Claim Missing Document
Check
Articles

The Genetic Diversity of Bali Sardinella (Sardinella lemuru) Caught at Bali Strait and Its Possible Relation to The Ocean Circulation Sartimbul, Aida; Hendiari, I Gusti Ayu Diah; Arthana, I Wayan; Kartika, Gde Raka Angga; Winata, Victor Adi; Pranowo, Widodo Setiyo; Susanto, Raden Dwi; Rohadi, Erfan; Muslihah, Nurul; Yona, Defri; Iranawati, Feni
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 17 No. 2 (2025): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jipk.v17i2.56670

Abstract

Graphical Abstract Highlight Research A low sequence divergence of lemuru between Bali Strait and the northern latitude. S. lemuru migration route through ITF will maintain its nucleotide variation. The high haplotype diversity of lemuru is a testament to its adaptability. S. lemuru's high haplotype diversity supports their stock recovery in the Bali Strait. Two sardine species are morphologically and genetically highly distinct, even though they prefer overlapping water mass conditions from each other. Abstract Sardinella lemuru is known as the native pelagic fish of the Bali Strait. However, its presence has recently become challenging to find. This study aimed to validate S. lemuru using molecular taxonomy and link it to water circulations for sustainable management. It is the first study of relatively complete sequence data on S. lemuru in the Bali Strait. A total of 47 sequences were amplified using the control region gene of mitochondrial DNA. Other S. lemuru (n = 4) and Amblygaster sirm (n = 12) sequences were retrieved from GenBank. Low sequence divergence is observed in clade-1 of S. lemuru across the Bali Strait, Manado-Sulawesi, and Kudat-Malaysia. This is probably due to its migration using the main Indonesian ThroughFlow (ITF). There is an evolutionary divergence between two groups of S. lemurs, measuring 35.3%±4.1. The first signs of these cryptic groups were found at Canggu and Prigi, with 87 base-pair differences between the two groups. This study also presents strong evidence that A. sirm prefers overlapping water mass conditions with S. lemuru in the Bali Strait but is morphologically and genetically distinct. Notably, three samples of A. sirm in Kedonganan-Bali are clustered with other A. sirm locations passed by the primary and secondary South China Sea throughflow. The high genetic diversity of S. lemuru among Bali Strait sites demonstrates its adaptive ability, with scattered single-frequency haplotypes. The adaptive ability traits of S. lemuru support its stock recovery. The stock recovery recommendation is based on finding S. lemuru’s adaptive traits within their populations in suitable habitats and climatic conditions
Karakteristik Struktur Lapisan Termoklin Di Laut Andaman Dalam 4 Monsun Selama 1 Tahun Rahmatullah, Amri; Asmoro, Nuki Widi; Azis, Muhammad; Pranowo, Widodo Setiyo; Setiyadi, Johar
Buletin Oseanografi Marina Vol 13, No 1 (2024): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v13i1.54877

