Claim Missing Document
Check
Articles

Penentuan Kadar Flavonoid Total dan Uji Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Kasturi (Mangifera casturi Kosterm.) dengan Metode DPPH Alifni Adha Bakti; Liling Triyasmono; Muhammad Ikhwan Rizki
Jurnal Pharmascience Vol 4, No 1 (2017): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v4i1.5762

Abstract

ABSTRAK Bahan alam dapat dijadikan bahan obat baru karena mengadung metabolit sekunder. Di Indonesia terdapat lebih kurang 30.000 jenis tumbuh-tumbuhan yang mengandung metabolit sekunder, lebih kurang 7.500 jenis diantaranya termasuk tanaman berkhasiat obat. Salah satunya adalah tanaman kasturi (Mangifera casturi Kosterm.). Tanaman M. casturi merupakan tumbuhan khas Kalimantan Selatan yang hanya dimanfaatkan oleh masyarakat untuk dikonsumsi, tidak untuk pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar flavonoid total dan aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol daun M. casturi. Penelitian ini bersifat non-eksperimental. Sampel yang digunakan adalah daun M. casturi yang berasal dari Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Penentuan Kadar flavonoid total dilakukan secara spektrofotometri UV-Vis dengan pereaksi kompleks AlCl3 sedangkan aktivitas antioksidan ditentukan dengan metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil). Hasil penelitian diperoleh kadar flavonoid total ekstrak etanol daun M. casturi sebesar 9,31 ± 0,08 %b/b dan aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 34,558 ppm sehingga termasuk dalam kategori antioksidan yang sangat aktif. Kata kunci: Antioksidan, DPPH, Flavonoid Total, Mangifera casturi. ABSTRACT Natural resources can be used as the new medicine ingridients because it has second metabolite. In Indonesia, there are more than 30.000 kinds of plants that contain second metabolite, more or less than 7.500 kinds of those are medicinal plants. One of those plants is Kasturi (Mangifera casturi Kosterm.). M. casturi is a typical plant from South Kalimantan that be used as a food not as a medicine. The purpose of this research is to determine the total of flavonoid content and anti-oxidant activity from ethanol extract of M. casturi leaves. This study is a non-experimental research. Sample which used in this research is M. casturi Leaves from Banjar Region, South Kalimantan. The research for total Flavonoid content is done by UV-Vis spectrophotometric with AlCl3 reagent complex while the anti-oxidant activity is determined by DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) method. The result of this research are extract of M. casturi leaves obtains 9,31 ± 0,08 %b/b of total flavonoid and the antioxidant activity result with IC50 value is 34,558 ppm, so it can be categorized as a very active anti-oxidant. Keywords: Antioxidant, DPPH, Total Flavonoid, Mangifera casturi.
Formulasi Tablet Effervescent Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera) Lutfi Chabib; Oktavia Indrati; Muhammad Ikhwan Rizki
Jurnal Pharmascience Vol 2, No 1 (2015): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v2i1.5816

