Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

Perbedaan Kadar Formalin Pada Ikan Asin Gabus Sebelum Dan Sesudah Perendaman Triana, Linda; Wahdaniah, Wahdaniah; Sari, Emilda
Jurnal Laboratorium Khatulistiwa Vol 7, No 1 (2023): NOVEMBER 2023
Publisher : poltekkes kemenkes pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30602/jlk.v7i1.1256

Abstract

Maraknya penggunaan bahan tambahan pangan berbahaya yaitu formalin pada ikan asin dikarenakan formalin merupakan zat pengawet yang mudah didapatkan dengan harga yang murah. Pada ikan asin penggunaan formalin selain bertujuan untuk pengawetan agar ikan asin  tidak ditumbuhi jamur. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis perbedaan kadar formalin pada ikan asin gabus berformalin sebelum dan sesudah perendaman pada suhu 20°C, 70°C, dan 100°C. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental (experiment), sampel yang digunakan adalah ikan asin gabus yang mengandung formalin. Jumlah pengulangan setiap perlakuan sebanyak enam kali dengan jumlah sampel sebanyak 24 sampel. Hasil penelitian rata-rata kadar formalin pada ikan asin gabus berformalin 3,14 mg/kg, setelah direndam selama 5 menit pada suhu 20ºC, 70°C dan 100°C secara berturut-turut adalah 3,01 mg/kg, 2,11 mg/kg, dan 1,68 mg/kg, penurunan kadar formalin sebesar 4,14%; 32,80% dan 46,50%. Berdasarkan hasil uji Friedman didapatkan hasil p = 0,000 < 0,05 maka dapat diketahui ada perbedaan kadar formalin pada ikan asin gabus berformalin sebelum dan sesudah perendaman pada suhu 20°C, 70°C, 100°C.
Kualitas Hasil Uji Limbah Pool-Plasma Komponen Packed Red-Blood Cell (PRC) Sebagai Antisera Golongan Darah ABO Wahdaniah, Wahdaniah; Margini, Fitria; Sabolakna, Asep
Jurnal Laboratorium Khatulistiwa Vol 5, No 2 (2022): Mei 2022
Publisher : poltekkes kemenkes pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30602/jlk.v5i2.975

Abstract

PRC is the most needed component for current blood transfusion. Plasma is one of the separation product of PRC from whole blood. These components are often discarded due to low plasma transfusion requirements. The residual plasma contains natural ABO agglutinins that can be utilized as polyclonal antisera in blood grouping tests. This study aims to determine the quality of pool residual plasma of PRC component as the ABO blood grouping antisera. This research uses descriptive analytic design in the form of comparative study. Samples of the test materials and the testers were obtained by purposive sampling, which consisting of each 20 units of A, B and O (positive control) plasma, and also 2 units of AB plasma (negative control) as the test materials, and each 25 of A and B fresh blood specimens as the tester materials. All of those materials should meet the inclusion and exclusion criteria of this study. According to their blood type, each of the plasma were mixed proportionaly according to its weight. Then, each pool-plasma and the commercial antisera were tested together against the same fresh blood specimens by the slide method. The degree of each agglutination was observed by 2 panelists, and then analyzed statistically by Wilcoxon Signed Rank Test with error rate (α) = 5%. The degree of agglutination by using the B pool-plasma against the A fresh blood was obtained in proportions of 8.0% (2+), 38.0% (3+) and 54.0% (4+) with the difference in proportion of 34.0% (3+) higher and 42.0% (4+) lower than anti-A commercial antisera. Meanwhile, by using the A pool-plasma against the B fresh blood was obtained in proportion of 18,0% (3+) and 82,0% (4+) with difference in proportion of 18,0% (3+) higher and 18,0% (4+) lower than anti-B commercial antisera. There are significant differences between the commercial antisera and the pool residual plasma as blood grouping test materials based on observation of all panelists (p value = 0.000).
UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus Lam.) TERHADAP STABILISASI MEMBRAN SEL DARAH MERAH Wahdaniah, Wahdaniah; Sabrina Azani, Aulia; Kamilla, Laila
Jurnal Laboratorium Khatulistiwa Vol 7, No 1 (2023): NOVEMBER 2023
Publisher : poltekkes kemenkes pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30602/jlk.v7i1.1254

