Articles
Analisis USG, APKL, SWOT dan Diagram Fishbone Pada Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan Kemandirian Di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Padang
Luthfie Al Fayed Shamirazie;
Padmono Wibowo
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 6 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31004/jpdk.v4i6.8353
Lembaga pemasyarakatan atau penjara merupakan lembaga yang berfungsi melakukan pembinaan terhadap orang-orang yang melakukan peanggaran hukum sebelum merek dikembalikan kepada masyarakat. Mula di tegaskan bahwa sistem pemasyarakatan dibangun untuk mempersiapkan mental dan keterampilan kepada narapidana agar kemudian dapat kembali memasyarakat. Melihat fenomena situasi dan kondisi narapidana yang ada di dalam Lapas/Rutan se-Indonesia yang tidak kondusif, berbagai permasalahan yang muncul kerap hadir karena kondisi Lapas/Rutan yang tidak ideal. Overcrowding menjadi penyebab utama munculnya permalasahan-permasalahan baru di dalam Lapas. Maka dari itu, dalam penelitian ini membahas mengenai permasalahan yang ada dalam proses pelaksanaan program pembinaan melalui Diagram Fishbone. Setelah mengidentifikasi penyebab yang terjadi permasalahan pada causal faktor, tahap selanjutnya yaitu membuat rencana atau rekomendasi dari akar penyebab yang ada agar bisa diimplementasikan dengan benar dan efektif. Berbagai rekomendasi tersebut diharapkan dapat memberikan solusi dan titik terang akan suatu permasalahan yang terjadi akan keberlangsungan program pembinaan terhadap narapidana.
Analisis Faktor Penyebab Adanya Alat Komunikasi Ilegal Sebagai Alat Peredaran Narkoba Di Dalam Lembaga Pemasyarakatan
Aqshal Surya Suhada;
Padmono Wibowo
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 6 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31004/jpdk.v4i6.8355
Dalam penelitian ini akan menggali informasi mengenai permasalahan internal yang terjadi di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Tasikmalaya beberapa masalah yang pada umumnya terjadi di lembaga pemasyarakatan yaitu terjadinya penyelundupan alat komunikasi ilegal dimana alat komunikasi tersebut dijadikan sebagai alat untuk melakukan tindak pidana kejahatan seperti penipuan pemerasan dan peredaran narkoba, kemudian dengan adanya kelebihan kapasitas di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Tasikmalaya menyebabkan mudahnya narapidana untuk mengiming-imingi pegawai untuk menyelundupkan alat komunikasi ke dalam Lapas, maka dari itu saya akan membuat diagram fishbone untuk mengidentifikasi penyebab yang terjadi pada kasual faktor tahap selanjutnya adalah membuat rekomendasi dari akar penyebab yang ada agar bisa diimplementasikan dengan benar dan efektif. Kemudian diharapkan menemukan rekomendasi atau solusi dari akar masalah yang ada, seperti penindakan tegas oknum yang menyelundupkan alat komunikasi atau barang-barang terlarang ke dalam Lapas, memberikan pelatihan integritas dan moral bagi pegawai Lapas, meningkatkan sistem keamanan dalam bentuk CCTV maupun sensor untuk mendeteksi alat komunikasi, memasang dimmer sebagai penghalang sinyal untuk membuat sinyal tidak bisa difungsikan dengan baik. Kemudian hasil susunan permasalahan utama dari diagram fishbone yaitu dengan memilih metode money machine man dan method.
Pemanfaatan Radio Lokal Bagi Tahanan di Rutan Kelas IIB Padang Panjang
Salman Alfaridzi;
Padmono Wibowo
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 6 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31004/jpdk.v4i6.8393
Warga binaan yang berada di Rutan Padang Panjang sangat terbantu dengan adanya Rupajang FM dalam Rutan. Dengan adanya Rupajang FM, hak WBP yang tercantum dalam pasal 14 khususnya huruf f dapat tercapai. Tidak hanya menyiarkan informasi, Rupajang FM dijadikan sebagai media hiburan yang akan mengurangi tingkat stres WBP dan kebosanan ketika sedang menjalani hukuman pidana penjara di dalam Rutan. Berbagai program yang disajikan dalam Rupajang FM di Rutan Padang Panjang sangat membantu WBP untuk mengurangi ketegangan kehidupan di Rutan. Stasiun radio menjadi solusi yang baik karena WBP bisa mendapatkan informasi dari penyiar yang telah dibatasi (Stone, 2015). Radio dapat membawa etos dan pendekatan rehabilitasi yang memahami latar belakang dari WBP untuk memperkuat ikatan positif antara WBP dengan masyarakat.
Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Residivisme Di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Demak
Muhammad Bayu Aji Irfani;
Padmono Wibowo
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 6 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31004/jpdk.v4i6.8394
Penelitian ini berisi tentang Faktor – faktor yang menyebabkan narapidana mengulangi tindak pidananya (residivis) serta upaya upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah pengulangan kembali tindak pidana oleh narapidana setelah bebas. Residivis adalah pengulangan tindak pidana yang dilakukan oleh orang yang sama. Rutan adalah tempat tersangka atau terdakwa ditahan selama proses penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apa saja faktor -faktor yang menyebabkan narapidana mengulangi tindak pidananya kembali dan mengapa mereka para narapidana melakukan kembali tindak pidananya setelah ia bebas. Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum empiris. Dalam pengulangan tindak pidana (residivis) terdapat faktor yang mempengaruhi seorang mantan narapidana untuk melakukan tindak pidanaya kembali yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Untuk mencegah narapidana mengulang kembali tindak pidananya setelah nanti ia bebas, diperlukan upaya – upaya untuk mencegahnya yaitu dengan memberikan program pembinaan kepada narapidana selama ia berada di dalam Rumah Tahanan Negara Kelas II B Demak
Overcrowded Pada Rumah Tahanan Negara Dan Lembaga Pemasyarakatan Di Indonesia
Edruardo Juanunes Sembiring;
Padmono Wibowo
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 6 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31004/jpdk.v4i6.8450
Dimasa sekarang ini overcrowded di Rumah Tahanan Negara dan Lembaga Pemasyarakatan di Indonesia perlu perhatian khusus dan harus secepat mungkin diatasi karena hampir selalu membuat kerusuhan didalam Rumah Tahanan Negara dan Lembaga Pemasyarakatan. Overcrowded menyebabkan terjadinya rendahnya pemenuhan hak narapidana, para petugas yang bertindak tidak sesuai dengan SOP yang ada atau pun tidak professional, membengkaknya biaya negara dalam mengelola Rumah Tahanan Negara dan Lembaga Pemasyarakatan dan tidak tercapainya tujuan pemasyarakatan. Penanganan Overcrowded diperuntukan pada semua subsistem yang ada dalam Sistem Peradilan Pidana terpadu. Perlunya perbaikan ketentuan ancaman pidana, khusus nya bagi tindak pidana ringan agar tidak lagi diancam oleh pidana penjara lalu di proses menggunakan hukum acara biasa. Hal ini dapat dilakukan melalui pembahasan RUU KUHP yang sekarang ini sedang dibahas antara DPR dan Pemerintahan Indonesia. DPR khususnya Komisi III dapat memaksimalkan fungsi pengawasan bagi penanganan overcrowded dengan cara memastikan grand desain yang dirancang oleh pemerintah dilaksanakan dengan semestinya sehingga masalah overcrowded dapat diatasi.
Optimalisasi Pelayanan Klien Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Bapas Kelas II Madiun
Mahendra Dimas Wijaya K;
Padmono Wibowo
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 6 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31004/jpdk.v4i6.8451
Penelitian ini mengambil tema bagaimana pelayanan yang dilakukan pada saat masa pandemic covid-19 dengan mengambil lokus penelitian di Bapas Kelas II Madiun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kendala dan cara untuk mengoptimalisasi pelayanan pada masa pandemic ini. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengambilan data menngunakan observasi langsung ke lapangan dan wawancara kepada pihak yang terkait. Pada hasil dan pembahasan berisi tentang bentuk pelayanan yang dilakukan Bapas Kelas II Madiun kemudian menuju ke kendala yang dialami, perubahan yang terjadi, kemudian langkah-langkah untuk mengoptimalisasi pelayanan. Pada kesimpulan berisi bahwa pandemi bukanlah halangan untuk tidak melakukan pelayanan yang maksimal justru pandemic menjadi tantangan untuk berpikir maju dan terbukti bisa tetap melakukan pelayanan secara optimal bahkan lebih inovatif.
Analisis Faktor Penyebab Terjadinya Kerusuhan di Lapas Kelas IIB Warungkiara Dengan Metode Diagram Fishbone
Rosad Robana;
Padmono Wibowo
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 6 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31004/jpdk.v4i6.8462
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya kerusuhan di dalam lapas. lembaga pemasyarakatan sendiri ialah tempat untu pelaku tindak pidana yang sudah mendapatkan kepastian hukum menjalankan masa humkumannya dengan menjalakan program pembinaan, yang bertujuan membina narapidana agar dapat kembali ke masyarakat setelah melaksnakan masa hukumannya. Didalam lapas narapidana di satukan dengan narapidana lainnya dalam satu kamar hunian. Seperti hal nya bermasyarakat diluar sana, di dalam lapas pula sering adanya konflik antar narapidana yang dapat dipicu dari berbagai hal. Konflik ini bila dibiarkan dan tidak ditindaklanjuti maka akan memberikan dampak yang luar biasa yaitu kerusuhan secara besar besaran di dalam lapas, kerusuhan sendiri bisa mengganggu kestabilan organisasi di dalam lapas baik dari segi materil maupun keselamatan petugasnnya sendiri.Oleh karena itu, dalam upaya pencegahan potensi kerusuhan di Lapas, penelitian tentang factor penyebab terjadinya kerusuhan di Lapas dilakukan dengan menggunakan variabel berupa kasus kerusuhan di beberapa tempat yang pernah terjadi sebelumnya sehingga dapat diidentifikasi lebih dalam. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data beruba wawancara langsung dan analisis tulang ikan, atau diagram fishbone.
