Claim Missing Document
Check
Articles

PERANCANGAN KELISTRIKAN PADA KONDOTEL BOROBUDUR BLIMBING KOTA MALANG Ashydiq Chenny Saputra; Mochammad Dhofir; Hery Purnomo
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 2, No 7 (2014)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Akan dibangun sebuah Kondotel pada kawasan Malang Trade Center di Blimbing kota Malang yang bernama Kondotel Borobudur. Kondotel Borobudur ini dibangun diatas tanah seluas ±625,284 m2 dengan tinggi 52,50 m dan terdiri dari 15 lantai. Melihat dari luas dan fungsi bangunan, maka dibutuhkan suatu perencanaan dan perancangan instalasi listrik yang baik. Untuk itu pada penelitian ini akan membahas tentang perancangan kelistrikan pada Kondotel Borobudur Blimbing di kota Malang. Semua persyaratan instalasi sesuai dengan PUIL SNI 04-0225-2000. Instalasi pada penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu instalasi penerangan dan instalasi daya. Instalasi peneranagan terkait dengan penentuan jumlah amatur dan jumlah lampu. Sedangkan untuk instalasi daya terkait dengan penentuan kapasitas AC, penentuan motor pompa dan penentuan besar daya pada stop kontak. Kondotel Borobudur ini terbagi menjadi 5 MEE. MEE 1 menyuplai 109985.56 VA, MEE 2 menyuplai 138194.89 VA, MEE 3 menyuplai 137893.33 VA, MEE 4 menyuplai 137893.33 VA, dan MEE 5 menyuplai 114536.67 VA. Penghantar utama yang digunakan dari MDP ke SDP (MEE1-MEE5) yaitu kabel NYY 5 x 70 mm2. Daya total pada kondotel Borobudur sebesar 638503,78 VA, maka daya tersambung sebesar 231218,63 VA sehingga daya yang dibutuhkan dari PLN untuk penyambungan sebesar 279000 VA dengan pembatas 3x 425 A.Kata Kunci – Instalasi Listrik, Penerangan, Daya, Beban.
ANALISIS KOORDINASI SISTEM PROTEKSI PADA SISTEM KELISTRIKAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BAHAN BAKAR NABATI (PLTBn) CPO BELITUNG Kintani Dewayanti; Hery Purnomo; n/a Soeprapto
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebutuhan energi listrik setiap tahunnya semakin bertambah. Sehingga dibuatlah pembangkit baru menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan salah satunya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Bahan Bakar Nabati (PLTBn) dengan bahan bakar crude palm oil (CPO). Diharapkan saat PLTBn ini menyuplai daya ke jaringan 20 kV tidak akan terjadi gangguan, Oleh karena itu diperlukan evaluasi koordinasi proteksi relai arus lebih dan relai gangguan tanah. Dalam melakukan koordinasi proteksi diperlukan time delay antar relai sesuai standar IEEE 242 yaitu 0,2s s/d 0,3s dan penyetelan arus pick up disetel dengan mempertimbangkan nilai arus beban penuh (IFL). Hasil analisa koordinasi proteksi ditampilkan dalam bentuk kurva time current curve (TCC) dimana didapatkan koordinasi yang optimal dari keseruluhan relai yang ada pada PLTBn. Hal ini dapat dilihat dari hasil simulasi ysng menunjukkan selektifitas kerja relai dan waktu kerja relai berurutan dengan delay masing masing relai sebesar 0,2s. Kata Kunci: Arus Hubung Singkat, Relai Arus Lebih, Relai Gangguan Tanah, Arus Pickup, Time Delay. ABSTRACT The demand of electrical energy is increasing each year. So that new plants are made using environmentally friendly fuels, one of the new plants is the Biofuel Power Plant (PLTBn) with crude palm oil (CPO) fuel. It is expected that when this PLTBn supplies power to a 20 kV network, there will be no disruption. Therefore, a protection system coordination evaluation is needed for the over current relay and the ground fault relay. To coordinate the protection system, the time delay between relays must refer to the standard of IEEE 242 which is 0,2 to 0,3 second, and pick up current must be set by considering the value of the full load current. The result of the protection coordination analysis is displayed in the time-current curve where optimal coordination from the whole relays at PLTBn is obtained. This can be seen from the simulation result which shows that the relays are worked selectively and sequentially with a time delay of 0,2s each relay. Keywords: Relay Coordination, overcurrent relay, ground fault relay, pick up current, time delay.