Abstract

Jackfruit seed (Artocarpus heterophyllus Lam.) is local plant that contains compounds such as flavonoids, saponins and steroids that have potential as antiinflammatory. This research aims to determine the difference in antiinflammatory activity of ethanol extract jackfruit seed (Artocarpus heterophyllus Lam.) from sodium diclofenac on red blood cell membrane stability. Antiinflammatory activity can be seen from the decrease in absorbance of hemoglobin lysed in test solution after being induced by hypotonic solution and compared with the positive control (sodium diclofenac). This research is a quasi experiment with the method of red blood cell membrane stability in vitro using purposive sampling technique with samples of ethanol extract jackfruit seed concentrations of 0,005%, 0,01%, 0,02% and 0,04% which were repeated 3 times. The results showed that ethanol extract jackfruit seed (Artocarpus heterophyllus Lam.) has the ability to stabilize red blood cell membrane with a percent stability at concentration of 0,005% is 41,70%, concentration of 0,01% is 50,70%, concentration of 0,02% is 54,20% and concentration of 0,04% is 64,60%. The antiinflammatory activity of ethanol extract jackfruit seed 0,02% is not different from sodium diclofenac 0,005% with p value > 0,05, whereas ethanol extract jackfruit seed 0,005%, 0,01% and 0,04% are different from sodium diclofenac.
Pengaruh Ekstrak Kulit Jeruk Bali (Cirus maxime Merr.) Sebagai Antikoagulan Dengan Metode Clotting Time (Lee and White) Nurhayati, Etiek; Sukma, Sherin Aulia; Wahdaniah, Wahdaniah
Jurnal Laboratorium Khatulistiwa Vol 5, No 1 (2021): November 2021
Publisher : poltekkes kemenkes pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30602/jlk.v5i1.951

Abstract

Tanaman Jeruk Bali merupakan tanaman yang diduga memiliki kandungan sebagai antikoagulan. Ekstrak etanol kulit buah jeruk bali mengandung senyawa metabolit sekunder berupa alkaloid, flavonoid, tannin, saponin, fenol, dan minyak atsiri. Senyawa metabolit sekunder alkaloid dan flavonoid memiliki fungsi sebagai antikoagulan dengan cara menghambat jalur koagulasi secara ekstrinsik dan intrinsik melalui penghambatan produksi FXa, trombin, dan menghambat TNF-a yang diinduksi oleh PAI-1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak kulit buah jeruk bali sebagai antikoagulan dengan metode clotting time. Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen semu (Quasi Experiment) dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling dengan konsentrasi 0,5%, 1%, dan 1,5% dengan pengulangan sebanyak 9 kali. Pengujian antikoagulan dengan metode clotting time untuk melihat lamanya waktu yang diperlukan darah untuk membeku. Hasil pengukuran diperoleh rata-rata dari waktu yang diperlukan darah untuk membeku dengan konsentrasi 0,5%, 1%, dan 1,5% adalah sebesar 8 menit, 9 menit, dan 10 menit. Uji Regresi Linier didapatkan nilai signifikansi p value = 0,000 < a 0,05 yang artinya Ha diterima sehingga dinyatakan ada pengaruh ekstrak kulit jeruk bali sebagai antikoagulan dengan metode clotting time (lee and white).
Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Metanol Biji Buah Bungli (Oroxylum Indicum) Dalam Menghambat Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli Metode Difusi Suwandi, Edy; Ramadhani, Natasya Intan; Wahdaniah, Wahdaniah
Jurnal Laboratorium Khatulistiwa Vol 3, No 2 (2020): Mei 2020
Publisher : poltekkes kemenkes pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30602/jlk.v3i2.936

