Claim Missing Document
Check
Articles

BATASAN KEKAKUAN PONDASI PELAT KAKU DI ATAS TANAH ELASTIS Ketut Ardhana; Made Sukrawa; I Ketut Sudarsana
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 10, No. 2 Juli 2006
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.174 KB)

Abstract

Pondasi pelat umumnya dirancang dengan anggapan distribusi reaksi tanah dasar adalah linier sehingga analisis dapat dilakukan dengan metode konvensional (metode rigid). Anggapan ini benar bila kekakuan pondasi memadai. Untuk pondasi pelat yang kurang kaku dipilih metode lain yaitu metode fleksibel, yang memperhitungkan variasi dari distribusi reaksi tanah dasar akibat pengaruh fleksibelitas pondasi dan perilaku elastis tanah dasarnya. Penelitian ini bertujuan mencari batasan kekakuan pondasi pelat yang dianggap kaku di atas tanah elastis. Metode penelitian dilakukan dengan menganalisis 2 (dua) tipe pondasi pelat yaitu pondasi pelat dengan kolom tunggal (pondasi pelat tunggal) yang terdiri dari 6 (enam) ukuran dan pondasi pelat gabungan dengan dua kolom (pondasi pelat gabungan) yang terdiri dari 5 (lima) ukuran. Pondasi tersebut ditumpu di atas tanah elastis dengan 12 (dua belas) variasi modulus reaksi tanah dasar (ks) yang berbeda. Analisis dilakukan dengan program berbasis metode elemen hingga dengan metode eksak sebagai pembandingnya. Dalam proses analisis, masa tanah dimodel sebagai kumpulan pegas (elastic spring) yang berdiri sendiri dan tidak saling berhubungan, sedangkan pondasi dimodel dengan elemen shell (shell element). Dari 132 sampel pondasi yang ditinjau, diperoleh hasil bahwa batasan kekakuan pondasi pelat kaku di atas tanah elastis, merupakan besaran tak berdimensi (?l) yang nilainya 0,79, dan tebal minimum pondasi pelat kaku dapat dinyatakan dengan Persamaan : 1,975. dimana Ec adalah modulus elastisitas material pondasi (kN/m2), ks adalah modulus reaksi tanah dasar (kN/m3), l adalah panjang pondasi (m) dan ? adalah persamaan karakteristik Pondasi pelat dengan tebal kurang dari tebal minimum d, dikategorikan sebagai pondasi fleksibel, dan oleh karenanya analisis sebaiknya memakai metode fleksibel untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.
PERILAKU DINAMIS STRUKTUR GEDUNG DENGAN DENAH LENGKUNG I Ketut Sudarsana; Ida Ayu Budiwati; Ni Wayan Novi Suryantari
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol. 18, No. 2, Juli 2014
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (758.976 KB)

Abstract

Denah bangunan yang lengkung dengan jari-jari (R) yang disesuaikan dengan lokasi bangunan merupakan alternatif perencana untuk mendapatkan pemandangan yang bagus. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perilaku dinamis dari lima buah model struktur dengan variasi kelengkungan denah R=?, R=122, R=108, R=94, dan R=80 meter yang meliputi waktu getar alami struktur, gaya geser dasar, perpindahan antar lantai, kecepatan dan percepatan lantai, dan gaya-gaya dalam pada elemen struktur. Analisis 3D dilakukan terhadap struktur hotel 4 lantai dengan tinggi tingkat 3,5 meter yang berada pada kondisi tanah keras. Kelima model struktur memiliki dimensi pelat, balok dan kolom serta massa tingkat dan mutu material yang sama. Prilaku dinamis diperoleh dari analisis riwayat waktu mengkuti average acceleration dari Newmark dimana nilai ? = 1/2 dan ? = 1/4. Adapun catatan gempa yang digunakan adalah gempa EL-Centro 1940. Hasil analisis menunjukkan bahwa denah lengkung dibandingkan dengan R=? tidak banyak memberikan perubahan terhadap perilaku dinamis struktur, namum terjadi pengaruh yang terlihat jelas pada gaya-gaya dalam seperti momen, gaya lintang dan torsi terutama pada kolom.
PERMEABILITAS BETON DENGAN PENAMBAHAN STYROFOAM I Gusti Ketut Sudipta; Ketut Sudarsana
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 13, No. 2 Juli 2009
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (88.162 KB)

