Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

Evaluasi Program Provider Initiated Testing And Counseling (PITC) Pada Ibu Hamil Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Puskesmas Muara Badak Sari, Anita; Pakki, Irfansyah Baharuddin; Asrianti, Tanti
Wal'afiat Hospital Journal Vol 3 No 1 (2022): Wal'afiat Hospital Journal
Publisher : Rumah Sakit Ibnu Sina, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1361.17 KB) | DOI: 10.33096/whj.v0i0.66

Abstract

Provider Initiated Testing and Counseling (PITC) is an important strategy to increase coverage of HIV testing for pregnant women as well as efforts to control HIV/AIDS in Indonesia and is part of the Maternal and Child Health (KIA) program. During the COVID-19 pandemic, new HIV/AIDS infections tended to increase, especially among housewives. During the COVID-19 pandemic, the Muara Badak Health Center found new HIV cases and tended to increase, while HIV screening for pregnant women decreased. This study aims to determine the implementation of the Provider Initiated Testing and Counseling (PITC) program for pregnant women during the COVID-19 pandemic at the Muara Badak Health Center in terms of process (assessment of the mechanism for implementing the PITC program for pregnant women) and output (factors related to pregnancy). with program success). This type of research is cross sectional and the sampling technique used is accidental sampling. Collecting data using questionnaires and observation sheets with a sample of 86 pregnant women, Bivariate analysis using the Fisher's Exact Test and the Kolmogorov-Smirnov Test with a 95% confidence level (α = 0.05). The results showed that the implementation of the Provider Initiated Testing and Counseling (PITC) program evaluation activities for pregnant women during the COVID-19 pandemic at the Muara Badak Health Center in terms of process, was declared to have gone quite well with a score of 32 (63%), while the implementation of evaluation activities the PITC program for pregnant women during the COVID-19 pandemic at the Muara Badak Health Center in terms of output stated, the results of statistical tests between the success of the PITC program and the basic principles of PITC (p=1,000), knowledge (p=1,000), attitudes (p=0.000) using the Kolmogorov-Smirnov Test, and resistance (p=1,000). In conclusion, there is no relationship between the success of the PITC program and the basic principles of PITC, knowledge, and barriers. There is a relationship between the success of the PITC program and attitude. Muara Badak Health Center is expected to be able to monitor and evaluate the implementation of PITC.
Analisis Faktor Risiko Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Rapak Mahang Kecamatan Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara Afifah, Wiwin Vidiyastana; Pakki, Irfansyah Baharuddin; Asrianti, Tanti
Wal'afiat Hospital Journal Vol 3 No 1 (2022): Wal'afiat Hospital Journal
Publisher : Rumah Sakit Ibnu Sina, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1252.885 KB) | DOI: 10.33096/whj.v0i0.67

Abstract

Hypertension is one of the non-communicable diseases that mostly affects people of productive age and the elderly today. Hypertension is called the silent killer because it is often without complaints, so the patient does not know he has hypertension, and prevention efforts cannot be carried out as early as possible with the causative factors of hypertension caused by several risk factors, one of which is based on the host/human. This study aims to determine the relationship of family history of hypertension, physical activity, obesity, and smoking to the incidence of hypertension in the Work Area of the Rapak Mahang Health Center. This type of research is analytic with a cross-sectional approach and the sampling technique is purposive sampling. Collecting data using a questionnaire with a number of respondents as many as 128 people. Data were analyzed using the chi-square test. The results of data analysis showed the frequency of hypertension sufferers among as many as 99 people (77.3%). The bivariate test showed statistically significant results between the variables of family history of hypertension (p-value = 0.003), obesity (p-value = 0.000), and physical activity (p-value = 0.019) with the incidence of hypertension. The smoking variable (p-value = 0.361) statistically showed no relationship with the incidence of hypertension. There is a relationship between a family history of hypertension, obesity, and physical activity with the incidence of hypertension and there is no relationship between smoking and the incidence of hypertension.
Analisis Spasial Kejadian Tuberkulosis (TB) di Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2017-2020 Risdayanti, Rikha Nur; Pakki, Irfansyah Baharuddin; Siswanto, Siswanto
BIOGRAPH-I: Journal of Biostatistics and Demographic Dynamic Vol 3 No 1 (2023): May
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/biograph-i.v3i1.30577

