Claim Missing Document
Check
Articles

Uji aktivitas antibakteri fraksi n-heksana, metanol dan air dari ascidian Lissoclinum sp. Opa, Samuel; Bara, Robert; Gerung, Grevo; Rompas, Rizald; Lintang, Rosita; Sumilat, Deiske
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 6, No 1 (2018): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.6.1.2018.20566

Abstract

Ascidian adalah avertebrata laut yang diketahui memproduksi senyawa bioaktif seperti antibakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektiviitas fraksi n-heksana, metanol, dan air dari ekstrak etanolik ascidian Lissoclinum sp. sebagai antibakteri terhadap 2 spesies bakteri Gram positif Staphylococus saprophyticus dan Bacillus megaterium serta 2 spesies bakteri Gram negatif yaitu Pseudomonas aeruginosa dan Escherechia coli. Ekstraksi diawali dengan Maserasi sampel menggunakan etanol 95% selama tiga kali dan kemudian filtrat yang didapatkan dievaporasi dengan Rotary vacuum evaporator. Ekstrak yang didapatkan difraksinasi dengan metode Partisi menggunakan pelarut n-Heksana, metanol, dan air. Metode Pengujian aktivitas antibakteri yang digunakan adalah difusi agar (disc diffusion Kirby and Bauer) yang telah dimodifikasi. Hasil yang diperoleh yaitu didapatkan aktivitas antibakteri dari fraksi air dan aktivitas antibakterinya ditunjukkan terhadap keempat bakteri uji dan menjelaskan senyawa antibakteri tersebut berspektrum luas.
Uji aktivitas antibakteri spons Plakortis sp. yang dikoleksi dari perairan Bunaken Pasodung, Aditya; Losung, Fitje; Angkouw, Esther; Lintang, Rosita; Mantiri, Desy; Sumilat, Deiske
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 6, No 1 (2018): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.6.1.2018.20192

Abstract

Spons merupakan hewan yang termasuk dalam filum Porifera dan salah satu hewan yang hidup pada ekosistem terumbu karang. Biota laut ini diketahui sebagai sumber senyawa-senyawa yang berpotensi dalam bidang farmasetika, diantaranya sebagai antibakteri. Sampel spons Plakortis sp. yang diperoleh dari perairan Pulau Bunaken diambil ekstrak kasarnya melalui proses evaporasi lalu difraksinasi dengan teknik reversed phase kromatografi kolom, menggunakan kombinasi pelarut dH2O: metanol menjadi 6 fraksi. aktivitas antibakteri dari sampel spons Plakortis sp. terhadap E. coli dan S. aureus dianalisis dengan metode difusi agar. Hasil akhir dari penelitian ini yaitu fraksi 1,2,3,4, dan 6 memiliki aktivitas antibakteri terhadap E. coli dan S. aureus dan fraksi 5 tidak memiliki aktivitas. Dua fraksi diantaranya memiliki aktivitas tertinggi dengan diameter rata-rata zona hambat yaitu fraksi 1 dengan diameter zona hambat (16,6 mm), fraksi 2 diameter zona hambat (17,3 mm) terhadap S. aureus, dan untuk E. coli diameter zona hambat fraksi 1 yaitu (17,6 mm) dan fraksi 2 (16,6 mm). Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa bioaktivitas fraksi ODS spons Plakortis sp. memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai obat antibakteri.
Community Structure and Percent Cover of Mangrove in Gamtala Village, Jailolo District, West Halmahera Regency Nity, Elroi; Darwisito, Suria; Schaduw, Joshian N.W.; Wantasen, Adnan S.; Sumilat, Deiske A.; Onibala, Hens
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol 7, No 1 (2019): ISSUE JANUARY-JUNE 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.7.1.2019.23377

