Articles
Pembinaan Kemandirian Dalam Membangun Kepercayaan Diri Narapidana Di Masa Pandemi Covid-19
Yuliana Novitasari;
Padmono Wibowo
Widya Yuridika Vol 4, No 2 (2021): Widya Yuridika: Jurnal Hukum
Publisher : Universitas Widya Gama Malang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31328/wy.v4i2.2411
Currently the world, including Indonesia, has been shocked by the emergence of a pandemic, namely the Covid-19 pandemic which was first discovered in Wuhan, China. The emergence of this pandemic has had a huge impact on the world economy. Especially with the implementation of the correctional system in Indonesia, namely the process of fostering independence. This study aims to determine what self-reliance coaching officers of the Class I Rutan Surakarta can do to build confidence in prisoners during the Covid-19 pandemic. The method used is qualitative research methods using various sources of this data by conducting interviews, documentation, and literature studies to obtain valid information. The result of this research is that the self-reliance development in the Class I Rutan Surakarta continues even though it is ineffective due to the Covid-19 pandemic. Self-reliance development that is still ongoing during the Covid-19 pandemic includes self-sufficiency in sewing, screen printing, and handicrafts. The officer fulfills the basic rights of the prisoner and conducts an assessment in determining the type of coaching that is tailored to the interests and talents so that later the prisoners are able to actualize themselves directly in the community with full self-confidence.
Dampak Overcrowding Terhadap Pelayanan Kesehatan Bagi Warga Binaan di Lapas Kelas I Cirebon
Muhamad Rizqi Sholehudin;
Padmono Wibowo
COMSERVA : Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 7 (2021): COMSERVA: (Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat)
Publisher : Publikasi Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (293.297 KB)
|
DOI: 10.59141/comserva.v1i7.37
Pada saat kondisi Lapas dan Rutan kelebihan beban, ketika jumlah narapidana dan tahanan melebihi batas kapasitas, maka pelayanan kesehatan narapidana di Lapas dan Rutan Nasional pada dasarnya tidak optimal. dan infrastruktur belum memadai, namun terdapat penghambat dalam proses pelayanan kesehatan. Kepadatan tingkat hunian di Lapas dan Rutan membuat Rutan dan Lapas tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan yang baik, bahkan memiliki tingkat hunian yang terlalu tinggi (overcapacity) yang berdampak pada tingkat kematian narapidana. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak kepadatan terhadap pelayanan kesehatan narapidana di Lapas Klas I Cirebon. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dan deskriptif, didukung dengan survei lapangan, dan dilakukan dalam bentuk wawancara dengan informan. Dan hasil dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa overcrowding kondisi hunian warga binaan Lapas Kelas I Cirebon sangat berdampak sangat besar terhadap pelayanan kesehatan di poliklinik lapas serta ditemukan kendala dalam tidak adanya tenaga Kesehatan yang bertugas di lapas, kekurangan peralatan medis dan obat-obatan tidak seimbangnya jumlah tenaga medis dengan warga binaan.
Tinjauan Hak-Hak Narapidana Perempuan di Lembaga Pemsyarakatan Kelas IIB Padangsidimpuan
Hanifah Mora Lubis;
Padmono Wibowo
Jurnal Syntax Transformation Vol 2 No 03 (2021): Jurnal Syntax Transformation
Publisher : CV. Syntax Corporation Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.46799/jst.v2i3.241
The purpose of this study is to review the rights of female inmates in padangsidimpuan class IIB community institutions. The type of research used is qualitatative by using empirical juridical approach analyzing from the articles in the prevailing laws and regulations related to the facts in the field. The results showed that the implementation of services to female inmates has not been carried out properly because not all correctional officers understand and play a role in the fulfillment of the rights of female inmates, in addition to the facilities and infrastructure is still very limited so that the fulfillment of the rights of female inmates is still limited and can not be done to the maximum
Pentingnya Kerjasama (Partnership) dalam Pelayanan Kesehatan di Lembaga Pemasyarakatan
Putri Indraswari Susilo;
Padmono Wibowo
Jurnal Syntax Transformation Vol 2 No 03 (2021): Jurnal Syntax Transformation
Publisher : CV. Syntax Corporation Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.46799/jst.v2i3.243
The purpose of this study is to find out and explain how the implementation of the fulfillment of the rights and obligations of the State in the fulfillment of the right to health services for inmates. This research is a type of legal research with normative approach. The implementation of the rights of inmates in the field of health services as guaranteed by the State as a human right through Law No. 12 of 1995 that has not been carried out optimally with the obstacles of lack of human resources, namely medical personnel. By reviewing the relationship of cooperation (partnership) in the fulfillment of health services in correctional institutions. health services in correctional institutions are; the right of availability, the right of affordability, the right to receive and the right to quality of health services Implementation of the fulfillment of the right to health services for inmates.
