p-Index From 2020 - 2025
6.366
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Teosofi: Jurnal Tasawuf dan Pemikiran Islam Poetika: Jurnal Ilmu Sastra Psikodimensia: Kajian Ilmiah Psikologi Jurnal Pendidikan Islam Eralingua : Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Journal of Contemporary Islam and Muslim Societies Nazhruna: Jurnal Pendidikan Islam Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar Literasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya Ta'dib: Jurnal Pendidikan Islam Titian: Jurnal Ilmu Humaniora Politea : Jurnal Politik Islam JPDPM Moderasi; Jurnal Studi Ilmu Pengetahuan Sosial Teaching and Learning Journal of Mandalika (Teacher) Keraton: Journal of History Education and Culture Jurnal Kependidikan: Jurnal Hasil Penelitian dan Kajian Kepustakaan di Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Pembelajaran Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education Jurnal Pengabdian Masyarakat : Pemberdayaan, Inovasi dan Perubahan Journal Of Human And Education (JAHE) Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Abdimas Indonesian Journal Proceeding International Conference on Malay Identity Jurnal Ilmiah Ilmu Terapan Universitas Jambi Prosiding Seminar Nasional Humaniora English Education and Applied Linguistics Journal (EEAL Journal) Jurnal Pendidikan Islam Indonesian Journal of Islamic Education and Local Culture International Journal of Social and Education (INJOSEDU) Krinok: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Sejarah Smart Dedication: Jurnal Pengabdian Masyarakat Jurnal Pendidikan Progresif
Claim Missing Document
Check
Articles

PERUBAHAN BIROKRASI PEMERINTAHAN DAERAH KEWEDANAAN RAWAS 1943-1950: Sejarah Supian Ramli; Lagut Bakaruddin
Moderasi: Jurnal Studi Ilmu Pengetahuan Sosial Vol. 1 No. 2 (2020)
Publisher : Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial (TIPS) IAIN Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24239/moderasi.Vol1.Iss2.29

Abstract

During the Japanese government, the bureaucracy during the Dutch East Indies government was still carried out, but only the name changed. Rawas, which is an Ondeer Afdeelig area, has changed its status to Gun Rawas, but in the near future the Japanese government will form a district level area, namely Musi Ulu Rawas. This study uses a historical method which consists of several stages such as Heuristics, Criticism, Interpretation and Historiography. The results of this study can describe the changes in the local government system of Rawas and eventually it became Musi Ulu Rawas Regency in its development into Musi Rawas Regency.
MAKNA TRADISI BUTALE HAJI DI TIGO LUHAH SEMURUP KABUPATEN KERINCI Supian; Denny Defrianti; Fatonah Nurdin
Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam Vol. 11 No. 1 (2021): Januari - Juni
Publisher : Program Studi Sejarah Peradaban Islam Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (493.708 KB) | DOI: 10.15548/khazanah.v11i1.321

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan data kualitatif dengan pendekatan interaksi simbolik, melalui sejarah tradisi butale haji serta makna dan nilai dari tradisi butale haji dalam budaya masyarakat Tigo Luhah Semurup kabupaten Kerinci. Fokus penelitian ini adalah sejarah dan makna aktivitas tradisi butale haji di Tigo Luhah Semurup. Pemahaman tentang tradisi butale haji sebagai nilai interaksi simbolik dalam budaya masyarakat Tigo Luhah Semurup yang mengikat kekerabatan dan kebersamaan. Latar belakang dari penelitian ini adalah dimulai dari interaksi masyarakat Tigo Luhah Semurup yang telah terjadi interaksi selama bertahun-tahun dan berlangsung turun-temurun hingga saat ini. Pada saat berkumpul menikmati kebersamaan dan kegotongroyongan terjadi interaksi antara satu dan yang lainnya antar sesama warga dalam kegembiraan dan keharuan mengantar saudara mereka untuk berangkat ke tanah suci Mekkah. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa masyarakat Tigo Luhah Semurup sangat menjaga tradisi butale haji ini. Aktivitas butale haji yang dilakukan dengan sadar, dengan motif dan tujuan untuk menjaga hubungan kekerabatan, kebersamaan, gotongroyong dan keikhlasan dalam melaksanakan aktivitas tradisi butale ini juga menjadi sarana komunikasi antar kerabat untuk saling mendukung dan mendoakan kepergian saudara melaksanakan ibadah haji dengan gembira tanpa meninggalkan beban dan rasa khawatir. Kesimpulannya, aktivitas tradisi butale haji sebagai nilai penguat dan perekat hubungan kekeluargaan, kebersamaan, gotong royong, keikhlasan dalam masyarakat Tigo Luhah Semurup kabupaten Kerinci.
SEJARAH KOTA MODERN MASA KOLONIAL BELANDA: STUDI KASUS KOTA TUA DI MUARO TEMBESI BATANG HARI Siti Syuhada; Supian Ramli; Reka Seprina
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora Vol. 1 No. 2 (2017): Desember
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (562.405 KB) | DOI: 10.22437/titian.v1i2.4226