Abstract

This study aims to know the percent cover of mangrove and to assess the community structure. It was carried out in Gamtala village, Jailolo district, and west Halmahera regency, using line transect method with 10x10 m plot.. Data analysis covered the community structure and percent cover of mangrove canopy. This study found seven mangrove species, Bruguiera gymnorrhiza, Rhizophora apiculata, Sonneratia alba, Rhizophora mucronata, Avicennia alba, Bruguiera sexangula, dan  Xylocarpus granatum. Based on Importance Value Index (IVI), Bruguiera gymnorhiza had the highest, 149.06, and Avcsennia alba did the lowest, 9.3507. In addition, Gamtala village had manrove percent cover of 72.11 %.Keywords: canopy, community structure, mangrove, Gamtala.ABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persentasi tutupan mangrove dan menghitung struktur. Penelitian ini dilakukan di Desa Gamtala Kecamatan Jailolo Kabupaten Halmahera Barat. Penelitian ini menggunakan metode transek garis dengan 10x10 m plot. Penelitian ini menemukan tujuh spesies mangrove, yaitu Bruguiera gymnorrhiza, Rhizophora apiculata, Sonneratia alba, Rhizophora mucronata, Avicennia alba, Bruguiera sexangula, dan  Xylocarpus granatum. Berdasarkan Indeks Nilai Penting, Bruguiera gymnorhiza memiliki nilai tertinggi, 149,06, dan Avcsennia alba memiliki nilai terendah 9,3507. Sebagai tambahan, desa Gamtala memiliki tutupan mangrove sebesar 72,11 %.Kata Kunci: kanopi, struktur komunitas, mangrove, Gamtala
THE LIFE CYCLE AND SENSITIVITY OF THE LOCAL COPEPOD, APOCYCLOPS SP TO TRIBUTYLTIN EXPOSURE Rumengan, Inneke F.M.; Rumampuk, N.D.; Sumilat, D.; Rimper, J.
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 14, No 2 (2009): June 2009
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (128.026 KB) | DOI: 10.24002/biota.v14i2.2690

Abstract

Uji toksisitas tributiltin secara akut telah dicobakan pada kopepoda tropis Apocyclopssp. yang diisolasi dari tambak Manembo-nembo Bitung, Sulawesi Utara. Kopepodadikultur dalam kondisi laboratorium (25-27oC, 30 ppt dan tanpa penerangan) denganpemberian mikroalga Nannochloropsis oculata sebagai pakan. Semua individukopepoda yang digunakan sebagai hewan uji berasal dari sepasang induk jantan danbetina. Kopepoda untuk eksperimen tributiltin (TBT) diberi perlakuan dalam air lautdan selama eksperimen tidak diberi pakan, dan larutan stok TBT-Cl dilarutkandalam aseton. Pengaruh starvasi (tanpa pemberian pakan) dan aseton diamatisebelum uji toksisitas TBT dilakukan. Setiap eksperimen, 10 kopepoda dewasa (5jantan dan 5 betina) dari satu kohort dimasukkan ke dalam cawan petri (diameter 3cm) berisi masing-masing 10 ml air laut. Ternyata perlakuan tanpa pemberian pakantidak mempengaruhi kopepoda selama periode eksperimen. Dalam uji toksisitas TBT,hanya 3 individu yang dapat bertahan sampai akhir eksperimen (8 jam) walaupundengan konsentrasi terendah (0.0001 ng.l-1). Kebanyakan individu telah mati sebelum8 jam diekspos ke konsentrasi TBT 0.01 ng.l-1. Pada konsentrasi TBT yang lebihtinggi (0.1 dan 1 ng.l-1), tingkat kelulusan hidup kopepoda hanya 50% dalam waktukurang dari satu jam, sedangkan kopepoda yang sisa masih hidup semuanya sebelummati jam ke-4 yang diberi perlakukan. Dalam uji toksisitas ini, semua konsentrasiyang dicobakan ternyata lebih kecil dari rata-rata konsentrasi TBT di alam (10 ng.l-1).Kisaran konsentrasi TBT yang lebih lebar masih perlu diuji-cobakan untukmengklarifikasi efek akut TBT agar dapat diperoleh konsentrasi untuk uji toksisitassecara kronis.
Efek Suhu dan Waktu Simpan terhadap Kualitas Bagian Tengah Yellowfin Tuna Segar (Thunnus albacares) Putra, Debriga; Dien, Henny A; Montolalu, Roike I; Onibala, Hens; Makapedua, Daisy M; Sumilat, Deiske A; Luasunaung, Alfret
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 8, No 3 (2020)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.8.3.2020.29537

