Claim Missing Document
Check
Articles

Overview of Anxiety Levels Among the Elderly at Puskesmas Haur Gading, Kota Amuntai Agustiana, Faulita; Tasalim, Rian
PROMOTOR Vol. 8 No. 2 (2025): APRIL
Publisher : Universitas Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/pro.v8i2.1076

Abstract

The elderly are vulnerable to psychological disorders such as anxiety, which negatively impact their quality of life. The increasing number of elderly people in Indonesia, including in Kota Amuntai, highlights the importance of focusing on their mental health. Unfortunately, mental health facilities and services for the elderly at Puskesmas Haur Gading remain limited. This study aims to describe the anxiety levels of the elderly at Puskesmas Haur Gading. The research method used is descriptive quantitative with a cross-sectional approach. The study sample consisted of 40 elderly individuals aged 60 and over, selected through purposive sampling. The instrument used was the Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A) questionnaire, and the data were analyzed using frequency distribution and percentage.The results showed that 47.5% of respondents experienced moderate anxiety, 30% mild anxiety, 17.5% had no anxiety, and 5% experienced severe anxiety. Factors such as social support, physical health, and access to healthcare services influenced respondents' anxiety levels. In conclusion, the majority of elderly at Puskesmas Haur Gading experienced moderate anxiety. Comprehensive interventions, including family and community support, and improved mental health services, are needed to reduce anxiety levels among the elderly in this area.
Hubungan durasi tidur dengan tekanan darah pada lansia hipertensi Muthi’ah, Maryam Al; Tasalim, Rian; Mahmudah, Rifa’atul; Manto, Onieqie Ayu Dhea
Journal of Health Research Science Vol. 5 No. 01 (2025): Journal of Health Research Science
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34305/jhrs.v5i1.1471

Abstract

Latar Belakang: Hipertensi merupakan penyakit kronis yang umum pada lansia dan menjadi penyebab utama morbiditas serta mortalitas global. Di Indonesia, prevalensi hipertensi pada lansia mencapai 63,2%. Salah satu faktor yang mempengaruhi tekanan darah lansia adalah durasi tidur. Gangguan tidur, seperti insomnia dan durasi tidur pendek, dapat berdampak pada tekanan darah. Di Puskesmas Cempaka Putih Banjarmasin, lebih dari 900 lansia terdiagnosis hipertensi, dengan gangguan tidur yang berpotensi memperburuk kondisi mereka. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara durasi tidur dan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di Puskesmas Cempaka Putih Banjarmasin.Metode: Desain cross-sectional dengan purposive sampling, melibatkan 68 lansia hipertensi. Data dikumpulkan melalui observasi dan alat pengukur tekanan darah. Analisis data menggunakan uji korelasi Spearman.Hasil: Hasil analisis menunjukkan tidak terdapat hubungan signifikan antara durasi tidur dan tekanan darah (koefisien korelasi = -0,018, p-value = 0,887).Kesimpulan: Kesimpulan dari penelitian ini yaitu tidak terdapat hubungan signifikan antara durasi tidur dan tekanan darah. Oleh karena itu, disarankan agar responden tetap memperhatikan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kesehatan jantung dan tekanan darah, seperti pola makan yang sehat, aktivitas fisik yang teratur, serta manajemen stres.
Pengobatan Hipertensi Dengan Menggunakan Jelly Semangka Tasalim, Rian; Mahmudah, Rifa’atul; Riduansyah, Muhammad; Rahim, Aulia; Nabila, Azzahra; Nastasya, Difa; Fatmawati, Fatmawati; Azura, Muhammad Syawal; Yamani, Namira Talitha; Nazmi, Nurlina; Sarinda, Sarinda; Anisa, Serli; Nada, Yasyiefa
Majalah Cendekia Mengabdi Vol 3 No 2 (2025): Majalah Cendekia Mengabdi
Publisher : CV. Wadah Publikasi Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63004/mcm.v3i2.456