Abstract

Selama menduduki Jambi, Belanda membangun fasilitas-fasilitas pendukung untuk kelangsungan aktivitas kehidupan mereka baik di kota maupun di pedalaman, seperti benteng, sekolah, rumah sakit, tempat ibadah, rumah tinggal, perkantoran dan lain-lain. Beberapa bangunan yang didirikan oleh belanda dan masih ada sampai sekarang adalah menara air jelutung, kantor pos muaro tebo, perpustakaan umum kota Jambi dan bangunan UNJA lama, jembatan makalam dan makam belanda. Fasilitas yang terus dibangun dan dikembangkan oleh Belanda menyulap Jambi menjadi sebuah kota yang bernuansa Netherland di tanah Jambi. Ketika Belanda menguasai Jambi, Belanda memilih Muara Tembesi sebagai pusat kota pemerintahan Belanda karena letaknya yang sangat strategis dimana dia berada di mulut pertemuan dua sungai utama Batanghari yakni dari sungai Batanghari dan Batang Merangin, sementara sungai pada zaman dulu adalah jalur transportasi utama masyarakat Jambi. Dari Muara Tembesi Belanda bisa leluasa memantau arus lalulintas keluar masuk warga dari arah Jambi ke daerah huluan atau sebaliknya. Wilayah ini sangat strategi dijadikan untuk memantau arus lalulintas keluar masuk warga dari arah Jambi ke daerah huluan atau sebaliknya. Sehingga untuk memudahkan kontrol lalulintas kedua wilayah bagian pedalaman tersebut maka dibangunlah Benteng di Muara Tembesi yang berfungsi sebagai sebagai tempat kediaman sekaligus perkantoran bagi orang Belanda. Selanjutnya Belanda mulai mengembangkan dan membangun sebuah kota yang bernuansa Netherland di sana. Akhinya daerah Muara Tembesi dijadikan sebagai pusat pemerintahan kolonial Belanda di Jambi (ibukota pada masa Kolonial Belanda di Jambi). Kata Kunci: Kota bernuansa Netherland, Muara Tembesi, Pusat Pemerintahan Kolonial di Jambi
PERANAN LEMBAGA ADAT DALAM MELESTARIKAN BUDAYA MELAYU JAMBI Supian Ramli; selfi mahat putri; Fatonah Fatonah
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora Vol. 1 No. 2 (2017): Desember
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (498.696 KB) | DOI: 10.22437/titian.v1i2.4227

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan data kualitatif melalui pendekatan sejarah, mengandalkan data kepustakaan dan wawancara.untuk mengetahui dan menggali sejarah dan peranan lembaga adat melayu Jambi dalam membantu pemerintahan guna melestarikan budaya melayu Jambi. Fokuskan penelitian ini pada kajian peran lembaga adat dalam melestarikan budaya melayu Jambi.Pemahaman tentang perananan dan eksistensi lembaga adat melayu Jambi sebagait mitra pemerintah dalam pembangunan bidang kebudayaan. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa lembaga adat memiliki peranan yang penting dalam pembagunan. Lembaga adat melayu Jambi merupakan mitra pemerintah dan pembangun dan menggampil kebijakan-kebijakan yang menyangkut mayarakat Jambi. Lembaga adat memberi masuk-masukan dan pembinaan-pembinaan pada norma-norma, nilai-nilai budaya masyarakat Jambi. Simpulannya, lembaga ada dan pemerintahan bermitra bersama-sama menciptakan lingkungan yang kondusif demi terciptanya kedamaian dan lancarnya pembangunan di Jambi. Kata kunci: LAM, lembaga adat, melayu Jambi, peranan, adat, budaya.
FILOSOFI DAN AKTUALISASI SELOKO ADAT DI BUMI TANAH PILIH PUSAKO BETUAH KOTA JAMBI Supian Ramli
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora Vol. 2 No. 1 (2018): Juni 2018
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (441.713 KB) | DOI: 10.22437/titian.v2i1.5213