Abstract

Decline quality of Tuna as a result of abuse temperature and long shelf life time. Histamine, microbial and sensory odours become one of the global problems that can cause health problems. Large number of bacteria dominated in viscera area rather than other fish parts. This study was conducted to determine the effect of storage temperature on histamine, microbial and sensory odours on middle of Yellowfin Tuna. This study used descriptive explorative method, sampel were periodically taken for analyses at intervals 48 hours (0ºC), 8 hours (10ºC) and 4 hours (25ºC). Yellowfin Tuna was rejected earlier by the sensory odours than TPC and histamine. During storage at 0ºC for 720 hours histamine levels still acceptable for consumption however TPC already exceeded the limit after 672 hours and rejected by sensory odours for 624 hours storage. During storage at temperature 10ºC did not reached the limit for 120 hours while TPC value already reached 2x106 cfu/g for 88 hours storage and rejected by sensory odours for 72 hours storage. During storage at temperature 25ºC histamine reached 67.3 ppm for 32 hours, ALT reached 5.5x105 cfu/g for 24 hours and rejected by sensory odour for 20 hours of storage. Histamine formation correlates with the growth of microbial counts and decrease of sensory odours value. Suhu yang tinggi dalam waktu simpan lama berpengaruh terhadap penurunan kualitas ikan tuna. Histamin, mikroba dan bau busuk menjadi salah satu permasalahan global yang dapat menyebabkan masalah kesehatan. Bagian tengah ikan menjadi sumber bakteri paling tinggi dibandingkan bagian lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perkembangan histamin, ALT dan sensori bau pada bagian tengah Tuna sirip kuning dalam penyimpanan suhu yang berbeda. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif eksploratif, sample di analisis secara berkala pada suhu 0ºC (48 jam), 10ºC (8 jam) dan 25ºC (4 jam). Tuna sirip kuning mengalami pembusukan lebih awal berdasarkan parameter sensori bau, kemudian disusul ALT dan Histamin. Kandungan histamine pada suhu 0ºC masih layak untuk dikonsumsi setelah 720 jam, namun nilai ALT melebihi batas aman setelah 672 jam penyimpanan dan nilai sensori bau setelah 624 jam penyimpanan. Penyimpanan suhu 10ºC tidak menyebabkan peningkatan histamin melebihi batas limit setelah penyimpanan selama 120 jam, sedangkan nilai ALT mencapai 2x106 cfu/g setelah 88 jam dan nilai sensori bau menyatakan ikan busuk setelah penyimpanan selama 72 jam. Penyimpanan suhu 25ºC histamin mencapai 67,3 ppm setelah penyimpanan 32 jam dan nilai ALT 5,5x105 cfu/g pada penyimpanan ke 24 jam serta ikan dinyatakan busuk berdasarkan sensori bau setelah 20 jam penyimpanan. Peningkatan histamin berkorelasi dengan pertumbuhan jumlah mikroba dan penurunan nilai sensori bau.
The relationship between El Niño Southern Oscillation (ENSO) and oceanographic parameters in North Sulawesi waters Lasut, Astrid Y.; Patty, Wilhelmina; Warouw, Veibe; Sondakh, Calvyn A.; Bara, Robert A.; Luasunaung, Alfret; Sumilat, Deiske A.
AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT Vol 9, No 1 (2021): APRIL
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jasm.9.1.2021.32494

