Articles
REPRESENTASI MASALAH PENDIDIKAN FORMAL DALAM NASKAH DRAMA UNFINISHED KARYA NINA FAIRY
Tri Lestari;
Joko Purwanto
Jurnal Media Akademik (JMA) Vol. 3 No. 6 (2025): JURNAL MEDIA AKADEMIK Edisi Juni
Publisher : PT. Media Akademik Publisher
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.62281/v3i6.2396
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap representasi masalah pendidikan formal dalam naskah drama Unfinished karya Nina Fairy dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra. Fokus kajian diarahkan pada bagaimana naskah tersebut mencerminkan tekanan akademik, budaya persaingan yang tidak sehat, dan dampak psikologis siswa. Metode deskriptif kualitatif bersama dengan analisis isi digunakan dalam penelitian ini. Subjek penelitian adalah naskah drama yang belum selesai, dan objek penelitian adalah berbagai realitas sosial yang berkaitan dengan dunia pendidikan yang digambarkan dalam dialog, tokoh, dan alur cerita. Hasil analisis menunjukkan bahwa Unfinished menggambarkan lingkungan pendidikan yang berfokus pada pencapaian nilai akademik sebagai ukuran utama keberhasilan, tanpa mempertimbangkan proses belajar dan kondisi emosional siswa. Zahra adalah contoh siswa yang mengalami tekanan batin sebagai akibat dari sistem pendidikan yang kompetitif, otoriter, dan tidak berempati. Naskah ini juga menunjukkan bahwa guru diperlakukan dengan tidak adil dan bahwa tidak ada dukungan untuk keberagaman kemampuan siswa. Oleh karena itu, drama ini merupakan refleksi dari kenyataan pendidikan serta kritik sosial terhadap sistem yang sering menekan dan mengabaikan aspek manusiawi siswa.
KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA DALAM NASKAH DRAMA “KERAJAAN BURUNG” KARYA SAINI K.M
Rochwati;
Joko Purwanto
Jurnal Media Akademik (JMA) Vol. 3 No. 6 (2025): JURNAL MEDIA AKADEMIK Edisi Juni
Publisher : PT. Media Akademik Publisher
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.62281/v3i6.2420
Naskah drama Kerajaan Burung karya Saini K.M merupakan karya sastra yang didalamnya terdapat nilai-nilai sosial yang direfleksikan didalam cerita. Drama ini secara mendalam menceritakan bagaimana persoalan yang terjadi didalam Masyarakat dan lingkungan yang ada disekitarnya, seperti hierarki sosial, interaksi antar kelompok (jenis burung) yang berbeda norma dan nilai-nilai Masyarakat. Melalui pendekatan sosiologi ini, peneliti ini juga bertujuan untuk mengakaji lebih jauh naskah drama Kerajaan Burung karya Saini K.M yang akan menyoroti bagaimana kehidupan dalam cerita naskah drama ini yang mencerminkan aspek-aspek Masyarakat termasuk dinamika hubungan, konflik dan kerja sama. Dalam penelitian ini juga menyoroti pesan-pesan mengenai kepemimpinan, keadilan, dan solidaritas dalam konteks Masyarakat burung, yang dapat diinterpretasikan sebagai simbol dan karakter untuk memahami kompleksitas Masyarakat manusia.Dengan demikian, naskah drama Kerajaan Burung tidak hanya berfungsi sebagai hiburan semata, tetapi juga sebagai alat refleksi sosial yang mengungkapkan nilai-nilai dan tantangan dalam pembentukan suatu komunitas.
