Claim Missing Document
Check
Articles

Aktivitas Fermentasi Larutan Kakao (Theobroma cacao L.) sebagai Atraktan Nyamuk Anopheles sp. di Desa Sukajaya Punduh Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung Ika Yunidasari; Betta Kurniawan; Efrida Warganegara; Jhons Fatriyadi Suwandi
Jurnal Agromedicine Unila: Jurnal Kesehatan dan Agromedicine Vol. 6 No. 1 (2019): Jurnal Kesehatan dan Agromedicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit plasmodium sp. dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles sp. Salah satu cara untuk mengurangi populasi nyamuk adalah pengendalian secara mekanik. Pengendalian tersebut menggunakan perangkap nyamuk yang terbuat dari botol yang telah dimodifikasi kemudian diisi atraktan fermentasi larutan kakao (Theobroma cacao L.) sebagai pemikat agar nyamuk masuk dalam perangkap. Untuk mengetahui aktivitas fermentasi larutan kakao (Theobroma cacao L.) sebagai atraktan nyamuk Anopheles sp. Metode eksperimental murni, teknik purposive sampling dengan sampel sepuluh rumah penderita malaria. Terdapat enam kelompok perlakuan yaitu akuades sebagai kontrol negatif, konsentrasi 6,25%, 12,5%, 25%, 50% dan 100%. Pengulangan sebanyak empat kali. Rata-rata dan standar deviasi jumlah nyamuk Anopheles sp. yaitu 0,10 ± 0,379 untuk kontrol negatif, 0,18 ± 0,385 untuk konsentrasi 6,25%, 0,38 ± 0,740 untuk konsentrasi 12,5%, 0,28 ± 0,506 untuk konsentrasi 25%, 0,15 ± 0,362 untuk konsentrasi 50% dan 0,38 ± 0,628 untuk konsentrasi 100%. Hasil uji statistik kruskal wallis didapatkan nilai p=0,116 atau p>0,05. Pada penelitian ini disimpulkan bahwa secara statistik tidak ada perbedaan jumlah nyamuk Anopheles sp. yang masuk dalam perangkap secara bermakna pada semua kelompok.Kata kunci: Atraktan, kakao (Theobroma cacao L.), malaria, nyamuk Anopheles sp.
Seroprevalensi Toxoplasma gondii pada Hewan Ternak Kambing di Kota Bandar Lampung Audya Pratiwi Putri Riyanda; Jhons Fatriyadi Suwandi; Handayani Dwi Utami; Susianti Susianti
Jurnal Agromedicine Unila: Jurnal Kesehatan dan Agromedicine Vol. 6 No. 1 (2019): Jurnal Kesehatan dan Agromedicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Toksoplasmosis merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh infeksi Toxoplasma gondii. Penularan toksoplasmosis kepada manusia dapat terjadi salah satunya melalui tertelan kista jaringan atau takizoit dalam daging mentah atau yang dimasak kurang sempurna. Angka prevalensi toksoplasmosis di Indonesia pada kambing dapat terbilang tinggi (11-61%). Konsumsi daging kambing di Provinsi Lampung sendiri cukup tinggi. Daging kambing yang dimasak kurang matang danmengandung kista Toxoplasma gondii merupakan salah satu sumber penularan toksoplasmosis pada manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seroprevalensi Toxoplasma gondii pada hewan ternak kambing di Kota Bandar Lampung. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional yang bersifat deskriptif dengan pendekatan laboratorik. Sampel penelitian diperoleh dari 3 tempat pemotongan kambing dengan teknik sampel konsekutif. Sampel diambil secara berurutan sampaimemenuhi 70 sampel selama periode penelitian. Pemeriksaan dilakukan menggunakan metode To-MAT. Pada sampel ditemukan adanya hasil seropositif Toxoplasma gondii pada fase akut maupun kronis. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa seroprevalensi Toxoplasma gondii pada hewan ternak kambing di Kota Bandar Lampung adalah sebesar 60% (42 sampel) dengan seroprevalensi infeksi akut sebesar 37,14% (26 sampel).Kata Kunci: kambing, Toxoplasma gondii, seroprevalensi, zoonosis
