Claim Missing Document
Check
Articles

MENUMBUHKAN RESILIENSI KAUM LANSIA DI SEKOLAH LANSIA TANGERANG Raja Oloan Tumanggor
PROSIDING SERINA Vol. 1 No. 1 (2021): PROSIDING SERINA III 2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (551.04 KB) | DOI: 10.24912/pserina.v1i1.17672

Abstract

The Covid-19 pandemic has had a major impact on all walks of life, including the elderly. Because of their advanced age, they are very susceptible to various diseases. So when there is a vaccination effort from the government to increase the community's immune system, the elderly become a top priority. In addition to physical health factors, the elderly also experience psychological problems during the current pandemic. They experience loneliness because they can no longer socialize with their families and also with fellow elderly because of physical distancing regulations to stem the transmission of the Covid 19 virus. Feelings of loneliness that cannot be overcome can result in stress. If stress continues, it will certainly affect physical health, which may have been suffering from several diseases. To overcome this problem the Protestant Church community in Western Indonesia (GPIB) the Samaria Tangerang Congregation held various activities called the Elderly School. This Elderly School is filled with various activities such as psychoeducation, training and gymnastics. In this PKM, psychoeducation was held about the resilience of the elderly during the pandemic. Resilience is the ability that individuals have in dealing with pressing problems or situations in life, so they can rise again, and look at problems positively. The goal is to help the elderly to be able to face the problems of life and rise again to meet a better future. The Community Service (PKM) which was carried out through Zoom was attended by 30 elderly and filled with presentations, questions and answers and sharing experiences on how the elderly make peace with the problems in their lives, so that they can motivate other fellow seniors
PSIKOEDUKASI PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMA PENABUR JAKARTA DI MASA PANDEMI Raja Oloan Tumanggor
PROSIDING SERINA Vol. 1 No. 1 (2021): PROSIDING SERINA III 2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (771.291 KB) | DOI: 10.24912/pserina.v1i1.17709

Abstract

The Covid-19 pandemic has affected many aspects of people's lives, both from the economic, socio-political and health aspects. In terms of health, this pandemic has not only caused problems in the field of physical health, but also mental health. One of the groups exposed to mental health problems is students at the elementary, middle and college levels. The distance learning system implemented among high school students causes boredom, especially when it is coupled with a lot of assignments from teachers. This makes students bored and stressed. This situation is also experienced by students at SMA BPK Penabur, West Jakarta. Since distance learning was implemented 1.5 years ago, many students have experienced a decrease in motivation in learning, for example various changes in behavior from being diligent to being lazy, because they feel bored staying all day at home. At the time of online learning there are students who do not want to talk and are lazy to carry out lesson assignments. For this reason, students who are still in the youth category need to have adequate learning motivation in order to be able to take part in learning well, so that they can complete their education with good achievements as well. Therefore, the solution that will be offered in this PKM for teenagers is to increase motivation to learn during the pandemic, so that they can not only escape the temptation to be lazy, but also remain eager to learn, especially during the current pandemic. The outputs that will be produced are national proceeding articles, and a popular article in electronic media.Pandemi Covid-19 telah mempengaruhi banyak aspek kehidupan masyarakat baik dari aspek ekonomi, sosial politik dan juga kesehatan. Dari sisi kesehatan pandemi ini tidak hanya.menimbulkan permasalahan bidang kesehatan fisik, tapi juga kesehatan mental. Salah satu kelompok yang terpapar masalah kesehatan mental adalah para pelajar baik tingkat sekolah dasar, menengah maupun perguruan tinggi. Sistem pembelajaran jarak jauh yang dilaksanakan di antara siswa sekolah menengah atas menimbulkan kejenuhan, apalagi ditambah dengan banyak tugas dari guru. Hal ini membuat siswa menjadi bosan hingga stres. Situasi ini juga dialami oleh para siswa di SMA BPK Penabur Jakarta Barat. Sejak diberlakukan pembelajaran jarak jauh sejak 1,5 tahun lalu, banyak siswa mengalami penurunan motivasi dalam belajar, misalnya aneka perubahan perilaku yang sebelumnya rajin menjadi malas, karena merasa bosan tinggal sepanjang hari di rumah. Pada saat pembelajaran daring ada siswa yang tidak mau diajak bicara dan malas melaksanakan tugas pelajaran. Untuk itu para siswa yang masih dalam kategori remaja ini perlu memiliki motivasi belajar yang memadai agar mampu mengikuti pembelajaran dengan baik, sehingga dapat menyelesaikan pendidikannya dengan prestasi yang baik juga. Oleh sebab itu solusi yang mau ditawarkan dalam PKM ini bagi para remaja adalah meningkatkan motivasi belajar pada masa pandemi, sehingga mereka tidak hanya bisa lepas dari godaan untuk malas, tetapi juga tetap bersemangat untuk belajar khususnya di masa pandemi saat ini. Adapun luaran yang dihasilkan adalah artikel prosiding nasional, dan sebuah artikel popular di media elektronik.
STUDI FENOMENOLOGIS ATAS KEBERMAKNAAN HIDUP PADA MUSISI Yen Ni; Raja Oloan Tumanggor; Willy Tasdin
PROSIDING SERINA Vol. 2 No. 1 (2022): PROSIDING SERINA IV 2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (491.333 KB) | DOI: 10.24912/pserina.v2i1.18519