Abstract

Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan masyarakat di Kabupaten Kutai Kartanegara yang masuk 3 besar kasus tertinggi di Kalimantan Timur. Pemetaan tingkat risiko penyakit terhadap suatu wilayah merupakan salah satu upaya pencegahan dan pengendalian TB. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran spasial dan memetakan kasus TB berdasarkan faktor epidemiologi dan geografis di Kabupaten Kutai Kartanegara. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan geographical epidemiology menggunakan data Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2017-2020. Sampel penelitian menggunakan total sampling population yaitu seluruh kasus TB di Kabupaten Kutai Kartanegara dengan pengolahan data menggunakan aplikasi QGIS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kasus TB sebagian besar terjadi pada laki-laki, berusia ≥15 tahun, kepadatan penduduk kurang padat, cakupan kunjungan pelayanan kesehatan tinggi, jumlah tenaga kesehatan masyarakat telah memenuhi standar minimal dan cakupan imunisasi BCG rendah. Diharapkan kepada Dinas Kesehatan dan Fasyankes setempat untuk meningkatkan pencegahan penyakit yang ditekankan pada kondisi permasalahan wilayah masing-masing seperti pemenuhan cakupan imunisasi BCG yang masih rendah dan peningkatan kompetensi pemegang program TB serta keterlibatan komunitas berisiko untuk mengurangi kejadian TB.
Model Prediksi Insiden Penyakit Tuberkulosis di Provinsi Kalimantan Timur pada Tahun 2024-2025 Saputri, Amelia Indah; Pakki, Irfansyah Baharuddin; Siswanto, Siswanto
BIOGRAPH-I: Journal of Biostatistics and Demographic Dynamic Vol 4 No 1 (2024): May
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/biograph-i.v4i1.47383

Abstract

Latar belakang: Penyakit Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang signifikan. Provinsi Kalimantan Timur menduduki peringkat ke-17 se-Indonesia dan kedua se-Kalimantan dengan kasus TB tertinggi. Oleh karena itu, diperlukan langkah antisipatif untuk memperkuat upaya pencegahan dan pengendalian TB di Kalimantan Timur. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi dan menganalisis hasil prediksi insiden TB. Metode: Penelitian ini bersifat observasional dan deskriptif, menggunakan data kuantitatif dengan analisis time series insiden TB dari tahun 2020-2023 dengan pengolahan data model ARIMA. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan angka kejadian TB di Kaltim mencapai 21.635 kasus pada tahun 2020-2023. Mayoritas kasus terjadi pada usia 25-34 tahun (16,1%), sebagian besar merupakan laki-laki (59,1%), dan terdiagnosis klinis TB paru (46,0%). Insiden TB tersebar luas di Balikpapan (22,3%), Samarinda (22,1%), dan Kutai Kartanegara (12,9%). Hasil prediksi insiden TB di Provinsi Kaltim diperkirakan ada 6.732 dan 7.088 kasus pada tahun 2024 dan 2025 dengan model IMA (0,1,1). Kesimpulan: Hasil prediksi insiden TB dapat ditinjau melalui analisis epidemiologi dalam upaya memperkuat kewaspadaan peningkatan kasus, sehingga dapat memberikan gambaran komprehensif tentang penyebaran TB dan mendukung para pengambilan kebijakan kesehatan di Kalmantan Timur.
RISK FACTORS FOR MALARIA IN THE WORKING AREA OF THE KALIORANG HEALTH CENTER IN EAST KUTAI REGENCY IN 2023 Kasih, Ketut Pilih; Pakki, Irfansyah Baharuddin; Ramdan, Iwan M
ZAHRA: JOURNAL OF HEALTH AND MEDICAL RESEARCH Vol. 4 No. 3 (2024): JULI
Publisher : CV. ADIBA ADISHA AMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This observational study with a case-control design aims to analyze risk factors for the incidence of Malaria in the Kaliorang Health Center Working Area, East Kutai Regency in 2023. The population in this study is all malaria patients recorded at the Kaliorang Health Center, East Kutai Regency for the period from January to November 2023 as many as 85 people as a group of cases. The population of the control group is also 85 people. The results showed that work and the existence of resting places had a significant relationship with the incidence of malaria. The chi-square analysis showed a p-< value of 0.001 for both variables. The odds ratio for employment is 0.150, which means respondents with at-risk jobs have a 0.150 times greater risk of developing malaria. Meanwhile, the Odds Ratio for resting places was 6,295, indicating that respondents whose environments had resting places such as shrubs and shrubs were 6,295 times more likely to develop malaria than those who did not.
Analisis Faktor Risiko Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Wilayah Kerja Puskesmas Bengkuring Kecamatan Samarinda Utara Kota Samarinda Tahun 2023 Fahmi, Muhammad Maulana; Pakki, Irfansyah Baharuddin
Jurnal Kedokteran Mulawarman Vol 11, No 2 (2024): Jurnal Kedokteran Mulawarman
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jkm.v11i2.18491