Perbandingan Seroprevalensi Toxoplasma gondii pada Ayam Ras dan Ras di Kota Bandar Lampung Andi Nabila Maharani Insan; Jhons Fatriyadi Suwandi; Rika Lisiswanti; Hanna Mutiara
Jurnal Agromedicine Unila: Jurnal Kesehatan dan Agromedicine Vol. 6 No. 1 (2019): Jurnal Kesehatan dan Agromedicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Toksoplasmosis merupakan penyakit parasiter yang disebabkan oleh infeksi Toxoplasma gondii. Penularan ke manusia salah satu caranya adalah melalui tertelannya kista jaringan dalam daging mentah atau yang dimasak kurang sempurna. Toksoplasmosis dapat menyerang semua hewan ternak termasuk unggas, salah satunya adalah ayam yang dapat menjadi inang antara. Hal ini menjadi latar belakang untuk mengetahui perbandingan seroprevalensi Toxoplasma gondii pada ayambukan ras dan ayam ras di Kota Bandar Lampung. Jenis penelitian ini adalah penelitian cross sectional yang bersifat analitik dengan pendekatan laboratorik. Sampel penelitian diperoleh dari beberapa tempat pemotongan ayam dengan teknik simple random sampling. Sampel diambil secara acak sampai memenuhi 35 sampel pada ayam bukan ras dan 35 sampel pada ayam ras selama periode penelitian. Pemeriksaan dilakukan menggunakan metode To-MAT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seroprevalensi yang positif terinfeksi Toxoplasma gondii pada ayam bukan ras sebesar 94,3% (33 sampel) dan pada ayam ras sebesar 37,1% (13 sampel). Data dianalisis dengan uji Chi-Square dan didapatkan p=0,000. Terdapat perbedaan yang bermakna antara perbandingan seroprevalensi T. gondii pada ayam bukan ras dengan ayam ras di kota Bandar Lampung.Kata kunci: ayam buras, ayam ras, Toxoplasma gondii, seroprevalensi.
Hubungan Ko-infeksi Ascariasis dan Malaria Dengan Kadar Hemoglobin di Wilayah Kerja Puskesmas Hanura Periode Desember 2016 Khairul Anam; Jhons Fatriyadi Suwandi; Oktafany Oktafany
Jurnal Agromedicine Unila: Jurnal Kesehatan dan Agromedicine Vol. 6 No. 2 (2019): Jurnal Kesehatan dan Agromedicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hemoglobin merupakan komponen penting dalam tubuh yang berperan dalam transpor oksigen. Kekurangan hemoglobin dalam tubuh dapat menyebabkan masalah kesehatan yang disebut anemia. Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat terbesar di dunia. Anemia pada umumnya terjadi diseluruh dunia, terutama di negara berkembang dan pada kelompok sosio-ekonomi rendah. Banyak faktor yang menjadi penyebab anemia salah satunya infeksi parasit. Terdapat Hubungan antara infeksi malaria dan kejadian anemia. Selain malaria, kejadian anemia dapat juga disebabkan oleh infeksi ascaris. Pada daerah dengan tingkat endemisitas tinggi dapat terjadi infeksi bersamaan antara parasit yang disebut ko- infeksi. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan ko-infeksi pada kadar Hb penderita. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode cross sectional, Sampel pada penelitian ini berjumlah 23 orang penderita malaria dan diambil dengan metode consecutive, sampel diperiksa feses dan darah untuk identifikasi infeksi ascaris dan kadar Hb. Data diolah dengan program analisi data dengan uji Unpaired T-test pada tingkat kemaknaan 95% (α=0,05) Dari 23 totalsampel berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan 7 yang positif ko-infeksi malaria dan ascaris. Rerata kadar Hb dari 23 responden yang menderita malaria sebesar 12,40 g/dl dengan kadar Hb laki-laki lebih tinggi dari perempuan. Berdasarkan uji statistik didapatkan nilai p value sebesar 0,35. Secara statistik Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara ko-infeksi malaria ascariasis dengan kadar Hb.Kata kunci:, Infeksi Ascaris, Infeksi Malaria, Kadar Hb, Ko-infeksi.