Abstract

Information about oceanographic conditions is important to determine the fertility level of waters. Oceanographic parameters in water can be influenced by global climate factors, one of them is the ENSO (El Niño Southern Oscillation) phenomenon. There have been many studies on the effect of ENSO phenomenon on oceanographic variability, but no studies have been carried out in the waters of North Sulawesi. This study aims to determine the effect of the ENSO phenomenon on the variability distribution of oceanographic parameters in North Sulawesi waters. The data used for this study were Sea Surface Temperature (SST) and chlorophyll-a from the AQUA-MODIS imaging results, wind reanalysis results from ECMWF, and Nino 3.4 index as an indicator of ENSO from NOAA. The data were processed and analyzed using quantitative analysis methods in the form of graphics. The results showed an indirect effect of the ENSO phenomenon on SST parameters and chlorophyll-a. This is because the effect of the ENSO phenomenon occurred in a certain period:  when strong El Niño triggered low temperatures of sea surface and high chlorophyll-a, and when La Niña was strong it triggered high temperatures of sea surface and low chlorophyll-a. Meanwhile, the wind speed pattern showed an insignificant effect because the wind speed was still dominated by the influence of the monsoon pattern.Indonesian title: Hubungan antara El Niño Southern Oscillation (ENSO) dan parameter oseanografi di perairan Sulawesi Utara
Screening antibacterial activity ODS fractions of marine sponges against non-pathogenic bacteria tuberculosis Mycobacterium smegmatis Sumilat, Deiske A.
AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT Vol 9, No 1 (2021): APRIL
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jasm.9.1.2021.32692

Abstract

Nine unidentified marine sponges from Bunaken Island waters in Manado Indonesia were observed on anti-tuberculosis (TB) against non-pathogenic Mycobacterium smegmatis NBRC 3207 and it was found that the ethanol crude extracts and ODS fractions of these sponges inhibited the growth of bacteria M. smegmatis. Sponge SP.323 is the most inhibiting and showed Intermediate (I) activity with inhibition zones of 9, 11, 11, 8 mm/disk at 10µg/disk., for fraction 3,4,5,6 respectively, and need further experimental analysis to justify the antimicrobial activity, NMR analysis and structure elucidation.
Accumulation of heavy metals (As, Cd, Pb, Hg) on brown algae, Padina australis, cultivated in Kima Bajo Waters, North Minahasa Regency Hidayat, Sarif; Mantiri, Desy M.H.; Paulus, James J.H.; Lasut, Markus T.; Rumampuk, Natalie D.C.; Undap, Suzanne; Sumilat, Deiske A.
AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT Vol 9, No 1 (2021): APRIL
Publisher : AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jasm.9.1.2021.32470

Abstract

Although heavy metals have relatively low levels in water column and sediments, they will not be degraded and can even be absorbed and accumulated by marine algae. Research on accumulation of heavy metals on algae was done in Kima Bajo Waters, North Minahasa Regency. The research objective was to evaluate the accumulation of four heavy metals, i.e. arsenic (As), cadmium (Cd), plumbum (Pb), and mercury (Hg), on brown macroalgae Padina australis. The alga was introduced and cultivated in the research area using bottom method. The same method was also used in the experiment. One-week acclimatization process was done prior the experiment. Sampling of alga’s thallus was carried out every two weeks to measure the concentration of metals. The experiment was terminated after six weeks. Bottom sediment was also collected at the beginning of the experiment to measure the metal concentration. The results showed that the heavy metals (As, Cd, Pb, and Hg) were accumulated in the algae. The highest concentration of Cd, Pb, and Hg accumulated in the algae was 0.15 mg/kg wet weight, 3.5 mg/kg wet weight, and 0.009 mg/kg wet weight, respectively. All the concentrations were higher than the initial concentration of each metal. Accumulation of As was also occurred with the highest concentration (1,9 mg/kg wet weigh) occurred at fourth weeks; however, it was lower than the initial concentration. The accumulation varied according to type of metals and time; accumulation of Cd, Pb, and Hg were occurred on second weeks of cultivations and As on the fourth weeks. It can be concluded that cultivated alga can accumulate heavy metals.Indonesian title: Akumulasi logam berat (As, Cd, Pb, Hg) pada alga coklat, Padina australis, yang dibudidaya di Perairan Kima Bajo, Kabupaten Minahasa Utara
Management of scad fisheries (Decapterus spp.) in Sulawesi Sea Waters, North Sulawesi Province, using EAFM Puansalaing, Deysy M.; Budiman, Johnny; Boneka, Farnis B.; Makapedua, Daisy M.; Lasut, Markus T.; Ngangi, Edwin L.A.; Sumilat, Deiske A.; Darmono, Oktaviano P.
AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT Vol 9, No 1 (2021): APRIL
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jasm.9.1.2021.32468