Studi Tentang Pembentukan Struktur Sosial Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Klaten
Emilia Rohmawati Asyarifah;
Padmono Wibowo;
Imam Ismail Addarojad
Jurnal Community Vol 7, No 2 (2021)
Publisher : Prodi Sosiologi FISIP Universitas Teuku Umar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35308/jcpds.v7i2.4224
Lapas merupakan satu entitas sosial yang di dalamnya terdapat warga negara yang sedang menjalani masa pidana. Meskipun narapidana sedang dalam proses pembinaan di dalam lapas dan berada dalam lingkungan yang terbatas, sebagai mahluk sosial mereka tidak kehilangan kemampuan untuk bisa melakukan exercise of power. Sebagai mahluk sosial mereka tentu saling berinteraksi satu dengan lainnya dalam lingkup kegiatan di dalam lapas. Penelitian ini mencoba menggali proses pembentukan struktur yang terbentuk di lapas Klaten dan bagaimana struktur mereka juga berbeda dari jaringan asosiasi informal di luar lembaga pemasyarkaatan. Objek dalam penelitian ini adalah narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Klaten. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain dengan pengamatan langsung, wawancara, dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur sosial yang terbentuk di lapas, petugas lapas jelas menempati posisi dan kedudukan tertinggi karena mereka adalah representasi dari negara yang memiliki legitimasi dan seluruh instrumen kekuasaan yang sah untuk membina narapidana di lapas. Pembentukan struktur sosial untuk para Narapidana dapat dikatakan unik, ini karena ada beberapa faktor yang kemudian memepengaruhi posisi dan kedudukan mereka di dalam lapas. Faktor-faktor tersebut adalah; pertama, kemampuan narapidana membangun kedekatan dengan petugas lapas. Kedua, kemampuan ekonomi narapidana. Ketiga, keahlian yang dimiliki narapidana. Dan keempat adalah faktor dari kasus kejahatan yang dilakukan oleh napi.
PERAN PETUGAS PENGAMANAN DALAM UPAYA MEMINIMALISIR PENYELUDUPAN DAN PEREDARAN NARKOBA DI RUTAN KELAS II B SITUBONDO
Mohamad Yusril F;
Padmono Wibowo
Jurnal Ilmiah Publika Vol 9, No 2 (2021): JURNAL ILMIAH PUBLIKA
Publisher : Universitas Swadaya Gunung Jati
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33603/publika.v9i2.6259
Program Getting to Zero Halinar merupakan program upaya meniadakan ponsel, pungutan liar, dan narkoba pada Rumah Tahanan Negara (RUTAN) dan Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS), yang juga merupakan program wajib dengan keharusan untuk diterapkan di seluruh Rumah Tahanan Negara dan Lembaga Pemasyarakatan di Indonesia. Hal ini berlaku terutama untuk permasalahan yang terjadi di UPT Pemasyarakatan pada saat ini dan menjadi fokus Pemasyarakatan yaitu terkait dengan pelanggaran HALINAR adalah peredaran Narkoba didalam UPT Pemasyarakatan. Tidak hanya sampai disitu saja, banyaknya pemberitaan terkait dengan percobaan menyelundupkan Narkoba di Rumah Tahanan Negara maupun Lembaga Pemasyarakatan yang dilakukan oleh pengunjung. Maka dari itu, sebagai petugas Pemasyarakatan utamanya petugas Pengamanan harus mampu dan wajib untuk meminimalisir terjadinya pelanggaran HALINAR terlebih terkait dengan peredaran Naroba didalam Rutan dan Lapas. Kegiatan tersebut juga terjadi pada Rumah Tahanan Negara Kelas II B Situbondo yang memiliki petugas pengamanan berjumlah 28 orang dengan 1 orang Kepala KPR, 7 orang staf yang dibagi pagi dan siang serta 4 regu pengamana yang berjulah 5 orang dalam 1 regu pengamanan memiliki tanggung jawab dalam meminimalisir peredaran Narkoba. Selain itu, diharapkan petugas pengamanan tahu situasi dan kondisi WBP didalam blok tersebut mulai dari keadaan keamanan hingga keluhan yang dialami WBP terutama jika ada indikasi terjadinya peradaran Narkoba. Maka dari itu, peneliti ini ingin mengetahui peran petugas pengamanan Rumah Tahanan Negara Kelas II B Situbondo dalam upaya meminimalisir peredaran Narkoba di rutan yang bersangkutan.
IMPLEMENTASI PEMBINAAN KETERAMPILAN DALAM MENGURANGI RESIKO PEMBERIAN HUKUMAN DISIPLIN NARAPIDANA DI RUTAN KELAS I SURAKARTA
Lintang Cahyo Gumilang;
Padmono Wibowo
Jurnal Ilmiah Publika Vol 9, No 2 (2021): JURNAL ILMIAH PUBLIKA
Publisher : Universitas Swadaya Gunung Jati
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33603/publika.v9i2.6258
Narapidana yang sedang menjalani masa pidananya mempunyai hak-hak untuk mendapatkan pembinaan yang harus diberikan sepenuhnya. Oleh sebab itu untuk mewujudkan pelakasanaan pembinaan, pemberian keterampilan kerja diberikan agar mencapai daya guna dan hasil yang maksima dan tercapainya tujuan pemasyarakatan. keterampilan kerja tidak berjalan optimal karena minimya kapasitas tempat, kurangnya sarana dan prasarana, kurangnya SDM petugas, dan rendahnya minat narapidana. Dalam pelaksanaannya pembinaan terdapat penyimpangan-penyimpangan yang berujung pada pemberian hukuma disiplin. Hukuman yang diberikan disesuaikan dengan tingkat pelanggaran narapidana tersebut, dimana tujuan hukuman disiplin sebagai bentuk sanksi administrasi untuk memperbaiki dan mendidik Narapidana melakukan pelanggaran disiplin. Oleh karena itu dengan adanya pembinaan keterampilan kerja mampu mengurangi resiko pelanggaran karena didalamnya terdapat kegiatan yang mampu mengisi kosongnya waktu narapidana dengan kegiatan yang positif dan berguna di masa depan.
