Claim Missing Document
Check
Articles

Analysis of fishing season for tuna (Thunnus spp.), little tuna (Euthynnus sp.) and skipjack (Katsuwonus pelamis) in FMA 716 Tuyu, Adel M.; Luasunaung, Alfret; Sumilat, Deiske A.; Manoppo, Lefran; Kaparang, Frangky E.; Mantiri, Rose O. S. E.; Warouw, Veibe
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 11 No. 1 (2023): ISSUE JANUARY-JUNE 2023
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.v11i1.44633

Abstract

Economically important pelagic fish species in FMA 716 include skipjack (Katsuwonus pelamis), tuna (Thunnus spp.) and frigate tuna (Euthynnus sp.), these pelagic fish species are caught intensively. This study aims to provide information on the appropriate season for catching tuna, skipjack and tuna in FMA 716. The results of the study show the pattern of the tuna, skipjack and frigate tuna (TCT) fishing season based on the catches landed in PPS Bitung and PPP Tumumpa with fishing areas in FMA 716, i.e. the results vary every year but the peak of the fishing season occurs in the eastern transitional season. West - September, October and November. Peak fishing season for skipjack and tuna occurs three times and frigate tuna 2 times in 5 years. Keywords: catching season, Katsuwonus pelamis, Thunnus spp and Euthynnus sp,FMA 716 Abstrak: Jenis ikan pelagis ekonomis penting di WPP 716 antara lain adalah cakalang (Katsuwonus pelamis), tuna (Thunnus spp.) dan tongkol (Euthynnus sp.), jenis – jenis ikan pelagis tersebut ditangkap secara intensif. Penelitian ini bertujuan memberikan informasi musim yang tepat untuk melakukan penangkapan ikan tuna, cakalang dan tongkol di WPP 716. Hasil penelitian menujukan pola musim penangkapan ikan Tuna, Cakalang dan Tongkol (TCT) berdasarkan hasil tangkapan yang didaratkan di PPS Bitung dan PPP Tumumpa dengan wilayah penangkapan di WPP 716 yaitu hasilnya bervariasi setiap tahunnya tetapi yang terbanyak puncak musim penagkapan ikan terjadi pada musim masa peralihan timur-barat yaitu bulan September, Oktober dan November. Puncak musim penangkapan ikan cakalang dan tuna terjadi sebanyak tiga kali dan ikan tongkol 2 kali dalam 5 tahun. Kata kunci : Musim penangkapan ikan tuna, tongkol dan cakalang, WPP 716
Seagrass Community Structure at Ratatotok Beach, Southeast Minahasa Regency Purba, Dhebby; Wagey, Billy; Luasunaung, Alfret; Manembu, Indri; Sumilat, Deiske; Mantiri, Rose
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 11 No. 2 (2023): ISSUE JULY-DECEMBER 2023
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.v11i2.47824

Abstract

The purpose of this research is to know about the type of seagrass, the community structure of seagrass based on the density of type, the density of the relatively, type of frequency, frequency relatively, type of cover, cover relatively, diversity index, dominance and parameter index in surrounding water environment of seagrass at Ratatotok beach. The result of this research is identifying 4 species, namely; Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides, Syringodium isoetifolium dan Halodule pinifolia. The value of density is 39 indv/m2, the value type of frequency is 7.9, the value type of cover is 39.15, importance value index had 159.04%. Thalassia hemprichii, diversity index is “medium” with an average value (H’) of 2.63 and a higher importance index with an average value of C of 0.82. Surrounding waters at Ratototok Beach got a “medium” value of seagrass cover value is 39%. Environmental parameters in surrounding waters at Ratatotok beach had a value within; Temperature 31.95 0C, salinity 29.79o/oo, pH 7.62, DO 5.60 mg/L and the type of substrate found is sandy, sandy mud and coral fragments. Keywords: Seagrass, Community structure, Ratatotok beach. Abstrak Tujuan dilakukan penelitian ini yaitu mengetahui jenis lamun, struktur komuntas lamun berdasarkan kepadatan jenis, kepadatan relatif, frekuensi jenis, frekuensi relatif, penutupan jenis, penutupan relatif, indeks keanekaragaman, indeks dominansi dan parameter lingkungan perairan padang lamun yang berada di sekitar Pantai Ratatotok. Hasil yang di peroleh dari penelitian ini teridentifikasi 4 spesies, yaitu: Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides, Syringodium isoetifolium dan Halodule pinifolia. Dengan nilai kepadatan 39 ind/m2, frekuensi jenis 7,9, penutupan jenis 39,15, Indeks nilai penting (INP) diperoleh nilai 159,04 %,  pada Thalassia hemprichii, Indeks keanekaragaman “sedang” dengan nilai rata-rata (H’) 2,63 dan indeks dominansi tinggi dengan nilai rata-rata C 0,82. Berdasarkan kategori penutupan lamun yang terdapat di sekitar Perairan Ratatotok dikategorikan “sedang” dengan nilai penutupan 39%. Parameter lingkungan antara lain: suhu 31,95 0C, salinitas 29,79 o/oo, pH 7,62, DO 5,60 mg/l dan jenis substrat yang di temukan adalah berpasir, pasir berlumpur dan pecahan karang. Kata kunci : Lamun, Struktur Komunitas, Pantai Ratatotok
Sponge Diversity in Kinamang Beach Area Malalayang District Manado City Musak, Putra; Sumilat, Deiske Adeliene; Schaduw, Joshian Nicolas William; Rumengan, Antonius Petrus; Angkouw , Esther Dellayani; Undap , Suzanne Lydia
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 11 No. 2 (2023): ISSUE JULY-DECEMBER 2023
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.v11i2.48599