Abstract

Seloko Adat merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari tradisi, adat dan budaya melayu Jambi. Setiap kegiatan atau upacara adat, utamanya dalam prosesi dan rangkaian kegiatan pernikahan hingga acara walimat al-‘ursy, Seloko Adat senantiasa diperdengarkan kepada masyarakat, sebagai “bumbu” dan “hiasan” kegiatan syara’ dan syar’iyyah. Bagi sebagian masyarakat, kegiatan upacara adat dan Seloko Adat hanyalah merupakan ucapan dan kegiatan formalitas, padahal sesungguhnya upacara dan Seloko Adat merupakan kalimat atau kegiatan yang kaya makna, kaya filosofi, serta kaya nilai-nilai religius yang dapat menjadi pedoman untuk diaktualisasikan dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Dewasa ini upacara dan Seloko Adat semakin digalakkan, bahkan di bumi Tanah Pilih Pusako Betuah Kota Jambi, kegiatan tersebut menjadi himbauan Pemerintah Kota Jambi, sehingga upaya tersebut harus pula diiringi dengan pembukuan atau penulisan Seloko Adat tersebut, pemahaman makna filosofi dari Seloko Adat serta aktualisasinya dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Penelitian ini berupaya membukukan Seloko Adat, aspek-aspek penting dari Seloko Adat, mengungkapkan makna filosofi Seloko Adat hingga bagaimana aktualisasinya bagi masyarakat Melayu, khususnya di Kota Jambi
EKSISTENSI DAN PENERAPAN HUKUM ADAT MELAYU DI KOTA JAMBI Fatonah Nurdin; Supian supian; Denny Defrianti
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora Vol. 2 No. 02 (2018): Desember 2018
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.227 KB) | DOI: 10.22437/titian.v2i02.6082

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan data kualitatif melalui pendekatan ekstrinsik, yaitu pandangan dan penilaian peneliti dari kacamata netral guna mengetahui dan memahami eksistensi dan penerapan hukum adat melayu di Kota Jambi, selain itu juga bertujuan untuk memahami sejarah hukum adat melayu Jambi. Fokus penelitian ini adalah eksistensi dan penerapan hukum adat melayu di kota Jambi. Dengan menggunakan metode deskriptif dalam ranah kebudayaan. Latar belakang dari penelitian ini adalah dimulai dari melihat proses lahirnya sejarah hukum adat melayu Jambi dan apa mendasari hukum adat bagi masyarakat melayu Jambi hingga eksistensi dan penerapannya. Jika hukum negara penerapannya hanya bisa menagati masalah. Maka hukum adat melayu mampu menyelesaikan masalah. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa sejak masuknya di Jambi hukum adat melayu Jambi belandaskan pada ajaran Islam. Pucuk induk undang nan lima menjadi dasar hukum adat melayu Jambi. Selain itu dikenal empat ragam adat melayu Jambi. Semua ketentuan adat bersumber pada Al-qur’an dan hadist. Hal ini tercermin pada pepatah adat “adat bersendi syarak, syarak bersendi kitabullah.” Dan seloko adat “syarak mengato, adat memakai.” Simpulannya, Hukum adat melayu memiliki peranan yang sangat penting bagi mayarakat Jambi sebagai pedoman dan kontrol sosial masyarakat melayu di kota Jambi disamping hukum negara. Dengan demikian, dengan adanya kesadaran hukum adat sehingga terciptanya keselarasan dan ketertiban yang terdapat dalam masyarakat.
Sejarah Nahdlatul Ulama (NU) Provinsi Jambi dan Perannya Terhadap Tradisi dan Budaya Melayu Supian
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora Vol. 3 No. 2 (2019): Desember 2019
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (655.385 KB) | DOI: 10.22437/titian.v3i2.8176

Abstract

Tulisan ini mendalami bagaimana sejarah berdiri dan berkembangnya Nahdlatul Ulama (NU) di Provinsi Jambi dan bagaimana peran NU dalam perkembangan dan eksistensi Tradisi dan Budaya Melayu di Jambi. Seringkali dipahami dan dinyatakan bahwa NU didirikan oleh kiyai dan ulama tradisionalis, sebagai garda depan dalam menjaga tradisi dan budaya Islam, sehingga menjadi sangat relevan ketika meneliti bagaimana peran NU dalam eksistensi dan pengembangan budaya melayu, khususnya budaya melayu Jambi. Keberadaan adat, tradisi dan budaya melayu Jambi yang ditopang oleh jargon “adat bersendi syara’, syara’ bersendi kitabullah” merupakan adat, tradisi dan budaya yang harus berbasiskan agama (Islam). Sehingga penting untuk dilihat bagaimana peran agama (Islam) khususnya NU, dalam pengembangan dan termasuk mempertahankan adat, tradisi dan budaya melayu ditengah arus pemahaman yang cenderung memutus mata rantai adat, tradisi dan budaya tersebut. Secara kultural, mayoritas masyarakat melayu adalah NU, maka itu berarti juga bahwa adat dan budaya melayu tersebut juga berasal dari kultural NU, sehingga perlu ditelisik nilai-nilai religius dan islami yang ada dalam adat dan budaya melayu tersebut.
RIMBA SINKRETIS: The Intersection of Islamic Spirituality in the Local Beliefs of the Indigenous Peoples of Makekal Hulu in Merangin District, Jambi Province Supian Supian; Mohammad Muspawi
Journal of Contemporary Islam and Muslim Societies Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : UIN Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/jcims.v6i1.11189