PERBAIKAN FAULT CLEARING TIME PADA PENYULANG GARDU INDUK KEBONAGUNG MENGGUNAKAN PENGAMAN RELE ARUS LEBIH POLA NON KASKADE Muh. Ardiansyah A. P.; Hery Purnomo; n/a Wijono
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rele arus lebih memegang peranan penting dalam melindungi peralatan Gardu Induk Kebonagung dari gangguan hubung singkat, khususnya pada gangguan hubung singkat tiga fasa dan antar fasa. Kurang baiknya pola pengaman kaskade yang saat ini digunakan pada Gardu Induk Kebonagung membuat waktu pemutusan gangguan relatif lama. Oleh sebab itu adanya penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki kinerja pengaman pada Gardu Induk Kebonagung dengan menggunakan pola pengaman non kaskade. Pada pola ini rele arus lebih disisi penyulang Klayatan dapat dikomunikasikan dengan rele disisi masukan 20 kV. Pada lokasi gangguan 13% - 100% panjang penyulang dengan arus gangguan hubung singkat tiga fasa sebesar 4915,03 – 745,3 ampere, dan lokasi gangguan 7% - 100% panjang penyulang dengan arus gangguan hubung singkat antar fasa sebesar 4528,27 – 372,65 ampere, memiliki selisih waktu kerja antara sisi penyulang Klayatan dan sisi masukan 20 kV yang tidak sesuai dengan ketentuan PLN yaitu sebesar 0,3-0,8 detik. Jadi dengan menggunakan proteksi pola non kaskade pada gardu induk, maka saat terjadi gangguan arus hubung singkat di sisi penyulang maka rele arus lebih akan memberikan perintah ke PMT penyulang untuk trip, jika PMT penyulang gagal terbuka maka tCBF akan mengirim sinyal trip ke rele arus lebih sisi masukan 20 kV untuk segera bekerja dengan waktu tunda 0,3 detik. Kata kunci: rele arus lebih, kaskade, non-kaskade, arus gangguan hubung singkat, penyulang, tCBF.   ABSTRACT Overcurrent Relay has an important in keep equipment ini Kebonagung Substation of short-circuit fault, especially caused by 3 phase and phase to phase short-circuit fault. Poor protection of Cascade Pattern that currently used on substation kebonagung make fault clearing time work long enough. Therefore, the goals of this study to improve safety performance on Kebonagung substation using non cascade protection pattern. In this pattern, overcurrent relay on Klayatan feeder can communicated with overcurrent relay on upstream or incoming 20 kV system. Location of fault on feeder with 13% - 100% from feeder’s distance with value of three phase fault current is 4915,03 – 745,3 ampere, and Location of fault on feeder with 7% - 100% from feeder’s distance with value of  phase to phase fault current is 4528,27 – 372,65 ampere, having the difference pick up time between feeder’s Klayatan and Incoming 20 kV which is not in accordance with PLN Standard which is 0,3-0,8 second pick up time. Therefore, using the non-cascade protetion pattern on Kebonagung Substaton, So when there are short-circuit fault current at feeder then overcurrent relay will given instrution to feeder PMT for trip, but if PMT fail to open, tCBF will send signal trip to overcurrent relay at incoming 20 kV for trip with pick up time 0,3 second. Keyword: overcurrent relay, cascade, non cascade, short-circuit fault current, feeder, tCBF.
Pengendalian Kecepatan Motor DC Magnet Permanen Dengan Menggunakan Sensor Kecepatan Rotari Muhammad Wildan Hilmi; n/a Soeprapto; Hery Purnomo
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (758.617 KB)

Abstract

Pengendalian kecepatan motor dengan cara motor dikondisikan agar tidak mencapai torsi dan kecepatan maksimal merupakan salah satu cara untuk mendapatkan efisiensi konsumsi daya baterai pada suatu sistem sepeda listrik. Pada penelitian ini pengendalian kecepatan motor dilakukan dengan mengaktifkan motor dimana roda sepeda disimulasikan telah berputar pada kecepatan tertentu, sehingga motor tidak perlu berbeban besar seperti pada saat roda sepeda pertama kali berputar. Simulasi ini dilakukan dengan pengaturan kecepatan motor DC magnet permanen. Dimana pengaturan kecepatan suatu motor DC magnet permanen dilakukan dengan mengatur tegangan masukan motor. Besar tegangan diatur secara variabel sesuai dengan besar duty cycle (D). Karena besar  Vout adalah hasil kali dari duty cycle dengan Vin. Sehingga dengan alat pengaturan kecepatan motor dc magnet permanen dengan menggunakan sensor kecepatan rotari ini dapat tercapai efisiensi konsumsi daya baterai pada sistem sepeda listrik. Kata Kunci — Motor DC magnet permanen, pulse width modulation, duty cycle, DC Chopper.