Abstract

Abstrak            Lidah buaya (Aloe vera) mengandung komponen seperti  acetylated mannans, polymannans, anthraquinone C-glycosides, anthrones, anthraquinones dan  berbagai jenis lectins. Komponen dalam lidah buaya yang bermanfaat sebagai laksatif adalah anthraquinon glycoside. Salah satu sediaan farmasi yang menarik adalah tablet effervescent, dimana bentuk sediaan ini mempunyai beberapa keuntungan, diantaranya adalah mudah untuk dikonsumsi dan bisa dikembangkan variasi rasa, sehingga diharapkan masyarakat dapat tertarik untuk mengkonsumsi sediaan lidah buaya dalam bentuk tablet effervescent. Tujuan penelitian ini yaitu mendapat formulasi optimum dari  tablet effervescent ekstrak lidah buaya. Lidah buaya dihaluskan lalu dimaserasi. Ekstrak lidah buaya diformulasi dalam empat bentuk formula yang berbeda dengan metode peleburan. Dilakukan pemeriksaan sifat fisik granul dan tablet yang terbentuk. Hasil penelitian menunjukkan lidah buaya (Aloe vera) dapat diformulasikan kedalam sediaan tablet  effervescent. Dari data evaluasi formulasi sediaan tablet effervescent lidah buaya (Aloe vera) yang paling baik untuk dibuat tablet effervescent yaitu formula I yang berisi granul ekstrak 150 mg, laktosa 1890 mg, asam sitrat 100 mg, asam tartat 300 mg, natrium bikarbonat 400 mg, PEG 6000 60 mg, aspartame 100 mg, dan pengaroma secukupnya. Kata Kunci: Aloe vera, tablet effervescent, formulasi AbstractAloe vera containing components such as acetylated mannans, polymannans, anthraquinone C-glycosides, anthrones, anthraquinones and various types of lectins. Components in aloe vera useful as laksatife is anthraquinon glycoside. One of the interesting pharmaceutical preparations is effervescent tablets, where has several advantages, is easy to take the variation flavors, so hopefully people can be interested to consume aloe vera preparations in the form of effervescent tablets. The purpose of this study was to get optimum formulation of Aloe vera effervescent tablets. Aloe vera is pulverized and then macerated. Aloe vera extract was formulated in six different formulas with fusion method. Then, physical properties of the granules and tablets were examinated. Results showed aloe (Aloe vera) could be formulated into effervescent tablets. The best formula for Aloe vera effervescent tablets was formula I which containing 150 mg of granule extract 150 mg, 1890 mg of lactose, 100 mg of citric acid, 300 mg of tartat acid, 400 mg of sodium bicarbonate, 60 mg of PEG 6000, 100 mg of aspartame, and flavor to taste. Keywords: Aloe vera, effervescent tablets, formulation  
Rambusa (Passiflora foetida L) vs. Free Radicals: In Vitro Study with DPPH Method Dewi Sari Mulia; Evi Mulyani; Muhammad Ikhwan Rizki; Mohammad Rizki Fadhil Pratama
Jurnal Pharmascience Vol 6, No 2 (2019): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v6i2.7344

Abstract

ABSTRAK             Rambusa (Passiflora foetida L) adalah tumbuhan obat yang banyak terdapat di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di Kalimantan Tengah. Beberapa bagian tumbuhan dari rambusa diketahui memiliki aktivitas antioksidan termasuk di bagian daunnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari daun rambusa yang berasal dari Kalimantan Tengah. Metode yang digunakan adalah metode 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) yang diukur serapannya dengan Spektrofotometer UV Vis. Hasil yang diperoleh menunjukkan nilai IC50 dari ekstrak etanol daun rambusa senilai 93,269 μg/mL. Meskipun nilai IC50 yang diperoleh lebih rendah dibandingkan senyawa antioksidan standar seperti kuersetin, nilai IC50 dari ekstrak etanol daun rambusa asal Kalimantan Tengah masih lebih tinggi dibandingkan daun rambusa yang diperoleh dari daerah lain Kata Kunci—antioksidan, DPPH, Kalimantan Tengah, Passiflora foetida, rambusa  ABSTRACT Rambusa (Passiflora foetida L) is a medicinal plant that is widely found in various regions in Indonesia, including in Central Kalimantan. Some parts of the plant of rambusa are known to have antioxidant activities including in the leaves. This study aims to determine the antioxidant activity of rambusa leaves from Central Kalimantan. The method used was 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) method which was measured by UV Vis spectrophotometer. The results obtained showed IC50 values of ethanol extract of rambusa leaves worth 93.269 μg/mL. Although the IC50 values obtained were lower than the standard antioxidant compounds such as quercetin, the IC50 value of the ethanol extract of the leaves of rambusa from Central Kalimantan was still higher than that of the rambusa leaves obtained from other regions or some other medicinal plant extracts. Keywords— antioxidants, DPPH, Central Kalimantan, Passiflora foetida, rambusa
Skrining Fitokimia dan Uji Kualitatif Aktivitas Antioksidan Tumbuhan Asal Daerah Rantau Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan Sutomo Sutomo; Arnida Arnida; Muhammad Ikhwan Rizki; Liling Triyasmono; Agung Nugroho; Evi Mintowati; Salamiah Salamiah
Jurnal Pharmascience Vol 3, No 1 (2016): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v3i1.5836