Abstract

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah Kesehatan pada masyarakt Indonesia. Di Kalimantan Timur kasus DBD masih merupakan masalah Kesehatan, pada tahun 2023 kasus DBD di wilayah ker Puskesmas Bengkuring sebesar 97 kasus dan menjadi yang tertinggi di Samarinda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko kejadian DBD di wilayah kerja Puskesmas Bengkuring Kecamatan Samarinda Utara Kota Samarinda Tahun 2023. Jenis penelitian adalah obervasional analitik dengan pendekatan case control. Data sampel penelitian diperoleh dari kuesioner dan data Puskesmas Bengkuring atahun 2023. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 19 sampel, yaitu 97 sampel kasus DBD dan 97 sampel kontrol. Analisis bivariat dengan menggunakan uji chi-square menyatakan terdapat hubungan yang bermakna antara densitas jentik (p=0,001) dan perilaku PSN 3M (p=0,001) serta tidak ada hubungan antara kepadatan hunian (p=1,000), penggunaan kasa pada ventilasi rumah (p=0,608) dan kebiasaan menggantung pakaian (p=0,106) dengan kejadian DBD. Berdasarkan analisis bivariat bahwa ada hubungan densitas jentik dengan kejadian DBD, serta adanya hubungan antara perilaku PSN 3M dengan kejadian DBD di wilayah kerja Puskesmas Bengkuring Kecamatan Samarinda Utara Kota Samarinda tahun 2023. Kata kunci: faktor risiko, demam berdarah dengue
Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kinerja Pegawai Puskesmas di Kota Samarinda Pamowa, Agustina Simanangi; Adrianto, Ratno; Azmiardi, Akhmad; Pakki, Irfansyah Baharuddin; Bakhtiar, Rahmat; Lestari, Ida Ayu Indira Dwika
Jurnal Ners Vol. 9 No. 2 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v9i2.44055

Abstract

Tantangan yang dihadapi Puskesmas dalam meningkatkan kinerja karyawan cukup kompleks. Beberapa kendala yang sering dihadapi termasuk beban kerja yang tinggi, keterbatasan sumber daya manusia, serta fasilitas yang kurang memadai. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja pegawai Puskesmas di Kota Samarinda. Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini ialah seluruh pegawai Puskesmas Sidomulyo, Puskesmas Remaja, Puskesmas Karang Asam dan Puskesmas Segiri dengan teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling sebanyak 169 orang. Analisa data dilakukan dengan menggunakan analisa univariat dengan distribusi frekuensi, analisa bivariat dengan uji chi square dan analisa multivariat dengan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan faktor yang berhubungan adalah kompetensi (p=0,010), motivasi (p=0,017), kepemimpinan (p=0,020), disiplin kerja (p=0,005), budaya organisasi (p=0,003) dan lingkungan kerja (p=0,011). Sedangkan faktor yang tidak berhubungan ialah kemampuan (p=0,228) dan penghargaan (p=0,420). Faktor yang paling dominan dalam penelitian ini ialah kompetensi (p = 0,003, OR= 18,289) yang berarti pegawai dengan kompetensi yang baik memiliki kemungkinan 18,3 kali lebih besar untuk memiliki kinerja yang baik dibandingkan dengan pegawai yang kompetensinya kurang.
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Tuberkulosis : Litelature Review Hasmy, Lestiani Aulia; Pakki, Irfansyah Baharuddin
Jurnal Ners Vol. 9 No. 3 (2025): JULI 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v9i3.47186