PERAN REGU JAGA DALAM MENGENDALIKAN KEAMANAN DAN KETERTIBAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIB INDRAMAYU
Adi Aprian;
Padmono Wibowo
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 8, No 1 (2021): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31604/jips.v8i1.2021.125-132
Suasana lembaga pemasyarakatan yang aman, tertib dan kondusif adalah suasana ideal yang diharapkan baik oleh petugas lembaga pemasyarakatan, warga binaan maupun masyarakat. Keamanan dan ketertiban merupakan salah satu faktor yang sangat penting, agar pelaksanaan rangkaian kegiatan narapidana dalam lembaga pemasyarakatan dapat berjalan dengan baik. Setelah dilakukannya pengamatan atau observasi lapangan dalam Pelaksanaan Pengamanan khususnya dalam mengendalikan keamanan dan ketertiban di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Indramayu terdapat beberapa kendala seperti kurangnya jumlah personil regu jaga, keterbatasan sarana dan prasarana, kurangnya pembekalan tentang bagaiamana prosedur pengamanan yang baik serta kesadaran individu petugas. Oleh karena itu diperlukan peran yang optimal dari regu penjagaan. Sehingga berdasarkan hal tersebut, maka dalam pembahasan ini menggunakan jenis penelitian dengan menggunakan metode pendekatan kualitatif yang mana dalam hal ini melakukan pendekatan guna mengetahui kondisi di lapangan secara konkrit.
ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN PENYEBARAN HALINAR DI LAPAS KELAS III SINABANG
Lisa Faradebi Hernani;
Padmono Wibowo
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 8, No 7 (2021): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31604/jips.v8i7.2021.1996-2009
Indonesia adalah negara hukum dan setiap warga negaranya mendapat perlakuan yang sama dihadapan hukum. Oleh karena itu setiap perbuatan yang melanggar hukum akan mendapat ganjaran berupa hukuman pidana yang diatur dalam Kitab Undan-undang Hukum Pidana (KUHP). Pemidanaan sendiri di Indonesia dilaksanakan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) serta untuk warga negara yang sedang menjalankan proses persidangan akan dirawat di Rumah Tahanan Negara (Rutan). Pemidanaan sendiri merupakan proses menjalankan masa hukuman guna menyadarkan para narapidana bahwa yang mereka lakukan salah dan harus memperbaiki diri. Rutan merupakan tempat perawatan tahanan selama mereka melaksanakan proses persidangan hingga mereka dijatuhkan vonis hukum yang berkekuatan tetap dan selanjutnya akan dipindah ke Lembaga Pemasyarakatan. Tamping merupakan Narapidan yang membantu petugas dalam melaksanakan pembinaan bagi warga binaan pemasyarakatan. pengangkatan maupun pemberhentian tamping diatur dalam Permenkumham no 7 tahun 2013 Tentang pengangkatan dan pemberhentian pemuka dan tamping pada lembaga pemasyarakatan. Namun dalam perjalanannya di Rutan maupun di Lapas masih terdapat penyimpangan-penyimpangan tugas dan fungsi dari Tamping. Maka dari itu penulis mengangkat judul Penyalahgunaan Tugas dan Fungsi Tamping agar pembaca dapat mengetahui apa saja penyimpangan yang terjadi dilapangan
PENYESUAIAN DIRI MANTAN NARAPIDANA RUTAN KELAS IIB PURBALINGGA DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT
Octavia Indah Listiarini;
Padmono Wibowo
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 8, No 1 (2021): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31604/jips.v8i1.2021.188-199
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar stigma masyarakat terhadap mantan narapidana yang telah bebas dan kembali ke masyarakat. Untuk dapat diterima kembali dengan baik oleh masyarakat, mantan narapidana harus beradaptasi dari awal. Teknik pengumpulan data melalui observasi, dan wawancara. Ditemukan hasil bahwa dalam pembentukan strategi adaptasi mantan narapidana mencakup dua hal penting yaitu pembentukan jati diri dan skenario peran yang dilakukan mantan narapidana di masyarakat. Pihak narapidana yang telah bebas dari Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Purbalingga, harus dapat menumbuhkan semangat dalam diri sendiri dengan motivasi yang membangun untuk kembali hidup ke masyarakat lagi.