Malaria Serebral Nanda Tiara Santika; Jhons Fatriyadi Suwandi; Syahrul Hamidi Nasution
Jurnal Agromedicine Unila: Jurnal Kesehatan dan Agromedicine Vol. 9 No. 1 (2022): Jurnal Kesehatan dan Agromedicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Malaria serebral merupakan penyakit komplikasi berat oleh parasit Pasmodium sp. Jenis plasmodium falciparum merupakan penyebab tersering malaria serebral. Gangguan mikrosirkulasi serebral telah terlibat sebagai faktor penyebab dalam patogenesis malaria serebral. Keterlibatan pecahnya sawar darah otak atau blood brain barrier (BBB) pada malaria serebral dapat menyebabkan perdarahan yang mengakibatkan perubahan neurologis. Penyakit ini merupakan sindrom klinis yang ditandai dengan koma setidaknya 1 jam setelah penghentian kejang atau koreksi hipoglikemia, bentuk parasit Plasmodium falciparum aseksual pada apusan darah tepi dan tidak ada penyebab lain untuk menjelaskan koma tersebut. Tatalaksana setelah memastikan airway, circulation, dan breathing aman  berupa pemberian artesunat intravena. Apabila tidak tersedia dapat diberikan kina drip. Jika pasien kejang, dapat diberikan antikonvlusan. Prognosis malaria serebral bergantung pada kecepatan dan ketepatan diagnosis serta pengobatan.Kata kunci: artesunat, kina, Plasmodium falciparum, sawar darah otak
Entomologi Forensik Rana Noor Fakhira Siregar; Jhons Fatriyadi Suwandi; Intanri Kurniati
Jurnal Agromedicine Unila: Jurnal Kesehatan dan Agromedicine Vol. 9 No. 1 (2022): Jurnal Kesehatan dan Agromedicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Entomologi forensik merupakan ilmu yang memanfaatkan serangga terutama jenis artropoda dalam mengidentifikasi suatu mayat. Serangga merupakan makhluk yang memilki hubungan erat dengan manusia termasuk jasad manusia.  Jasad manusia akan memicu timbulnya ekosistem baru.  Identifikasi jasad disesuaikan dengan tahapan dekomposisi mayat. Hal ini disebabkan oleh perbedaan jenis maupun tahapan hidup serangga pada setiap dekomposisi. Serangga akan datang berurutan sesuai perannya yaitu serangga nekrofagus, kelompok predator dan parasit, kelompok omnivora, dan kelompok lain yang menjadikanmayat sebagai perluasan tempat hidupnya. Entomologi forensik berperan untuk mengetahui lamanya usia jasad setelah kematian. Selain itu, dapat digunakan untuk mengetahui apakah jasad sudah dipindahkan dari satu lokasi ke lokasi lain. Serangga yang memakan jaringan jasad dapat mempresentasikan apakah didalam tubuh jasad mengandung senyawa kimia yang kemungkinan menjadi penyebab kematian dengan ilmu entomotoksikologi. Metode yang dilakukan dalam entomologidapat berupa scanning electron microscopy, menyesuaikan siklus hidup serangga sesuai literatur, maupun dengan DNA.  Kata kunci: artropoda, dekomposisi mayat, entomologi forensik, jasad manusia
Hubungan Konsumsi Daging Merah dengan Kanker Kolorektal Naufal Rasyid Aswan; Rizki Hanriko; Jhons Fatriyadi Suwandi; Risal Wintoko