Abstract

Spons are primitive living settled animals that are filter feeders. These animals are commonly found in tropical and subtropical waters, ranging from the intertidal zone to the subtidal. The aim of this study is to know the diversity of species and the content of bioactive sponges. Sponge data collection: ecological index, species composition, and density of sponge as well as knowledge of the study of bioactive sponge using the library study of the research carried out and using the scientific article of the last 10 years, from 2013 to 2023. The study used the transect belt method that has been modified. From the use of the method, 17 Families were obtained, 48 individuals at a depth of 7 m and 118 individuals at 14 m. Based on the results of this study showed that the index of diversity obtained from the analysis results belonged to the average in 7 m and 14 m. Distribution patterns obtained from data analysis results obtain the distribution pattern at a depth of 7 m grouping 5 families, uniform 5 families, and random 1 family. At a depth of 14 m, the most spread pattern is the uniform spread of 10 families, and the spread model groups 4 families. The index of diversity obtained from the results of data analysis is high (stable). The composition of the species obtained from the results of the analysis showed the highest species of sponges at a depth of 7 m was 33.33%, the highest species at a deep of 14 m is 33.90%, and the composition type of the lowest sponge depth 7 m is 0%, the lower species on a deep 14 m was 11.86%. The highest value of spongy density at a depth of 7 meters is 2.44 ind/m² and the lowest is 0.15 ind/m², whereas, at depths of 14 meters, the highest values are 3.16 ind/m² and lower is 0.08 ind/m² and a library study of the bioactive content received 27 articles related to the family obtaining at the research site and in teluk manado. Keywords: Diversity, Sponge, Kinamang Beach, Bioactive Content Abstrak  Spons merupakan hewan primitif yang hidup menetap yang bersifat filter feeder (menyaring). Hewan ini sangat umum dijumpai di perairan tropis dan sub tropis, sebarannya mulai dari zona intertidal hingga zona subtidal. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui keanekaragaman jenis dan kandungan bioaktif spons. Pengambilan data spons : indeks ekologi, komposisi jenis dan kepadatan spons serta mengetahui kajian mengenai bioaktif spons dengan menggunakan studi pustaka dari penelitian yang telah dilakukan dan menggunakan artikel ilmiah 10 tahun terakhir tahun 2013 sampai 2023. Penelitian ini menggunakan metode belt transek yang telah dimodifikasi. Dari pengunaan metode tersebut diperoleh 17 Famili, 48 individu pada kedalaman 7 m dan 118 individu pada kedalaman 14 m. Berdasarkan hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa indeks keanekaragaman yang diperoleh dari hasil analisis tergolong sedang pada kedalam 7 m dan 14 m. Pola Sebaran yang diperoleh dari hasil analisis data didapatkan pola sebaran pada kedalaman 7 m pola sebaran mengelompok 5 famili, pola sebaran seragam 5 famili,dan pola sebaran acak 1 famili. Sedangkan pada kedalaman 14 m pola sebaran terbanyak yaitu, pola sebaran seragam 10 famili, dan pola sebaran mengelompok 4 famili. Indeks keseragaman yang diperoleh dari hasil analisis data yaitu tergolong tinggi (stabil). Komposisi jenis yang diperoleh dari hasil analisis menunjukkan jenis spons tertinggi pada kedalaman 7 m yaitu 33,33 %, jenis spons tertinggi pada kedalaman 14 m yaitu 33,90 %, dan komposisi jenis spons terendah kedalaman 7 m yaitu 0 %,jenis spons terendah pada kedalaman 14 m yaitu 11,86 %. Nilai kepadatan spons tertinggi pada kedalaman 7 m yaitu 2,44 ind/m² dan terendah yaitu 0,15 ind/m², sedangkan pada kedalaman 14 meter dengan nilai tertinggi yaitu 3,16 ind/m² dan terendah yaitu 0,08 ind/m² dan studi pustaka mengenai kandungan bioaktif yang didapatkan 27 artikel yang berkaitan dengan famili yang didapatkan di lokasi penelitian dan di teluk manado. Kata Kunci: Keanekaragaman, Spons, Pantai Kinamang, Kandungan Bioaktif
Qualitative Phytochemical Analysis of Gracilaria verrucosa from North Sulawesi Waters Luringunusa, Ekklesia; Sanger, Grace; Sumilat, Deiske A.; Montolalu, Roike Iwan; Damongilala, Lena J.; Dotulong, Verly
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 11 No. 2 (2023): ISSUE JULY-DECEMBER 2023
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.v11i2.48777