Abstract

Sebagian besar dari ribuan jenis tanaman yang ada di Indonesia dapat dimanfaatkan sebagai obat. Salah satunya yaitu tanman Bungli (Oroxylum Indicum) yang telah lama digunakan secara turun temurun di Asia Tenggara sebagai obat herbal untuk mengatasi tifus, batuk, hipertensi, panas dalam, demam dan diare. Kandungan senyawa alkaloid, flavonoid, saponin dan tannin pada tanaman ini dikenal memiliki aktifitas antiinflamasi, antirematik, antijamru dan antibakteri.Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskna pengarus konsentrasi ekstrak metanol biji buah bungli (Oroxylum Indicum) dalam menhambat pertumbuhan balteri Eschericia Coli metode difusi cakram.Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental semu dengan teknik pengambilan sampel Purposive Sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah biji buah bungli yang dibuat ekstrak. Sampel yang digunakan adalah biji buah bungli dengan konsentrasi 25%, 50% dan 75% yang masing masing konsentrasi dilakukan 9 kali pengenceran.Berdasarka hasil analisis statistik uji Regresi Linier didapatkan p value =0,000 < α 0,005 sehingga dinyatakan terdapat pengaruh konsentrasi ekstrak metanol biji buah bungl (oroxylum indicum) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Eschericia Coli metode difusi. 
Aktivitas Antioksidan Fraksi Metanol Daun Jeringau Merah (Acorus Sp.) Metode DPPH Wahdaniah, Wahdaniah; Erika, Mega; Purwaningsih, Indah
Jurnal Laboratorium Khatulistiwa Vol 4, No 1 (2020): November 2020
Publisher : poltekkes kemenkes pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30602/jlk.v4i1.941

Abstract

Antioksidan merupakan suatu senyawa yang mampu menangkal atau merendam efek negatif dari radikal bebas dengan cara mendonorkan salah satu elektronnya sehingga radikal bebas bersifat lebih stabil dan mencegah terjadinya reaksi berantai. Salah satu tanaman yang berpotensi sebagai antioksidan adalah jeringau merah. Jeringau merah merupakan salah satu tanaman endemic Kalimantan Barat yang terdapat di berbagai wilayah Sanggau, Ngabang, dan Kapuas Hulu yang telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat pedalaman suku Dayang dalam mengobati berbagai penyakit. Tanaman jeringau mengandung beberapa senyawa kimia antara lain flavonoid, fenol, saponin, tanin, dan stroid yang memiliki ptensi sebagai antioksidan.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antioksidan fraksi metanol daun jeringau merah. Proses ekstraksi dilakukan dengan maserasi menggunakan pelarut methanol selama 3 x 24 jam, dimana pelarutnya diganti setiap 24 jam sekali. Ekstraks metanol yang diperoleh selanjutnya di fraksinasi dengan pelarut berdasarkan tingkat kepolaran yaitu etil asetat dan metanol. Kemudian campuran dimasukkanke dalam corong pisah dan digojog kuat. Selanjutnya labu gojog didiamkan hingga terbentuk kedua lapisan yaitu lapisan atas fraksi metanol dan lapisan bawah fraksi etil asetat. Hasil fraksi metanol kemudian ditampung dan diuapkan. Metode yang digunakan untuk mengukur aktivitas antioksidan adalah metode DPPH (2,2-difenil-1- pikrilhidrazil).Sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu fraksi metanol daun jeringau merah konsentrasi 150, 125, 100, 75 dan 50 ppm dengan pengulangan sebanyak tiga kali. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi metanol daun jeringau merah memiliki kandungan metabolit sekunder yaitu alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, fenol, steroid, dan glikosida serta memiliki aktivitas antioksida yang kuat karena memiliki ICâ‚…â‚€ SEBESAR 77 PPM.
PERBEDAAN PEMBERIAN TABLET Fe DAN PISANG NANGKA TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN SECARA in-vivo Wahdaniah, Wahdaniah; Sari, Emilda; Suwandi, Edy
Jurnal Laboratorium Khatulistiwa Vol 4, No 2 (2021): Mei 2021
Publisher : poltekkes kemenkes pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30602/jlk.v4i2.959