Abstract

ABSTRAK  Kalimantan selatan merupakan salah satu kawasan tropis dengan sumber keanekaragaman hayati yang melimpah. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan ekstraksi dan skrining fitokimia terhadap beberapa tumbuhan yang secara etnis digunakan sebagai pengobatan. Metode ini sangat penting untuk mendapatkan gambaran terhadap golongan senyawa yang terkandung dalam tumbuhan obat. Tumbuhan yang diteliti  adalah rimpang patiti, kulit batang ambaratan, batang carikang habang, daun puspa, kulit batang balik anngin, daun bilaran tapah, dan daun karamunting. Hasil ekstraksi menggunakan etanol 70% rendemen terbanyak adalah daun puspa (30,76%) diikuti secara berturut-turut kulit batang balik angin (27,05%), daun bilaran tapah (23,53%), daun karamunting (10,88%), rimpang patiti (8,48%), batang carikang habang (3,56%), dan kulit batang ambaratan (2,04%). Skrining fitokimia menunjukkan bahwa rimpang patiti mengandung senyawa golongan flavonoid, fenol, tanin, saponin, dan terpenoid. Kulit batang ambaratan mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonoid, fenol, tanin dan antrakinon. Batang carikang habang mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonoid, fenol, tanin, saponin, steroid, dan antrakuion. Daun puspa mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonoid, fenol, saponin, dan terpenoid. Kulit batang balik anngin mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonoid, fenol, tanin, terpenoid, dan antrakuinon. Daun bilaran tapah mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonois, fenol, tanin, saponin, terpenoid, dan antrakuinon. Daun karamunting mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonois, fenol, tanin, saponin, dan terpenoid. Hasil uji aktivitas antioksidan dengan menggunakan metode DPPH melalui kromatpgrafi lapis tipis menunjukkan bahwa ketujuh tumbuhan yang diuji mengandung senyawa yang bersifat antioksidan.  Kata kunci : eksplorasi, ekstraksi, skrining fitokimia, antioksidan.    ABSTRACT Kalimantan Selatan is a province in the southern of Borneo island. As one of the tropical areas, this province  has a high biological diversity. The recent study aims to identify the secondary metabollites through screening test and evaluate the antioxidative capacities of several medicinal plants growing in Tapin regency. Seven plants used in this study were: the rhizome of Patiti (RP), the bark of Ambaratan (BA), the stem of Carikang Habang (SC), leaves of Puspa (LP), the bark of Balik Angin (BB), leaves of Bilaran Tapah (LB), and leaves of Karamunting (LK). Arranged from the highest to the lowest, the yield of 70% ethanol extracts were 30.76% (LP), 27.05% (BB), 23.53% (LB), 10.88% (LK), 8.48% (RP), 3.56% (BC), and 2.04% (BA). The phytochemical screening test shown that flavonoid, phenolic, tanin, saponin,  and terpenoid were detected in RP. In BA, alkaloid, flavonoid, phenolic, tanin, and antraquinon were identified. SC possessed alkaloid, flavonoid, phenolic, tanin, saponin, steroid, and antraquinon. LP had alkaloid, flavonoid, phenolic, saponin, and terpenoid. BB contained alkaloid, flavonoid, phenolic, tanin, terpenoid, and antraquinon. LB shown the presence of  alkaloid, flavonoid, phenolic, tanin, saponin, terpenoid, and antraquinon. Meanwhile, LK indicated the presence of alkaloid, flavonoid, phenolic, tanin, saponin, and terpenoid. Antioxidant analyis of the seven extracts using DPPH showed that all the tested plants possessed the active compounds with antioxidative effects. Keywords: exploration, extraction, phytochemical screening, antioxidant.
Daya Reduksi Ekstrak Etanol Biji Aquilaria microcarpa, Aquilaria malaccensis, dan Aquilaria beccariana Terhadap Ion Ferri (Fe3+) dengan Metode FRAP (Ferric Reducing Antioxidant Power) Liling Triyasmono; Beny Rahmanto; Wawan Halwany; Fajar Lestari; Muhammad Ikhwan Rizki; Khoerul Anwar
Jurnal Pharmascience Vol 4, No 1 (2017): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v4i1.5764