Abstract

The research aims to determine the phytochemical content such as phenolics, flavonoids, tannins, saponins, alkaloids, steroids, and triterpenoids found in the seaweed G. verrucosa. Seaweed G. verrucosa taken from the waters of North Sulawesi, Nain Village, North Minahasa, was extracted by maceration for 24 hours at room temperature, repeated 3 times using 96% ethanol solvent. The analysis in this study consisted of seven test parameters such as phenolic compounds, flavonoids, tannins, saponins, steroids, triterpenoids, and alkaloids. The results of the analysis showed that the secondary metabolites of G. verrucosa contained phytochemical compounds such as phenols, flavonoids, tannins, saponins, steroids, and alkaloids, and no triterpenoid compounds were found. It was concluded that G. verrucosa which grows in the waters of North Sulawesi, Nain Village, can function as functional food, and medicine because it has natural bioactive compounds. Keywords: Phytochemical content, Gracilaria verrucosa, secondary metabolites Abstrak Penelitian bertujuan mengetahui kandungan fitokimia seperti fenol, flavanoid, tanin, saponin, alkaloid, steroid, dan triterpenoid yang terdapat pada rumput laut G. verrucosa.  Senyawa metabolit sekunder yang umum terdapat pada tanaman adalah senyawa terpenoid, alkaloid, fenolik, streroid, saponin, tannin. Rumput laut G. verrucosa yang di ambil dari perairan Sulawesi Utara Desa Nain Minahasa Utara di ekstraksi dengan cara maserasi selama 24 jam pada suhu ruang di ulangi sebanyak 3 kali menggunakan pelarut etanol 96 %. Analisis pada penelitian ini terdiri dari tujuh parameter pengujian seperti senyawa fenol, flavonoid, tanin, saponin, steroid, triterpenoid dan alkaloid. Hasil analisis menunjukan bahwa kandungan metabolit sekunder dari G. verrucosa mengandung senyawa fitokimia seperti fenol, flavonoid, tanin, saponin, steroid, alkaloid dan tidak ditemukan adanya senyawa triterpenoid. Hal ini disimpulkan bahwa G. verrucosa yang tumbuh di perairan Sulawesi utara Desa Nain dapat berfungsi sebagai pangan fungsional, obat-obatan karena memiliki senyawa bioaktif alami. Kata kunci: Kandungan fitokimia, Gracilaria verrucosa, metabolit sekunder  
Study of Planned Maintenance System Senior Admiral John Lie’s Training Ship on Shipping Safety Ansar, Azhar Ariansyah; Luasunaung, Alfret; Sumilat, Deiske Adeliene; Pamikiran, Revols Dolfi Ch; Kaparang , Frangky Erens; Onibala, Hens
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 11 No. 2 (2023): ISSUE JULY-DECEMBER 2023
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.v11i2.48973