Abstract

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosisn yang dapat menyerang paru-paru. Penelitian ini menggunakan pendekatan Systematic Literature Review (SLR) berdasarkan metode PRISMA untuk mengkaji 7 artikel ilmiah dari berbagai basis data seperti Google Scholar, PubMed, dan Sciencedirect. Hasil kajian menunjukkan bahwa faktor lingkungan, seperti kepadatan hunian, luas ventilasi, dan kelembapan rumah, sangat berkontribusi terhadap penyebaran TB. Selain itu, perilaku seperti kebiasaan merokok meningkatkan risiko hingga empat kali lipat, sementara status ekonomi dan pendidikan yang rendah memperburuk kerentanan individu, imunisasi BCG ditemukan memiliki sifat protektif terhadap TB meskipun efektivitasnya bervariasi di berbagai studi. Kejadian TB merupakan hasil interaksi multifaktorial antara lingkungan, perilaku, dan sosial ekonomi. Oleh karena itu, upaya pengendalian TB membutuhkan pendekatan komprehensif yang mencakup edukasi masyarakat, perubahan perilaku, serta perbaikan kondisi lingkungan tempat tinggal. Artikel ini mempertegas pentingnya kerja sama lintas sektor, termasuk pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat, untuk menekan insiden TB secara efektif. Edukasi tentang risiko TB dan peningkatan akses terhadap fasilitas kesehatan juga menjadi hal penting dalam strategi pengendalian. Dengan pendekatan yang terintegrasi, diharapkan kejadian TB dapat ditekan, khususnya di negara-negara dengan beban kasus tinggi seperti Indonesia. Kata Kunci : Tuberkulosis, Faktor Resiko
Meningkatkan pengetahuan dan skill terkait TB, PTM dan gizi melalui pemberdayaan dan pelatihan kader kesehatan Siswanto, Siswanto; Pakki, Irfansyah Baharuddin; Arfandi, Muh Amri; Saefurrohim, Muhamad Zakki; Azmiardi, Akhmad
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 9, No 3 (2025): May
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v9i3.30727