Abstract

Anemia adalah kondisi diamana berkurangnya sel darah merah dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan. Anemia biasanya disebabkan karena kekurangan unsure zat besi atau yang biasanya disebut dengan anemia defesiensi besi merupakan jenis anemia terbanyak didunia, terutama pada Negara miskin dan berkembang. Pisang memiliki kandungan zat besi sekitar 5mg meskipun lebih rendah kandungan zat besinya dibandingkan dengan kedelai tapi pisang banyak mengandung asam folat atau vitamin B6 yang larut dalam air, yang diperlukan untuk membuat asam nukleat dan hemoglobin dam sel darah merah. Tujuan penelitian umtuk mengetahui pengaruh pemberia pisang nangka terhadap kadar hemoglobin tikus. Jenis penelitian true eksperimen one-Group pretest-posttest Design. Populasi dalam penelitian ini adalah tikus putih betina galur wistar. Besar sampelnya adalah 27 tikus 3 kelompok perlakuan. Pengecekan kadar hemoglobin dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan. Tikus yang di intervensi dengan pemberian pisang mengalami kenaikan rata-rata kadar hemoglobin sebesar 17,7 gr/dl menjadi 18.4 gr/dl. Untuk mengetahui perbedaan pemberian tablet Fe dan pisang terhadap kadar hemoglobin diperoleh nilai signifikansi p sebesar 0,901>0,05 yang artinya tidak terdapat perbedaan pemberian tablet Fe dan pisang terhadap kadar hemoglobin tikus.
UJI AKTIVITAS TROMBOLITIK EKSTRAK ETANOL RIMPANG TEMULAWAK SECARA IN VITRO Hardini, Khaulani Refsi; Nurhayati, Etiek; Wahdaniah, Wahdaniah
Jurnal Laboratorium Khatulistiwa Vol 3, No 1 (2019): November 2019
Publisher : poltekkes kemenkes pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30602/jlk.v3i1.930