Abstract

The implementation of the ship maintenance management system on Rear Admiral Jhon Lie's training ship did not run optimally, which impacted the less-than-optimal condition of various training ship equipment because the crew did not carry out the ship maintenance system according to the procedure, resulting in the incident that the ship's anchor winch operation did not function optimally when the ship was anchored in Belang Port, Southeast Minahasa. This study aims to identify and analyze the positive and significant effect of the planned maintenance system on shipping safety. The primary data collection methods used in this study were questionnaires and interviews. In this study, data processing and presentation were in the form of diagrams and path analysis with structural equation modeling (SEM-PLS) using SmartPLS. From the results of the data analysis, the R-square value of shipping safety (Y) is 0.307, which means that the planned maintenance system (X1) and ship maintenance (X2) can affect shipping safety (Y) by 30.7%. Ship maintenance (X2) has a significant effect on sailing safety (Y), with P-values = 0.033 0.05 (hypothesis accepted). The planned maintenance system (X1) has a significant effect on sailing safety (Y), with a P-value of 0.037 0.05 (hypothesis accepted). As a result of the analysis, it was found that the planned maintenance system has a significant effect on shipping safety.
Analysis Of The Effect Of El Niño La Nina And Sea Level Temperatures On Chlorophyll-A Concentrations In The Waters Of The Maluku Sea: Pesoth, Christianto; Rimper, Joice R.T.S.L; Warouw, Veibe; Mantiri, Rose O. S. E.; Sumilat, Deiske Adeliene
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 12 No. 1 (2024): ISSUE JANUARY-JUNE 2024
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.v12i1.52236

Abstract

Global weather phenomena cannot be separated from the interaction between the ocean and the atmosphere. El Nino and La Nina are phenomena that were related to the interaction of the sea and the atmosphere which affects many aspects, including the fertility of waters. Indicators of the fertility of water could be determined from the distribution of sea surface temperature and chlorophyll-a concentration. This study aims to analyze variations in the distribution of sea surface temperature and chlorophyll-a in the Maluku Sea when the El Nino and La Nina phenomena are activated. The results showed that when the El Nino phenomenon was activated, there was a decrease in sea surface temperature and an increase in the concentration of chlorophyll-a from normal conditions. Besides, when the La Nina phenomenon was activated, there was an increase in sea surface temperature and a decrease in the concentration of chlorophyll-a from normal conditions. Spatial interpretation when El Nino and La Nina are activated showed low values with a distribution indicating the mixed proceed for the sea surface temperature parameter and showed higher values with an even distribution for the chlorophyll-a parameter. Keywords: Sea Surface Temperature, Chlorophyll-a, El Nino, La Nina. Abstrak Fenomena cuaca secara global tidak bisa lepas kaitannya dengan interaksi antara laut dan atmosfer. El Nino dan La Nina merupakan salah satu fenomena yang berkaitan dengan interaksi laut dan atmosfer yang berpengaruh terhadap banyak aspek termasuk kesuburan suatu perairan. Indikator kesuburan suatu perairan dapat ditentukan dari distribusi suhu permukaan laut dan konsentrasi klorofil-a. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa variasi distribusi suhu permukaan laut dan klorofil-a di perairan Laut Maluku saat fenomena El Nino dan La Nina aktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa saat fenomena El Nino aktif terjadi penurunan suhu permukaan laut dan peningkatan konsentrasi klorofil-a dari kondisi normal. Sebaliknya saat fenomena La Nina aktif terjadi peningkatan suhu permukaan laut dan penurunan konsentrasi klorofil-a dari kondisi normal. Interpretasi spasial saat El Nino dan La Nina aktif menunjukkan nilai yang rendah dengan sebaran yang menunjukkan proses mixing untuk parameter suhu permukaan laut, dan menunjukkan nilai yang lebih tinggi dengan sebaran merata untuk parameter klorofil-a. Kata kunci: Suhu Permukaan Laut, Klorofil-a, El Nino, La Nina.
Institutional Domain Assessment of the EAFM Approach to Snapper and Grouper Fisheries in the waters of the Sangihe Islands, North Sulawesi dumas, Davis Wijaksana Extrada; Lasabuda, Ridwan; Manembu, Indri Shelovita; Makapedua, Daisy M.; Darwasito, Suria; Luasunaung, Alfrets; Sumilat, Deiske Adeliene; Darmono, Oktaviano P.
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 12 No. 1 (2024): ISSUE JANUARY-JUNE 2024
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.v12i1.52237