Abstract

Abstrak Wilayah kerja Puskesmas Palaran di Samarinda dihadapkan dengan berbagai tantangan kesehatan dalam 3 tahun terakhir, termasuk tingginya angka penyakit menular seperti tuberkulosis, serta masalah stunting dan malnutrisi pada balita yang diperparah oleh komplikasi kehamilan pada ibu dengan obesitas, hipertensi, dan diabetes. Program pengabdian masyarakat ini dirancang untuk memperkuat kapasitas kader kesehatan melalui ceramah, demonstrasi serta praktik langsung, sehingga mereka dapat berkontribusi secara efektif dalam pencegahan dan deteksi dini masalah kesehatan masyarakat. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 16 November 2024 bertempat di Puskesmas Palaran, Kecamatan Palaran, Kota Samarinda. Sebanyak 20 orang kader kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Palaran, Kecamatan Palaran, Kota Samarinda menjadi sasaran dalam kegiatan ini. Pemberian edukasi dilakukan melalui presentasi materi, pembagian modul kesehatan serta praktik pemeriksaan kesehatan oleh kader, yang diawali dengan pemberian pre-test kemudian pemberian post-test pada sesi akhir. Hasil menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan kader yang ditandai dengan peningkatan jumlah kader yang memiliki pengetahuan yang baik setelah mendapatkan edukasi dan pelatihan (TB: 5 menjadi 16 orang (220%), PTM: 13 menjadi 18 orang (38%), Antropometri: 16 menjadi 20 orang (25%)). Hasil tersebut menunjukkan adanya pengaruh positif dari pemberian edukasi terhadap tingkat pengetahuan kader kesehatan terkait TB, PTM (HT dan DM) serta Antropometri (Uji wilcoxon : p < 0.05). Kader posyandu kini lebih memahami pentingnya deteksi dini TBC, pemantauan pertumbuhan balita menggunakan antropometri, dan pencegahan serta pengelolaan penyakit tidak menular. Direkomendasikan untuk melaksanakan pelatihan kader secara rutin dengan materi terkini, didukung oleh monitoring dan evaluasi untuk memastikan penerapan di lapangan. Kata kunci: edukasi; hipertensi; kader kesehatan; pemberdayaan; tuberkulosis Abstract Palaran Public Health Center (Puskesmas Palaran) in Samarinda has faced various health challenges over the past three years, including a high incidence of infectious diseases such as tuberculosis (TB), as well as issues related to stunting and malnutrition among children under five. These conditions are further exacerbated by pregnancy complications in mothers with obesity, hypertension, and diabetes. This community service program was designed to strengthen the capacity of health cadres through lectures, demonstrations, and hands-on practice, enabling them to contribute effectively to the prevention and early detection of public health problems. The activity was conducted on November 16, 2024, at the Palaran Public Health Center, Palaran Sub-district, Samarinda City. A total of 20 health cadres in the Palaran working area participated in this initiative. The educational sessions were delivered through material presentations, distribution of health modules, and practical health check-ups conducted by the cadres. These activities were preceded by a pre-test and concluded with a post-test. The results showed an increase in cadre knowledge, as indicated by the rise in the number of cadres with good understanding following the education and training sessions (TB: from 5 to 16 cadres, a 220% increase; NCDs: from 13 to 18 cadres, a 38% increase; Anthropometry: from 16 to 20 cadres, a 25% increase). These findings indicate a positive impact of the educational intervention on cadre knowledge related to TB, non-communicable diseases (NCDs: hypertension and diabetes), and anthropometric measurement (Wilcoxon test: p < 0.05). As a result, Posyandu cadres now have a better understanding of the importance of early detection of TB, monitoring child growth using anthropometry, and the prevention and management of non-communicable diseases. It is recommended that cadre training be conducted regularly with updated materials, supported by monitoring and evaluation to ensure effective implementation in the field.. Keywords: education, empowerment, health cadres, hypertension, tuberculosis
Prediction Model of Human Immunodeficiency Virus Status at Abdoel Wahab Sjahranie Hospital, Samarinda Asari, Sendila Ernesy; Susanti, Rahmi; AB, Ismail; Pakki, Irfansyah Baharuddin; Anggraini, Ike
Journal of Public Health for Tropical and Coastal Region Vol 8, No 1 (2025): Journal of Public Health for Tropical and Coastal Region
Publisher : Faculty of Public Health, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jphtcr.v8i1.24302

Abstract

Introduction: HIV is a serious global health problem that requires immediate attention due to its increasing prevalence. Indonesia having one of the highest numbers of cases, while East Kalimantan was one of the provinces with a high number of cases. The availability of HIV testing and counseling services at RSUD Abdoel Wahab Sjahranie enabled the researchers to analyze factors that influence HIV occurrence. This study aimed to find a prediction model for HIV status.Methods: This cross-sectional study used secondary data from 7,589 individuals from the Voluntary Counseling and Testing (VCT) Clinic of RSUD Abdoel Wahab Sjahranie from June to December 2023. Data were collected from January to March 2024. The data were analysed using the logistic regression method.Results: It was shown that age, injection drug use, and types of sexual behavior were significantly associated to HIV status. The obtained binary logistic regression model is: HIV status = -4.729-0,032 (age) + 6,862 (injection drug use) + 6,173 (type of sexual behavior). This model could explain 53.8 percent of the variation in HIV status based on the independent variables, with injection drug use as the dominant variable. Injection drug use and risky sexual behavior were significant factors of HIV status.Conclusion: Injection drug users were at greater risk of HIV infection, with the highest odds ratio, followed by persons with risky sexual behavior. Further intervention efforts through expanding service coverage and diagnostic testing for key populations to prevent HIV transmission is needed