Abstract

Pendahuluan: Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang signifikan dengan prevalensi yang terus meningkat, terutama di negara berkembang. Pengobatan hipertensi secara konvensional sering kali disertai efek samping, sehingga diperlukan alternatif yang lebih alami. Semangka (Citrullus lanatus) dikenal memiliki kandungan sitrulin yang dapat membantu menurunkan tekanan darah. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi efektivitas Jelly semangka dalam menurunkan tekanan darah pada lansia. Metode: Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) ini dilaksanakan dengan metode partisipatif, melibatkan lansia di yayasan Banjarmasin. Kegiatan meliputi edukasi tentang manfaat semangka, pelatihan pembuatan jelly semangka, dan pemantauan rutin tekanan darah peserta selama 30 hari. Data yang dikumpulkan dianalisis untuk mengevaluasi perubahan tekanan darah dan respons terhadap konsumsi Jelly semangka. Hasil: Hasil menunjukkan bahwa 70% peserta mengalami penurunan tekanan darah yang signifikan setelah konsumsi Jelly semangka selama 30 hari. Pengetahuan dan keterampilan peserta dalam mengolah semangka juga meningkat, yang diiringi dengan perubahan perilaku dalam mengelola tekanan darah secara lebih alami. Simpulan: Program PKM ini berhasil menunjukkan bahwa Jelly semangka dapat menjadi alternatif alami yang efektif dalam menurunkan tekanan darah. Edukasi dan pelatihan yang diberikan juga meningkatkan kapasitas masyarakat dalam mengelola kesehatan mereka secara mandiri.
Faktor komunikasi dalam pelaksanaan discharge planning dengan kepatuhan pasien konsumsi obat Faturrahman, Wazhia; Basit, Mohammad; Wijaksono, M. Arief; Tasalim, Rian
Health Sciences and Pharmacy Journal Vol. 9 No. 1 (2025)
Publisher : STIKes Surya Global Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32504/hspj.v9i1.1169

Abstract

Kepatuhan konsumsi obat menjadi faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengobatan. Discharge planning dengan komunikasi yang jelas memainkan peran perawatan dan kepatuhan konsumsi obat. Komunikasi discharge planning yang baik membuat pasien memahami dan patuh terhadap konsumsi obat. Tujuan pada penelitian ini untuk mengetahui faktor komunikasi dalam pelaksanaan discharge planning dengan kepatuhan pasien konsumsi obat di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin. Metode penelitian kuantitatif ini menggunakan rancangan korelasional, mengeksplorasi bagaimana faktor komunikasi mempengaruhi kepatuhan pasien mengonsumsi obat. Jumlah sampel yang ditetapkan yaitu sebanyak 88 orang yang diperoleh dengan teknik purposive sampling. Pengambilan data menggunakan kuesioner faktor komunikasi dischare planning dan kuesioner MGLS untuk kepatuhan mengonsumsi obat. Analisis data dilakukan dengan uji statistic Chi Square. Sebagian besar berada pada umur 19-30 tahun dengan pendidikan terakhir SMA dengan pekerjaan paling banyak adalah swasta. Kategori indikator faktor komunikasi dalam pelaksanaan discharge planning yang paling tinggi adalah Kejelasan (Clarity) sebanyak 99,71% dan Kapasitas atau Kemampuan Audiens (Capability of the Audiens) sebanyak 100%. Indikator yang paling rendah yaitu Saluran (Channel) hanya sebanyak 57,19%. Mayoritas pasien dalam kepatuhan konsumsi obat kategori tinggi mendapatkan komunikasi dengan kategori baik 76 responden (86,4%). Hasil Analisa uji didapatkan nilai p 0,000 yang artinya ada hubungan faktor komunikasi dalam pelaksanaan discharge planning dengan kepatuhan pasien konsumsi obat pasien rawat inap di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh.
The Relationship Between Illness Perception and Religiosity on Medication Adherence Among Type 2 Diabetes Mellitus Patients at Puskesmas Lampihong Helenisa, Helenisa; Manto, Onieqie Ayu Dhea; Cynthia Eka F. T, Cynthia Eka F. T; Tasalim, Rian
INDOGENIUS Vol 4 No 2 (2025): INDOGENIUS
Publisher : Department of Publication of Inspirasi Elburhani Foundation Desa. Pamokolan, Kecamatan Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56359/igj.v4i2.565