Abstract

ABSTRAK Daya reduksi merupakan salah satu indikator potensi aktivitas suatu senyawa sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan daya reduksi ekstrak etanol biji Aquilaria microcarpa, Aquilaria malaccensis, dan Aquilaria beccariana terhadap Ion Ferri (Fe3+). Serbuk kering biji A. microcarpa, A. malaccensis, dan A. beccariana dimaserasi menggunakan etanol 70%. Daya reduksi ditentukan dengan metode FRAP (ferric reducing antioxidant power) yang didasarkan atas kemampuan senyawa dalam mereduksi senyawa besi(III)-tripiridil-triazin menjadi besi(II)-tripiridil triazin pada pH 3,6. Absorbansi diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 598 nm. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol biji A. microcarpa, A. malaccensis, dan A. beccariana mempunyai daya reduksi berturut-turut sebesar 6,39±1,58; 119,95±28,04; dan 62,12±6,57 µM ekivalen troloks/g ekstrak. Kata kunci: biji, Aquilaria microcarpa, Aquilaria malaccensis, Aquilaria beccariana, FRAP ABSTRACT Reducing power is one indicator of potential antioxidant activity of a compound. This study aims to determine the reduction power of the ethanol extract of the seeds of Aquilaria microcarpa, Aquilaria malaccensis, and Aquilaria beccariana against Ferric ion (Fe3+). Dry powder of A. microcarpa, A. malaccensis, and A. beccariana seeds was macerated using 70% ethanol. Reducing power determined using FRAP (ferric reducing antioxidant power) that is based on the ability of the compounds in reducing iron compounds (III) -tripiridil-triazine to iron (II) -tripiridil triazine at pH 3.6. The absorbance was measured using a UV-Vis spectrophotometer at a wavelength of 598 nm. The results showed ethanol extract of seeds of A. microcarpa, A. malaccensis, and A. beccariana have reducing power of 6.39 ± 1.58; 119.95 ± 28.04; and 62.12 ± 6.57 µM troloks equivalents / g extract respectively. Key words: seeds, Aquilaria microcarpa, Aquilaria malaccensis, Aquilaria beccariana, FRAP
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Akar Kalakai (Stenochlaena palustris Bedd) Asal Kalimantan Tengah Rabiatul Adawiyah; Muhammad Ikhwan Rizki
Jurnal Pharmascience Vol 5, No 1 (2018): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v5i1.5788

Abstract

ABSTRAK Tanaman khas Kalimantan yang banyak digunakan sebagai tanaman obat adalah kalakai atau sering juga disebut paku haruan (Stenochlaena palustris Bedd) atau pakis. Kalakai mengandung beberapa senyawa bioaktif seperti fenolik, flavonoid, alkaloid dan keluarga terpenoid yang telah terbukti sangat efektif sebagai antioksidan. Kalakai merupakan tumbuhan yang tumbuh subur di tanah gambut dan juga ditemukan tumbuh baik di tanah berpasir. Penelitian ini bertujuan mengetahui aktivitas antioksidan dari akar kalakai (Stenochlaena palustris) yang tumbuh pada tanah gambut dan tanah berpasir berdasarkan parameter Inhibitory Concentration 50 (IC50). Aktivitas antioksidan diuji menggunakan metode DPPH (2,2-difenil-1-pikril-hidrazil) dan kuersetin sebagai pembanding. Nilai IC50 untuk ekstrak akar kalakai pada tanah gambut yaitu sebesar 19,06 ppm dan pada ekstrak akar kalakai pada tanah pasir didapat IC50 sebesar 24,40 ppm. Hasil uji aktivitas antioksidan pada ekstrak etanol akar kalakai yang tumbuh pada tanah pasir dan tanah gambut memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat. Kata Kunci : Akar, Antioksidan, Kalakai, Stenochlaena palustris Bedd ABSTRACT Borneo plants that are widely used as medicinal plants are kalakai or often also called paku Haruan (Stenochlaena palustris Bedd). Kalakai contains several bioactive compounds such as phenolics, flavonoids, alkaloids and terpenoid that have been shown to be very effective as antioxidants. Kalakai is a plant that thrives on peat soils and is also found to grow well in sandy soils. This study aims to determine the antioxidant activity of kalakai root (Stenochlaena palustris) that grows on peat soil and sandy soil based on Inhibitory Concentration 50 (IC50). Antioxidant activity was tested using DPPH method (2,2-diphenyl-1-picryl-hydrazil) and quercetin as a comparison. IC50 value for kalakai root extract on peat soil that is 19,06 ppm and at kalakai root extract on sand soil obtained IC50 that is 24,40 ppm. The results of antioxidant activity test on kalakai root extract that grow on sand and peat soil have very strong antioxidant activity. Keywords: Antioxidant, Kalakai, Root, Stenochlaena palustris Bedd
Uji Aktivitas Antioksidan dan Antitirosinase Fraksi n-Butanol Daun Sungkai (Peronema canescens Jack.) Secara Kualitatif Menggunakan Kromatografi Lapis Tipis Fadlilaturrahmah Fadlilaturrahmah; Aditya Maulana Perdana Putra; Muhammad Ikhwan Rizki; Titin Nor
Jurnal Pharmascience Vol 8, No 2 (2021): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v8i2.11160