Abstract

Kehidupan musisi tidak selalu indah seperti pencapaian yang diperoleh. Banyak penelitian yang menunjukkan musisi cenderung stres, cemas, dan memiliki gaya hidup yang suka mengkonsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang. Hal ini dapat menyebabkan sindroma ketidakbermaknaan seperti frustasi mencari makna hidup. Untuk itu peneliti ingin melihat kebermaknaan hidup dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya. Jadi masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana para musisi bergumul dengan berbagai persoalan hidup yang dihadapi sehari-hari seperti stress, depresi, dll.. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kebermaknaan hidup pada musisi. Dengan menggunakan metode kualitatif fenomenologis, peneliti menganalisis gejala-gejala (fenomena) yang dialami oleh tiga orang musisi berkaitan dengan kebermaknaan hidup. Penelitian fenomenologis ini menggunakan model analisa fenomenologis interpretatif (interpretative phenomenological analysis-IPA). Penelitian IPA berfokus pada proses interpretasi pada pengalaman pribadi yang unik. Dalam penelitian IPA terjadi dua proses interpretasi, yaitu interpretasi pengalamannya sendiri oleh partisipan dan interpretasi oleh peneliti dari pengalaman partisipan. Hasil dari interpretasi peneliti adalah pemahaman akan makna yang diberikan oleh partisipan untuk pengalaman hidupnya. Subyek dalam penelitian ini sebanyak tiga musisi yang dicoba digali pemahaman diri, pengubahan sikap, dukungan sosial, makna hidup, kegiatan terarah, dan keterikatan dirinya. Hasil analisis menunjukkan bahwa dalam memaknai hidupnya, partisipan didukung oleh berbagai faktor seperti perjuangan untuk menjadi musisi, pekerjaan saat ini, dan berkat yang baik atas karya yang dihasilkan. Selain itu ketiga musisi  berkeyakinan bahwa berbuat baik dan menjadi berkat untuk orang lain juga merupakan salah satu faktor yang mendorong ketiga subjek dalam memaknai hidup mereka. Hal ini karena karya yang mereka hasilkan dapat memberikan dampak baik kepada para pendengar dan menjadi suatu kekuatan juga bagi para subjek untuk tetap berjuang dan bertahan sebagai musisi. 
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN PADA ANAK REMAJA Leonardo Sriwongo; Raja Oloan Tumanggor; Willy Tasdin
PROSIDING SERINA Vol. 2 No. 1 (2022): PROSIDING SERINA IV 2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (126.902 KB) | DOI: 10.24912/pserina.v2i1.18560