Abstract

Background & Objective: Adherence to medication is a key factor in controlling Diabetes Mellitus; however, challenges in patient compliance are still frequently encountered. Illness perception and religiosity have been shown to have a significant impact on adherence levels. Preliminary data from Lampihong Health Center indicate an increase in DM cases, yet medication adherence remains low, highlighting the need for an in-depth study of the influencing factors. This study aims to analyze the relationship between illness perception and religiosity and their impact on medication adherence among patients with type 2 diabetes mellitus receiving treatment at the Lampihong Health Center. Methods: This study employs a cross-sectional design with a descriptive correlational approach. A total of 30 type 2 DM patients were selected using an accidental sampling technique. Data were collected using the Illness Perception Questionnaire, Religious Involvement Questionnaire, and the Morisky Medication Adherence Scale. Pearson correlation tests were used for data analysis. Results: A significant relationship was found between illness perception and religiosity with medication adherence (p < 0.05). Patients with positive illness perceptions and higher religiosity levels tend to have better medication adherence. Conclusion: A positive illness perception and high religiosity can enhance medication adherence in type 2 DM patients. These findings provide a basis for developing interventions that consider psychosocial and spiritual aspects in the management of DM at the local level.
Relationship Between Education Level and Elderly Compliance in Hypertension Treatment in The Work Area of Datah Kotou Community Health Center Triani, Rina; Tasalim, Rian; Rahman, Subhannur; Wijaksono, Muhammad
INDOGENIUS Vol 4 No 2 (2025): INDOGENIUS
Publisher : Department of Publication of Inspirasi Elburhani Foundation Desa. Pamokolan, Kecamatan Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56359/igj.v4i2.589

Abstract

Background & Objective: Hypertension is a common health issue among the elderly, with prevalence increasing as age advances. According to data from the WHO, approximately 1.13 billion people worldwide suffer from hypertension, with the elderly being the most vulnerable group. Poor management of hypertension can lead to serious complications such as stroke, heart failure, and chronic kidney disease. Adherence to treatment is crucial to prevent these complications. However, many elderly individuals, especially those with low education levels, struggle to understand medical instructions and the importance of medication. This study aims to analyze the relationship between education level and adherence to hypertension treatment among the elderly in the working area of Puskesmas Datah Kotou, Puruk Cahu. Methods: This research employs a quantitative design with a cross-sectional approach. The sample consists of 30 elderly individuals diagnosed with hypertension, and data were collected through a questionnaire measuring education level and adherence using the Morisky Medication Adherence Scale (MMAS-8). Results: The results indicate that 83.3% of respondents have a low education level (elementary school), and 63.3% show low adherence to treatment. Statistical analysis reveals a significant relationship between education level and adherence, with a correlation coefficient of 0.691 and a p-value of 0.000. Conclusion: This study concludes that education level significantly affects the adherence of the elderly to hypertension treatment, highlighting the need for more effective health education interventions.
EDUKASI PEMBERIAN REBUSAN DAUN SALAM PADA PASIEN HIPERTENSI DIDESA PAKU ALAM KECEMATAN SUNGAI TABUK Bardiansyah, Dian; Tasalim, Rian; Redina Cahyani, Ardhia; Diar, Diar; Shandika Ade Pratiwi, Eka; Nathalia Dano, Febby; Fitriani, Lia; Naim, Rico; Saldilawaty, Saldilawaty; Ayu Widyasari, Tya
Batik-MU : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2023): Batik-MU
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48144/batikmu.v3i1.1384

