agus Susanto Ahmad Fachrudin Ahyar Ismail Amalia Zahroh Andy Rasyadi Anna Rejeki Simbolon Anna Rejeki Simbolon Annisa Putri Nandini Anton Pramono Bambang Trihardiyanto Ardianto, Luky Ari Purbayanto Arie Prabawa Arief Wicaksono ASEP SAEFUDDIN Asmara, Hadun Bakeri, Samsul Bambang Indriyanto Bambang Mulyana Hermanto Bambang Pramudya Bambang Pramudya Bambang Pramudya Bambang Pramudya Bambang Pramudya Bambang Pramudya N. Pramudya N. Bayu Pamungkas Benny Setiyadi BIBIANA W LAY Bintoro, Sigit Budhi H Iskandar Budhi H Iskandar Bunasor Sanim Charles Parningotan Haratua Simanjuntak D. Djoko Setiyanto Daniel Djoko Setiyanto Darnas Dana Dedy Tri Hermanto Derry Muharam Dewayany Sutrisno, Dewayany Dewi, Mariena Dian Harjuna Sukma Dietriech Geoffrey Bengen Djamar Tumpal F. Lumbanbatu Dodi Iskandar Dwi Kartika Asih Hasibuan Dwiputra, Mohammad Ashari E Gumbira-Sa’id - Edward Nixon Pakpahan Efin Muttaqin Ema Hastarini Erliza Noor Esrahwati, Esrahwati Fahrudin, Achmad Farah Diana Fatah, Khoirul Fathar, Imam Rozali Fitria Rahmayanti Franciscus Edi Priyono Fredinan Yulianda Gatot Yulianto Gema Wahyudewantoro, Gema Ghinarrahmi Afiyatillah Gondo Puspito Gumbira-Sa'id, E H M Eidman H M Sjarif Hitam Hadi Susilo Arifin Hadun Asmara Hamzah Hamzah Harald Asmus Harpasis S. Sanusi Harpasis Slamet Sanusi Harpasis Slamet Sanusi Harry Sudrajat Johari Harry Sudrajat Johari Hefni Effendi Hera Ledy Melindo Hesti Hesti Hurip Pratomo ICHSAN EFFENDIE Ida Ayu Putu Sri Widnyani IIN SITI DJUNAIDAH Indrawati Gandjar intan pramudita rachmawati Irianto, Dedy Cahyadi Irman Firmansyah Isdradjad Setyobudiandi Ismail Ismail Ita Djuwita Ita Djuwita Ita Djuwita J. P, M.Yanuar Jalius , Jalius Jalius Jimmi . Joko Rianto Kasful Anwar Khaswar Syamsu Khaswar Syamsu - KHUSNUL YAQIN Komar Sumantadinata Komar Sumantadinata Leons Rixson Lina Warlina M. Syamsul Maarif M. Yanuar J Purwanto M. Yanuar Joko Purwanto M. Zairin Junior Ma'rifatul Hidayah Machfud Machfud Majariana Krisanti Maman Rumanta Manuwoto Manuwoto Margareth Rosalinda Sapulete Marimin , Matius Paundanan, Matius Maya Lukita Metti Wiradika Charolyna Sinambela Mirna Dwirastina Moh. Yani Mohamad Samsul Maarif Mohamad Syamsul Ma’arif Mohammad Ashari Dwiputra MOZES TOELIHERE Muhammad Aris Muhammad Reza Cordova Muhammad Reza Cordova Muhammad Reza Cordova Muhayatun Santoso Muis Muis, Muis Mukhlas Ansori Munandar Munandar Musa Hubeis N adiarti N, Bambang Pramudya Nadiarti Nadiarti, Nadiarti Nadiarti Nurdin Nadira Fakoubun Nastiti S. Indrasti Nastiti S. Indrasti, Nastiti S. Nazori Djazuli Nendia Nurisni Neri Kautsari Neviaty P. Zamani Nia Istiani Wahid Norman Razieb Azwar Noverita Dian Takarina Dian Takarina Nunik Gerda Nurfitri Triramdani Nurhasanah Nurhasanah Nurhasanah Nurhasanah Nurlisa Alias Butet Nurmawati, Subekti Nurul Najmi Nuryani Zainuddin Perdini, Maharani Pramono, Anton Priyadi Kardono Purwanto, M. Yanuar Joko R. Ruswandi Rahmat Kurnia Rahmat Pangestu Ratih Ismayasari Rida Oktorida Khastini RIDWAN AFFANDI Ridwan, Iriadi Rifardi Rinda Noviyanti Rinda Noviyanti, Rinda Rita Nurmalina Rita Rostika Rodiah Nurbaya Sari Rosalina Hasan ROSALINA HASAN, ROSALINA Rugaya H. Serosero Rumanta , Maman Sandra Sukmaning Adji Sarifah Nurjanah Sehtawarta Br Sitepu Seiichi Watanabe Sigid Hariyadi Sigid Hariyadi Sjaifuddin Sjaifuddin Sjaifuddin, Sjaifuddin Sonja Kleinertz Sri Haryati Sri Mahendra Satria Wirawan Sri Suryo Sukoraharjo Srihadi Agungpriyono Sudarmo, Agnes P Sudarmo, Agnes Puspitasari Sugeng A. Putranto Sugeng Budiharsono Sugeng Budiharsono Sugeng Hartono Sugeng Putranto Sugeng Putranto Sulistiono Sulistiono Sulistiono Sulistiono Sulistiono Sulistiono Sulistiono Sulistiono Sulistiono Sulistyo Ariebowo Djajusman Sunarto Zulkifli Suprihatin - Suprihatin Suprihatin Suprihatin Suprihatin Supriyadi Supriyadi Supriyadi Supriyadi Supyan Supyan Surjono H. Sutjahjo Susan Maphilindawati Noor Susilowati, Dwi Indah Suwari Syafri Mangkuprawira Syafrudin Raharjo Syahminan Syahminan Syahril Nedi Syaiful Anwar Syaiful Anwar Tagor Alamsyah Harahap Tarsim Tarsim Taryono Taslim Arifin Taslim Arifin Tia Rostaman Tri Handayani Tri Hastuti Kurniati Tri Prartono Tuah N. M. Wulandari TUBAGUS HAERU RAHAYU Tun Tedja Tun Tedja, Tun TUTI L YUSUF Uju Uju Veybi Djoharam Wahid, Nia Istiani Waluyo Waluyo Warih Hardanu Warih Hardanu, Warih Wawan Wahyudi Wellyzar Sjamsuridzal Wibowo Mangunwardoyo Wibowo Mangunwardoyo Wike Ayu Eka Putri Wiwik Handayani Wulandari, Tuah N. M. Yahya, Nurul Musyariafah Yandra Arkeman Yoga, Gunawan Pratama Yonvitner - Yuliati Yuliati Yunizar Ernawati Yunizar Ernawati Yusli Wardiatno Zaenal Abidin Zulferdi, Zulferdi