Abstract

Persoalan utama yang kerap dihadapi orang tua adalah bagaimana membuat anaknya menjadi manusia yang mandiri baik sejak berusia balita hingga dewasa. Oleh karena itu orangtua berusaha mendampingi anaknya melalui pola asuh yang dirasakan mampu membangun karakter anaknya menjadi manusia yang mandiri. Penelitian ini hendak meneliti hubungan pola asuh orangtua dengan kemandirian anak remaja pada siswa SD, SMP dan SMA dengan cara menguji hubungan pola asuh orang tua dengan kemandirian anak sekolah. Penelitian ini melibatkan 218 orang dari 14 sekolah di 5 wilayah Jakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif non eksperimental dengan menggunakan alat ukur Kuesioner Tipe Pola Asuh dan Kuesioner Kemandirian. Data dianalisis menggunakan metode analisis uji korelasi. Hasil menunjukkan bahwa secara umum, tidak ada korelasi yang signifikan antara pola asuh orangtua terhadap kemandirian anak sebesar r = 0,227 > 0,05 untuk pola asuh ayah, dan r=0,228 > 0,05 untuk pola asuh ibu. Hanya saja terdapat dimensi tertentu dari pola asuh orangtua, yaitu pola asuh ayah memiliki pengaruh terhadap kemandirian anak khususnya menyangkut dimensi perilaku sebesar r = 0,006 < 0,05. Sementara pola asuh ayah tidak berpengaruh terhadap dimensi kemandirian anak dalam hal emosional dan dalam hal nilai. Maka, orangtua yang ingin meningkatkan kemandirian anak sekolah sebaiknya menggunakan pola asuh demokratis dan memahami kondisi, apa yang diperlukan dan perasaan anak setiap waktunya agar perilaku anak dapat terkontrol dengan baik.
PELATIHAN PENINGKATAN SELF REGULATED LEARNING (SRL) SISWA SMA TARSISIUS 2 JAKARTA Raja Oloan Tumanggor
PROSIDING SERINA Vol. 2 No. 1 (2022): PROSIDING SERINA IV 2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (129.528 KB) | DOI: 10.24912/pserina.v2i1.19927

Abstract

Situasi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung saat ini membuat kegiatan pembelajaran siswa SMA masih memberlakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara online seperti teams atau zoom. Para siswa mengalami kendala dalam mengatur (meregulasi) diri dalam mengikuti pembelajaran online. Para siswa kerap lebih tertarik melakukan permainan (game) online dari pada tugas-tugas pelajaran yang dipesankan oleh para guru mereka. Kurangnya kemampunan mengatur diri dalam belajar berakibat pada kurangnya disiplin dalam melaksanakan tugas pembelajaran yang diberikan oleh guru di sekolah. Kurang disiplin dalam mendengarkan materi pembelajaran dan mengerjakan tugas pembelajaran berakibat pada kurangnya penguasaan materi pembelajaran. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya peningkatan regulasi diri dalam belajar (self-regulated learning) bagi para siswa. SMA Tarsisius 2 Jakarta. Untuk mengatasi persoalan ini dilakukan pelatihan self regulated learning bagi siswa-siswi SMA Tarsisius 2 Jakarta. Dalam PKM ini diadakan pelatihan SRL bagi para siswa dengan tujuan agar para siswa lebih dapat mengatur dirinya dalam belajar, khususnya pada masa pandemi saat ini. PKM yang dilakukan lewat zoom ini diikuti 50 orang siswa yang terdiri dari kelas X, XI dan XII dan diisi dengan presentasi, tanya jawab dan sharing pengalaman bagaimana para siswa mengatur diri dalam belajar. Hasil PKM ini diuraikan lebih jelas dalam artikel berikut.
The Role of Village Apparatus to Prevent Early Marriage in Indonesia Agoes Dariyo; Raja Oloan Tumanggor
PALASTREN: Jurnal Studi Gender Vol 15, No 1 (2022): PALASTREN
Publisher : IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/palastren.v15i1.11449