Abstract

Abstrak Lansia adalah seseorang yang berusia lebih dari 60 tahun dan kurang mampu dalam menafkahi diri sendiri dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hipertensi atau dikenal dengan tekanan darah tinggi adalah kondisi dimana pembuluh darah mengalami peningkatan secara menerus. Mengetahui tingkat pengetahuan lansia yang mengalami hipertensi terhadap rebusan daun salam untuk membantu menurunkan tekanan darah. Pemecahan masalah yang sesuai adalah community development. Program pengabdian dilakukan melalui 3 tahapan yaitu tahap persiapan,tahap pelaksanaan,dan tahap evaluasi. Sasaran yaitu masyarakat terutama pada lansia RT 01,02, dan 03 didesa paku alam kecamatan sungai tabuk secara khusus hasil kegiatan data lansia yang didapatkan yaitu laki-laki 8 orang perempuan 27 orang total 35 orang. Mayoritas masyarakat di desa paku alam kecamatan sungai tabuk pada RT 01, 02, dan 03 didapatkan hasil pengkajian dan pemeriksaan tekanan darah terhadap lansia, penyakit terbanyak yang diderita lansia RT 01, 02, dan 03 adalah hipertensi. Pretest (sebelum) diberikan edukasi mengenai materi daun salam dan demonstrasi cara pembuatan rebusan daun salam diperoleh pengetahuan baik 63,4 % dan setelah penyuluhan materi hipertensi dan demonstrasi cara pembuatan rebusan daun salam pada 40 peserta didapatkan hasil posttest (sesudah) pengetahuan baik diperoleh 80,5%. Ada pengaruh sebelum dan sesudah tingkat pengetahuan lansia terhadap edukasi pemberian rebusan daun salam. Kata kunci : Banjarmasin, Community development, Daun salam, lansia, hipertensi Abstract Elderly is someone who is over 60 years old and unable to support themselves in meeting their daily needs. Hypertension, also known as high blood pressure, is a condition in which blood vessels increase continuously. Knowing the level of knowledge of elderly people with hypertension about bay leaf decoction to help lower blood pressure. The appropriate problem solver is community development. The service program is carried out through 3 stages, namely the preparation stage, the implementation stage, and the evaluation stage. The target is the community, especially the elderly RT 01,02 and 03 in Paku Alam Village, Sungai Tabuk Sub-District, specifically the results of the activities of the elderly obtained are 8 men, 27 women, a total of 35 people. the majority of the people in Paku Alam Village, Sungai Tabuk Subdistrict at RT 01, 02, and 03 obtained healing results and blood pressure checks for the elderly, the most common disease suffered by the elderly in RT 01, 02, and 03 was hypertension. Pretest (before) given education regarding bay leaf material and a demonstration on how to make bay leaf decoction, good knowledge was obtained 63.4% and after counseling on hypertension material and demonstration of how to make bay leaf decoction to 40 participants obtained posttest results (after) good knowledge was obtained 80 , 5%. There is an influence before and after the level of knowledge of the elderly on the education of giving bay leaf decoction. Keywords: Banjarmasin, Community development, Bay leaves, elderly, hypertension
JIGSAW PUZZLE JIGSAW PUZZLE GAME GROUP ACTIVITY THERAPY TO IMPROVE ELDERLY SOCIAL INTERACTION ABILITY IN LOK BAINTAN VILLAGE IN RT 02, BANJAR DISTRICT: TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK JIGSAW PUZZLE GAME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DI DESA LOK BAINTAN DALAM RT 02 KABUPATEN BANJAR Idres, Ahmad Habibi; Anggraini, Afni; Aisah, Nur; Irma Nur Aina, Siti; Tasalim, Rian; Anshor, A
Batik-MU : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2023): Batik-MU
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48144/batikmu.v3i1.1408

Abstract

Old age is the last stage of life that humans go through, where at this time a person experiences physical, mentally, and social decline little by little so that he cannot carry out his daily tasks anymore (declination stage). Feelings of inferiority experienced by the elderly result in the elderly feeling inferior and reduced in their social interactions. Lack of social interaction can lead to feelings of loneliness in the elderly. Loneliness is a feeling of discomfort associated with a desire to have more contact with other people. The consequences of feeling lonely can cause stress, depression, and an unstable mental status. Based on the results of a survey conducted by our group in the village of Lok Baintan Dalam RT 02, there are many elderly people who have experienced a decrease in their social interactions and most of the elderly just stay silent in their respective homes. The service activities that we do to overcome the problems of social interaction in the area are by doing jigsaw puzzle group activity therapy (GAT). Jigsaw puzzle therapy is carried out because in this game it can train cooperation, thinking skills, train coordination between the elderly, train reason, and also patience. The results of this service activity after the GAT was carried out, the ability of the elderly's social interaction increased as evidenced by the results of the social interaction questionnaire which showed the results of the social interaction of the elderly in the area in the good category
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK TERAPI MINI GAMES UNTUK KOGNITIF LANSIA Fadillah, Andrian; Arselina, A; Setiani, Eri; Riduansyah, Muhammad; Ani, Ni Kadek; Tasalim, Rian; Mahmudah, Rifa'atul; Stephanie Victoria, Sheilla
Batik-MU : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2024): Batik-MU
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48144/batikmu.v4i1.1741