Abstract

Suhu air laut menjadi salah satu parameter penting dalam bidang oseanografi. Salah satunya adalah termoklin, yaitu lapisan perairan dengan perubahan suhu yang cepat diantara lapisan yang berbeda. Karakteristik laut Andaman banyak yang belum diulas terutama pengaruh periodisitas monsun terhadap struktur lapisan termoklin. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif dengan data model dari Copernicus. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik struktur lapisan termoklin di laut Andaman. Hasil pengolahan data menunjukkan lapisan termoklin dalam 4 monsun secara menyeluruh. Sebaran batas atas termoklin berada pada kisaran kedalaman 13,47-109,73 m dan suhu antara 29,87-20.36˚C. Sebaran batas bawah berada pada kisaran kedalaman antara 130,67-155,85 m dan suhu antara 23,85-16,83˚C. Karena didominasi pengaruh monsun sehingga batas atas termoklin terdangkal ditemukan pada monsun Peralihan I dan batas bawah paling dalam pada monsun Timur dan Peralihan II.  Struktur lapisan termoklin berada pada rentang ketebalan termoklin dari 17,4-80,28 m dan rata-rata ketebalan termoklin sebesar 47,18 m. Ketebalan maksimum ditemukan pada monsun Peralihan I dengan ketebalan hingga 80,28 m. Peningkatan ketebalan termoklin pada Monsun Peralihan I terjadi akibat pengaruh angin, SPL yang meningkat  dan masuknya Equatorial Jet yang membawa arus lebih hangat dan East Indian Current (EIC) yang berputar tetap searah jarum jam di Utara Laut Andaman.The sea temperature is one of the important parameters in oceanography. One of them is the thermocline, which is a layer of water with rapid temperature changes between different layers. Many characteristics of the Andaman Sea have not been reviewed, especially the effect of monsoon periodicity on the structure of the thermocline layer. This research uses descriptive quantitative research methods with model data from Copernicus.  This study aims to identify and analyze the characteristics of thermocline layer structure in the Andaman Sea. The results of data processing show the thermocline layer in 4 monsoons as a whole. The distribution of the upper boundary of the thermocline is in the range of 13.47-109.73 m depth and temperature between 29.87-20.36˚C. The lower boundary distribution is in the range of depths between 130.67-155.85 m and temperatures between 23.85-16.83˚C. Due to the dominant influence of monsoon, the shallowest upper thermocline was found in the first monsoon and the deepest lower thermocline in the second monsoon.  The thermocline layer structure ranges in thermocline thickness from 17.4-80.28 m, with an average thermocline thickness of 47.18 m. The maximum thickness is found in the Transitional I monsoon with a thickness of up to 80.28 m. The increase in thermocline thickness in Monsoon Transitional I occurs due to the influence of winds, increased SPL and the entry of the Equatorial Jet which brings warmer currents and the East Indian Current (EIC) which rotates clockwise in the North of the Andaman Sea.
Karakter Tinggi Gelombang Laut di Laut Natuna Pada Periode Waktu ENSO (Tahun 2012 s/d 2022) Azhari, Ferian; Pranowo, Widodo Setiyo; Hendra, Hendra; Umam, Choirul
Buletin Oseanografi Marina Vol 13, No 1 (2024): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v13i1.54992