Abstract

ABSTRACTVillage officials (village heads, hamlet heads, village secretaries, village staff) have a strategic role to prevent early marriage in Indonesia. This study uses a qualitative approach with data collection techniques, namely structured interviews based on a question guide. The research subjects involved 9 people consisting of 4 village heads, 4 hamlet heads and 1 village staff. Data analysis techniques using thematic approach (thematic approach) and by using the concept of Urrie Broffenbrenner's ecological systems theory. The results of the study can be concluded that they as village officials can take practical steps, namely; (1) socializing law number 1 of 1974 concerning the minimum age for marriage is 19 years, (2) preventing (forbidding, hindering or hindering) marriage before reaching the age of 19 years, (3) encouraging citizens to participate in compulsory 12 years of education, (4) serving the provision of certificates for residents who take care of marriage dispensation letters, (5) providing special policies for residents to get married immediately, because they were pregnant before marriage. Furthermore, after doing these things, it was also found that (1) the village community has the awareness to marry at least 19 years old, (2) the community has the awareness to improve education, and, (3) the community has the awareness to avoid promiscuity. All the results of this study can be seen in this paper. Key words: village apparatus, preventing early marriage.  ABSTRAKAparatur desa (kepala desa, kepala dusun, sekretaris desa, staf desa) memiliki peran strategis untuk  mencegah perkawinan usia dini di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengambilan data yaitu wawancara terstruktur yang didasarkan pada panduan pertanyaan. Subyek penelitian melibatkan 9 orang yang terdiri dari 4 kepala desa, 4 kepala dusun dan 1 staf desa.  Teknik analisis data dengan menggunakan pendekatan tematik (thematic approach). Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa mereka sebagai aparatur desa dapat melakukan langkah-langkah praktis  yaitu; (1) melakukan sosialisasi undang-undang nomor 1 tahun 1974 mengenai usia minimal menikah adalah 19 tahun, (2) mencegah (melarang, menghambat atau menghalangi) pernikahan sebelum mencapai usia 19 tahun, (3) mendorong warga untuk ikut wajib belajar 12 tahun, (4) melayani penyediaan surat keterangan bagi warga yang mengurus surat dispensasi nikah, (5) memberikan kebijakan khusus bagi warga untuk segera menikah, karena mereka sudah hamil sebelum menikah.  Selanjutnya, setelah melakukan hal-hal tersebut, maka ditemukan pula bahwa  (1) masyarakat desa memiliki kesadaran untuk menikah minimal usia 19 tahun, (2) masyarakat memiliki kesadaran untuk meningkatkan pendidikan, dan, (3) masyarakat memiliki kesadaran untuk menghindari pergaulan bebas.   Semua hasil penelitian ini dapat dilihat dalam tulisan ini. Kata-kata kunci: aparatur desa,  mencegah perkawinan usia dini.  
Pentingkah Efikasi Diri dalam Mempertahankan Keterikatan Kerja Saat Terjadi Restrukturisasi? Yunita Christiana; P. Tommy Y.S. Suyasa; Raja Oloan Tumanggor
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan Vol. 14 No. 1 (2023): Jurnal Psikologi Teori dan Terapan
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jptt.v14n1.p105-113

Abstract

Dampak dari pandemik COVID-19 menyebabkan banyak perusahaan harus melakukan perubahan terutama di elemen struktur organisasi. Perubahan tersebut menimbulkan tuntutan pekerjaan bagi karyawan. Tuntutan kerja merupakan karakteristik pekerjaan yang dapat menimbulkan ketegangan sehingga menjadi variabel yang menghambat peningkatan keterikatan kerja. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan efikasi diri sebagai salah satu sumber daya agar karyawan dapat yakin dan mampu dalam mengatasi tantangan pekerjaan. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 181 partisipan yang merupakan karyawan di perusahaan swasta dari level staff hingga manajerial, memiliki banyak fungsi dan mengalami restrukturisasi.  Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan UWES-17, Job Demads-Resources Questionnaire dan General Self-efficacy. Teknik dalam penelitian ini menggunakan non-propability sampling dengan desain penelitian kuantitatif korelasional. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif dan Moderated Regression. Hasil menunjukkan tuntutan kerja berperan negatif terhadap keterikatan kerja dan efikasi tidak signifikan memoderasi hubungan yang dibentuk. Artinya, pada karyawan dengan efikasi diri yang tinggi atau rendah tuntutan pekerjaan tetap berperan negatif terhadap keterikatan kerja. Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya terkait work engagement dan personal resource pada perusahaan yang mengalami restrukturisasi.
The Implementation of the Balanced Scorecard for Improving Quality of Education Agoes Dariyo; Sanusi Uwes; Raja Oloan Tumanggor
Nidhomul Haq : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol 7 No 3 (2022): Management of Islamic Education
Publisher : Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Institut Pesantren KH Abdul Chalim Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31538/ndh.v7i3.2625