Abstract

There are a large variety and quite abundant types of small pelagic fish that have high economic value in the Sulawesi Sea. One of which is the blue scad fish or commonly known as malalugis (Decapterus macarellus). This study aims to analyze and determine the status of scad fisheries management and to develop recommendations in the management of scad fisheries in the waters of Sulawesi Sea, North Sulawesi Province. The evaluation of fishery management status is carried out using multi-criteria analysis (MCA) through the development of composite index of each indicator of Ecosystem Approach to Fisheries Management (EAFM). The results showed that, in general, the status of scad fisheries management in North Sulawesi Province, was in ‘good’ category, specifically reviewed from the domain of fish resources fall into the category of “medium”, habitat and ecosystem “good”, fishing techniques “good”, economy “not good”, social “medium” and institutional “good”. Management actions take precedence over domains that have “poor” indicator values. Priority management action is implemented in the economic domain, followed by the domain of fish resources, social, institutional and fishing techniques.Indonesian title: Pengelolaan perikanan ikan layang (Decapterus spp.) di perairan Laut Sulawesi, Provinsi Sulawesi Utara, menggunakan EAFM
PROFIL ASAM AMINO KECAP IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis) YANG DIFERMENTASI DENGAN PENAMBAHAN NENAS Angela, Gabriella Caristy; Mentang, Fenny; Onibala, Hens; Montolalu, Roike; Sumilat, Deiske; Luasunaung, Alfret
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 9, No 2 (2021)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.9.2.2021.30944