Abstract

This research aims to assess the status of snapper and grouper fisheries management in the Sangihe Islands district using an ecosystem approach (EAFM) in the institutional domain. The research method uses observation and interview methods (questionnaires). Data collection used semi-structured interview (SSI) techniques. As a result of the assessment of 6 (six) institutional indicators, there are 2 indicators with a value of 1 (less, red flag model), namely indicators of compliance with the principles of responsible fisheries and indicators of fisheries management plans. 3 indicators each: decision-making mechanism indicators, indicators of the level of synergy of fisheries management policies & institutions, and stakeholder capacity indicators) with a value of 2 (medium, yellow model flag). Only the indicator for the completeness of the rules in fisheries management has a value of 3 (good, green model flag). The average score for the 6 indicators is 1.76 while the composite value is 58.53. This value shows that the application of the EAFM institutional domain in the management of snapper and grouper fisheries in the Sangihe Islands district is in the medium category (yellow model flag). Keywords: EAFM, Sangihe Islands, Grouper Snapper Fishery, Flag Model. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menilai  status pengelolaan perikanan kakap dan kerapu di kabupaten Kepulauan Sangihe dengan pendekatan ekosistem (EAFM) pada domain kelembagaan. Metode penelitian menggunakan metode observasi dan wawancara (kuisioner). Pengumpulan data menggunakan teknik semi structured interview (SSI).  Hasil penilaian dari 6 (enam) indikator kelembagaan, ada 2 indikator yang nilai-nya 1 (kurang, flag model merah) yaitu  indikator kepatuhan terhadap prinsip-prinsip perikanan yang bertanggung jawab dan indikator rencana pengelolaan  perikanan. 3 indikator masing-masing : indikator mekanisme pengambilan  keputusan, indikator tingkat sinergisitas kebijakan & kelembagaan pengelolaan perikanan, indikator kapasitas pemangku  kepentingan) bernilai 2 (sedang, flag model kuning). Hanya indikator kelengkapan aturan main dalam  pengelolaan perikanan yang bernilai 3 (baik, flag model hijau).  Nilai skor rerata 6 indikator adalah 1,76 sedangkan  nilai komposit-nya 58,53. Nilai ini menunjukkan bahwa penerapan domain kelembagaan EAFM pada pengelolaan perikanan kakap dan kerapu di kabupaten Kepulauan Sangihe kategori sedang (flag model kuning). Kata kunci : EAFM, Kepulauan Sangihe, Perikanan Kerapu Kakap, Model Bendera
Development Of Marine Tourism Potential In East Likupang Waters, North Minahasa District Maryen, Yakob Oskar; Manembu, Indri Shelovita; Ngangi, Edwin L. A.; Roeroe, Kakaskasen Andreas; Sambali, Hariyani; Darwasito, Suria; Sumilat, Deiske Adeliene
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 12 No. 2 (2024): ISSUE JULY-DECEMBER 2024
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.v12i2.52238