Abstract

Abstract: Rimba sinkretis is a set of teachings and beliefs in the Jambi indigenous community, which shows a mixture of elements or understandings with other religions (Islam), which is revealed to be a belief. The ethnographic approach is known to be suitable for elemental and cultural studies. This study reveals three crucial topics: First, there isa meeting point of local religion with Islam which is believed to have been mixed since the syncretic decades through the common teachings and beliefs of one god (monotheism). Second, the meeting point of beliefs that have spiritual similarities to Islam, both in religious expressions and prayers to God, includes Lâ Ilâha Illallâh, Muhammad Rasûlullah, Bismillâh, Salamikum, Allâh Akbar, and Yâ Allâh, so that it does not conflict with their teachings as Muslims. Third, the beliefs of the Orang Rimba community in an almighty God named Allah Ta‘ala, the two prophets named Adam and Muhammad, malakat orang meru as the unseen (spirits), bilik (heaven) and nereko (hell) as places of torment for doso (sin) and pahalo (goodness), baheulo (gods) as jinn and demons, balik ke henteu as the afterlife, Halam Robah as the day of judgment and the orang bek kebudi as good and pious people (ulama). Keywords: Rimba Sinkretis, intersection of Islamic spirituality, local religion, indigenous people
Ma'had Al-Mubarak Al-Islami Tahtul Yaman Jambi and Malaysian Santri in the Malay Kinship System Supian; K.A. Rahman
Proceeding International Conference on Malay Identity Vol. 1 (2020): Desember 2020
Publisher : Jurusan Sejarah, Seni, dan Arkeologi, FKIP, Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (524.177 KB)

Abstract

This research reveals Malay cultural kinship in the ASEAN region, especially in Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam which can be seen in the exchange of students or santri from several allied countries who study or study in neighboring countries, such as Malaysian and Bruneian students. Darusalam who studied and memorized the Koran at Ma'had Al-Mubarak Al-Islami Litahfizhil Quran Al-Karim Tahtul Yaman Jambi. The large number of students from the neighboring country in Jambi is not only an element of kinship and cultural closeness among allied nations but also have their own motivation because of the kinship. This research will look at how the condition of Ma'had Al-Mubarak Al-Islami Litahfizhil Quran Al-Karim Tahtul Yaman Jambi and the motivation of these students so they choose and feel at home studying in Jambi. This motivation consists of a number of affinities such as language, religious schools or sects as well as customs and culture, so that they feel comfortable and feel at home studying in Jambi. Ma'had Al-Mubarak Al-Islami is interesting because it is the destination for students from Malaysia and Brunei Darussalam to study in Jambi. Keywords: Kinship, Culture, Motivation, Students, Santri
The Existence of Hajj Tale as a Cultural Identity in Tigo Luhah Semurup, Kerinci Regency Supian Supian; Denny Defrianti; Fatonah
Proceeding International Conference on Malay Identity Vol. 1 (2020): Desember 2020
Publisher : Jurusan Sejarah, Seni, dan Arkeologi, FKIP, Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (260.538 KB)

Abstract

This research is a descriptive qualitative research with a social theory approach. The purpose of this research is to find out the existence and application of the tale haji tradition as a cultural identity in Tigo Luhah Semurup, Kerinci Regency. This tradition has been carried out from generation to generation until now, this is done as a form of gratitude to Allah SWT as the chosen people to worship in the holy land of Mecca. The lengthy process and journey to the holy land makes the poems sung full of meaning containing prayers and hopes to Allah SWT so that prospective pilgrims who will depart can leave their hometowns in peace and be given safety and smoothness in carrying out the pilgrimage, while for the families left behind are still given consolation and support to await the arrival of the families who depart for the holy land. This tradition produces a sense of togetherness, the spirit of mutual cooperation, sincerity, affection, kinship and cohesiveness among the local community. The conclusion from this research is that the implementation of the tale haji tradition is a sacred form as a cultural identity in Tigo Luhah Semurup, until now the community believes in maintaining and preserve it as a legacy of hereditary traditions. the activity of the haji butale tradition gave birth to noble values ??as strengthening and bonding values ??for family relations, togetherness, mutual cooperation, sincerity, sincerity and affection in the Tigo Luhah Semurup community, Kerinci district.Keywords: Hajj Tale, Tradition, Cultural Identity