Abstract

The purpose of this research is to investigate the relationship betweencoefficient permeability of concrete and volume of granular styrofoam added into aconcrete mix. The styrofoam added to concrete is in order to have concrete with asmaller density.The concrete was mixed using Portland cement type I, sand from Karangasemwhich was proportioned to meet zone 2 of gradation limit, gravels from the samesource as sands which was also proportioned to meet gradation limit withmaximum diameter of 25 mm according to ASTM C 33-74 and round granularstyrofoam with diameter ranges from 3 mm to 10 mm having density of 22,89kg/m3. Concrete mix was proportioned according to the ingrediens weight that is1:2:3, respectively for cement, sand and gravels with water cement ratio of 0.5.Variation of the styrofoam added into the concrete mix is 0%, 10%, 20%, 30%, and40% of total mix volume. The specimens used in this experiment is standardconcrete cylinders with diameter of 150 mm and 300 mm in height. The specimenwas tested at 28 days of age.The experimental results show that the coefficient of concrete permeability increaseswith increasing additional granular styrofoam into the concrete mix. The coeficientof permeability is 2,274x10-9 cm/dt; 4,170x10-9 cm/dt; 7,917x10-9 cm/dt;17,839x10-9 cm/dt; and 42,135x10-9 cm/dt for addition of styrofoam 0%, 10%, 20%, 30%, and 40%, respectively. The relationship between the coeficient of permeabilityand percentage of styrofoam added into the concrete follows a nonlinearregresión curve.
PEMODELAN PELENGKUNG BETON BERTULANG DENGAN MEMPERHITUNGKAN INTERAKSI TANAH DAN STRUKTUR (KASUS: ALTERNATIF RENCANA JEMBATAN SERANGAN – TANJUNG BENOA) I Putu Laintarawan; I Made Sukrawa; I Ketut Sudarsana
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 10, No. 1 Januari 2006
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (32.488 KB)

Abstract

The Serangan-Tanjung Benoa Bridge is designed as a reinforced concretearch bridge as it usually built on hard soils, so it can be modelled as a fixed arch.However, the brigde was design on soft soil (N < 15) with hard soil (N > 50), 30 mbelow. Therefore, it is necessary to study the behavior of arch structure consideringsoil-structures interaction, due to vertical and lateral loads.Two models were made in order to model the soil-structure interaction: Model 1, thelateral soil supports is modelled as spring; Model 2, soil and foundation are modelledas solid element. Model 3, fixed arch was modelled without foundation. While modelling the soil as spring and solid, pile groups were asssumed as caisson and weremodelled as solid, and the elastic modulus of soil between piles is equal to the elasticmodulus of pile and its values were varieted and compared to the fixed model.Modulus of base soil lateral reaction, kh is modeled as spring with E of 28 N anduniformly distributed on caisson surface area behind the load. The finite elementmethod was made in 3D using SAP2000 program with static and time history analysisfor vertical and earthquake load, respectively.Soil modelled as spring and solid element in soil-structure interaction showcompatible, in which the deformation and internal forces varied by less than 2%. Themaximum deflection occurred on the peak of arch due to dead load of 191.4 mm, or37.87% smaller than the maximum deflection of the model including soil-structureinteraction. Moreover, fixed arch model has natural period of 2.37 second, which is0.39 second shorter than that including soil-structure interaction. With E greater than9000 MPa (sandstone type) the three models give deformation and internal forces itcompatible values with differences less than 2.2%.
ANALISIS PENGARUH SISTEM PENAHAN BEBAN LATERAL TERHADAP KINERJA STRUKTUR RANGKA BAJA GEDUNG BERATURAN I Ketut Sudarsana; Ida Bagus Dharma Giri; Putu Didik Sulistiana
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol. 19, No. 1, Januari 2015
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1659.678 KB)

