Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan perguruan tinggi dalam mengoptimalkan evaluasi program Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) yang selama ini belum sepenuhnya responsif terhadap kebutuhan pengguna dan pemangku kepentingan. Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi pelaksanaan program SIAKAD menggunakan model Responsive-Countenance yang menitikberatkan pada aspek konteks (antecedents), proses (transactions), dan hasil (outcomes) secara menyeluruh dan adaptif. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus, melibatkan pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa SIAKAD telah memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan efisiensi layanan akademik, namun masih terdapat kendala pada infrastruktur teknologi, pelatihan pengguna, dan responsivitas layanan Helpdesk yang perlu diperbaiki. Model Responsive-Countenance terbukti efektif dalam mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan program secara kontekstual dan memberikan gambaran yang komprehensif bagi pengambilan keputusan. Berdasarkan temuan tersebut, direkomendasikan peningkatan fasilitas teknologi, pelatihan berkelanjutan, serta penguatan komunikasi antara pengelola sistem dan pengguna. Penelitian ini memiliki keterbatasan pada cakupan data yang terbatas pada satu perguruan tinggi dan dominasi data kualitatif, sehingga disarankan penelitian lanjutan dengan cakupan lebih luas dan metode campuran untuk hasil yang lebih generalisasi. Temuan ini diharapkan dapat menjadi dasar pengembangan evaluasi program SIAKAD yang lebih responsif dan efektif di masa depan. How This study is driven by the necessity for higher education institutions to optimize the evaluation of the Academic Information System (SIAKAD), which has not yet fully addressed the needs of its users and stakeholders. The aim of this study is to evaluate the implementation of the SIAKAD program using the Responsive-Countenance model, which emphasizes contextual aspects (antecedents), processes (transactions), and outcomes in a comprehensive and adaptive manner. A qualitative method with a case study approach was employed, utilizing interviews, observations, and documentation for data collection. The evaluation findings reveal that SIAKAD has contributed positively to enhancing the efficiency of academic services; however, challenges remain in terms of technological infrastructure, user training, and Helpdesk responsiveness. The Responsive-Countenance model has proven effective in identifying contextual strengths and weaknesses, offering a comprehensive framework for informed decision-making. Recommendations include the enhancement of technological facilities, continuous user training, and improved communication between system administrators and users. This study is limited by its focus on a single university and the predominance of qualitative data. Therefore, future research should adopt a broader scope and utilize mixed methods to achieve more generalizable results. These findings are expected to serve as a foundation for developing a more responsive and effective evaluation approach for the SIAKAD program.