Abstract

Menjadi tua adalah proses alamiah yang terjadi sejak permulaan kehidupan dan telah melalui tiga tahap kehidupan yaitu anak, dewasa dan lansia. Saat memasuki masa tua, seseorang akan mengalami perubahan-perubahan diantaranya terjadi perubahan pada fisik, perubahan pada kognitif, perubahan pada spiritual dan psikososial. Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan fungsi kognitif pada Lansia baik melalui metode farmakologi ataupun non farmakologi. Banyak terapi yang dapat di lakukan untuk meningkatkan kognitif dan fisik lansia seperti terapi aktivitas kelompok bermain mini games, Terapi bermain diharapkan akan berpartisipasi aktif dalam perilaku bermain dengan meyakini kekuatan terapeutik bermain, dan terdiri dari pendekatan terpadu yang melibatkan aktivitas seperti musik, karya seni, bahasa atau sastra, latihan fisik, permainan kognitif, ruang tamu, dan permainan tradisional. Metode pemecahan masalah yang diterapkan adalah dengan mengadakan kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok yang di sebut dengan Terapi Mini Games untuk Kognitif Lansia di PPRSLU Budi Sejahtera, kegaiatan ini di laksanakan selama 1 hari pada hari Kamis 30 November 2023 di PPRSLU Budi Sejahtera Banjarbaru. Hasil menunjukkan bahwa Penerapan terapi aktivitas kelompok bermain mini games ini meningkatkan kemampuan kognitif, yang dibuktikan dengan hasil dari MMSE yang menunjukkan fungsi kognitif lansia meningkat.
PENGARUH TERAPI TEBAK GAMBAR DAN PERMAINAN KARTU (KUARTET) UNTUK MENINGKATKAN SOSIALISASI PASIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL DI RUANG PROGRAM KHUSUS NAPZA PRIA RUMAH SAKIT JIWA SAMBANG LIHUM: PENGARUH TERAPI TEBAK GAMBAR DAN PERMAINAN KARTU (KUARTET) UNTUK MENINGKATKAN SOSIALISASI PASIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL DI RUANG PROGRAM KHUSUS NAPZA PRIA RUMAH SAKIT JIWA SAMBANG LIHUM Tasalim, Rian; Arselina, A; Elieser, Elieser; Fatimah, Siti; Sakinatus Kholidah, Wahidatun
Batik-MU : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2024): Batik-MU
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48144/batikmu.v4i1.1857