Abstract

Laut Natuna merupakan jalur pelayaran internasional yang strategis yang menghubungkan Asia Timur dan Samudera Hindia. Untuk menjamin keamanan dan keselamatan dalam jalur pelayaran dan kegiatan kemaritiman tentu diperlukan diperlukan informasi yang jelas dan akurat tentang parameter fisik kelautan salah satunya kondisi gelombang laut. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh El-Nino Southern Oscillation (ENSO) terhadap gelombang laut di perairan Laut Natuna dan menganalisis nilai korelasi antara nilai ENSO dan gelombang laut di daerah tersebut. Penelitian ini menggunakan data gelombang laut (SWH dan Hmax), nilai Southern Oscillation Index (SOI), dan nilai Oceanic Niño Index (ONI). Penelitian menggunakan data dalam rentang waktu dari tahun 2012 hingga 2022, dengan mengambil data saat terjadinya fenomena ENSO. Lokasi penelitian ini terletak di perairan Laut Natuna dengan batas koordinat 2030’ LU – 8045’ LS dan 103018’ BT – 109030’ BT dan mempergunakan 5 (lima) stasiun pengamatan dari 169 stasiun pengatan yang menjadi domain penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ENSO memiliki pengaruh terhadap gelombang laut di perairan Laut Natuna, dengan nilai korelasi antara nilai SOI dengan nilai gelombang memperlihatkan hubungan dengan klasifikasi sangat lemah hingga cukup kuat dengan nilai korelasi tertinggi r = -0,41 pada stasiun pengamatan 27. Untuk nilai korelasi antara nilai ONI dengan nilai gelombang memperlihatkan korelasi yang lebih baik dengan klasifikasi lemah hingga kuat dengan nilai korelasi tertinggi r = -0,74 pada stasiun pengamatan 91. Gelombang tinggi di perairan Laut Natuna lebih cenderung terjadi pada waktu monsun barat / monsun Asia pada bulan Desember, Januari, dan Februari. Penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang hubungan antara ENSO dan gelombang laut di perairan Laut Natuna. Informasi ini berguna bagi pihak yang berkepentingan dalam mengambil keputusan terkait aktivitas di sekitar perairan Laut Natuna, seperti pelayaran dan kegiatan ekonomi maritim lainnya. The Natuna Sea is a strategic international shipping lane connecting East Asia and the Indian Ocean. To ensure security and safety in shipping lanes and maritime activities, clear and accurate information is needed about marine physical parameters, one of which is the condition of sea waves. This study aims to study the effect of El-Nino Southern Oscillation (ENSO) on sea waves in the Natuna Sea waters and to analyze the correlation value between ENSO values and sea waves in that area. This study uses ocean wave data (SWH and Hmax), Southern Oscillation Index (SOI) values, and Oceanic Niño Index (ONI) values obtained from the official website pages of each institution/institution. The study uses data spanning from 2012 to 2022, by taking data when the ENSO phenomenon occurred. The research location is located in the waters of the Natuna Sea with coordinate boundaries 2030' N - 8045' S and 103018' E - 109030' E and 5 (five) shelter stations of 169 control stations which are the research domain. The results showed that ENSO had an influence on sea waves in the Natuna Sea, with a correlation value between the SOI value and the value of the waves emitting a relationship with a very weak to moderately strong classification with the highest correlation value r = -0.41 at observation station 27. For the value the correlation between the ONI value and the wave value reveals a better correlation with a weak to strong classification with the highest correlation value r = -0.74 at observation station 91. High waves in the waters of the Natuna Sea are more likely to occur during the west monsun / the Asian monsoon in December, January and February. This research provides a better understanding of the relationship between ENSO and ocean waves in the Natuna Sea. This information is useful for interested parties in making decisions regarding activities around the waters of the Natuna Sea, such as cruise ships and other maritime economic activities.
ANALISA PROFIL DASAR LAUT DAN KARAKTERISTIK SEDIMEN MENGGUNAKAN MULTIBEAM ECHOSOUNDER DI PERAIRAN JAKARTA asmoro, nuki widi; Manik, Henry Munandar; Umam, Choirul; azhari, Ferian; Pranowo, widodo setiyo; Kurniawan, Muhammad Azis; Setiyadi, Johar; Prihantoro, Andi Exyas
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 22, No 1 (2024)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32693/jgk.22.1.2024.843

Abstract

Profil dan karakteristik sedimen dasar laut menjadi informasi penting dalam kegiatan pengerukan alur Pelabuhan. Dasar sedimen yang bervariasi dan area pengerukan yang luas harus dapat dipetakan, serta dianalisa secara tepat agar memudahkan kegiatan pengerukan. Teknologi multibeam echosounder(MBES) dapat digunakan untuk mendeteksi kedalaman dan merekam data pantulan dasar laut, yang kemudian diproses menjadi mozaik pantulan sehingga membantu mengidentifikasi jenis dan morfologi dasar laut. Penelitian ini dilaksanakan di alur Pelabuhan Rukindo perairan Jakarta yang merupakan ordo khusus dengan kedalaman bervariasi. Penelitian ini dilakukan menggunakan data in situ MBES dengan menganalisis nilai hamburan balik (backscatter) metode Angular Range Analysis dan Sediment Analysis Tools (ARA&SAT) dimana hubungan hamburan balik sangat erat dengan ukuran butiran sedimen. Validasi dilaksanakan dengan pengambilan sedimen, menggunakan grab sample sebanyak 12 titik di area penelitian, kemudian melaksanakan pengujian contoh sedimen di laboratorium untuk menghasilkan klasifikasi sedimen skala wenthworth. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran hasil pengujian sedimen dengan nilai backscatter MBES dan hasil penelitian ini diharapkan menjadi dasar pengklasifikasian sedimen halus berdasarkan nilai backscatter di laut Jakarta. Hasil dari penelitian ini didapatkan nilai intensitas sedimen dari backscatter MBES antara -15 db s.d -30 db dengan 3 klasifikasi sedimen yang didominasi oleh sedimen pasir halus. Berdasarkan nilai backscatter MBES diharapkan diketahui klasifikasi jenis sedimen sehingga berkontribusi untuk perencanaan pengerukan alur pelabuhan terkait dengan jenis substrat bawah laut sehingga kegiatan pengerukan dapat dilakukan dengan aman dan efektif.
Peramalan Kerapatan Air Laut (Densitas) Selama Dua Belas Hari Menggunakan Model Regresi: Studi Kasus Laut Timor. Asmoro, Nuki Widi; Pranowo, Widodo Setiyo; Aji, Tri; Rahmatullah, Amri
Jurnal Kelautan Nasional Vol 19, No 1 (2024): APRIL
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jkn.v19i1.12766