Jurnal Agromedicine Unila: Jurnal Kesehatan dan Agromedicine Vol. 9 No. 2 (2022): Jurnal Kesehatan dan Agromedicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kanker kolorektal adalah kanker pada kolon atau rektum. Kanker kolorektal merupakan kanker ketiga yang paling sering pada pria dan kedua pada wanita, dan, menurut data dari World Health Organization (WHO), kanker kolorektal menyumbang hampir 1,4 juta kasus baru setiap tahun di seluruh dunia. Pada tahun 2017, ada 1,8 juta kasus kankerkolorektal di seluruh dunia, dengan tingkat insidensi standar mencapai 23,2 kasus per 100.000 orang-tahun. Artikel ini merupakan tinjauan pustaka yang disusun untuk menganalisis faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian kanker kolorektal. Referensi yang digunakan merupakan artikel yang diterbitkan antara tahun 2012-2022. Faktor risiko kankerkolorektal dibagi menjadi faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi yang cukup berpengaruh adalah konsumsi daging merah. Daging merah dan daging merah olahan secara meyakinkan dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal sebesar 20-30% melalui 6 mekanisme utama, yaitumekanisme N-nitroso compounds (NOCs), heterocyclic amines (HCAs), polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs), besi Heme dalam daging merah, polyunsaturated fatty acid (PUFA), asam empedu, asam sialat non-manusia dan agen infeksius. Kata kunci: Faktor risiko, daging merah, kanker kolorektal
The Risk Factors of Helminthiasis in Children Living in Dormitories: Literature Review: Faktor Risiko Kecacingan pada Kelompok Usia Anak yang Tinggal di Asrama: Literature Review Irma Nur Humaida; Jhons Fatriyadi Suwandi; Hanna Mutiara; Septia Eva Lusina
Jurnal Agromedicine Unila: Jurnal Kesehatan dan Agromedicine Vol. 11 No. 2 (2024): Jurnal Kesehatan dan Agromedicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jka.v11i2.pp13-16

Abstract

Abstrak: Helminthiasis merupakan infeksi cacing yang memiliki prevalensi global tinggi, mempengaruhi sekitar 1,5 miliar orang, dan menjadi masalah kesehatan signifikan di negara berkembang seperti Indonesia. Infeksi cacing ini berdampak buruk pada kesehatan, status gizi, kecerdasan, dan produktivitas, sehingga dapat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia dan kondisi ekonomi. Artikel ini bertujuan untuk membahas faktor risiko penyebab kecacingan pada anak-anak yang tinggal di asrama. Kajian dalam tulisan ini menggunakan metode literature review untuk membahas faktor-faktor risiko infeksi cacing pada anak-anak di lingkungan asrama, dengan data diambil dari sumber ilmiah seperti Google Scholar dan PubMed. Helminthiasis atau infeksi cacing adalah masalah kesehatan serius yang meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas, terutama di negara berkembang. Angka helminthiasis yang tinggi di negara berkembang disertai dengan lingkungan asrama yang terlalu padat akan menyebabkan beberapa dampak negatif seperti fasilitas yang tidak memadai yang berdampak pada higienitas dan perilaku terkait kebersihan. Hal ini dapat meningkatkan risiko infeksi cacing. Penyebab utama infeksi adalah cacing dari filum platyhelminthes dan nematoda. Faktor lingkungan seperti sanitasi buruk dan fasilitas yang tidak memadai di asrama atau panti asuhan memperparah penyebaran infeksi ini. Penelitian di berbagai lokasi menunjukkan bahwa kebiasaan buruk dalam mencuci tangan, penggunaan handuk bersama, menggigit kuku, dan tidak memakai alas kaki berhubungan erat dengan tingginya prevalensi infeksi cacing.