Abstract

The Balanced Score-Card is a principle of managing professional and balanced organizational institutions concerning financial and non-financial aspects. The BSC can be applied to for-profit and non-profit institutions, such as the Putra Satria educational institution. This study uses a qualitative-descriptive approach. It is collecting data by interview, observation, and documentation notes. Data analysis refers to the balanced scorecard theory, which includes financial and non-financial aspects. The result is that the BSC has been implemented well by the Putra Satria Junior High School so that the school has a financial surplus. In addition, internal and external customers aspects of customer satisfaction feel satisfied with school management services. Internal business aspects by carrying out innovations in facilities and infrastructure that have been carried out by school management, as well as innovations in teaching (teaching and learning activities), carried out by teachers. In addition, it was found that the school cares for the development of human resources for teachers and employees through courses, training, seminars, or academic activities that support improving their education.
Hubungan Spiritual Well-Being dan Kecerdasan Emosi pada Sikap Toleransi Bagi Remaja Raja Oloan Tumanggor; Heni Mularsih
Journal An-Nafs: Kajian Penelitian Psikologi Vol. 5 No. 2 (2020): Journal An-Nafs: Kajian Penelitian Psikologi
Publisher : Universitas Islam Tribakti Lirboyo Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33367/psi.v5i2.958

Abstract

This study analyzes the relationship between spiritual well-being and emotional intelligence to tolerance for adolescents. Spiritual well-being is the affirmation of life concerning, oneself, others, the environment, and God. This relation can be developed into four interconnected domains of human existence concerning spiritual well-being; oneself, community, environment, and God. Emotional intelligence is one of the keys to success in life. So, people are aware of themselves and others, have motivation and optimism. The study took data from 1113 adolescents from five provinces (DKI, West Java, Lampung, North Sumatra, and Central Java), aims to find out the relationship between spiritual well-being and emotional intelligence on tolerance. From the analysis of data using correlation and regression found that spiritual well-being is related to tolerance (r = 0.844 (**), p = 000 <0.001), and spiritual well-being affects the attitude of tolerance (r2 = .699, t = 30 896, p <.001). Likewise emotional intelligence is related to tolerance for adolescents (r = 0.844 (**), p = 000 <0.001) and emotional intelligence influences tolerance (r2 = .712, t = - 5102, p <.001). The higher level of spiritual well-being and emotional intelligence, the better the tolerance attitude of adolescents.
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA REMAJA KORBAN BULLYING Rahmadina, Dhea Fadhila; Tumanggor, Raja Oloan
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 8 No. 2 (2024): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v8i2.27384.2024