Abstract

Kerusakan oksidatif dalam tubuh manusia dapat disebabkan oleh radikal bebas, sehingga menimbulkan berbagai permasalahan. Daun P. canescens memiliki kandungan senyawa fenolik, tanin, alkaloid, steroid, saponin dan flavonoid yang potensial sebagai antioksidan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk melakukan uji aktivitas antioksidan dan antitirosinase fraksi n-butanol daun sungkai secara kualittaif menggunakan kromatografi lapis tipis. Metode yang digunakan yaitu preparasi sampel dengan pembuatan simplisia yang kemudian diekstraksi secara maserasi menggunakan etanol 96%. Hasil ekstrak kental kemudian difraksinasi bertingkat dengan pelarut n-heksan, etil asetat, dan n-butanol. Selanjutnya dilakukan skrining fitokimia, uji aktivitas antioksidan, dan antitirosinase secara kualitatif menggunakan kromatografi lapis tipis. Hasil rendemen ekstrak etanol daun P. canescens yaitu sebesar 7,28% sedangkan rendemen fraksi yaitu 24,8%. Skrining fitokimia ekstrak etanol P. canescens mengandung alkaloid, flavonoid, terpenoid, steroid, tanin, saponin, dan fenol. Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini yaitu fraksi n-butanol daun P. canscens berpotensi memiliki aktivitas antioksidan yang ditandai adanya noda kuning pucat setelah penyemprotan dengan reagen DPPH, serta berpotensi memiliki aktivitas antitirosinase secara kualitatif yang ditandai dengan adanya bercak putih pada plat KLT. Kata Kunci: DPPH, L-DOPA, Asam askorbat, Enzim  Oxidative damage in the human body can be caused by free radicals, causing various problems. P. canescens leaves contain phenolic compounds, tannins, alkaloids, steroids, saponins and flavonoids that have potential as antioxidants. The purpose of this study was to test the antioxidant and antityrosinase activity of the n-butanol fraction of sungkai leaves qualitatively using thin layer chromatography. The method used is sample preparation by making simplicia which is then extracted by maceration using 96% ethanol. The viscous extract was then fractionated with n-hexane, ethyl acetate, and n-butanol as solvents. Furthermore, phytochemical screening, antioxidant activity, and antityrosinase tests were carried out qualitatively using thin layer chromatography. The yield of P. canescens leaf ethanol extract was 7.28%, while the fraction yield was 24.8%. Phytochemical screening of P. canescens ethanol extract containing alkaloids, flavonoids, terpenoids, steroids, tannins, saponins, and phenols. The conclusion obtained from this study is that the n-butanol fraction of P. canscens leaves has the potential to have antioxidant activity which is indicated by a pale yellow stain after spraying with DPPH reagent, and has the potential to have qualitative antityrosinase activity which is indicated by the presence of white spots on the TLC plate.
STANDARDISASI BUAH CABE RAWIT HIYUNG (Capsicum frutescens L.) ASAL TAPIN KALIMANTAN SELATAN Sutomo Sutomo; Aulea Rahmawati; Muhammad Ikhwan Rizki
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 2 No 2 (2017): JIIS
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.304 KB) | DOI: 10.36387/jiis.v2i2.121