Abstract

This research aims to determine the potential for marine tourism in East Likupang Waters, determine the suitability of developing marine tourism in East Likupang Waters, and recommend marine tourism management, collecting primary data through observation and in-depth interviews directly with the community. Secondary data through studies of research results, scientific publications, the Minahasa Regency Maritime and Fisheries Service, and the North Minahasa Regency Maritime and Fisheries Service. Biophysical data is as follows. Observation of coral conditions using Line Intercept Transect (LIT). b) Observation of fish using Underwater Fish Visual Census (UVC). Water quality using a water quality checker (Horiba brand). Apart from that, data analysis uses a matrix of suitability for marine tourism areas, and beach tourism and provides weighting. The results of this research show that the potential that exists in East Likupang Waters and its surroundings includes physical and non-physical potential that has the potential and can be developed into a marine tourism attraction. Carrying capacity and beach recreation Surabaya Beach beach area 2000 (m²) 533 people/day Pulisan Beach 2000 (m²) 533 people/day c) Paal Beach 1000 (m²) 267 people/day Kalinaun Beach 3000 (m²) 800 people/day, It was found that the percentage of coral cover in East Likupang Waters was 47.04%, with a marine tourism suitability index value of 62, which means that the suitability of the East Likupang Waters marine tourism area is included in the conditionally appropriate criteria. Keywords: Potential, Marin Tourism, East Likupang Waters Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi wisata bahari di Perairan Likupang Timur, mengetahui kesesuaian pengembangan wisata bahari di Perairan Likupan Timur dan merekomendasikan pengelolaan wisata bahari, pengumpulan data primer melalui observasi dan wawancara mendalam langsung kepada masyarakat. Data sekunder melalui kajian hasil penelitian, publikasi ilmiah, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Minahasa, dan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Minahasa Utara. Data biofisik adalah sebagai berikut. Pengamatan kondisi karang menggunakan Line Intercept Transect (LIT). b) Pengamatan ikan menggunakan Underwater Fish Visual Census (UVC). Kualitas air menggunakan alat pemeriksa kualitas air (merek Horiba). Selain itu analisis data menggunakan matriks kesesuaian kawasan wisata bahari, dan wisata pantai serta memberikan pembobotan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi yang ada di Perairan Likupang Timur dan sekitarnya meliputi potensi fisik dan non fisik yang mempunyai potensi dan dapat dikembangkan menjadi daya tarik wisata bahari. Daya dukung dan rekreasi pantai Pantai Surabaya Luas pantai 2000 (m²) 533 orang/hari Pantai Pulisan 2000 (m²) 533 orang/hari c) Pantai Paal 1000 (m²) 267 orang/hari Pantai Kalinaun 3000 (m²) 800 orang/hari, Diketahui persentase tutupan karang di Perairan Likupang Timur sebesar 47,04% dengan nilai indeks kesesuaian wisata bahari sebesar 62 yang berarti kesesuaian kawasan wisata bahari Perairan Likupang Timur termasuk dalam kriteria layak bersyarat. Kata Kunci: Potensi; wisata bahari; Perairan Likupang Timur.
Spatial And Temporal Analysis Of Sea Surface Temperature Variability And Chlorophyll-A Over Two Decades In North Sulawesi Waters Buana, Muhammad Candra; Patty, Wilhelmina; Mantiri, Rose O. S. E.; Budiman, Johnny; Rimper, Joice R.T.S.L.; Rangan, Jety K.; Sumilat, Deiske Adeliene
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 12 No. 2 (2024): ISSUE JULY-DECEMBER 2024
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.v12i2.55621

Abstract

Sulawesi waters are directly affected by the dynamics that occur in the Pacific Ocean. The ENSO phenomenon that occurs in the Pacific Ocean can also be felt in the waters of the Sulawesi Sea. The dynamics of oceanographic parameters can cause climate change. The extreme impact of climate change is mainly the occurrence of rising temperatures and seasonal shifts. The purpose of this study is to analyze the variability of spatial and temporal anomalous distribution of sea surface temperature and chlorophyll-a. This study used monthly AQUA Modis image data, conducted by analyzing the spatial and temporal distribution of sea surface temperatures during the two decades of the period 2003 - 2022. This analysis is based on abnormal values obtained from subtracting parameter values from historical values (the average value of all data). The results of spatial variability analysis of sea surface temperature and chlorophyll –show anomalous variations occur in the western and transitional season periods I, while in the eastern season and transition II positive anomalous values dominate the eastern waters negative anomalies dominate the western waters opposite to chlorophyll – a. This study showed that there was an increase in sea surface temperature slope by 0.000840C / year while in chlorophyll - a there was a decrease in slope by 0.00072mg / m3 / year. Keywords: Spatial, Temporal, SPL, Chlorophyll – a, Climate Change. Abstrak Perairan Sulawesi mendapatkan pengaruh secara langsung dari dinamika yang terjadi di Samudera Pasifik. Fenomena ENSO yang terjadi di Samudera Pasifik juga dapat dirasakan dampaknya di perairan Laut Sulawesi. Dinamika parameter oseanografi dapat menyebabkan terjadinya perubahan iklim. Dampak ekstrem dari perubahan iklim terutama adalah terjadinya kenaikan temperatur serta pergeseran musim. Tujuan penelitian ini Menganalisis Variabilitas distribusi anomali spasial dan temporal dari suhu permukaan laut dan klorofil – a, Penelitian ini menggunakan data citra AQUA Modis bulanan, dilakukan dengan menganalisis sebaran spasial dan temporal suhu permukaan laut selama dua dekade periode 2003 - 2022. Analisa ini didasarkan pada nilai anomali yang didapat dari pengurangan nilai parameter dengan nilai historis (rerata nilai seluruh data). Hasil analisis variabilitas spasial suhu permukaan laut dan klorofil – a menunjukan variasi anomali terjadi pada periode musim barat dan peralihan I , sedangkan pada musim timur dan peralihan II nilai anomali positif mendominasi perairan sebelah timur anomali negatif mendominasi perairan sebelah barat sebaliknya dengan klorofil – a. Penelitian ini menunjukan bahwa terjadi peningkatan slope suhu permukaan laut sebesar 0,000840C/ tahun sedangkan pada klorofil - a terjadi penurunan slope sebesar 0,00072mg/m3/tahun. Kata kunci: Spasial, Temporal, SPL, Klorofil – a, Perubahan Iklim.
Optimizing Thin Layer Chromatography (TLC) Eluent Composition for Compound Content Separation the Ethanolic Extract of Sponge and Ascidia Lintang, Rosita; Losung, Fitje; Menajang, Febry I. S.; Sumilat, Deiske Adeliene
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 12 No. 2 (2024): ISSUE JULY-DECEMBER 2024
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.v12i2.57116