Abstract

Kinerja suatu struktur terhadap beban gempa tergantung dari system struktur penahan beban lateral yang dipergunakan. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan kinerja sistem struktur penahan beban lateral pada struktur rangka baja gedung beraturan tingkat rendah dan sedang. Analisis dilakukan terhadap gedung beraturan dengan empat (4) dan sepuluh (10) tingkat. Masing-masing tingkat ditinjau 3 buah model struktur deangan variasi system struktur pemikul beban lateral yaitu Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK), Sistem Rangka Bresing Eksentris (SRBE), dan Sistem Rangka-Dinding Geser (shear wall). Semua Model dibebani dan dirancang mengacu pada Standar Nasional Indonesia SNI 2847:2013, SNI 1729:2002 dan SNI 1726:2012. Analisis kinerja struktur dilakukan dengan Analisis static nonlinear pushover. Struktur akan dianalisa menggunakan beban gravitasi, hujan, angin serta beban gempa yang mengacu pada ketentuan SNI 03-1726-2012 (Gempa). Dari hasil analisis dan pembahasan dapat diambil kesimpulan, bahwa perbandingan kinerja dengan sistem penahan beban lateral pada struktur rangka baja gedung beraturan adalah sistem dinding geser memiliki gaya geser dasar batas yang paling besar dari model lain. Dengan nilai gaya geser dasar untuk model 4 LT sistem dinding geser 11647,63 KN; SRBE 8402,88 KN; SRPMK 4576,70 KN dan untuk model 10 LT sistem dinding geser 16793,63 KN; SRBE 11122,53 KN; SRPMK 5157,38 KN. Sistem dinding geser memiliki kinerja perpindahan yang paling baik, karena nilai perpindahan dari sistem dinding geser paling kecil dari model lain. Dengan nilai perpindahan untuk model 4 LT sistem dinding geser 3,46 mm; SRBE 6,47 mm; dan SRPMK 19,11 mm. Model 10 LT sistem dinding geser 25,54 mm; SRBE 44,64 mm; dan SRPMK 89,49 mm. Untuk beban gempa yang sama mengacu pada model SRPMK. Dengan nilai perpindahan untuk model 4 LT SRPMK 458,90 mm; SRBE 91,17 mm; sistem dinding geser 28,76 mm dan untuk model 10 LT SRPMK 851,42 mm; SRBE 235,54 mm; sistem dinding geser 187,56 mm. SRPMK memiliki nilai daktilitas lebih besar dari model lain. Dimana nilai daktilitas untuk model 4 LT SRPMK 4,65; SRBE 3,06; sistem dinding geser 2,67 dan untuk model 10 LT SRPMK 4,77; SRBE 3,25; sistem dinding geser 2,84.
INVESTIGATION OF WITHDRAWAL RESISTANCE OF LAG SCREWS FROM BANGKIRAY WOODS I Ketut Sudarsana
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 9, No. 1 Januari 2005
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (34.939 KB)