Abstract

Cabe rawit hiyung (Capsicum frutescens L.) merupakan cabe rawit lokal khas Tapin, Kalimantan Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai parameter standardisasi simplisia dan ekstrak buah cabe rawit hiyung. Standardisasi dilakukan dengan menetapkan nilai parameter spesifik dan non spesifik simplisia dan ekstrak dari tiga tempat tumbuh yang berbeda yang meliputi uji organoleptik simplisia, uji mikroskopik, kadar sari larut etanol, kadar sari larut air, susut pengeringan, kadar abu total simplisia, kadar abu tidak larut asam simplisia, cemaran logam berat, pemerian ekstrak, rendemen, skrining fitokimia, pola kromatografi, penentuan kadar flavonoid total, kadar air, kadar abu total ekstrak, dan kadar abu tidak larut asam ekstrak. Hasil uji  standardisasi simplisia dari ketiga desa diperoleh rata-rata berupa serbuk, berwarna kemerahan, rasa sangat pedas, berbau khas, terdapat sel epidermis, hipodermis dan parenkrim mesokarp, kadar sari larut etanol 19,55 ± 1,07%, kadar sari larut dalam air 32,33 ± 2,03%, susut pengeringan 2,22 ± 0,51%, kadar abu total 4,11 ± 0,44%, kadar abu tidak larut asam 0,14 ± 0,01%, cemaran logam berat Pb 2,00 mg/kg dan Cd 4,00 mg/kg. Hasil uji standardisasi ekstrak dari ketiga desa diperoleh rata-rata berupa ekstrak kental, berwarna coklat, rasa sangat pedas, berbau khas, dengan rendemen sebesar 19,19 ± 1,03%, kandungan kimia yang terkandung adalah alkaloid, flavonoid, fenolik, saponin, pola kromatogram dengan nilai Rf 0,18; 0,60; 0,98, kadar flavonoid total yang paling besar yaitu desa Sungai Rutas 0,339%, kadar air 11 ± 0,67%, kadar abu total 7,96 ± 0,80%, dan kadar abu tidak larut asam 0,61 ± 0,05%.
POTENSI DARI EKSTRAK DAN FRAKSI KULIT BUAH MUNDAR (Garcinia forbesii) SEBAGAI TABIR SURYA BERDASARKAN NILAI SUN PROTECTION FACTOR (SPF) Muhammad Ikhwan Rizki; Samsul Hadi; Lutfi Chabib
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 6 No 2 (2021): JIIS
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.827 KB) | DOI: 10.36387/jiis.v6i2.716

Abstract

UV rays cause skin damage such as loss of skin elasticity, wrinkles, sagging, and skin cancer. South Kalimantan is a wetland area with more than 4,000 species of medicinal plants. Mundar (Garcinia forbesii) is one of the plants in South Kalimantan. Mundar pericarp is empirically used for cosmetics which is believed to protect the skin from ultraviolet rays. The purpose of the study was to determine the sunscreen potency of the extract and fraction from pericarp of mundar (Garcinia forbesii) based on the Sun Protection Factor (SPF) parameter. The research started from material drying, making simplicia powder, extraction, and fractions. The extracts and fractions were measured for SPF values ??using a UV-Vis Spectrophotometer. The results showed that the ethanol extract and ethyl acetate fraction had weak protection, while the n-hexane fraction had extreme protective power with SPF values ??in the range of 6.51 – 30.00
PENETAPAN KADAR FLAVONOID TOTAL DAN NILAI SUN PROTECTION FACTOR (SPF) DARI EKSTRAK KERING DAUN CEMPEDAK (Artocarpus integer) Muhammad Ikhwan Rizki; Syifa Auliani; Amalia Khairunnisa; Fadlilaturrahmah Fadlilaturrahmah; Normaidah Normaidah; Anna Khumaira Sari
Jurnal Insan Farmasi Indonesia Vol 5 No 1 (2022): Jurnal Insan Farmasi Indonesia
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36387/jifi.v5i1.868