Abstract

          Temulawak dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai tanaman obat berkhasiat.Temulawak ampuh mengatasi penyakit kuning,diare,maag,menurunkan lemak darah,mencegah pengumpalan darah,dan sebagai antioksidan.ekstrak rimpang temulawak mengandung senyawa berupa flavonoid,akoid,tanin.triterpenoid,saponin,dan glikosida.flavonoid berperan atas trombolitik dengan cara meningkatkan kandungan activator plasminogen jaringan dan mengurangi plasminogen activator inhibitor.         Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan aktivitas ekstrak rimpang temulawak yang di bandingkan dengan nattokinase terhadap presentase bekuan lisis.        Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu yakni secara ini vitro menggunakan metode yang dikembangkan oleh prased et al.(2017) dan dimodifikasi oleh kawsar et al., (2011). Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan sampel ekstrak rimpang temulawak yang dibuat melalui metode maserasi pelarut etanol pada konsentrasi 0,1, 0,2, dan 0,3 % yang dilakukan pengulangan sebanyak 9 kali.aktivitas trombolitik ditentukan dengan menghitung presentase bekuan lisis dari sampel darah.         Hasil uji univariat aktivitas trombolitik paling tinggi adalah pada konsentrasi 0,3% yaitu sebesar 42.19%. kemudian dari hasil uji statistik regresi linear menunjukan nilai signifiknasi p value =0.000 < a  0,05 yang artinya H diterima sehingga dinyatakan ada aktivitas trombolitik ekstrak etanol rimpang temulak secara invitro.Aktivitas ttrombolitak ekstrak etanol rimpang temulawak yang diperoleh sebesar 95,9%. Hal ini menunjukan bahwa rimpang temulawak memiliki potensi sebagai agen trombolitik. 
Digital Giants Duel: How Go-Jek and Grab Are Transforming Indonesia's Economic Landscape Aswar Rahmat; Wahdaniah, Wahdaniah; Bahasoan, Awal Nopriyanto; Muhammad Ridwan Hayadin; Fausiah, Fausiah
ProBisnis : Jurnal Manajemen Vol. 15 No. 4 (2024): August-September: Management Science
Publisher : Lembaga Riset, Publikasi dan Konsultasi JONHARIONO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This article examines the competition between two giant companies in Indonesia's application-based service industry, Go-Jek and Grab. This competition goes beyond just a business battle; It represents a conflict between the traditional and sharing economies that use digital technology to connect service providers with users directly. This theme is relevant in the context of the remarkable transformation of how business is conducted in the modern era. This article uses descriptive analysis methods to describe both companies' user growth, service variety, and customer satisfaction. Through case studies and content analysis, this article identifies critical themes such as technological innovation, marketing strategy, and regulatory challenges Go-Jek and Grab face. The results of the analysis show that these two companies facilitate people's daily lives and inspire innovation in the digital economy. This research provides deep insight into competition dynamics in the application-based service industry and its impact on Indonesian society and economy
Analisis Antibakteri Sediaan Sabun Cair Ekstrak Etanol Batang Bajakah (Spatholobus littoralis Hassk) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus Secara In Vitro Aprisca, Meisya; Sungkawa, Hendra Budi; Wahdaniah, Wahdaniah
Jurnal Laboratorium Khatulistiwa Vol 8, No 1 (2024): November 2024
Publisher : poltekkes kemenkes pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30602/jlk.v8i1.1542

Abstract

Bajakah adalah salah satu keragaman hayati yang tumbuh liar di tengah hutan, batang bajakah diketahui memiliki lebih dari satu kandungan senyawa kimia yang memiliki aktivitas farmakologi yang baik. Berdasarkan hasil pengujian fitokimia yang dilakukan pada ekstrak batang bajakah menunjukkan bahwa tumbuhan ini memiliki kandungan metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, tanin, saponin dan terpenoid yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri sehingga dapat dimanfaatkan untuk menjadi alternative bahan pembuatan sabun cair. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menetapkan potensi aktivitas sediaan sabun cair ekstrak batang bajakah formula 1 (konsenstrasi 30%), formula 2 (konsentrasi 40%) dan formula 3 (konsentrasi 50%) terhadap diameter zona hambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus secara in vitro. Penelitian ini menggunakah metode difusi secara in vitro. Desain penelitian ini adalah (Quasi experiment). Populasi pada penelitian ini adalah sabun cair ekstrak etanol batang bajakah. Sampel pada penelitian ini adalah sabun cair ekstrak etanol batang bajakah formula 1 (konsenstrasi 30%), formula 2 (konsentrasi 40%) dan formula 3 (konsentrasi 50%) dengan 9 kali replikasi sehingga jumlah sampel yang digunakan adalah 27 sampel yang diuji kekuatannya terhadap Staphylococcus aureus. Hasil penelitian menunjukkan pada formula 1 (konsentrasi 30%) didapatkan diameter zona hambat sebesar 14,44 mm, pada formula 2 (konsentrasi 40%) didapatkan diameter zona hambat sebesar 15,22 mm, pada formula 3 (konsentrasi 50%) didapatkan diameter zona hambat sebesar 16,22 mm. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa pada formula 1 (konsentrasi 30%), formula 2 (konsentrasi 40%), dan formula 3 (konsentrasi 50%) adalah berpotensi kuat maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis (H1) diterima.