Studi Prakiraaan Beban Listrik Jangka Pendek dengan Model ARIMA Di Malang Raya Sebagai Masukan P3B Jawa Timur Yuniar Adi Setiawan; Hadi Suyono; Hery Purnomo
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 3, No 5 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (81.093 KB)

Abstract

Energi listrik merupakan energi utama yang digunakan hampir diseluruh sisi kehidupan. Di dalam penyaluran energi listrik diperlukan kontinuitas pelayanan yang baik kepada konsumen. Karena energi listrik tidak bsa disimpan, maka energi lsitrik harus diproduksi dan disalurkan saat itu juga. Kebutuhan energi listrik pun semakin meningkat maka dibutuhkan peramalan beban listrik harian yang bertujuan untuk mengetahui kebutuhan energi listrik dimasa mendatang dengan tujuan untuk menjaga kestabilan sisitem tenaga listrik harian. Banyak metode untuk peramalan beban listrik, namun bila untuk peramalan jangka pendek yakni harian bahkan per jam maka yang paling sesuai menggunakan metode ARIMA. Kehandalan energi listrik harian berkaitan erat dengan spinning reserve. Nilai spinning reserve berkisar antara 4% - 10% dari nilai rata-rata daya harian hasil peramalan. Hasil perhitungan didapatkan model ARIMA yang sesuai adalah ARIMA (0,1,2) dengan konstan. Rata-rata beban listrik harian pada jam 06.00 yakni 192,7 MW dan besar dan besar nilai spinning reserve minimal adalah 7,708 MW.Kata Kunci— Peramalan, ARIMA, Spinning
ANALISIS PEMBEBANAN 3 FASA SEIMBANG DAN TIDAK SEIMBANG TERHADAP TEGANGAN KELUARAN TRANSFORMATOR HUBUNGAN TEASER (T-T) Panji Bintang Pamungkas; Hery Purnomo; Teguh Utomo
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada transformator tiga fasa terdapat hubungan khusus untuk pengoperasian transformator tiga fasa hanya menggunakan dua buah transformator, sebagai contohnya transformator teaser (T-T). Transformator ini memakai 2 buah transformator satu fasa yang sama serta dihubung khusus dengan tap pusatnya. Kumparan primer maupun sekunder transformator T2 di tap sebesar 86,6% dan tap ini terhubung ke tap pusat pada kumparan yang sesuai di transformator T1. Dalam hubungan ini T1 disebut transformator utama dan T2 disebut transformator teaser. Tegangan masukan sistem tiga fasa nantinya akan menghasilkan dua buah tegangan tertinggal 90° pada kumparan primer transformator. Tegangan fasa kumparan primer ini menghasilkan tegangan keluaran kedua yang juga berbeda 90°. Tegangan keluaran kedua ini akan digabung ulang menjadi tegangan keluaran tiga fasa.  Pada umumnya beban yang dilayani suatu transformator diusahakan seimbang. Dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik terjadi pembagian beban yang pada awalnya merata, tetapi karena ketidak serempakan waktu penyalaan beban maka menimbulkan ketidakseimbangan beban yang berdampak pada penyediaan tenaga listrik, dimana ketidakseimbangan beban ini akan mempengaruhi tegangan keluaran pada transformator. Kata kunci: teaser, Tegangan keluaran, Beban seimbang, Beban tidak seimbang ABSTRACTIn a three-phase transformer there is a particular connection for the operation of a three-phase transformer using only two transformers, in example 3-phase T connected transformers. This transformer uses 2 identical single-phase transformers and is connected specifically to the center tap. The primary and secondary T2 transformer coils are taped at 86.6% and this tap is connected to the center tap (50%) on the appropriate coil in the T1 transformer. In this connection T1 is called the main transformer and T2 is called the teaser transformer. The input voltage of the three-phase system will produce two voltages left behind 90 ° on the transformer primary coil. The phase voltage of this primary coil produces a second output voltage which also differs 90°. This second output voltage will be recombined into a three-phase output voltage. Mostly the load that is served by a transformer is balanced. In supplying the demand for electricity there is an equal distribution of the load at first, but because of the unequal load ignition time, it causes an imbalance of the load which affects the supply of electricity, which is this imbalance load will affect the output voltage of the transformer.Keyword: 3-phase connected, Output voltage, Balance load, Unbalanced load