Abstract

Bullying fenomena yang sekarang ini sedang ramai terjadi pada kalangan remaja, ada banyak faktor terjadinya kasus pembullyan dalam sebuah ruang lingkup masyarakat. Bullying banyak menimbulkan dampak negatif pada korban seperti dampak fisik maupun psikis. Dampak secara psikis sendiri itu terdapat pada rendahnya nilai Psychological Well-Being korban. Bagi korban mendapat dukungan dari keluarga merupakan hal yang dapat membantu korban untuk memelihara kesehatan atau pemulihan dari sakit. Penelitian dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui adakah hubungan antara Psychological Well-Being korban bullying dengan dukungan yang diberikan oleh sosial khususnya keluarga.penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasi dengan jumlah partisipan sebanyak 530 partisipan remaja yang berjenis kelamin laki laki atau perempuan dengan umur 13-18 tahun. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ryff’s Psychological well-being scale 31 items (RPWB), Friedman dukungan keluarga, Revised Olweus Bully/Victim Questionnaire. Teknik sampling yang digunakan adalah convenience sampling. Proses pengolahan data menggunakan IBM Statistic SPSS 24 dengan melakukan uji korelasi terhadap variabel dukungan keluarga dan Psychological Well-Being korban. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukan hasil bahwa dukungan keluarga berkorelasi positif Psychological Well-Being korban bullying. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah jika dukungan sosial tinggi dan Psychological Well-Being korban juga tinggi.  
Co-Authors Adisya, Syaila Rania Adrian Hartanto, Adrian Agoes Dariyo Agoes Dariyo Agoes Dariyo Aisha Pramadita Kartohadiprodjo Alexander Abraham Daeng Kuma Alfyoni, Ghisanie Azahra Almira, Deniella Kesya Amalia Putri Maharani Ambarwati, Puspitasari Andrianputra, Ezra Andriyani, Adinda Angeline, Vania Annissatya, Kyantina Alifah Aprillia Wiranto, Nadya Serafin Arbi, Larasati Marutika Artha, Widya Aurora Nurul Khamila Aurora Nurul Khamila Azizah, Moulida Azzura, Chiatha Destalova BEATITUDO, EWALDUS SENARAI Bella, Catharine Bellamirno, Edward Binarta, Adeline Byanca, Zayra Alana Chairul, Nabila Chandra, Natasya Deasy Chiatha Destalova Azzura Chintia Stevani Christ Jhon Christabella, Christabella Christianto, Gabriel Enrico Darmawan, Anastasya Magdalena Putri David, Christopher Depari, Mey Emeninta Sembiring Effendie, Marsella Eka Febrianti, Eka Ellen Cheryl Hastono Ellen Cheryl Hastono Erfaryndra, Flariska Farah Nabila Nasution Farah Nabila Nasution Felycia Klaviera Mulyana Fidrian, Natasha Febriani Fransisca I.R. Dewi Fransisca Iriani Roesmala Dewi Ghaisani, Kayla Rossita Ghinarahima, Challista Najwa Ghisanie Azahra Alfyoni Gozal, Angel Vallerie Grace, Viona Graciella Faren Gracio O.E.H. Sidabutar Gumay, Fhilia Anasty Gunawan, Jessica Haryanto, Elisabet Winda Putri Hayfatunisa, Gea Helga, Patricia Heni Mularsih Hotnida Nethania Agatha Imannuela, Audrey Ismoro Reza Prima Putra Jasmine, Phenina Jose Conary Kasdim, Riska Kristy, Ellena Kurniawati, Putri Devi kusuma, shelly Lase, Ekklesia Eunike Laurens, Stevanie Leonardo Sriwongo Lianna, Amanda Lim, Viviani Lovela, Adelia Lovita Lovita, Lovita Ludgerius Maruli Nugroho Tumanggor Mahadiva, Tsaniya Maharani, Amalia Putri Marfine, Marfine MARPAUNG, DERIAN GIOVANNO Massimiliano Di Matteo Mathilda V. Bolang, Caroline Michael Levi Mulyawan Halim Muhamad Dwiki Armani Mulya, Raynata Danielle Mustopo, Michelle Patricia Nadine, Feodora Natahsya, Ananda Niziliani, Shyakia Nolanda, Carissa Ratu Nurbani, Anna P. Tommy Y. S. Suyasa Prasetyo, Victoria Alexandra Aureli Priscilia, Lidwina Putra, Fernaldo Prima Putri Hanifah, Nasywa Putri, Yohana Desia Raden Ajeng Astari Adina Warasto Raden Ajeng Astari Adina Warasto Rahmadina, Dhea Fadhila Ramadhani, Kalya Sukma Ramadita, Afsari Rayda Rachma Fatin Rayda Rachma Fatin Raynata Danielle Mulya Regent Wijaya Riana Sahrani Riana Sahrani Riska Umami Lia Sari Salma, Meysun Sanceska, Putu Basya Ratu Sanusi Uwes Sarahsanty, Davina Satria, I Gede Indra Jagat Senjani, Dita Permata Shafwah, Salsabila Sharkesyan, Sherleen Siagian, Bisuk Silvana, Silvana Silviana Silviana Suci, Anjani Rahmah Surjo, Fernando Romero Suyasa, P Tommy Y. Sumatera Suyasa, P. Tommy Y. Sumatera Tanurezal, Nathania Theresa Theresa Tiara, Farillah Tina Sugiharti Tri, M. William Tumanggor, Felicitas Adelita Permatasari Tumanggor, Ludgerius Maruli Nugroho Unian, Thaniya Vandhika, Samuel Venesia, Veronica Viani, Theresia Patria Wahyuni Wahyuni wahyuni wahyuni Widiasih, Triani Widiasih Widiyawati, Valentina Tyas Willy Tasdin Yen Ni Yonatan Hizkia Ramli Yunita Christiana Zikrina, Aliyya