Abstract

An optimization study of the KLT eluent composition was carried out on the ethanolic extracts of 3 ascidian samples (Ascd-2, Ascd-3, Ascd-4) and 2 sponge samples (Spons-2 and Spons-3). The Ascidia and Sponge marine invertebrate samples were collected from Malalayang, Manado City's coastal waters, and were not identified. This research is a preliminary test to determine the best eluent composition to separate the compounds in the ascidian and sponge sample extracts. Extracted samples with ethanol solvent using the maceration method for 3 x 24 hours at room temperature followed by evaporation at 400C to obtain a thick ethanol extract. The composition of the eluent used is as follows: Hexane: Ethyl Acetate = 3: 7, Hexane: Ethyl Acetate = 2: 3, Hexane: Ethyl Acetate = 1: 9, Methanol: Ethyl Acetate = 1:1, and 100% Methanol. KLT analysis of the extracts from the ascidia and sponge samples showed that most of the variations in eluent composition used could not separate the compound components in the extracts, except the 100% methanol composition which could separate the compounds in the spongs 3 samples. Keywords : Eluent ; Marine Invertebrate; Optimation ; TLC Abstrak Telah dilakukan studi optimasi komposisi eluen KLT terhadap ekstrak etanol dari 3 sampel Ascidia (Ascd-2,Ascd-3,Ascd-4) dan 2 sampel Spons (Spons-2 dan Spons-3). Sampel avertebrata laut Ascidia dan Spons berasal dari perairan pantai Malalayang, Kota Manado dan belum diidentifikasi jenisnya. Penelitian ini merupakan suatu uji pendahuluan yang bertujuan menentukan komposisi eluen terbaik untuk memisahkan senyawa yang terkandung dalam ekstrak sampel ascidian dan spons. Ekstraksi sampel dengan pelarut etanol menggunakan metode maserasi selama 3 x 24 jam pada suhu ruang dan kemudian dievaporasi pada suhu 400C untuk mendapatkan ekstrak etanol kental. Adapun komposisi eluen yang digunakan adalah sebagai berikut: Heksana : Etil Asetat= 3 : 7, Heksana : Etil Asetat = 2 : 3, Heksana : Etil Asetat = 1 : 9, Metanol : Etil Asetat = 1 : 1, dan Metanol 100%. Analisis KLT terhadap ekstrak sampel ascidia dan spons memperlihatkan bahwa sebagian besar variasi komposisi eluen yang digunakan tenyata tidak dapat memisahkan komponen senyawa dalam ekstrak, kecuali komposisi 100% methanol yang dapat memisahkan senyawa pada sampel Spons-3. Kata Kunci : Avertebrata Laut; Eluen; KLT: Optimasi
