Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Veteriner

Pemeriksaan Jumlah Cemaran Staphylococcus Aureus Pada Susu Kambing Peranakan Etawa (Pe) Di Peternakan Adoe A Aceh Besar (Examination Of the Amount Of Staphylococcus aureus Contamination in Etawa Crossbreed Goat Milk) Ahmad Azhari Nopiosi; Teuku Reza Ferasyi; Ismail Ismail; Mahdi Abrar; Hamny Hamny; Rastina Rastina; Fakhrurrazi Fakhrurrazi
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 6, No 3 (2022): MEI-JULI
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/jim vet..v6i3.19453

Abstract

ABSTRAKSusu memiliki sumber gizi yang paling sempurna. Nilai gizinya yang lengkap menyebabkan susu dapat menjadi media yang sangat baik bagi mikroorganisme untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah cemaran Staphylococcus aureus pada susu kambing peranakan etawa (PE) di peternakan Adoe A Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kesmavet Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan 10 sampel susu kambing peranakan etawa. Pengambilan sampel dilakukan secara acak dan diencerkan dengan pengenceran desimal dari 101 sampai 106. Selanjutnya dilakukan penghitungan jumlah koloni dengan menggunakan Total Plate Count (TPC) untuk mengetahui jumlah cemaran Staphylococcus aureus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 30% sampel tercemar Staphylocoucus aureus. Nilai TPC tertinggi diperoleh dari sampel susu K3 yaitu 3,0 x 102 cfu/ml, dan nilai TPC terendah diperoleh dari sampel susu K1 yaitu 1,6 x 102 cfu/ml. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai TPC yang ditemukan melebihi batas standar SNI untuk bakteri Staphylocoucus aureus pada susu yaitu 1 x 102 cfu/ml.ABSTRACTMilk has the most perfect source of nutrition its complete nutritional value causes milk to be an excellent for microorganisms for growth and development. This study aims to determine the amount of Staphylococcus aureus contamination in Etawa crossbreed’s milk on Adoe A farms in Aceh Besar Regency. This study was carried out at the Veterinary Public Health Laboratory, Faculty of Veterinary Medicine, Syiah Kuala University, Banda Aceh. This study use 10 samples of Etawa Crossbreed’s milk. Sampling was carried out randomly and diluted with a decimal dilution from 101 to 106. Furthermore, the number of colonies was counted using the Total Plate Count (TPC) to determine the amount of staphylococcus aureus contamination. The results of this study showed that 30% of the samples were contaminated with Staphylocoucus aureus. The highest TPC value was obtained from the K3 milk sample, which was 3.0 x 102 cfu/ml, and the lowest TPC value was obtained from the K1 milk sample, which was 1.6 x 102 cfu/ml. So it can be concluded that the TPC value found exceeds the SNI standard limit for Staphylocoucus aureus bacteria in milk, which is 1 x 102 cfu/ml. 
Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kadar Gula Darah Anjing Kampung (Canis Familiaris) Di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat Nadia Hanifah; Sugito Sugito; Nuzul Asmilia; M. Isa; Hamny Sofyan; Syafruddin Syafruddin; Abdullah Hamzah; M. Hasan; Ismail Ismail
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 7, No 1 (2022): NOVEMBER-JANUARI
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/jim vet..v7i1.18632

