Abstrak Stunting adalah salah satu masalah gizi kronis yang mayoritas terjadi pada balita di Indonesia. Prevalensi stunting di Indonesia masih sangat tinggi yaitu mencapai 32,8% pada balita. Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya stunting antara lain kurangnya pengetahuan ibu tentang kesehatan dan gizi sebelum, saat hamil dan setelah melahirkan sehingga dapat menyebabkan berkurangnya dalam pengasuhan anak. Salah satu Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati yang cukup banyak masalah stunting adalah Desa Wonorejo. Pengabdian masyaraka ini menggunakan metode penyuluhan kader posyandu dan deteksi dini stunting melalui pengukuran berat badan dan tinggi badan pada balita. Hasil deteksi dini stunting pada balita didapatkan sebanyak 10 responden mengalami gizi kurang (83,3%) dan 2 responden normal (16,7%). Gizi kurang karena ada 2 faktor yaitu faktor internal antara lain usia, jenis kelamin dan jumlah asupan gizi balita sedangkan faktor eksternal seperti pola asuh orang tua, faktor ekonomi keluarga dan kondisi lingkungan tempat tinggal. Oleh karena itu sebagian besar kader belum sepenuhnya memahami pentingnya stunting sehingga pengukuran berat badan dan tinggi badan tidak rutin dilaksankan pada saat kegiatan posyandu. Kesimpulan: Kader posyandu harus mengukur berat badan dan tinggi badan secara rutin setiap bulan dan mencatat pengukurannya di KMS serta dari pihak puskesmas juga diharapkan rutin untuk memantau dan membina kader. Kata Kunci: balita, kader, stunting Abstract Stunting is a chronic nutritional problem that mostly occurs in toddlers in Indonesia. The prevalence of stunting in Indonesia is still very high, reaching 32.8% among children under five. One of the factors that causes stunting includes the mother's lack of knowledge about health and nutrition before, during pregnancy and after giving birth, which can lead to reduced child care. One of the Tlogowungu sub-districts, Pati Regency which has quite a lot of stunting problems is Wonorejo Village. This community service uses the method of counseling posyandu cadres and early detection of stunting through measuring body weight and height in toddlers. The results of early detection of stunting in toddlers showed that 10 respondents were malnourished (83.3%) and 2 respondents were normal (16.7%). Malnutrition is caused by 2 factors, namely internal factors including age, gender and the amount of nutritional intake of toddlers, while external factors such as parenting patterns, family economic factors and living environmental conditions. Therefore, most cadres do not fully understand the importance of stunting, so weight and height measurements are not routinely carried out during posyandu activities. Conclusion: Posyandu cadres must measure their weight and height regularly every month and record their measurements in the KMS and the puskesmas is also expected to routinely monitor and develop cadres. Keywords: toddlers, cadres, stunting