RANCANG BANGUN ALAT UKUR FLUKS MAGNET BERBASIS ARDUINO Ariq Kusuma Wardana; Hery Purnomo; Rini Nur Hasanah
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 7, No 7 (2019)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Karakteristik mesin listrik sangat bergantung pada penggunaan bahan magnet. Bahan-bahan magnet tersebut diperlukan untuk membuat rangkaian magnet dan dipergunakan oleh perencana mesin untuk memperoleh karakteristik mesin tertentu sesuai keinginan. Pengukuran fluks bertujuan agar mengetahui karakteristik inti bahan magnetis, sehingga dapat dianalisis karakteristik suatu transformator atau mesin elektrik. Karakteristik inti bahan magnetis dapat mempengaruhi efektivitas suatu transformator atau mesin elektrik. Pengukuran fluksmeter konvensional mempunyai tingkat ketelitian yang rendah dan simpangan antara nilai sesungguhnya dan terbaca cukup tinggi alhasil keakuratan kurang direkomendasikan. Penelitian ini membahas mengenai perancangan alat ukur fluks magnet berbasis Arduino, pengujian alat ukur fluks magnet berbasis Arduino untuk mengetahui apakah sudah relevan dengan teori dan dibandingkan fluksmeter analog .Fluksmeter berbasis Arduino mempunyai prinsip kerja yaitu tegangan yang terinduksi pada diukur oleh sensor tegangan, kemudian data pengukuran berupa tegangan diintegrasi terhadap perubahan waktu dengan metode Midpoint Riemann Sum. Berdasarkan perancangan dan pengujian didapatkan bahwa perancangan fluksmeter berbasis Arduino membutuhkan sensor tegangan untuk mengukur tegangan terinduksi, dilakukan kalibrasi diperoleh kesalahan sensor DC 25 V sebesar 1,4077 % dan ZMPT101b sebesar 1,9000 %. Mikrokontroler berfungsi untuk unit kontrol, melakukan integral tertentu, menampilkan pada LCD, dan menyimpan data pada memori. Metode Midpoint Riemann Sum sesuai digunakan dalam perhitungan fluks magnet berbasis Arduino. Pada pengujian diperoleh hasil fluks magnet yang terukur oleh fluksmeter analog standar dan fluksmeter berbasis Arduino menpunyai nilai hampir sama, hal tersebut menyatakan perancangan alat fluks magnet berbasis Arduino telah sesuai secara pengukuran.Kata Kunci : fluks magnet, Arduino, Integrasi, Midpoint Riemann Sum.ABSTRACTThe characteristics of an electric engine are very dependent on the use of magnetic materials. These magnetic materials are needed to make magnetic circuits and are used by machine planners to obtain certain machine characteristics as desired. Flux measurement aims to determine the core characteristics of magnetic materials, so that the characteristics of a transformer or an electric machine can be analyzed. The core characteristics of magnetic materials can affect the effectiveness of a transformer or an electric engine. Conventional fluxmeter measurements have a low level of accuracy and the deviation between the true and readable values is quite high so the accuracy is not recommended. This study discusses the design of Arduino-based magnetic flux measuring devices, testing of Arduino-based magnetic flux measuring devices to find out whether they are relevant to the theory and compared to analog fluxmeter. in the form of a voltage integrated with time changes with the Midpoint Riemann Sum method. Based on the design and testing, it was found that the design of Arduino-based fluxmeter requires a voltage sensor to measure the induced voltage, a calibration obtained by DC 25 V sensor error is 1.4077% and ZMPT101b is 1.9000%. The microcontroller functions for the control unit, performs certain integrals, displays on the LCD, and stores data in memory. The Riemann Sum Midpoint method is suitable for use in Arduino-based magnetic flux calculations. In the test results obtained by magnetic flux measured by standard analog fluxmeter and Arduino-based fluxmeter have almost the same value, it states the design of Arduino-based magnetic flux apparatus has been measured accordingly.Keywords: Magnetic flux, Arduino, Integration, Midpoint Riemann Sum.