Abstract

ABSTRAKAnjing (Canis lupus familiaris) merupakan salah satu hewan peliharaan yang banyak dipelihara di dunia. Karakteristik anjing yang setia, mudah dilatih serta bersahabat dengan manusia menjadi nilai tambah hewan peliharaan satu ini, sejatinya anjing merupakan hewan karnivora yang menjadikan protein sebagai sumber energi utama. Namun, ditengah masyarakat masih banyak memberikan pakan berupa nasi kepada anjing peliharaannya untuk itu penelitian ini dilakukan guna mengetahui kadar gula darah anjing serta faktor-faktor yang memengaruhi kadar gula darah tersebut. Penelitian ini dilakukan secara observasi lapangan dan pemeriksaan sampel darah anjing sebanyak 30 sampel di Kota Bukittinggi, lalu dilakukan pengecekan menggunakan easy touch GCU dan didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada kadar gula darah anjing sebelum dan sesudah makan, pada saat sebelum makan kadar gula darah anjing sebesar 73,37±10,88 mg/dL dan dua jam sesudah pemberian pakan sebesar 112,06±14,148 mg/dL hal ini berhubungan dengan karakteristik dari karbohidrat yang cepat dicerna dan diedarkan ke seluruh tubuh. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan (p0.05) antara usia dan jenis kelamin terhadap kadar gula darah anjing kampung. Dapat disimpulkan bahwa rata- rata kadar gula arah anjing kampung di kota Bukittinggi masih berada pada kisaran normal.Kata kunci: domestikasi, easy touch GCU, gula darah, karbohidratABSTRACTDogs (Canis lupus familiaris) are one of the most kept pets in the world. The characteristics of being loyal, easy to train and friendly with humans are added values for this pet, in fact dogs are carnivorous animals that made protein be their main energy source. However, in the midst of society, there are still give rice to their dogs, so this research was conducted to determine the blood sugar levels of dogs and the factors that influence it. This research was carried out by field observation and examination of 30 samples of dog blood samples in Bukittinggi City, then checked the sample using the easy touch GCU and the results showed that there were significant differences in the blood sugar levels of dogs before and after eating, which at the time of eating the dog blood sugar was 73.37±10.88 mg/dL and two hours after feeding was 112.06±14.148 mg/dL this was related to the characteristics of carbohydrates that were quickly digested and circulated throughout the body. The results of statistical tests showed that there was a significant difference (p0.05) between age and sex on blood sugar levels of domestic dogs. Based on the research concluded that the average sugar content of domestic dogs in the Bukittinggi City is still in the normal range.Keywords: Blood sugar, carbohydrates, domestication, easy touch GCU
Anatomi Komparatif Skeleton Axiale Kucing Hutan (Felis Chaus) Dan Kucing Domestik (Felis Domestica) Primaadhi Abimanyu Satrio Raharjo; Sri Wahyuni; Fadli. A. Gani; Juli Melia; Muhammad Jalaluddin; Hamny Sofyan; Lailia Dwi Kusuma Wardhani; Mulyadi Adam
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 7, No 1 (2022): NOVEMBER-JANUARI
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/jim vet..v7i1.15782

Abstract

ABSTRAKKucing hutan (Felis chaus) dan kucing domesik (Felis domesticus) termasuk famili Felidae, namun  secara kasat mata terdapat perbedaan morfologi tubuh antara kedua spesies tersebut. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dan membandingkan morfologi dan morfometri tulang-tulang pembentuk skeleton axiale kucing hutan dan domestik. Penelitian ini menggunakan preparat kucing hutan dan kucing domestik masing-masing 1 ekor dan berjenis kelamin jantan yang telah diawetkan dalam larutan formalin. Kucing hutan dan domestik dipreparir untuk mendapatkan tulang-tulang pembentuk skeleton axiale lalu diawetkan dalam larutan formalin 5 % dan dikeringkan pada suhu ruang (27°C). Selanjutnya dilakukan pengamatan morfologi dan morfometri setiap tulang. Hasil pengamatan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara morfologi tulang-tulang pembentuk skeleton axiale kucing hutan dan domestik memiliki bentuk yang hampir sama, kecuali pada ala atlantis dari os atlas (os vertebrae cervicalis I) kucing hutan lebih sempit dibandingkan ala atlantis kucing domestik. Selain itu bentuk os axis (os vertebrae cervicalis II) kucing hutan lebih ramping dibandingkan kucing domestik. Perbedaan morfologi lainnya ditemukan pada ossa costales dan os sternum yang didukung dengan perbedaan morfometrinya. Dapat disimpulkan bahwa perbedaan morfologi dan morfomteri tulang-tulang penyusun skeleton axiale antara kucing hutan dan domestik ditemukan pada os atlas, os axis, ossa costales, dan os sternum.    Kata kunci: skeleton axiale, morfologi, morfometri, kucing hutan, dan kucing domestikABSTRACTWild cat (Felis chaus) and domestic cat (felis domesticus) belong to the Felidae family, but morphologically there are differences in the posture of both species. This study aims to identify and compare the morphology and morphometry of bones forming the skeleton of wild and domestic cats. This study used the preparation of a male wild cat and a male domestic cat that have been preserved in formalin solution.  Furthermore, cats were prepared for obtaining skeleton-forming bones and then preserved in 5% formalin and dried at room temperature. After drying, morphology and morphometry were observed and data were analyzed descriptively. The results showed that morphologically, the skeleton-forming bones of wild cat and domestic cat axiale had almost the same in shape, except in ala atlantis of os atlas (os vertebrae cervicalis I), where in wild cat the size was narrower than in domestic cat. Additionally, the size of os axis (os vertebrae cervicalis II) in wild cat was slimmer than the bone size in domestic cat. Other morphological differences were found in ossa costales and os sternum which were supported by differences in morphometry. It can be concluded that specifically, the difference of axial skeleton-forming bones between wild and domestic cats were found in os atlas, os axis, ossa costales, and os sternum.  Keywords: skeleton axiale, morphology, morphometry, wild cat, and domestic cat
Anatomi Komparatif Skeleton Appendiculare Pada Itik (Anas Platyrhynchos) dan Entok (Cairina Moschata) Fadli A. Gani; Chika Nahara Ramadhanty; Sri Wahyuni; Muhammad Jalaluddin; Mustafa Sabri; Hamny Sofyan; Lailia Dwi Kusuma Wardhani; Mulyadi Adam
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 7, No 2 (2023): FEBRUARI-APRIL
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/jim vet..v7i2.26102