Abstract

Lag screws are commonly used in knock down constructions where screwsis not possible. The resistance of the lag screws is provided by friction betweenthreaded parts and wood. This paper presents experimental investigation ofwithdrawal strength of lag screws embedded into Bangkiray woods. The objectives ofthe investigation were to determine the behavior of embedded screws subjected towithdrawal forces.To meet the experimental objectives, three specimens of an 8 mm diameter lag screwembedded into a 80 x 150 x 600 mm bangkiray woods were assembled and tested tofailure. The lag screws were 100 mm long with threaded length of 60 mm (effectivelength of 55 mm). However, in this experiment, only 40 mm of the threaded part waspenetrated into the main wood and giving the effective penetration length of 35 mm.Direction of the screw was perpendicular to wood grains. Two equal point loads wereapplied on both sides of the screws through two pieces of 50 x 70 x 500 mm bangkiraywoods connected using screws. The loads were increased incrementally every 1 kN or1kN/minute. Axial deformations of the screws were measured using a dial gaugelocated at the center of the lag screws for every load increment.The results show that failure modes occurred due to failure of the woods which werebearing failure of side beams and pull-out of the screws due to lose of main beamresistence. These types of failure were mainly dictated by the absence of washersbetween the bearing wood and the head of the screws. Slip of the embedded part atmaximum load is about 9.25% and 10.93% of the embedded length. The averagemaximum withdrawal strength of the screw embedded 40 mm into bangkiray wood is12.0 kN, excluding data of specimen S1. Prediction of withdrawal strength forembedment length of 60 mm is 24.10 kN.
APLIKASI DAN PELATIHAN SATU ALAT TIGA FUNGSI SEBAGAI BLENDER, PENGUPAS KULIT ARI KACANG TANAH DAN MIXER DENGAN KAPASITAS 1 KG DI DESA BUNGBUNGAN, BANJARANGKAN, KELUNGKUNG K. Astawa; I.K. Sudarsana; H. Wijaksana; I.P. Lokantara
Buletin Udayana Mengabdi Vol 15 No 3 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (482.004 KB)

Abstract

Alat Blender, Mixer untuk adonan tepung dan pengupas kulir ari kacang tanah telah di buat dalam satu alat,hanya dengan merubah pisau potong saja. Modifikasi sebuah alat mixer dilakukan dengan mengganti pisaupotong, jenis tajam, jenis tumpul untuk adonan tepung dan jenis bergerigi untuk mengupas kulit ari kacangtanah.Masyarakat Bungbungan yang sebagai pedagang mengalami kesulitan dalam mengupas kulit ari kacang yangmembutuhkan waktu lama. Bila ingin membuat jajanan pasar harus membeli satu mixer lagi, dan bila inginmemblender buah-buahan atau memblender bumbu membutuhkan satu alat lagi, jadi dibutuhkan 3 alat untukmelakukan hal tersebut diatas. Disini akan diperkenalkan dan dipraktekkan ketiga kegiatan diatas dalam 1alat. Pengolahan hasil pertanian dan perkebunan memerlukan teknologi yang mampu mengolah hasilhasilnyalebih enak dan lebih cepat.Tujuan pengabdian di Desa Bungbungan ini adalah untuk memberdayakan dan meningkatkan partisipasimasyarakat dalam membangun potensi daerah sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat di bidangperekonomian melalui pengembangan pengolahan hasil pertanian.Secara umum pelaksanaan kegiatan pengabdian berjalan dengan baik. Hal ini tidak terlepas dari bantuan dankerjasama anggota pelaksana, mahasiswa, seluruh aparat desa, jajaran pengurus desa serta warga desasendiri.Dengan adanya kegiatan pengabdian ini, wawasan kami menjadi lebih luas dan pola pikir kami lebih terbukamengenai permasalahan dan potensi-potensi yang ada di Desa Bungbungan. Begitu banyak potensi yangdimiliki namun masih belum bisa dimanfaatkan dengan baik karena kurangnya pengetahuan yang dimilikiberkaitan dengan bidang-bidang tersebut.
PENDEKATAN ERGONOMI TOTAL DAN KEARIFAN LOKAL DALAM PERENCANAAN TEKNIS PENATAAN PURA DALEM BABADAN DESA ADAT TUMBAK BAYUH MENGWI-BADUNG I.N. Sutarja; I.G.N. Suditha; I.K. Sudarsana; I.N. Lanus; A.A.G.A. Yana
Buletin Udayana Mengabdi Vol 16 No 1 (2017)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.436 KB)

