Claim Missing Document
Check
Articles

MENANAMKAN NILAI-NILAI KARAKTER PANCASILA DALAM PEMBENTUKAN GENERASI GOOD CITIZENSHIP DI SMK TERPADU, BOGOR Sri Utaminingsih; Mas Fierna Janvierna Lusie Putri; R. Dede Siswandi
Abdi Laksana : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3, No 2 (2022): Edisi Mei
Publisher : LPPM Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/al-jpkm.v3i2.20291

Abstract

Pendidikan dewasa ini harus bisa berfungsi ikut membangun kapasitas bangsa sebagai manusia pembelajar, sehingga bisa andal dan percaya diri dalam percaturan global sekarang, serta rancangan ke masa depan. Proses pendidikan dianggap berkualitas jika proses belajar mengajar berjalan secara efektif dan bermakna. Kegiatan pengabdian kali ini berlangsung dengan siswa/i SMK Taruna Mandiri 1 sebagai sasarannya, tujuan dari dilakukannya pengabdian kali ini adalah untuk menanamkan nilai-nilai karakter pancasila dalam pembentukan generasi Good Citizenship dapat membantu peserta didik menumbuhkan kesadaran terhadap niai-niai pancasila dalam kehidupan sehari hari di sekolah maupun dilingkungan masyarakat kemudian juga meningkatkan kepedulian sosial dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan terhadap peserta didik dan masyarakat khusunya di SMK Taruna Terpadu 1, Bogor. Manfaat dari pengabdian kali ini yakni untuk menambah wawasan generasi penerus bangsa terhadap nilai-nilai karakter pancasila dalam pembentukan generasi Good Citizenship dapat membantu peserta didik menumbuhkan kesadaran terhadap niai-niai pancasila dalam kehidupan sehari hari di sekolah maupun dilingkungan masyarakat. Metode yang digunakan adalah ceramah dan diskusi. Hasil dari pengabdian ini yakni dari penyampaian materi-materi menegenai nilai-nilai karakter Pancasila untuk membentuk masyarakat good citizenship tersebut dilakukan secara reguler dengan berbagai model, media dan metode pembelajaran yang beragam. Adapun kedepannya setelah sosialisasi dari pengabdian ini siswa akan dibiasakan untuk melakukan civic literacy berisi tiga tahapan penting yaitu tahapan sebelum membaca, ketika membaca dan setelah membaca.Kata kunci : Pendidikan, Karakter, good citizenship
Harmonisasi Kerukunan Hidup Etnis Melayu dan Tinghoa dalam wujud sila Persatuan Indonesia di Kabupaten Bangka Selatan Aris Destriadi; Roni Rustandi; Mas Fierna Janvierna Lusie Putri
SOSIETAS Vol 12, No 2 (2022): SOSIETAS: JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/sosietas.v12i2.52796

Abstract

Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui Harmonisasi kerukunan hidup etnis melayu dan tionghoa di wilayah kecamatan Toboali Kabupaten Bangka Selatan. Rumusan Masalah pada penelitian ini adalah: bagaimana Harmonisasi Kerukunan Hidup antara etnis Melayu dan Tionghoa Dalam Wujud Sila Persatuan Indonesia di wilayah Kabupaten Bangka Selatan Khususnya di Kecamatan Toboali. Metode Penelitian adalah kualitatif. Hasil penelitian dan pembahasan yang sudah peneliti paparkan tentang Harmonisasi Kerukunan Hidup Etnis Melayu dan Tionghoa Dalam Wujud Sila Persatuan Indonesia di Kabupaten Bangka Selatan dapat disimpulkan bahwa; (1) Proses kehidupan antara etnis melayu dan tionghoa yang sangat Harmonis, (2) tidak pernah terjadi konflik ditengah kehidupan walaupun perbedaan dari sisi adat atau budaya, agama, ekonomi, pendidikan, maupun politik. Yang utama adalah mereka memiliki semboyan sendiri yang lahir dari kehidupan mereka yang sudah berlangsung sangat lama yakni dengan istilah Thongin Fangin Jit Jong yang artinya melayu maupun tionghoa sama saja, tidak ada perbedaan sama sekali bagi kedua etnis.
Peran Mata Pelajaran PKn dalam Membangun Kecakapan Sosial Peserta Didik Mas Fierna Janvierna Lusie Putri; Yatti Rosmiati
Jurnal PADMA: Pengabdian Dharma Masyarakat Vol 3, No 2 (2023): PADMA APRIL 2023
Publisher : Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/jpdm.v3i2.29633