RANCANG BANGUN CYCLOCONVERTER SEBAGAI PENGATUR PUTARAN MOTOR INDUKSI 1 FASA BERBASIS MIKROKONTROLLER ARDUINO UNO R3 Toni Erlanda; n/a Soeprapto; Hery Purnomo
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Motor induksi satu fasa memiliki keunggulan berupa biaya rendah, konstruksi yang solid, dan ketersediaan sumber satu fasa jika dibandingkan dengan motor listrik lainnya. Keunggulan tersebut menjadikan motor ini sering dijumpai di perumahan, perniagaan, perkantoran, perkebunan, dan industri skala kecil. Kemampuan untuk mengendalikan kecepatan motor-motor listrik juga semakin dibutuhkan, pengendalian secara elektrik adalah metode yang efisien dalam penggunaan daya. Penggunaan pengendali kecepatan mekanis pada motor listrik akan menambah biaya dan kerumitan konstruksi motor. Metode estimasi kecepatan dapat mengurangi biaya tambahan dan menjaga konstruksi motor tetap sederhana. Untuk mengendalikan motor induksi satu fasa dapat dengan mengubah frekuensinya, perubahan frekuensi menyebabkan berubahnya kurva torsi-kecepatan sehingga kecepatan motor dapat berubah. Rangkaian cycloconverter adalah salah satu metode sederhana untuk mengubah frekluensi catu untuk motor satu fasa. Tujuan dari tugas akhir ini nantinya adalah merancang dan membuat alat cycloconverter satu fasa dengan empat TRIAC sebagai rangkaian pensaklarnya. Frekuensi output yang dihasilkan bernilai 25 Hz, 16.7 Hz, dan 12.5 Hz dengan frekuensi input 50Hz. Kata kunci: Motor induksi satu fasa, cycloconverter, TRIAC   ABSTRACT Single-phase induction motors have the advantage of low cost, solid construction, and availability of single phase source when compared to other electric motors. These advantages make this bike is often found in housing, commerce, offices, estates, and small-scale industries. The ability to control the speed of electric motors is also increasingly needed, electrical control is an efficient method of power usage. The use of mechanical speed controllers on electric motors will increase the cost and complexity of motor construction. Speed ​​estimation methods can reduce additional costs and keep motor construction simple. To control a single phase induction motor by changing its frequency, the frequency change causes the changing of the torque-speed curve so that the motor speed can change. The cycloconverter circuit is one of the simplest methods to change the supply frequency for single phase motors. The purpose of this final project will be to design and make a single phase cycloconverter with four TRIAC as its switching circuit. The resulting output frequency is worth 25 Hz, 16.7 Hz, and 12.5 Hz with input frequency 50Hz. Keywords: Single-phase Induction Motor, cycloconverter, TRIAC
Analisis Pengaruh Harmonisa Terhadap Kinerja Miniature Circuit Breaker (MCB) Muhammad Ardito; Hery Purnomo; Mahfudz Shidiq
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 4, No 5 (2016)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebutuhan dalam pemanfaatan tenaga listrik di zaman modern ini banyak mengalami perkembangan seiring dengan kemajuan teknologi. terutama dalam pemakain bahan semi konduktor atau peralatan elektronika seperti televisi, komputer/laptop, airconditioner(AC), printer, lampu hemat energi (LHE), dimmer dan peralatan elektronika daya yang  lainnya. Peralatan tersebut merupakan beban nonlinier yang dapat menyebabkan munculnya arus/tegangan dengan besar frekuensinya melebihi besarnya frekuensi fundamental atau kelipatannya. Frekuensi 50/60 Hz disebut dengan frekuensi fundamental dan kelipatannya disebut frekuensi harmonik atau harmonisa. Harmonisa yang ditimbulkan oleh beban nonlinier dapat berpengaruh terhadap kinerja Miniature Circuit Breaker (MCB) pada saat keadaan beban berlebih yang menggunakan bahan bimetal sebagai media untuk memutuskan arus listrik pada MCB. Waktu yang dibutuhkan bimetal untuk membengkok dan membuka kontak MCB sesuai dengan kenaikan besar arus. Semakin besar arus gangguan yang terjadi maka semakin cepat logam bimetal membengkok dan waktu trip pun akan semakin cepat juga. Dalam penelitian ini dilakukan 6 pengujian yang berupa 2 pengujian pada beban linier berupa lampu pijar yang dihubungkan secara pararel dengan %THDi sebesar 2.098% dan 2.440% sedangkan untuk 4 pengujian pada beban nonlinier digunakkan 2 buah dimmer yang dihubungkan dengan beberapa lampu pijar sehingga pada pengujian ini mendapatkan besaran harmonisa yang bervariasi yaitu %THDi 21.008%, 27.415%, 35.206% dan 40.713%. pada penelitian ini didapatkan bahwa semakin besar nilai %THDi maka waktu trip akan semakin cepat dikarenakan %THDi semakin besar maka arus total harmonisa juga akan semakin besar, sehingga nilai arus true rms jauh lebih besar melewati batas rating arus pada MCB, hal ini yang membuat waktu trip menjadi berbeda dibandingkan saat keadaan normalnya atau ketika beban tanpa harmonisa. Kata kunci : harmonisa, bimetal, Miniature Circuit Breaker, dimmer.
PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR DC MENGGUNAKAN BUCK CONVERTER DENGAN KENDALI BACKSTEPPING Nuzul Aurora Arthagiga; Hery Purnomo; Lunde Ardhenta
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 8, No 3 (2020)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

DC-DC converter dapat menghasilkan tegangan keluaran lebih kecil dari masukannya disebut juga dengan buck converter. Seperti yang digunakan pada sistem pengaturan kecepatan motor DC. Namun, Karakteristik respon sistem saat kondisi open loop dari buck converter dengan motor DC memiliki waktu untuk mencapai kondisi steady state yang cukup lama. Selain itu, jika buck converter dengan motor DC mengalami perubahan pada sumber, referensi dan torsi beban maka tegangan keluaran dan kecepatan motor DC juga ikut berubah. Dengan adanya perubahan tersebut akan sangat mempengaruhi respon keluaran dari sistem. Oleh karena itu, digunakanlah pengendali dengan harapan dapat mengatur kecepatan motor DC ketika terjadi perubahan tegangan masukan, referensi dan torsi beban. Pengendali yang digunakan adalah backstepping dan PI-ITAE. Berdasarkan hasil pengujian, pengendali backstepping dan PI-ITAE memiliki respon keluaran yang baik dibandingkan dengan keadaan open loop, karena hasil keluaran sistem menggunakan pengendali backstepping dan PI-ITAE, memiliki nilai deviasi tegangan yang lebih kecil dan waktu pemulihan yang lebih cepat dibandingkan saat kondisi open loop. Meskipun, pada pengendali PI-ITAE masih terdapat lonjakan dan osilasi. Kata Kunci: Buck converter, backstepping, PI-ITAE, deviasi tegangan, waktu pemulihan. AbstractDC-DC converters can produce more output than the input is also called a buck converter. As used in the DC motor speed regulation system. However, the characteristics of the response system when the open loop condition of the buck converter with a DC motor has time to reach a stable condition that is quite long. In addition, if the buck converter with a DC motor changes the source, reference and torque of the load, the change in output and speed of the DC motor also changes. With this change will greatly affect the response of the system. Therefore, controllers are used in the hope that a DC motor speed can be compiled with changes in input voltage, reference and load torque. The controller used is backstepping and PI-ITAE. Based on the test results, the backstepping controller and PI-ITAE have a good output response with an open loop, because the system output using the backstepping controller and PI-ITAE, has a smaller value of voltage deviation and faster reporting compared to when the loop is open. Nevertheless, in the PI-ITAE controller there are still spikes and oscillations.Keywords: Buck converter, backstepping, PI-ITAE, voltage deviation, recovery time 