The Utilization of Spatial Analysis in Controlling Intestinal Protozoan Infections: Literatur Review: Pemanfaatan Analisis Spasial Dalam Pengendalian Infeksi Nixon Steven; Jhons Fatriyadi Suwandi; Sutarto Sutarto; Dian Isti Angraini
Jurnal Agromedicine Unila: Jurnal Kesehatan dan Agromedicine Vol. 11 No. 2 (2024): Jurnal Kesehatan dan Agromedicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jka.v11i2.pp7-12

Abstract

Abstrak: Masalah kesehatan akibat infeksi protozoa usus merupakan masalah kesehatan yang signifikan, terutama di daerah dengan tingkat sanitasi yang buruk dan kepadatan penduduk yang tinggi. Penyakit akibat infeksi protozoa usus berdampak pada kesehatan masyarakat, khususnya anak-anak usia sekolah yang belum menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.Salah satu pendekatan dalam pengendalian penyebaran infeksi protozoa usus adalah analisis spasial, yang mengidentifikasi pola distribusi penyebaran penyakit, faktor risiko lingkungan, serta lingkungan dengan tingkat penularan infeksi yang tinggi. Artikel review ini bertujuan untuk mengevaluasi pemanfaatan analisis spasial dalam mengkaji penyebaran protozoa usus. Dalam artikel ini, berbagai analisis spasial seperti Sistem Informasi Geografis (SIG) dan pemetaan hotspot. Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah Literature Review, yaitu sebuah pencarian literature baik internasional maupun nasional yang dilakukan dengan menggunakan database Sciencedirect dan Google Scholar menggunakan kata kunci “infeksi protozoa usus”, “analisis spasial”, “pengendalian penyakit”, “SIG”, “kesehatan masyarakat” yang diidentifikasi serta dikompilasikan sehingga didapatkan 10 artikel yang relevan. Hasil kajian ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi pemerintah pembuat kebijakan dan peneliti untuk memanfaatkan analisis spasial sebagai alat dalam pengendalian infeksi protozoa usus, khususnya pada lingkungan dengan risiko tinggi. Dengan demikian, pendekatan ini berpotensi meningkatkan efektivitas program pengendalian dan penurunan angka kejadian penyakit akibat infeksi protozoa usus. Kata kunci: Infeksi protozoa usus, analisis spasial, pengendalian penyakit, SIG, kesehatan masyarakat Abstract : Health problems due to intestinal protozoan infections are significant health problems, especially in areas with poor sanitation and high population density. Diseases due to intestinal protozoan infections have an impact on public health, especially school-age children who have not implemented a Clean and Healthy Lifestyle (PHBS) such as washing hands before and after eating. One approach to controlling the spread of intestinal protozoan infections is spatial analysis, which identifies patterns of disease distribution, environmental risk factors, and environments with high levels of infection transmission. This review article aims to evaluate the use of spatial analysis in studying the spread of intestinal protozoa. In this article, various spatial analyses, such as Geographic Information Systems (GIS) and hotspot mapping, are discussed. The method used in writing this article is Literature Review, which is a search for international and national literature conducted using the ScienceDirect and Google Scholar databases using the keywords "intestinal protozoan infections," "spatial analysis," "disease control," "GIS," and "public health," which are identified and compiled so that 10 relevant articles are obtained. The results of this study are expected to provide insight for government policymakers and researchers to utilize spatial analysis as a tool in controlling intestinal protozoan infections, especially in high-risk environments. Thus, this approach has the potential to increase the effectiveness of control programs and reduce the incidence of diseases caused by intestinal protozoan infections.
Literature Review: The Role of Hand Washing Habits in Preventing Worm Infections in Elementary School Children Azzarine Nabila Suryadana; Jhons Fatriyadi Suwandi; Sofyan Musyabiq Wijaya; Betta Kurniawan
Jurnal Agromedicine Unila: Jurnal Kesehatan dan Agromedicine Vol. 11 No. 2 (2024): Jurnal Kesehatan dan Agromedicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jka.v11i2.pp17-23

Abstract

Kebiasaan mencuci tangan sangat penting dalam pencegahan berbagai infeksi terutama infeksi cacing di kalangan anak-anak. Mencuci tangan menggunakan sabun serta air mengalir adalah langkah yang cukup penting untuk menjaga kesehatan serta menurunkan risiko dari penyebaran berbagai penyakit. Artikel ini bertujuan untuk membahas pentingnya kebiasaan mencuci tangan untuk mencegah infeksi kecacingan. Anak-anak yang tidak mencuci tangan dengan benar lebih berisiko untuk terinfeksi akibat dari kurangnya pemahaman serta perhatian dari orang tua. Metode yang digunakan dalam penulisan ini berupa mencari beberapa artikel dengan sumber data yang berasal dari Pubmed, NCBI dan Google Scholar. Literature review ini menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan dan praktik mencuci tangan di antara anak-anak. Faktor lainnya seperti sosial, budaya, dan lingkungan juga memiliki peran penting dalam membentuk kebiasan mencuci tangan. Untuk memperbaiki kebiasaan ini, diperlukan adanya kerjasama antara sekolah dengan orang tua dalam menyediakan fasilitas serta melaksanakan program edukasi kesehatan. Dengan ini, diharapkan angka infeksi cacing pada anak dapat terjadi penurunan serta meningkatkan kesehatan anak secara menyeluruh.