Abstract

Tujuan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dosen ini adalah sebagai tridharma dan memberikan penyuluhan tentang pentingnya memiliki karakter kevakapan social bagi peserta didik.  Peradaban budaya dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah suatu hal yang tidak dapat di pungkiri. Bangsa Indonesia tentunya menginginkan majunya perkembangan di segala bidang. Namun ada hal yang tidak boleh terlupakan bahwa pendidikan sebagai tempat, wadah dan sekolah menjadi lembaga tempat membina keselarasan antara berkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan peradaban budaya, social, agama serta lainnya. Salah satunya adalah mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan sebagai mata pelajaran yang menjadi utama dalam pembentukan keterampilan, kecakapan baik moral, etika, perilaku, serta social. Pengabdian ini dilaksanakan   di SMA IT An-Naafi, Desa Kahuripan, Ciseeng Bogor, dengan penyuluhan ini diharapkan dapat membangun kecakapan social peserta didik. Mata pelajaran PPKn memiliki peran utama dalam membentuk kecakapan social bagi peserta didik. Kecakapan social sebagai keterampilan, sikap/perilaku seseorang dalam berkomunikasi, berinteraksi, bersosialisasi dengan lingkuangan sekitarnya dan kehidupaannya sepanjang masa.   Peserta didik diharapkan memiliki kecakapan bekerja sama dengan orang lain, mengontrol diri, berbagi pikiran dan pengalaman dengan orang lain, rasa empati, menghargai dan menghormati orang lain, tidak melakukan perundungan. Namun dalam membangun kecakapan social harus ada faktor pendukung pengembangan kecakapan sosial peserta didik adalah guru, peserta didik, dan lingkungan. Faktor penghambatnya yaitu keluarga, lingkungan masyarakat, serta dampak kemajuan teknologi, arus budaya barat yang masuk.
MEMBANGUN KEMANDIRIAN SISWA DALAM BELAJAR MENUJU MASYARAKAT GOOD CITIZENSHIP Mas Fierna Janvierna Lusie Putri; Sri Utaminingsih; R Dede Siswandi
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Vol. 10 No. 1 (2023): JURNAL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Publisher : Prodi PPKn FKIP Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/jpkn.v10i1.y2023.p35-43

Abstract

Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan, seseorang akan belajar untuk mandiri. kemandirian adalah kemampuan remaja dalam berpikir, merasakan dan membuat keputusan secara pribadi berdasarkan diri sendiri dibandingkan mengikuti apa yang orang lain percayai. Membangun kemandirian siswa dalam belajar tugas dan kewajiban bagi seorang pendidik. Kemandirian tujuan guru agar siswa belajar mandiri, sesuai dengan tujuan kompetensi inti sikap dalam ranah afektif. Pembelajaran kemandirian sebagai transmisi kewarganegaraan berkaitan erat dengan penanaman tingkah laku siswa dalam belajar dan hidup bermasyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun banyak kendala dalam belajar namun siswa-siswi tetap membangun kemandirian menjadi individu yang mandiri, disiplin, tanggung jawab, mampu menyelesaikan masalah, mengambil keputusan sendiri, inisiatif dan kreatif dalam belajar. Kemandirian juga di dukung oleh faktor ekternal yaitu  guru dan orangtua. Guru selalu memberikan motivasi kepada siswa untuk mandiri dalam belajar, begitupun orangtua selalu memberikan bimbingan, nasehat, serta pantauan kepada anak-anakanya dirumah. Warga negara yang baik, yaitu masyarakat yang  memiliki kecerdasan intelektual, emosional yang baik, kehidupan sosial yang baik, spiritual, rasa bangga terhadap tanah airnya, berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, tumbuh rasa kebangsaan dan cinta tanah air, kepribadian dan akhlak yang baik, bersikap demokratis, mampu bersaing dan berprestasi dalam bidangnya dan kemajuan teknologi dan  komunikasi, terutama bertanggung jawab sebagai generasi muda
Harmonisasi Kerukunan Hidup Etnis Melayu dan Tinghoa dalam wujud sila Persatuan Indonesia di Kabupaten Bangka Selatan Aris Destriadi; Roni Rustandi; Mas Fierna Janvierna Lusie Putri
SOSIETAS Vol 12, No 2 (2022): Sosietas : Jurnal Pendidikan Sosiologi
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/sosietas.v12i2.58696