Co-Authors Abdul Azis Adi Candra Panca Lesmana Aditya Chandra Darma Saputra Ady Bakri, Asri Afwega Bagas Kena Pranata Agatha, Cavytha Cornellya Agus Setiyono Ahmad Zaki Ramadhani Akbar Yusa Putra Alfan Rizal Ubaidillah Aliami, Sri Amirudin, Meisinta Elfirta Andre Prasetya Ardhenta, Lundhe Ariq Kusuma Wardana Arizqun Anwar Fatcha Ashydiq Chenny Saputra asnawi, anita Assery, Syeh Ayu Alfyya Fathinasari Aziszah, Romantika Alvioni Nur Bachtiar, Moch Ilham Badrus Zaman Bagus Ibnu Pratama Basthoumi Muslih Bobby Hertanto Brumadyadisty, Garry Cynthia E.V. Wuisang David Heryana Dendy K. Pramudito Devis Maulidy Zoechriba Dhofir, Mochammad Dimas Aditia Arifianto Djoko Soeprajitno, Edy Dodi Kusuma Hadi Soejoko Endang Triyani, Endang Enrica Ryan Geminarqi Esti Hardiyanti Exswanda, Denpa Dwi Yola Fahrizal Ghazian Putra Faisal, Riza Agus Faisol Hambali Fauji, Diah Ayu Septi Fauzi, Habibie Habibullah Fauzi, Zulfa Anang Firdausi, Mega Forijati Gerrenlie, Giofano Giofano Gerrenlie Hamaris, Farhan Hari Santoso Hendra Dwi Ramadhan Hery Aprianto Hesti Vini Widiastuti I Kadek Dwika Antara Idham Budi Satria Irfan Al Faruqi Irsalina Dini Hanjarani ISMAYANTIKA DYAH PUSPASARI, ISMAYANTIKA DYAH Ivandri S. U. Duka Januar Muttaqin Jasri Kariadi Ginting Johara, Rizky Anisa Judy O. Waani Keiko Azizah Khoiriyah, Miftakhul Kintani Dewayanti Kurniawan, Rony Kusuma Hadi Soejoko, Dodi Lalu Akbar Pandu Willian Lestari Ayuningsih Lilia Pasca Riani Lunde Ardhenta Luthfan Bagus Saputra M. Arfani M. Arie Hendro Tri Hartomo Mahardika, Andre Darma Putra Mahfudz Shidiq Maulana, Elang Maulidina, Rahma Mimin Pembayuningtyas Moch Dhofir Moch. Dhofir Mochammad Abdul Ghofur Mokhammad Wildan Dahlan Mudjijah, Slamet Muh. Ardiansyah A. P. Muhammad Afnan Habibi Muhammad Aldy Lisfianto Muhammad Anang Ramadhan Tumanggor Muhammad Ardito Muhammad Fikri Utomo Muhammad Nadir Muhammad Wildan D. Muhammad Wildan Hilmi Mustafa, Fahrina n/a Soemarwanto n/a Soeprapto n/a Suhendra D. n/a Suyono n/a Wijono Nandha Pamadya Putra Natalia, Putri Gresia Nuril Hasanah, Ratna Nurumar Setiyo Agung Nuryana, Arief Nuzul Aurora Arthagiga Ocsanti, Widya Roshita Panji Bintang Pamungkas Patmasari, Tia Poniran Yudho Leksono Puspita, Aprilia Dyah Putra, I Made Alit Antara Putra, Reza Hadi Editya Rachmawati, Dita Ramadhani Kurniawan Subroto Ramadhani, Ahmad Zaki Ratri, Citra Ananda Rezki Awalia Novianti Harun Riesna Apramilda Rini Nur Hasanah Rino Sardanto Riyanti, Apriani Rizal Firmansyah Rizal, Mochammad Rizki Ashadi Rizki Tofan Riadi Rizky Perdana Putra Rizqi Taufiqurrahman Robby Fierdaus Sabila Nur Fitria Samari Samari, Samari Santoso, Asfari Hariz Sari, Aurora Amrita Sasongko Sasongko, Sasongko Satrio Hary Susilo sebo, Bimatara Aditya Christoper Shadiq, Teuku Fajar Sidjabat, Sonya Sigit Ratnanto Soemarwanto, n/a Soeprajitno, Edy Djoko Sofiandini, Martha Subagyo Subekti, Elditya Sugiono, Sugiono Suhardi Suhardi Sukma Rangga N. Sumaryatiningsih, Siti Susatyo Adhi Pramono, Susatyo Adhi Susetyanti, Dian Ayu Susianto, Tri Endar Suyono, Hadi Teguh Utomo Tito Ardiansyah Putra Toni Erlanda Triyudha Yusticea Sulaksono Unggul Wibawa Violin, Vivid Wahyuningratna, Ratu Nadya Widyawulansari, Ulaa Wijono, n/a Wira Raja Sitinjak Wiyanti, Silvia Tatika Yudho Leksono, Poniran Yuniar Adi Setiawan Zuhdi Sasongko, Muhammad