Abstract

Keberlanjutan pembangunan Pura Dalem Babadan yang berlokasi di Desa Adat Tumbak Bayuh, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, memerlukan perencanaan teknis penataan lingkungan pura secara detail yang meliputi tata letak yang jelas, gambar detail dan rencana anggaran biaya yang dibutuhkan. Dalam proses perencanaan dan perancangan pura digunakan dua buah pendekatan yaitu 1) pendekatan ergonomi total (pendekatan Sistemik, Holistik, Interdisipliner, dan Partisipatori/SHIP yang dikaji berdasarkan teknologi tepat guna) dan 2) pendekatan kearifan lokal. Pendekatah SHIP dan teknologi tepat guna diaplikasikan dalam pemilihan sistem struktur dan bahan, sedangkan pendekatan kearifan lokal diaplikasikan dalam pemilihan tata letak dan bentuk. Perencanaan ini menghasilkan gambar denah lingkungan pura Dalem Babadan secara keseluruhan yang menunjukkan tata letak pelinggih beserta bangunan pendukung lainnya, gambar detail bangunan dan rencana anggaran biayanya.
EVALUASI KINERJA STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG TIDAK BERATURAN DENGAN PENAMBAHAN TINGKAT MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA I Ketut Sudarsana; Anak Agung Gde Agung Asmara; Gusti Ayu Rai Mahayani
JURNAL SPEKTRAN Vol 6 No 2 (2018): Vol. 6, No. 2, Juli 2018
Publisher : Master of Civil Engineering Program Study, Faculty of Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (711.79 KB)

Abstract

ABSTRAK Penambahan tingkat pada sebuah gedung yang sudah beroperasi sering dijumpai di lapangan. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kinerja struktur beton bertulang dengan penambahan tingkat menggunakan struktur baja dan juga mengetahui nilai dari faktor modifikasi respon (R), nilai kuat lebih struktur (?o), dan faktor pembesar perpindahan (Cd) yang diperlukan dalam mendesain struktur akibat beban gempa. Struktur yang ditinjau adalah struktur gedung perkantoran terdiri dari 5 tingkat berada diatas tanah sedang pada wilayah dengan kategori seismic D. Gedung tidak beraturan horizontal dengan denah L yang struktur awalnya didesain sebagai beton bertulang (M1), kemudian divariasikan dengan mengganti tingkat ke 5 dengan struktur baja sebagai variasi pertama (M2) dan variasi kedua, tingkat 4 dan 5 diganti dengan struktur baja (M3). Sambungan kolom baja ke beton dimodel dengan tiga jenis hubugan yaitu rigid (M2R, M3R), semi rigid (M2SR, M3SR) dan sendi (M2S, M3S). Struktur dimodelkan secara 3D dan dianalisis dengan static nonlinear pushover pada program berbasis elemen hingga. Level kinerja struktur dievaluasi mengikuti FEMA 440. Hasil penelitian menunjukkan bahwa level kinerja struktur dengan penambahan baja adalah immediate occupancy (IO), sedangkan struktur awal berupa beton bertulang adalah collapse prevention (CP). Nilai R semua model struktur pada penelitian ini melebihi nilai R menurut FEMA P-695 sebesar 6,0. Struktur dengan sambungan rigid dan semi rigid tidak menghasilkan perbedaan nilai R yang signifikan, namun sangat jelas berbeda untuk struktur yang menggunakan sambungan sendi. Nilai ?o semua struktur berkisar 4,61 hingga 6,03 dan telah melebihi nilai ?o yang ditentukan SNI 1727:2012 dan FEMA P-695. Semua model struktur memiliki nilai faktor pembesar perpindahan (Cd) kurang dari 2 kecuali struktur dengan penambahan 2 tingkat baja dan sambungan sendi (M3S) yang menghasilkan faktor pembesar perpindahan (Cd) lebih besar dari 4.
ANALISIS PENGARUH BENTUK DINDING GESER BETON BERTULANG TERHADAP KAPASITAS DAN LUAS TULANGAN I Gede Gegiranang Wiryadi; I Ketut Sudarsana
JURNAL SPEKTRAN Vol 7 No 2 (2019): Vol. 7 No. 2, JULI 2019
Publisher : Master of Civil Engineering Program Study, Faculty of Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (243.939 KB)