Abstract

Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui Harmonisasi kerukunan hidup etnis melayu dan tionghoa di wilayah kecamatan Toboali Kabupaten Bangka Selatan. Metode Penelitian adalah kualitatif. Hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa; (1) Proses kehidupan antara etnis melayu dan tionghoa yang sangat Harmonis, (2) tidak pernah terjadi konflik ditengah kehidupan walaupun perbedaan dari sisi adat atau budaya, agama, ekonomi, pendidikan, maupun politik. Yang utama adalah mereka memiliki semboyan sendiri yang lahir dari kehidupan mereka yang sudah berlangsung sangat lama yakni dengan istilah Thongin Fangin Jit Jong yang artinya melayu maupun tionghoa sama saja, tidak ada perbedaan sama sekali bagi kedua etnis.
The Importance of Civic Education Learning on Nationalism in the Era of Globalisation Mas Fierna Janvierna Lusie Putri; Herdi Wisman Jaya; Fidah Nurbayti; Dona Purnama; Yeti Yetnasari
Jurnal Kewarganegaraan Vol 7 No 2 (2023): Desember 2023
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31316/jk.v7i2.5429

Abstract

Abstract In this era of globalization, there are negative and positive impacts that can significantly affect the character or identity of Indonesian society, especially the younger generation and the loss of a sense of nationalism or love for the Republic of Indonesia. Therefore, Civic Education is the basis for the younger generation in Indonesia in responding to the negative impacts of globalization. This research uses a library method that is looking for reliable sources such as scientific journals, research articles and descriptive reports that are relevant. The results of this study indicate that the role of Civic Education is very important for the Indonesian state in this era of globalization, which aims to preserve the character or identity of the Indonesian state and be able to compete with foreign cultures. This has proven to be very important for the Indonesian people, such as the Indonesian people being able to think critically, have innovative and creative and of course obey the rules that apply in Indonesia. Therefore, understanding the role of civic education through the education sector requires synergy between all stakeholders. This will be the main capital needed in the current era of globalization. The term globalization is not a new term or a term of the day. Globalization can also be defined as the process of entering into a world that affects all important aspects of human life. Keyword: Civic Education, Nationalism Attitude, Nationalism in the era of globalization
Peranan Masyarakat Dalam Mengembangkan Nilai Kearifan Lokal di Suku Baduy Mas Fierna Janvierna Lusie Putri; Dwi Septipane; Denti Sulistiawati; Kornelia Efriana Mumung
Jurnal Kewarganegaraan Vol 7 No 2 (2023): Desember 2023
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31316/jk.v7i2.5466