Abstract

Kecap ikan adalah salah satu produk hasil fermentasi dengan bahan baku ikan. Ikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan tongkol ( Euthynnus Affinis C. ) yang merupakan hasil tertinggi komoditi perikanan di Sulawesi Utara yang memiliki kandungan protein, asam lemak omega-3, vitamin dan mineral yang tinggi dan juga sangat kaya gizi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi terbaik dari buah nenas yang ditambahkan dan meningkatkan pengaruh konsentrasi buah nenas terhadap lama fermentasi dan profil asam amino. Penelitian menggunakan penambahan sari buah nanas dengan konsentrasi (0%, 10%, 15% dan 20%) dan garam 10% dengan lama penyimpanan selama 10 hari dalam inkubator.Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah Asam Amino, Kadar Protein, Kadar Karbohidrat, Kadar Lemak, Kadar Nitrogen, Kadar Abu, Kadar Air, dan pH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel kecap ikan sari buah nanas 15% dengan garam 10% dapat mempercepat proses hidrolisis pada hari ke-10. Dari mutu kimiawi, hasil laporan asam amino LC / MS didapatkan 9 kandungan utama yang ada pada kecap ikan tongkol 15% yaitu: L-Leucine, L-Valine, L-Tryosine, L-Cystine, AABA, L-Alanine, L-Glutamic Asam, Glisin, dan L-Serin.Hasil analisis kandungan proksimat (kadar air 61,3%, kadar abu 9,22%, kadar lemak 1,52%, kadar protein 3,98%, kadar karbohidrat 3,11%) pada kecap ikan tongkol 15% masih dalam standar mutu kecap ikan yang baik, dan kandungan nitrogen kecap ikan tongkol 15% dapat memenuhi Standar Industri Thailand Grade 1.
Co-Authors Adnan Wantasen Alfret Luasunaung Angela, Gabriella Caristy Angeline Ngantung, Angeline Angkouw , Esther Dellayani Angkouw, Esther Angmalisang, Ping Astony Annisaqois, Manikmayang Ansar, Azhar Ariansyah Ari Berty Rondonuwu Asthisa, Dias Billy Theodorus Wagey Buana, Muhammad Candra Budiman, Johnny - Calvyn F. A. Sondak, Calvyn F. A. Carolus Paulus Paruntu Dalle, Andi Nuraeni Petta Damongilala, Lena J. Darmono, Oktaviano P. Darwasito, Suria Dedy Octavian Siahaan, Dedy Octavian Defny S. Wewengkang, Defny S. Deysy M. Puansalaing dumas, Davis Wijaksana Extrada Durand, Swenekhe S. Edwin D Ngangi Farnis B. Boneka Fintarji, Rian Fitje Losung Frangky E. Kaparang Ginting, Elvy Like Grace Debbie Kandou Grace Sanger, Grace Grevo S Gerung Henki Rotinsulu, Henki Henneke Pangkey Henny A Dien Hens Onibala Hidayat, Andre Alfian Ilham Syah, Bahrul Yusuf Nasruddin Indra R. N. Salindeho Indra R.N. Salindeho Indri Manembu Inneke F. M Rumengan Ixchel F Mandagi Janny D. Kusen Johnny Budiman Joice R.T.S.L Rimper Joshian N.W. Schaduw Joula Kusen, Diane Kalesaran, Ockstan Jurike Kaparang , Frangky Erens Kaparang, Frangky Erens Kaunang, Theresia Margaretha D. Kepel, Rene Ch. Khristin I. F. Kondoy, Khristin I. F. Kreckhoff, Reni L. Kreckhoff, Reni Lucia Kudato, Vania Kusen, Diane Joula Kusuma, Ni Putu Dian Kusumaningrum, Arianda Lasut, Astrid Y. Lawrence J. L Lumingas Lawrence J.L. Lumingas, Lawrence J.L. Lefrand Manoppo Lintang, Rosita AJ Lintang, Rosita Anggreiny Luasunaung, Alfrets Lumingas, Lawrence L.J. Luringunusa, Ekklesia Makapedua, Daisy M Makapedua, Daisy M. Mandagi, Stephanus Mandagi, Stephanus V. Mandagi, Stephanus Vianny Manoppo, Lefran Manoppo, Lefrand - Manoppo, Victoria Mantiri, Desy M. H Mantiri, Rose Mantiri, Rose O.S.E. Markus T. Lasut Maryen, Yakob Oskar Masengi, Akira W. R. Masengi, E. I. K.G. Masengi, K.W.A Menajang, Febry I. S. Mentang, Fenny Mewengkang, Theresia Tessa Modaso, Vivanda O.J Mokolensang, Jeffrie Fredrik Molle, Ben Arther Mopay, Maratade Musak, Putra Natalie D Rumampuk Nego E. Bataragoa, Nego E. Ngangi, Edwin Leonardo Apolonio Nity, Elroi Nowin, Edgar Opa, Samuel Pamikiran, Revols Dolfi Ch Pangemanan, Novie Pankie Lukas Pasodung, Aditya Patra, Frian Paulus, James Pesoth, Christianto Pinontoan, Odie R. Purba, Dhebby Putra, Debriga Rangan, Jety K. Ridwan Lasabuda Robert A. Bara Roeroe, Kakaskasen Andreas Roike Iwan Montolalu Rompas, Rizal M. Rompas, Rizald Rondonuwu, Arie B. Rose O. S. E. Mantiri, Rose O. S. E. Rumampuk, N.D. Rumengan, Antonius Petrus Sambali, Hariyani Sambali, Haryani Sambali, M.Sc, Hariyani Sandra Tilaar Saragih, Debby Dyanessa Sarif Hidayat, Sarif Simangunsong, Martua Pinondang Sinjal, Annita Ch. Sipriana S. Tumembouw Stenly Wullur Suria Darwisito, Suria Suzanne L Undap Tahulending, Jane Maria Fransiska Tangkudung, Maureen J. N. N. Tuyu, Adel M. Ulus, Frangky Octavian Undap , Suzanne Lydia Undap, Nani I.J Veibe Warouw Verly Dotulong, Verly Wenseslaus Fransiscus Makawaehe, Wenseslaus Fransiscus Wilhelmina Patty Wulur, Stenly Zebua, Nistiarni