Abstract

ANALYSIS OF SHAPE EFFECT OF REINFORCED CONCRETE SHEAR WALL DUE TO CAPACITY AND REBAR AREAABSTRACTThere are several way to improve the structural performance of high rise building in anticipate horizontal drift and reduce structure time period, one of the solution is by adding the shear wall. Shear wall has many type if it divided by it’s shape, including I-Shape, L-Shape, T-Shape and IWF-Shape that can be adapted with the available plan and building shape. The shape difference of shear wall is linear with the difference of shear wall capacity in enduring the forces and the difference of rebar area. By using S-concrete version 7.02 when modelling 4 type of shear walls that given the same axial force and moment and the same materials, it can be concluded that the biggest axial forces and moment capacity is on the I-Shape shear wall as evidenced by axial: momen ratio compare to the capacity as big as 0.71, followed by IWF-Shape (0.86), and L-Shape and T-Shape (both 0.96). Evaluated from total of rebar area, starting from the smallest, I-Shape shear wall with area 29166 mm2, followed by L-Shape (36666 mm2), T-Shape (40833 mm2), and IWF-Shape (51250 mm2).
Co-Authors A. A. Diah Parami Dewi A. A. N. A. Angga Pradhana A.A. Ayu Istri Laksemana Dewi A.A. Ayu Istri Laksemana Dewi A.A.G.A. Yana Amanda, Anastasia Anak Agung Gde Agung Asmara Anak Agung Gede Sutapa Arnawa, I Putu Ayu Swandewi Trikusuma Caridad N. Barrameda D.M Priyantha Wedagama D.P.G Sugupta David Pramono Dewa Ayu Hendrawathy Putri Dharma Putra Dharma Putra Dharmayanti, Gusti Ayu Putu Candra Dwi Wiranata Gd. Astawa Diputra Gede Pringgana Gilbert S. Arrieta Gusti Ayu Rai Mahayani Hendra Wijaksana I Dewa Gede Rat Dwiyana Putra I G. A. Susila I G.N.K. Udara I Gede Adi Susila I Gede Gegiranang Wiryadi I Gede Wira Sayoga I Gusti Ayu Putu Wegie Puryandhari I Gusti Ketut Sudipta I Gusti Ketut Wirawan I K. Ade Siswanta I Made Alit Karyawan Salain I Nyoman Sutarja I P. Alit Suthanaya I Putu Laintarawan I Wayan Dana I Wayan Dana I Wayan Sudithayasa I.B. Dharma Giri I.G.N. Suditha I.N. Lanus Ida Ayu Budiwati Ida Ayu Made Budiwati Ida Bagus Dharma Giri Ida Bagus Ngurah Purbawijaya Ida Bagus Rai Widiarsa K. Astawa Ketut Ardhana Ketut Sidang Partayasa Luh Putu Eka Anggreni Made Respawan Made Sukrawa Made Yani Anggreni Marselinus Anggur Ngganggus Mayun Nadiasa Mulya Dewi N.L.P. Eka Agustiningsih Nanda Dwi Wulan Sari Ni Kadek Armini Ni Luh Putu Pradnyadewi Ni Made Anggreni Ni Made Dwi Ari Astuti Ni Made Tutarani Ni Nengah Selasih Ni Putu Candra Prastya Dewi Ni Wayan Novi Suryantari Putera Kumarayasa Mudita Putu Agus Nusada Putra Putu Deskarta Putu Didik Sulistiana Putu Hendra Kusuma Putu Lokantara Rahayu Ria Kusumawati Saputra, I Gede Yoga Dana Wayan Mustika Yohanes Angga Wijaya