Abstract

Laut Timor adalah salah satu perairan strategis yang penting untuk kegiatan pelayaran kapal selam. Informasi akurat tentang nilai densitas di perairan Laut Timor masih sangat terbatas dan sulit dilakukan secara tepat. Penelitian ini menggunakan 6 stasiun observasi yang dianggap mewakili daerah penelitian untuk melihat karakteristik sekitar daerah penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi nilai densitas air laut di Laut Timor dengan regresi linear menggunakan data model Copernicus Marine Environment Monitoring Service (CMEMS) sebagai variable independent dan data in situ World Ocean Database (WOD) sebagai variable dependent di lapisan permukaan, lapisan thermocline dan lapisan dalam. Komputasi yang digunakan untuk menentukan nilai densitas menggunakan persamaan TEOS-10 UNESCO yang telah diinstall di Ocean Data View (ODV) dan hasilnya digunakan untuk pembangunan persamaan regresi menggunakan modul Analysis Toolpak yang telah diinstall di Microsoft excel. Data yang digunakan meliputi posisi, kedalaman, salinitas, suhu pada kedalaman tertentu, kemudian dilakukan forecasting model secara statistika untuk memprediksi densitas air laut di Laut Timor selama 12 hari di lapisan permukaan, lapisan Termoklin dan lapisan  dalam. Penelitian ini penting karena nilai densitas laut yang akurat sangat diperlukan dalam mendukung pelayaran kapal selam, terutama dalam hal navigasi dan keseimbangan hidrostatik. Hasil penelitian ini berupa nilai forecasting estimasi nilai densitas pada 3 lapisan kedalaman pada lapisan permukaan nilai tertinggi 1.021,8 kg/m³ dengan nilai rata-rata MAPE 0,25% dan lapisan Termoklin densitas tertinggi 1.024,79 kg/m³ dengan nilai rata-rata MAPE 1,65% dan laut dalam densitas tertinggi 1.032,30 kg/m³ dengan nilai rata-rata MAPE 0,021%. Diharapkan bahwa penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif dalam pengembangan ilmu pengetahuan -oseanografi di Laut Timor.
Analisa Upwelling dan Downwelling Berdasarkan Data Vertical Current Velocity dan Konsentrasi Klorofil-A (Studi Kasus di Selat Ombai) Kurniawan, Muhammad Azis; Hendra, Hendra; Agustinus, Agustinus; Pranowo, Widodo Setiyo; Astika, I Made Jiwa
Jurnal Kelautan Nasional Vol 18, No 3 (2023): DESEMBER
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jkn.v18i3.12767

Abstract

Selat Ombai adalah selat yang menghubungkan Laut Banda menuju Laut Sawu. Hidrodinamika di wilayah perairan Selat Ombai sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis dari perairan disekitarnya, beragamnya variasi kondisi geografis inilah yang menyebabkan terjadinya beberapa fenomena sirkulasi di lautan yang kompleks seperti upwelling dan downwelling. Penilitian ini bertujuan menganalisa fenomena upwelling dan downwelling yang terjadi di Selat Ombai menggunakan data model vertical current velocity dan Konsentrasi klorofil-a yang di dapatkan dari situs data Marine Copernicus (CMEMS). Dalam penelitian ini dilakukan proses analisa data model selama periode satu tahun (2021). Fenomena upwelling tertinggi terjadi pada Bulan September 2021 sebesar 7,9x10-4 m/detik yang terjadi pada kedalaman 155,85 meter dan menuju ke kedalaman 7,93 meter. Sedangkan fenomena downwelling tertinggi terjadi pada Bulan Maret 2021 sebesar -2,5x10-4 m/detik yang terjadi pada kedalaman 33,43 meter dan menuju ke kedalaman 109,73 meter. Konsentrasi klorofil-a terbesar yaitu pada Bulan Desember 2021 sebesar 0,67 mg/m3.
Implementing Random Forest Algorithm in GEE: Separation and Transferability on Built-Up Area in Central Java, Indonesia Rudiastuti, Aninda W.; Lumban-Gaol, Yustisi; Silalahi, Florence E. S.; Prihanto, Yosef; Pranowo, Widodo S.
JOIV : International Journal on Informatics Visualization Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Society of Visual Informatics

