Pembinaan kemandirian narapidana menjadi salah satu strategi penting dalam sistem pemasyarakatan modern yang menekankan aspek rehabilitasi sosial dan pengurangan residivisme. Penelitian ini bertujuan menganalisis peran para stakeholder dalam mendukung program pembinaan di Lapas Kelas IIA Binjai, sekaligus mengidentifikasi hambatan yang dihadapi serta strategi yang relevan untuk memperkuat efektivitas program. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi, penelitian ini menekankan pada pemetaan peran stakeholder berdasarkan model power-interest matrix. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stakeholder primer, kunci, dan sekunder memiliki kontribusi berbeda namun saling melengkapi dalam mendukung pembinaan, mulai dari penyediaan kebijakan, sarana pelatihan, hingga pendampingan psikososial. Kendala yang muncul meliputi keterbatasan anggaran, sarana prasarana, koordinasi, stigma masyarakat, dan kekurangan tenaga ahli. Temuan ini menegaskan bahwa kolaborasi multi-stakeholder menjadi kunci dalam menciptakan program pembinaan yang berkelanjutan, humanis, dan adaptif terhadap tantangan reintegrasi sosial.