Co-Authors Achmad, Bilal Ade Triajayanti Aila Karyus Aila Karyus Alfi Noor Istiqomah Alvan Muhammad Hibatullah Santoso Andana, Luthfi Shiba Andi Nabila Maharani Insan Anisya Yulida Syani Arief Darmawan Asep Sukohar Asnah Tarigan Audya Pratiwi Putri Riyanda Azzarine Nabila Suryadana Bakri S Bawono, Aloysius Krishartadi Damar Bayu Anggileo Pramesona betta kurniawan Betta Kurniawan Betta Kurniawan Betta Kurniawan Betta Kurniawan, Betta Biomed E. A.M Cahyani, Faradhila Azqiah Christine Wulandari Christopher P P Pandiangan Dewi Agustina Iryani Dian Isti Angraini Dian Isti Angraini Dian Isti Angraini Dwi Indria Anggraini Dyah Wulan Sumekar Rengganis Wardani Dzakwan Cedri Ketierteu Efrida Warganegara Elma Sandya Putri Endah Setyaningrum, Endah Endro Prasetyo Erwan Sani Elbands Ety Apriliana Ety Apriliana Fajar Supramono Fitria Saftarina Fitria, Saftarina Giska Tri Putri Gustiar, Husaini Hamzah, Muhammad Syafei Handayani Dwi Utami Hanna Mutiara Hanna Mutiara Hanna Mutiara Hanna Mutiara Hanna Mutiara, Hanna Hardianto, Devina Ika Yunidasari Indri Lestari Indri Windarti Intanri Kurniati Intanri Kurniati Irawati, Nur Ayu Virginia Irma Nur Humaida Jasmine, Almaina Puteri Jausal, Anisa Nuraisa Joko Apriyono Karima, Nisa Kartika, Juspeni Keumala Hayati Khaironi Fitriany Khairul Anam Khuluq, Muhammad Khusnul Manik, Ipan Jeremia Martin Paskal Giovani Maryatun Hasan Merry Indah Sari Muhammad Ricky Ramadhian Muhammad Yusran Mukhlis Imanto Nanda Tiara Santika Natasya Hayatillah Naufal Rasyid Aswan Nixon Steven Novita Carolia Nuning Nurcahyani Nurul Utami Nurul Utami Oktafany Oktafany Puji Indah Permatasari Rahmatullah Rayman Ramadhana Komala Rana Noor Fakhira Siregar Ratna, Maya Ganda Reni Zuraida Retno Ariza Rika Lisiswanti Rika Lisiswanti Risal Wintoko Riyan Wahyudo Rizki Hanriko Ronald David Martua N Samsul Bakri Samsul Bakri Sangging, Putu Ristyaning Ayu Sanjaya T Septia Eva Lusina Septiani, Linda Septilia Sugiarti Sofyan Musyabiq Wijaya Soraya, Yeni Sri Janahtul Hayati Sri Janahtul Hayati Suharmanto Suharmanto Suryadi Islami Susianti Susianti Susianti Susianti Susianti, Susianti Sutanto Sutanto Sutarto Sutarto Sutyarso Sutyarso Syahrul Hamidi Nasution Syazili Mustofa Syfa Dinia Putri Tri Umiana Soleha Tri Umiana Soleha Tsanya, Nayla Priyanka Dara Ulima Mazaya Ghaisani Ulima Mazaya Ghaisani Utari Gita Mutiara Wahono E. P Wardani D. W. S. R Widianningrum, Wahyu Wuryaningsih Dwi Sayekti Yona Arisena Magdalena Silitonga Yudhi Atmajaya Zahran, Muhammad Alif