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30630/joiv.6.1.873

Abstract

Measuring the status of achievement of the SDGs is the task and concern of many countries in the world, including Indonesia. Indicators for achieving the SDGs enclose three main pillars, namely environmental, economic, and social. The updated land use/land cover information is needed for environmental pillars. One imperative land cover information is built-up land, which acts as a detector for expanding urban areas and measuring SDGs' target indicators. Indonesia's cultural diversity affects the distribution pattern of built-up land, especially settlements. This is a challenge in the up-to-date and rapid mapping of built-up land. This research aims to analyze the ability and transferability of the Random Forest model for built-up areas and settlements using Google Earth Engine (GEE) in Banyumas, Cilacap, and Tegal. Around 19 predictors from multi-sources satellites are integrated to identify four land cover classes. Discussion on predictor composition to improve model accuracy also carried on. The results showed that the algorithm separated four land cover classes, with the highest accuracy for separating water bodies and other classes (vegetation and open land), OA above 90%. Machine confusion regarding the separation between housing classes and other buildings was still found (F1 score 0.67 - 0.69). Applying the model to the other two areas resulted in a similar statistical trend to the trained model. However, the classification method developed in this paper can assist in the rapid description of land cover if up-to-date data from official sources are not available.
Co-Authors ., Kamija ., Ramawijaya A. Adi, Rizky ABIMANYU, ALIN Achmad Noerkhaerin Putra Adrianto, D Adrianto, Dian Adriyanto, Agus Adventari, Tara Agung Bimantara, Agung Agung Kurniawan Agung Kurniawan Agustina, Lisa Asyifa Agustinus Agustinus Ahmad Yusron, Ahmad Aida Sartimbul Akbar, Agya Muhammad Al Hakim, Buddin Alan Frendy Koropitan Alfahmi, Furqon Andi Rahman ANDIKA Anggara, Purry Djati Anggriawan Maydwika, Dhedy Anindya Wirasatriya Apriyanto, I Nengah Putra Aprizon Putra Arifiyanto Arifiyanto, Arifiyanto Armansyah, Dodik Arochim Ashar Muda Lubis Asmoro, Nuki Widi Asryanto, Asryanto Awaluddin Awaluddin Ayi Tarya Ayuningsih, Tarisa Lestari Azhari, Ferian Azhari, Ferian Azhari azies, ibnu Azies, Ibnu A. Azies, Ibnu Abdul Budi Purwanto Budi Sukoco, Nawanto Budi, Nawanto Cahyono, Sigit Candrasa Choirul Umam, Choirul Christiani Somba, Devaky D. Cahyadi, Ferry D. Puspita, Candra Defri Yona Denny Nugroho Sugianto Dewantono, L Dharma, Candrasa Surya Dirgantara, Octav Djati Anggara, Purry Dony Apdillah Dwi Haryo Ismunarti Dwi Heriyanto E. Diputra, Ardian Egaputra, Afif Arwin Eka Putra, I Wayan Sumardana Elis Indrayanti Engki Andri Kisnarti Erfan Rohadi Fa'u, Yosepine Cinta Tyas Gusti Fadhilah, Affan Fahim, Akhmad