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi karakteristik morfologi dan morfometri tulang-tulang pembentuk skeleton appendiculare antara itik (Anas platyrhynchos) dan entok (Cairina moschata). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berupa itik jantan (n=3) berumur 1 tahun dengan bobot badan 2-3 kg dan entok jantan (n=3) berumur 1 tahun dengan bobot badan 3-4 kg. Itik dan entok disembelih lalu dilakukan pemisahan (preparir) bulu, kulit, otot-otot dan organ-organ visceral. Setelah proses preparir, preparat direndam dalam larutan deterjen selama enam hari. Tulang-tulang penyusun skeleton appendiculare itik dan entok dipisahkan dari tulang tubuh lainnya. Proses pengawetan tulang dilakukan dengan merendam tulang-tulang dalam larutan formalin 5 % selama tiga hari kemudian dikeringkan pada suhu ruang. Setelah kering dilakukan pengamatan secara morfologi dan morfometri. Data morfologi dianalisis secara deskriptif sedangkan data morfometri dianalisis dengan uji t (P0,05). Berdasarkan pengamatan tulang-tulang pembentuk skeleton appendiculare terbagi atas dua kelompok tulang, yaitu ossa membri thoracici dan ossa membri pelvinae. Secara morfologi tulang-tulang pembentuk skeleton appendiculare itik dan entok memiliki bentuk yang sama, akan tetapi beberapa tulang entok lebih besar dibandingkan tulang-tulang itik. Secara morfometri ukuran beberapa tulang entok berbeda nyata dengan tulang-tulang itik (P0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah tulang-tulang pembentuk skeleton appendiculare itik dan entok memiliki bentuk yang sama namun beberapa tulang berbeda ukurannya.  Kata kunci:  Itik, entok, skeleton appendiculare, morfologi dan morfometri. ABSTRACT This study aims to identify the morphological characteristics and morphometry of skeleton appendiculare ducks (Anas platyrhynchos) and muscovy ducks (Cairina moschata). The sample used in this study was drakers (n = 3) aged 1 year with a body weight of 2-3 kg and male muscovy (n = 3) aged 1 year with a body weight of 3-4 kg. Each of duck was slaughtered and then separated (for preparir section) to removed feathers, muscles, and visceral organs. After the preparation process the sample was soaked in detergent solution for six days. The skeletal bones that form ducks and muscovy ducks skeleton appendiculare were separated from other bones and subsquently. Soaked in 5% formalin solution for three days then drying it at room temperature. After drying, morphology and morphometry of bones were observed. Morphological data were analyzed descriptively while morphometric data were analyzed by student t test. Based on observations, the bones forming the appendicular skeleton were divided into two groups of bones, namely the thoracic bones and the pelvinae membrane. Morphologically the bones forming the appendiculare skeleton of ducks and Muscovy ducks have the same shape, but some Muscovy duck bones were larger than the bones of ducks. Morphometrically, the sizes of some Muscovy duck bones were significantly different from those of ducks (P0.05). The conclusion of this study is that the bones forming the appendiculare skeleton of ducks and Muscovy ducks have the same shape but several bones differ in size.Keyword:  Ducks, muscovy duck, skeleton appendiculare, morphology, and morphometry.  