Abstract

Ultraviolet rays cause wrinkles and premature ageing. The bad effects of sun exposure can be avoided by using sunscreen. Artocarpus integer is empirically used as a black spot remover and cold powder. Total flavonoid content is an extract quality parameter that is related to the consistency of the pharmacological effects produced. The purpose of this study was to determine the total flavonoid content and the value of Sun Protection Factor (SPF) from the dried extract Artocarpus integer. The study began with a drying of fresh leaves using an oven, making simplicia powder, extraction process by maceration, and drying extracts using a drying cabinet. The dry extract was measured for total flavonoid content using a spectrophotometer UV-Vis with quercetin as a marker. The dry extract also determined the SPF value at concentrations of 200, 400, 600, 800, and 1000 ppm. The results showed that the total flavonoid content of the dry extract of cempedak leaves was 1,283 ± 0.032 %w/w equivalent to quercetin. The SPF value of dry extract of cempedak leaves at concentrations of 200, 400, 600, 800, and 1000 ppm respectively, namely 2,923 ± 0.009, 5.990 ± 0.002, 8.846 ± 0.001, 13,181 ± 0.008 and 15.856 ± 0.1533
Co-Authors Aghna Mafruha Zahrah, Aghna Mafruha Agung Nugroho Agustina, Ni Kadek Ayu Akbar, Nabila Hadiah Akhmad Nabil Akhmad Nabil, Akhmad Akhsanul Rahmatullah Alfandani, Gina Alifni Adha Bakti Amalia Khairunnisa Amalia Khairunnisa Amalia Khairunnisa, Amalia Amalia Khirunnisa Ana Ulfah Anna Humaira Anna Khumaira Sari Anna Khumaira Sari Aprianto . Arnida Arnida Arnida Arnida Aulea Rahmawati Azhara, Desiya Damayanti Baharuddin Yusuf Baharudin Yusuf Barkinah, Tut Beny Rahmanto Beny Rahmanto Beny Rahmanto Buih, Putri Helena Junjung Devi Eka Pratama Dewi Kartika Dewi Sari Mulia Dewi, Anita Ratna Dewi, Vonny Khresna Difa Intannia Dyah Anggraeni Eka Fitri Susiani Evi Mintowati Evi Mintowati, Evi Evi Mulyani Fadlilaturrahmah Fadlilaturrahmah, Fadlilaturrahmah Fadlillaturahmah Fadlillaturahmah Fajar Lestari Fajar Lestari Fariz, Abshar Fauzi, Rakhmat Gina Alfandani Hayatun Izma Helmina Wati Heri Budi Santoso Herningtyas Nautika Lingga Hilneser Simamora Ibrahim Rully Effendi Izma, Hayatun Khalifah, Sefa Nur Khoerul Anwar Khoerul Anwar Khoerul Anwar Khumaira Sari, Anna Kirana, Rita Laura Sarwo Liling Triyasmono Lutfi Chabib, Lutfi Madani, Al Malahayati, Siti Maman Turjaman Ma’shumah Ma’shumah Metty Amperawati Mia Fitriana Mohammad Rizki Fadhil Pratama Muhammad Rusydi Taufik Mutia Mawaddah Naning Kisworo Utami Naning Kisworo Utami Nashrul Wathan Nazhipah Isnani Normaidah, Normaidah Nugroho, Agung Nur Mahdi Nurlely, Nurlely Okta Muthia Sari Oktavia Indrati, Oktavia Putra, Aditya Maulana Perdana Rabiatul Adawiyah Rahma, Salsabila Fadiya Rahmatullah, Satrio Wibowo Rahmawati, Aulea Ramadhan, Fery Ramadhani , Syahrizal Ratnapuri, Prima Happy Rorry Adivrio Rizky Salamiah . Salamiah Salamiah Samsul Hadi Sandi, Dita Ayulia Dwi Saragih, Triando Hamonangan Sari , Anna Khumaira Sari, Fitri Novita Sholihin, Muhammad Aditya Silviana, Mega Siswadi Siswadi Sofia Suratno Suratno Surya Wahyudi Susy Andriani Sutomo Sutomo Sutomo Sutomo Syifa Auliani Syifa Auliani Titin Nor Tjitradi, Sukhito Yohanes Totok Wianto Valentina Meta Srikartika Wawan Halwany Wawan Halwany Wawan Halwany Yuni Kartika