Abstract

Abstrak Artikel ini bertujuan tentang pengembangan nilai kearifan lokal yang berperan di dalam masyarakat suku Baduy. Sebelum pengetahuan modern terkait tentang pengembangan nilai kearifan lokal, masyarakat Indonesia juga telah mengenal tentang konsep pengembangan nilai kearifan lokal di desa Baduy dalam berbagai hal. Artikel ini menggunakan metode kajian sejarah, dengan menggunakan dan mempelajari suatu peristiwa-peristiwa yang atau kejadian-kejadian yang terjadi di masa lalu dengan berdasarkan jejak-jejak yang di hasilkan melalui beberapa tahap seperti diantaranya, heuristik, interpretasi, kritik, dan historiografi. Sehingga, menjelaskan bagaimana kearifan lokal dapat berperan dalam proses masyarakat setempat, dan juga peranan masyarakat dalam pengembangan nilai kearifan lokal ini sangat penting dalam mengimplementasikan di kehidupan bermasyarakat serta mampu menerapkan berbagai hal kebijakan dalam melestarikan kearifan lokal agar dapat berfungsi dengan baik di dalam masyarakat Baduy tersebut. Masyarakat Baduy, memiliki ciri kekhasan dalam cara pandang dan wawasannya mengenai lingkungan masyarakatnya, yang dimana kearifan lokal lebih luas cakupannya. Kearifan lokal dalam masyarakat sangat beragam dan bervariasi dalam pengetahuan, keterampilan, serta tingkah laku yang di lakukan masyarakat tertentu dalam mengembangkan kearifan lokal. Kata Kunci: Peranan, Masyarakat, Kearifan Lokal, Desa Baduy
Bhinneka Tunggal Ika Sebagai Identitas Bangsa Indonesia Mas Fierna Janvierna Lusie Putri; Rannisa Genki Mubarok
Journal of Citizenship Values Vol. 1 No. 1 (2023): Transformasi Harmoni: Kurikulum, Program Pendidikan Karakter, HAM dan Bhineka T
Publisher : STKIP Kusuma Negara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Terdapat beberapa bentuk identitas bangsa Indonesia, yaitu dapat terdiri dari bahasa nasional yang merupakan bahasa Indonesia, lagu nasional yang merupakan Indonesia Raya, bendera bangsa yakni Sang Saka Merah-Putih, hingga hukum dasar bangsa yaitu Undang-Undang Dasar tahun 1945. Dari berbagai bentuk identitas bangsa Indonesia tersebut, maka terbentuklah semboyan bangsa Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika, yang dikenal memiliki arti berbeda-beda tetap satu jua.Perbedaan yang dimiliki Indonesia dari suku hingga agama sudah terjadi sejak zaman nenek moyang, keberagaman dan perbedaan yang terjadi dapat didasarkan pada wilayah maupun kebiasaan dan faktor dari luar masyarakat tertentu. Sehingga, menjadikan Indonesia sebagai negara sekaligus bangsa yang memiliki keberagaman yang dijaga dan dianut. Sebagai bangsa yang memiliki keberagaman itulah, Indonesia memiliki semboyan persatuan yakni Bhinneka Tunggal Ika yang didapatnya dari Kitab Sutasoma yang ditulis oleh Mpu Tantular pada akhir abad ke-14.Penulisan ini bersifat studi pustaka yang menggunakan berbagai bahan bacaan lain sebagai objek utama dari penulisan. Bhinneka Tunggal Ika dan Identitas Bangsa Indonesia yang saling terhubung satu sama lain, juga bermanfaat untuk menambah wawasan maupun kesadaran terhadap keberagaman yang sudah Indonesia miliki sejak lama. Hasil dari penulisan ini yakni terdapatnya pemahaman dan wawasan yang meluas terhadap tema kepenulisan tentang sejarah Bhinneka Tunggal Ika sebagai Identitas Bangsa Indonesia
Ancaman dan Tantangan terhadap Ideologi Pancasila Peni Sekarsari; Hamidah Ulfa Fauziah; Mas Fierna Janvierna Lusie Putri
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Vol. 11 No. 1 (2024): Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan
Publisher : Prodi PPKn FKIP Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penerapan nilai-nilai Pancasila dihadapkan pada degradasi moral generasi muda yang terpengaruh oleh kemajuan peradaban yang sangat pesat sehingga menghilangkan sekat antar bangsa di dunia. Penulisan kajian ini bertujuan untuk menganalisis globalisasi dan krisis moralitas, Pancasila dalam sudut pandang masa kini, tantangan pengamalan nilai-nilai Pancasila, serta pemulihan dan penerapan nilai Pancasila dalam upaya pembentukan moral bangsa. Kajian ini menggunakan pendekatan studi kepustakaan, karena teknik pengumpulan data dalam kajian ini dilakukan dengan menelaah buku dan artikel yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang dibahas. Pancasila merupakan pandangan hidup atau ideologi yang bersumber dari nilai-nilai moral bangsa Indonesia sebelum kemerdekaan, pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam negara masih kurang bahkan jauh dari kata baik. Adanya globalisasi dan modernisasi membuat masyarakat lupa dengan tujuan awal dari reformasi itu sendiri. Globalisasi menyebabkan nilai-nilai Pancasila semakin tenggelam dan dilupakan, sementara di sisi lain hanya dengan pengimplementasian nilai Pancasila maka krisis moralitas bangsa yang disebabkan oleh globalisasi dapat diatasi. Adanya globalisasi membuat integrasi dalam sistem budaya nasional ke dalam sistem budaya global. Generasi penerus bangsa harus meningkatkan Pancasila dengan cara membangkitkan rasa nasionalisme, melestarikan dan mensosialisasikan secara berkelanjutan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dikehidupan bermasyarakat.
Peran Pendidikan Pancasila Dalam Membentuk Karakter Peserta Didik di Sekolah Mas Fierna Janvierna Lusie Putri; Faniya Putriani; Helna Santika; Krisnaufal Nadhif Mudhoffar; Natia Grashella Ananda Putri
Jurnal Kewarganegaraan Vol 7 No 2 (2023): Desember 2023
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31316/jk.v7i2.5576