Co-Authors . Nurliana . Zuchri ., Daniel Abdul Harris Abdullah Hamzah Adi Purnawarman, Adi Ahmad Azhari Nopiosi Alfajri Saputra Alfajri Saputra Ali, Ihfan Khaidir Aliman Irfandi Amalia Sutriana Amiruddin A Andi Novita Anugrah Septian Aris Junaidi Ayu Agita Ginting Azhari Azhari Bambang Pontjo Priosoeryanto Boni Anggara Budianto Panjaitan Budianto Panjaitan Chairun Nisa Chika Nahara Ramadhanty Chintya Desfariza Cut Dahlia Iskandar Darmawi Darmawi Debby Novita ayumi Dian Masyitha Dian Masyitha Dwinna Aliza Ekawati, Wahyu Enitan, Seyi S. Erdiansyah Rahmi Erdiansyah Rahmi Erdiansyah Rahmi Ezy Yulanda Rezki Fadli A Gani Fadli A. Gani Fadli A. Gani Fadli A. Gani Fadli. A. Gani Fahrezi, Muhammad Gilbran Faisal Jamin Faisal Mustafa Fakhrurrazi Fakhrurrazi Fakhrurrazi Fakhrurrazi Ferllya Adela Putri Fitriani Fitriani Fitriani Fitriani Frengki Frengki Gani, Fadli A Gani, Fadli A. Gholib Gholib Gholib Gholib, Gholib Hafizuddin Hafizuddin Hamdani Budiman Hasan, Hafidh Hasriati Hasriati Hendri Hermawan Adinugraha Herlina Dimiati, Herlina Herlina Yuliani Herrialfian Herrialfian I. Djuwita . I.Nasution . Idawati Nasution Idawati Nasution Idawati Nasution Idawati Nasution Isky, Saiful Ismail Ismail Ismail Ismail Ita Djuwita Ita Djuwita Joharsyah J Juli Melia Kamarlis, Reno K. Ketut Adnyane Mudite Kusdiantoro Mohamad Lailia Dwi Kusuma Wardhani Lailia Dwi Kusuma Wardhani Lidya Elizabeth M. Manik M. Hasan M. Isa M. Isa M. Jalaluddin Mahdi Abrar Mahdi Abrar Mahdi Abrar Makmur, Ali Manfarizah Manfarizah Manfarizah Manfarizah Maryulia Dewi Mudatsir Mudatsir Mudhita Zikkrullah Ritonga MUHAMMAD AGIL Muhammad Hambal Muhammad Hambal Muhammad Iqbal Muhammad Jalaluddin Muhammad Jalaluddin Muhammad Jalaluddin Muhammad Jalaluddin, Muhammad Muhammad Zulfan Mulyadi Adam Mulyadi Adam Mulyadi Adam Mulyadi Adam, Mulyadi Muslim Akmal Muslim Akmal Mustafa Sabri Mustafa Sabri Mustafa Sabri Muttaqien Muttaqien Nabila Latifa Hafizsha Nadia Hanifah Nanda Yulian Syah Nauval Gibran Lubis Noni Zakiah Nurhidayat, Nurhidayat Nuzul Asmilia Patrick Flaggellata Prabowo Purwono Putro Primaadhi Abimanyu Satrio Raharjo Rastina Rastina Razali Daud Rinidar R Rinidar Rinidar Ritonga, Mudhita Zikkrullah Ritonga, Mudhita Zikrullah Roslizawaty R Rosmaidar Rosmaidar S. Agungpriyono . Safni Kamal Saputra, Jefri Dwi Savitri Novelina Shinta Mutia RM Siti Aisyah Sri Haryani Sri Wahyuni Sri Wahyuni Sri Wahyuni Sri Wahyuni Sri Wahyuni Sri Wahyuni Sri Wahyuni Srihadi Agungpriyono Sugito Sugito Sugito Sugito Sulasmi Sulasmi Suriadi S Syafruddin S Syafruddin Syafruddin Syakur Syakur Syakur Syakur T. Armansyah T. Armansyah T. Armansyah, TR Tanjung, Fitri Aisah Taufan Hidayat Taufan Hidayat Taufan Hidayat Taufan Hidayat Taufan Hidayat Teti Arabia Teti Arabia Teuku Heriansyah, Teuku Teuku Reza Ferasyi Tongku Nizwan Siregar Triva Murtina Lubis Tuty L. Yusuf Tuty Laswardi Yusuf Tuty Laswardi Yusuf Ummu Balqis W.E. Prasetyaningtyas . Wahono Esthi Prasetyaningtyas Wahyu Eka Sari Wahyuni, Sri Wardhani, Lailia Dwi Kusuma Wasmen Manalu Yulisma, Rika Yusnizar Yusnizar Yusnizar Yusnizar Zainabun Zainabun Zainabun Zainabun Zainabun Zainabun Zainabun, Z Zainuddin Z Zainuddin Zainuddin Zainuddin Zainuddin Zainuddin Zainuddin Zuhrawati Zuhrawati Zuraidawati Zuraidawati