Co-Authors Adnan Wantasen Alfret Luasunaung Angela, Gabriella Caristy Angeline Ngantung, Angeline Angkouw , Esther Dellayani Angkouw, Esther Angmalisang, Ping Astony Annisaqois, Manikmayang Ansar, Azhar Ariansyah Ari Berty Rondonuwu Asthisa, Dias Billy Theodorus Wagey Buana, Muhammad Candra Budiman, Johnny - Calvyn F. A. Sondak, Calvyn F. A. Carolus Paulus Paruntu Dalle, Andi Nuraeni Petta Damongilala, Lena J. Darmono, Oktaviano P. Darwasito, Suria Dedy Octavian Siahaan, Dedy Octavian Defny S. Wewengkang, Defny S. Deysy M. Puansalaing dumas, Davis Wijaksana Extrada Durand, Swenekhe S. Edwin D Ngangi Farnis B. Boneka Fintarji, Rian Fitje Losung Frangky E. Kaparang Ginting, Elvy Like Grace Debbie Kandou Grace Sanger, Grace Grevo S Gerung Henki Rotinsulu, Henki Henneke Pangkey Henny A Dien Hens Onibala Hidayat, Andre Alfian Ilham Syah, Bahrul Yusuf Nasruddin Indra R. N. Salindeho Indra R.N. Salindeho Indri Manembu Inneke F. M Rumengan Ixchel F Mandagi Janny D. Kusen Johnny Budiman Joice R.T.S.L Rimper Joshian N.W. Schaduw Joula Kusen, Diane Kalesaran, Ockstan Jurike Kaparang , Frangky Erens Kaparang, Frangky Erens Kaunang, Theresia Margaretha D. Kepel, Rene Ch. Khristin I. F. Kondoy, Khristin I. F. Kreckhoff, Reni L. Kreckhoff, Reni Lucia Kudato, Vania Kusen, Diane Joula Kusuma, Ni Putu Dian Kusumaningrum, Arianda Lasut, Astrid Y. Lawrence J. L Lumingas Lawrence J.L. Lumingas, Lawrence J.L. Lefrand Manoppo Lintang, Rosita AJ Lintang, Rosita Anggreiny Luasunaung, Alfrets Lumingas, Lawrence L.J. Luringunusa, Ekklesia Makapedua, Daisy M Makapedua, Daisy M. Mandagi, Stephanus Mandagi, Stephanus V. Mandagi, Stephanus Vianny Manoppo, Lefran Manoppo, Lefrand - Manoppo, Victoria Mantiri, Desy M. H Mantiri, Rose Mantiri, Rose O.S.E. Markus T. Lasut Maryen, Yakob Oskar Masengi, Akira W. R. Masengi, E. I. K.G. Masengi, K.W.A Menajang, Febry I. S. Mentang, Fenny Mewengkang, Theresia Tessa Modaso, Vivanda O.J Mokolensang, Jeffrie Fredrik Molle, Ben Arther Mopay, Maratade Musak, Putra Natalie D Rumampuk Nego E. Bataragoa, Nego E. Ngangi, Edwin Leonardo Apolonio Nity, Elroi Nowin, Edgar Opa, Samuel Pamikiran, Revols Dolfi Ch Pangemanan, Novie Pankie Lukas Pasodung, Aditya Patra, Frian Paulus, James Pesoth, Christianto Pinontoan, Odie R. Purba, Dhebby Putra, Debriga Rangan, Jety K. Ridwan Lasabuda Robert A. Bara Roeroe, Kakaskasen Andreas Roike Iwan Montolalu Rompas, Rizal M. Rompas, Rizald Rondonuwu, Arie B. Rose O. S. E. Mantiri, Rose O. S. E. Rumampuk, N.D. Rumengan, Antonius Petrus Sambali, Hariyani Sambali, Haryani Sambali, M.Sc, Hariyani Sandra Tilaar Saragih, Debby Dyanessa Sarif Hidayat, Sarif Simangunsong, Martua Pinondang Sinjal, Annita Ch. Sipriana S. Tumembouw Stenly Wullur Suria Darwisito, Suria Suzanne L Undap Tahulending, Jane Maria Fransiska Tangkudung, Maureen J. N. N. Tuyu, Adel M. Ulus, Frangky Octavian Undap , Suzanne Lydia Undap, Nani I.J Veibe Warouw Verly Dotulong, Verly Wenseslaus Fransiscus Makawaehe, Wenseslaus Fransiscus Wilhelmina Patty Wulur, Stenly Zebua, Nistiarni