Abstract

Abstract Pancasila education plays an important role in shaping national character, because quality character will provide a solid foundation for sustainable national development. By making the Pancasila education subject mandatory in schools, it also aims to instill Pancasila values ​​as the basis of the state and philosophy of life for every student in school. The research method used in this journal is literature study. The data used is in the form of literature, books, articles and documents related to Pancasila education in forming character in schools. The results of this research show that Pancasila education has a significant role in shaping the character of students at school. Through Pancasila education, students can understand and form a sense of nationalism, appreciate cultural diversity, and realize their rights and obligations as Indonesian citizens. The implication of this research is the need for more attention to Pancasila education in both formal and non-formal education. Pancasila education must also be carried out systematically and integrated into the curriculum, and supported by innovative and effective learning methods Keywords: Pancasila Education, National Character, Pancasila Values, Formal Education Abstrak Pendidikan Pancasila berperan penting dalam membentuk karakter bangsa, karena karakter yang berkualitas akan memberikan landasan yang kokoh bagi pembangunan bangsa yang berkelanjutan. Dengan diwajibkannya mata pelajaran Pendidikan Pancasila ini di sekolah juga bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan filosofi hidup bagi setiap peserta didik di sekolah. Metode penelitian yang digunakan dalam jurnal ini adalah studi pustaka. Data yang digunakan berupa literatur, buku, artikel, dan dokumen yang berkaitan dengan pendidikan Pancasila dalam membentuk karakter di sekolah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan Pancasila memiliki peran yang signifikan dalam membentuk karakter peserta didik di sekolah. Melalui pendidikan pancasila, peserta didik dapat memahami dan membentuk rasa nasionalisme, menghargai keberagaman budaya, serta menyadari hak dan kewajibannya sebagai warga negara Indonesia. Implikasi dari penelitian ini adalah perlunya perhatian lebih terhadap pendidikan Pancasila baik pada pendidikan formal maupun nonformal. Pendidikan Pancasila juga harus diselenggarakan secara sistematis dan terintegrasi dalam kurikulum, serta didukung dengan metode pembelajaran yang inovatif dan efektif. Kata Kunci: Pendidikan Pancasila, Karakter Bangsa, Nilai-Nilai Pancasila, Pendidikan Formal
Co-Authors Abidin, Raistin Nur Akhirudin, Akhirudin Alinurdin, Alinurdin Amirin, Amirin Andrian, Atik Anggraini, Sofia Ari Muhamad Rahman Arip Rahman Aris Destriadi Bayu Bagus Mulyana Denda Ginanjar Denti Sulistiawati Devi, Lathifah Sandra Dona Purnama Dwi Septipane Elma Rahmawati Faniya Putriani Fidah Nurbayti Hamidah Ulfa Fauziah Handayani, Sri Handayani, Sri Rahayu Hani Nuraeni Haq, Syauqie Dhiyaul Hardi, Ruli Helna Santika Herdi Wisman Jaya Ilham, Muhammad IndahFuji Ningsih Irma, Dasih Jamilah Jamilah Koimah, Siti Mariyatul Kornelia Efriana Mumung Krisnaufal Nadhif Mudhoffar Kurnia, Heri Kurniati, Pat Lamsari, Tarida Latifah Sandra Devi Maemunah, Sari Marvianto, Rachmat Anggi Maulana, Fahmi Mohamad Sutisna Mumung, Kornelia Efriana Natia Grashella Ananda Putri Nur Amalia Zahra Nurbayti, Fidah Nurdiyana Nurhemah, Neng Peni Sekarsari Pudjiastuti, Sri Rahayu Purnama, Dona R Dede Siswandi R. Dede Siswandi Raistin Nur Abidin Rannisa Genki Mubarok Riska Putri Roni Rustandi Rosmiati, Yatti Rumiati, Sri Samsuri Samsuri Sari, Nurullita Saryono Saryono Sasmita, Saepudin Karta Selviani, Fitri Septipane, Dwi Setiawan, Nindya Oktaviani Sigara, Cori Marnika Siswandi, R. Dede Siti Mariyatul Koimah Sri Utaminingsih Sri Utaminingsih Sri Utaminingsih Sugiyanto - SULASTRI Sulastri Sulastri Sulistiawati, Denti Sunarso Sunarso susi susi Suwandi Tajudin Tajudin Tajudin Tajudin, Tajudin Trisnawati, Ika Rahayu Utami, Ichwani Siti Wahyu Hidayat Yatti Rosmiati Yeti Yetnasari Yulita Pujilestari Yunus Bakhtiar Arafat Zahira, Inayah Junika Zahra, Nur Amalia Zulfikar, Gilang