Abstract

Abstrak Pasien dengan isolasi sosial mengalami gangguan dalam berinteraksi, tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain, menghindar dari orang lain. Isolasi sosial dapat memberikan dampak seperti narsisisme atau mudah marah, melakukan hal yang tak terduga atau impulsif, memberlakukan orang lain seperti objek, halusinasi, defisit perawatan diri hingga melakukan bunuh diri. Permainan kuartet merupakan salah satu permainan yang dapat melatih keterampilan dan digunakan untuk memotivasi dan juga meningkatkan kemampuan berinteraksi. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi tebak gambar dan permainan kartu (kuartet) untuk meningkatkan sosialisasi pasien dengan isolasi sosial. Metode kegiatan ini melalui pendekatan yaitu analisis kondisi wilayah sasaran, identifikasi masalah, merencanakan intervensi dan melaksanakan implementasi. Media promosi yang digunakan menggunakan kartu. Hasil dari uji paired sample t-test didapatkan bahwa nilai sig. (2-tailed) < α 0,05 yang menunjukkan ada perbedaan signifikan antara pre-test dan post-test yang dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh terapi tebak gambar dan permainan kartu (kuartet) pada pasien isolasi sosial terhadap kemampuan sosialisasi pasien. Kesimpulan kegiatan ini yaitu ada pengaruh terapi tebak gambar dan permainan kartu (kuartet) untuk meningkatkan sosialisasi pasien dengan isolasi sosial di Ruang Program Khusus Napza Pria Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum. Kata kunci: isolasi sosial; napza; terapi tebak gambar Abstract Social isolation can have impacts such as narcissism, doing unexpected things or impulsivity, treating others like objects, hallucinations, self-care deficits to suicide. Quartet games are one of the games that can train skills and are used to motivate and also improve interaction skills. This activity aims to determine the effect of picture guessing therapy and card games (quartets) to improve the socialization of patients with social isolation. The method of this activity is through an approach, namely analyzing the conditions of the target area, identifying problems, planning interventions and carrying out implementation. The promotional media used used cards. The results of the paired sample t-test showed that the sig. (2-tailed) < α 0.05 which shows that there is a significant difference between the pre-test and post-test which can be concluded that there is an effect of picture guessing therapy and card games (quartets) on social isolation patients on the patient's socialization ability. The conclusion of this activity is that there is an effect of picture guessing therapy and card games (quartets) to improve the socialization of patients with social isolation in the Male Drug Special Program Room of Sambang Lihum Mental Hospital. Keywords: drugs; picture guessing therapy; social isolation
Co-Authors Agustiana, Faulita Agustina, Rita Agustria Vista Dewi Ahmad Hidayat Ahmad Syahlani, Ahmad Aisyah Pratiwi, Aisyah Amaliah, Meina Anggraini, Afni Ani, Ni Kadek Anisa, Serli Anshor, A Ardhia Redina Cahyani Ardhia Redina Cahyani Arini Arini Arselina, A Asari, Arisna Sulistika Attusholikha, Imro Augustaf Surya Ayaturahmi Ayaturahmi Ayu Widyasari, Tya Azizah, Rahmah Iva Azna Yuliana Azna Yuliana Azura, Muhammad Syawal Bagus Rahmat Santoso Bakhtiar Bardiansyah, Dian Bulkis, Siti Cahyani, Ardhia Redina Cynthia Eka F. T, Cynthia Eka F. T Dahliyana, Dahliyana Dede Mahdiyah, Dede Devina, Trisna Dewi Purnama Sari Diar, Diar Dwi Sogi Sri Redjeki Dyan Fitri Nugraha Elieser Elieser Erna Rochmawati, Erna Erna Sari Fadillah, Andrian Faisal Rahman Fatmawati, Fatmawati Faturrahman, Wazhia Fitriani, Lia Gaghauna, Eirene E M Gaghauna, Eirene E.M. Gaghauna, Eirine EM Hami, Fachriyal Hariadi Widodo hasanah, Noor Helenisa, Helenisa Heriyanti, Citta Ayunda Hilma Aulia Husna, Jum’atul HUSNUL KHOTIMAH iadnyana W, I Putu W Ida Ayu Putu Sri Widnyani Idres, Ahmad Habibi Ilhamsyah Imro Atussholikha Indrawijaya, I Ketut Irawan, Angga Irma Nur Aina, Siti Irwansyah Irwansyah Jihan Fahira Juwarsih, Fifi Karen Ardana Putri Katarina Sembiring Khalifah, Sarini Laila Kotdriah Fitriani LATIFAH Latifah Latifah Lembang, Ria Andini Taruk Lestari, Lina Rahma Made Aditya Affanda MAHMUDAH, RIFA'ATUL Mahmudah, Rifa’atul Maimunah, Maimunah Manto, Onieqie Ayu Dhea Mawadah, Nurul Melanda, Nila Melati, Bunga Mohammad Basit Mohammad Basit Mohammad Basit, Mohammad Mohtar, M. Sobirin Muhammad Basit, Muhammad Muhammad Malik Pajar Muhammad Riduansyah Muliadi, Darmah Munawarti, Sabrina Muthi’ah, Maryam Al Nabila, Azzahra Nada, Yasyiefa Nadia, Dita Nahdia, Gusti Katrin Naim, Rico Nastasya, Difa Nathalia Dano, Febby Nazmi, Nurlina Noor Hikmah Noorlinda, Noorlinda Norsyehan Norsyehan, Norsyehan Noval Noval Novela, Nurwidya Novita Kurnia Sari Nur Aisah Nur Hidayah NURUL HIDAYAH Nurul Huda Nurvela, Ain Onieqie Ayu Dhea Manto Paul Joae Brett Nito Pebriana, Olvia Putri Pratama, Ari Sandy Pratiwi Putri, Sinta Priwijaya, Ardianto puspita, dela Rahim, Aulia Rahmawati, Rahmawati Raihana Rabiatul Adawiyah Rainy Maulida Putri Ramadani, Dilla Futri Ramadani, Hamsudin Rapika, Nor Redina Cahyani, Ardhia Riduansyah, Muhammad Rifa’atuk Mahmudah Rizqi, Maulidha Camelia Rosalina, Nadya Rusadi, Framita Sakinatus Kholidah, Wahidatun Saktya Yudha Ardhi Utama Saldilawaty, Saldilawaty Salshabela, Daviena Sari, Rani Normaya Sarinda, Sarinda Sa’diah, Halimatus Sembiring, Rinawati Setiani, Eri Shandika Ade Pratiwi, Eka Shanti Wardaningsih Siti Fatimah Sri Suryaningsih Sri Suryaningsih Ningsih Stephanie Victoria, Sheilla Subhannur Rahman Subhannur Rahman Subhannur Rahman Subhannur Rahman Subhannur Rahman, Subhannur Sugeng, Santoso Sugiarto Sugiarto Sundari, Rini Kresti Susanti, Amelia Suwardi, M. Sandi Triani, Rina Umi hanik Fetriyah, Umi hanik Waisnawa, I Putu Wiadyana Widiantari, Ni Ketut Wijaksono, M. Arief Wijaksono, M. Arif Wijaksono, Muhammad Wijaksono, Muhammad Arief Wiliani, Erma Wineiniati, Noni Yamani, Namira Talitha Yulia Puspita Sari Zulliati Zulliati