Analisis Swot Dalam Menentukan Strategi Kualitas Pembinaan Kepada Narapidana
Deca Zuhfi Alfarizi;
Padmono Wibowo
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 6 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31004/jpdk.v4i6.8468
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi strategi pelayanan pembinaan yang baik di dalam lapas serta untuk mengetahui faktor yang menjadi kendala dan masalah dalam melakukan kerjasama dari pihak luar dalam melakukan pembinaan dan juga merumuskan strategi peningkatan kualitas pelayanan pembinaan yang tepat melalui analisis SWOT (Strengths,Weaknesses, Opportunities dan Threats) di lembaga pemasyarakatan Kelas IIA Samarinda. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, kuisioner dan studi kepustakaan Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan adalah dengan menggunakan alat analisis SWOT, maka dapat menggunakan alternatif strategi-strategi berikut : Strategi SO: Memanfaatkan kualitas pegawai, Memanfaatkan sumber daya manusia, Mengembangkan inovasi-inovasi terkait pelayan pembinaan. Strategi WO: Pengembanagan Sumber daya Manusia, Penambahan anggaran, Penambahan sarana dan prasarana. Strategi ST: Mempertahankan kualitas pembinaan, Menjamin kualitas pelayanan dalam pembinaan. Strategi WT: Mengembangkan kualitas pelayanan pembinaan, Mengembangkan sumber daya manusia.
Analisis SWOT Sebagai Strategi Peningkatan Program Pembinaan Terhadap Narapidana Di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Bangli
A.A. Istri Agung Mianggi Vanyantari;
Padmono Wibowo
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 6 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31004/jpdk.v4i6.8497
Pelaksanaan pembinaan di Rutan tampaknya tidak sepenuhnya berjalan sesuai dengan yang diamanatkan dalam peraturan perundang-undangan terkait pembinaan narapidana. Hal ini mengingat bahwa fungsi sebenarnya dari Rutan adalah sebagai tempat pelayanan dan perawatan tahanan. Ketidakefektifan Rutan sebagai tempat pembinaan menjadi sebuah permasalahan yang kemudian akan mengganggu proses pembinaan terhadap narapidana. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lingkungan strategis internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman) dalam pelaksanaan pembinaan terhadap narapidana, serta menentukan kondisi dan strategi alternatif dalam meningkatkan program pembinaan narapidana di Rutan Kelas IIB Bangli. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik analisis yang digunakan adalah analisis SWOT melalui matriks IFAS (Internal Strategic Faktor Analisis Summary) dan EFAS (Eksternal Strategic Faktor Analisis Summary). Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai faktor strategis lingkungan internal sebesar -0,24 dan nilai faktor lingkungan strategis ekternal sebesar 0,71. Rutan Kelas IIB Bangli terletak pada kuadran ketiga dengan strategi alternatif bersifat turn around. Strategi ini melibatkan peluang dan kelemahan sehingga strategi WO (Weakness-Opportunity) tepat digunakan untuk meningkatkan pembinaan.
Implementasi Manajemen Security Narapidana Dalam Mencegah Gangguan Keamanan dan Ketertiban Di Lapas Kelas I Cipinang
Nurhayati Nurhayati;
Padmono Wibowo
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 6 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31004/jpdk.v4i6.8501
Lembaga Pemasyarakatan atau LAPAS merupakan “… tempat pelaksanaan pembinaan narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan.” Hal ini telah diatur dengan jelas pada Pasal 1 angka 3 Undang-Undang No.12 Tahun 1995 “… tentang Pemasyarakatan.” Kebutuhan akan kemanan dan ketertiban didalam lapas perlu adanya penerapan manajemen security narapidana dalam mencegah gangguan kamtib (kemanan dan ketertiban) di lapas yang didasarkan pada Pasal 8 Peraturan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia No. 33 Tahun 2015 Tentang “… Pengamanan Pada Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan Negara.” Penelitian ini bertujuan untuk melihat manfaat implementasi manajemen security narapidana dalam mencegah gangguan kemanan dan ketertiban didalam lingkungan lapas serta mengatasi hambatan implementasi manajemen security yang ada di lapas. Penelitian ini menggunakan metode normatif-empiris dengan mengumpulkan data melalui data primer dan data sekunder, data primer diproleh melalui obeservasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan data skunder melalui studi kepustakaan, artikel ilmiah, internet, dan buku pendukung lainnya. Hasil penelitian ini diketahui Lapas Kelas I Cipinang memiliki kapasitas 880 orang namun di isi 3096 orang yang menyebabkan overkapasitas oleh sebab itu perlu adanya penerapan manajemen security dalam mecegah gangguan kemanan dan ketertiban di lapas.