Faradiva Eka Putri, Destiana Fathurrahman K., M. Febriana, Azizah Feni Iranawati, Feni Fernandhy, Hangga Ferry Setiawan Fuad, M. Arif Zainul Gde Raka Angga Kartika Gentio Harsono Gultom, Feri Habibullah, Ahmad Dhuha Hanafi, Rahmat Handoko, Dadang Harahap, Syawaluddin Hariyadi, Hariyadi Harmoko, Faiza Hascaryo, Anom Hatmaja, Rahaden Bagas Hawati, Hawati Hendiari, I Gusti Ayu Diah Hendra Hendra Hendrawan Setiadi, Hendrawan Henry Munandar Manik Herho, Sandy Herlina Ika Ratnawati, Herlina Ika Herunadi, Bambang Heryoso Setiyono Hidayat , Heru Syamsul Hirmawan, Agus Husrin, Semeidi I Made Jiwa Astika I Wayan Arthana Ilham, Ilham Imam Fatoni, Khoirol Indra Kusuma, Yohanes Irwanto, Bambang Iskandar Izzaturrahim, Muh. Hafizh Jantarto, Dwi Jatmiko, Bagus Jusup Suprijanto Kamija, Kamija Kencono, Dolok Joko Khair, Deirus Rizki Koswara Koswara, Koswara Krisnanto, Wahyu Fajar Kurniawan, Edityo Dwi Kurniawan, Muhammad Azis Kusuma, Bayu Hendra Kusumah, Gunardi Kusumawardani, Anastasia R. T. D. L. Tobing, Christian Latifah, Laila Lelalette, Johanis Dominggus Lukman Hakim Lukman, Annisa Aulia Lumban-Gaol, Yustisi M. Furqon Azis Ismail Madawanto, Yanu Malik, Kurnia Mardi Wibowo Mario Putra Suhana Martin, Toufiq Melissa Bonauli, Melissa Monang S, Sahat Monang, Sahat Monang. S, Sahat Mudho, Hendrik Trio Muhammad Azis MUHAMMAD BAKRI Muhammad Helmi Muhammad Ramdhan Muhammad Zainuri Mulia Purba Mutiara Syah Putri, Khansa Napitupulu, Gandhi Novi Susetyo Adi, Novi Susetyo Nur Aini, Fikri Nurjumanis, Amanda Nurul Khakim Nurul Muslihah Oktavianto, Eka Arif Prasetyo, Irawan Pratama , Brachmantiyo Rachman Prihantoro, Andi Exyas Puliwarna, Tunggul Purba, Noir Purmono, Purmono Purwanto Purwanto Putra, I Wayan Sumardana Eka Putra, Iska Rahayu, Shafira Primasty Rahmatullah, Amri Ratnasari, Syarifah Leila Rawi, Sofyan Restu Wardani Retri Harito, Rusito Rikha Bramawanto Riyadi, Nur Rizki Khair, Deirus Ronaldy, Tomy Rosidah - Rudiastuti, Aninda W. Ryanto, Fauzan Novan Sabhan Sabhan Santosa, Yoyok Nurkaya Santoso, Agus Iwan Setiyadi, Johar Setyawan, Fahreza Okta Silalahi, Florence E. S. Solly Aryza Subekti Mujiasih Sugiyanto, Dedi Sukoco, N. Budi Sukoco, Nawanto Budi Sumardana, I Wayan Eka Sunarto Sunarto Sunaryo Sunaryo Supriatna Supriatna Supriyant, Taufiq Supriyanto, Taufiq Supriyono Susanto, Raden Dwi Susilo, Iwan Hendra Sutarto Sutarto Syarifah Hikmah Julinda Sari Tangeb, I. Gede Yussupiartha Sas Tanto, Try Al Tasdik Mustika Alam, Tasdik Mustika Tinus, Agus Tisiana Dwi K, Anastasia Rita Tonny Adam Theoyana Tri Aji Triatmojo, Yudha Putra Triono, Yoyok Umam, Choirul Umam Velly Asvaliantina, Velly Viv Djanat Prasita Wahyu, Inge Eka Nur Wibowo , Yusuf Wicaksono, Krias Ridho Widisanto, Harso Widjo Kongko, Widjo Widodo, Kukuh Suryo Winata, Victor Adi Winona Abigail Wirasantosa, Sugiarta Wisha, Ulung Jantama Yasra, Ezikri Yosef Prihanto, Yosef Yulianto Yulianto Yusuf Awaludin, Muhammad YUSUF WIBOWO