ANALISIS DEKONSTRUKSI TOKOH PEMUDA DALAM NASKAH DRAMA MATAHARI DI SEBUAH JALAN KECIL KARYA ARIFIN C. NOOR
Alfina Rahma Fadhilah;
Joko Purwanto
Jurnal Media Akademik (JMA) Vol. 3 No. 6 (2025): JURNAL MEDIA AKADEMIK Edisi Juni
Publisher : PT. Media Akademik Publisher
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.62281/v3i6.2428
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tokoh utama dalam naskah drama Matahari di Sebuah Jalan Kecil karya Arifin C. Noer melalui pendekatan dekonstruksi Jacques Derrida. Pendekatan ini digunakan untuk membongkar struktur makna yang tampak stabil dalam narasi tokoh, serta menyingkap kontradiksi dan ambiguitas yang tersembunyi di balik oposisi-oposisi biner seperti jujur versus penipu, Masyarakat versus individu, dan baik versus jahat. Kajian difokuskan pada tokoh utama, yaitu Pemuda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa identitas tokoh tersebut tidak bersifat tunggal maupun tetap. Tokoh Pemuda yang semula dicitrakan sebagai penipu justru menampilkan kesadaran moral yang tinggi. Dengan demikian, melalui pembacaan dekonstruktif, drama ini membuka ruang tafsir baru bahwa nilai-nilai sosial dan moral dalam teks tidak bersifat absolut, melainkan senantiasa bergantung pada konteks, sudut pandang, dan permainan bahasa. Pandangan ini selaras dengan pemikiran Derrida yang menyatakan bahwa sebuah teks secara alami mengandung kontradiksi, sehingga memungkinkan munculnya beragam penafsiran. Hasil temuan ini menunjukkan bahwa pendekatan kritis seperti dekonstruksi sangat penting untuk memahami secara menyeluruh kerumitan dan kedalaman makna dalam karya sastra.
ANALISIS KODE GNOMIK DALAM NASKAH DRAMA SEMAR MENCARI RAGA KARYA SRI KUNCORO BERDASARKAN TEORI SEMIOTIKA ROLAND BARTHES
Nurul Salsabila;
Joko Purwanto
Jurnal Media Akademik (JMA) Vol. 3 No. 6 (2025): JURNAL MEDIA AKADEMIK Edisi Juni
Publisher : PT. Media Akademik Publisher
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.62281/v3i6.2432
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kode gnomik dalam naskah drama Semar Mencari Raga karya Sri Kuncoro dengan menggunakan pendekatan semiotika Roland Barthes. Fokus penelitian diarahkan pada tiga aspek utama yang mencerminkan kode gnomik, yaitu unsur bahasa, tradisi, dan mitos. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik analisis data berupa pembacaan mendalam terhadap naskah untuk mengidentifikasi tanda-tanda budaya yang tersembunyi. Sumber data penelitian ini yakni naskah drama Semar Mencari Raga karya Sri Kuncoro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa naskah tersebut sarat dengan nilai-nilai budaya yang ditampilkan melalui penggunaan bahasa daerah, praktik kebudayaan seperti pertunjukan wayang dalam bersih desa, serta mitos-mitos lokal seperti kuwalat dan penghormatan terhadap tokoh Semar. Ketiga unsur tersebut merupakan representasi dari kebijaksanaan kolektif masyarakat yang tersimpan dalam sistem tanda. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa naskah Semar Mencari Raga menyimpan makna kultural yang kompleks dan kaya, serta layak dikaji melalui pendekatan semiotik sebagai upaya pelestarian nilai-nilai budaya.
KRITIK SOSIAL TERHADAP KEMISKINAN DAN BIROKRASI DALAM NASKAH DRAMA BALADA SAHDI SAHDIA KARYA MAX ARIFIN
Tarysa Shafa Gusna;
Joko Purwanto
Jurnal Media Akademik (JMA) Vol. 3 No. 6 (2025): JURNAL MEDIA AKADEMIK Edisi Juni
Publisher : PT. Media Akademik Publisher
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.62281/v3i6.2445
Sastra merupakan salah satu karya seni yang bersifat menghibur dan memberi pelajaran bagi kehidupan manusia. Sifat menghibur dan memberi pelajaran kepada masyarakat itu yang membuat suatu karya sastra menjadi poin penting dalam kehidupan manusia. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kritik sosial kemiskinan dan birokrasi yang terdapat dalam naskah dan mendeskripsikan wujud ekspresi kritik sosial tersebut membangun estetika drama dalam naskah “Balada Sahdi Sahdia” karya Max Arifin dengan menggunakan metode penelitian kualitatif interpretatif. Penelitian ini mengungkap berbagai persoalan sosial seperti kemiskinan dan penyimpangan birokrasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa naskah Balada Sahdi Sahdia merupakan representasi realitas sosial dan penyalahgunaan kekuasaan masyarakat. Drama ini tidak hanya menampilkan konflik sosial lewat dialog dan karakternya, tetapi juga mengekspresikan asa akan perubahan. Penelitian ini juga menganalisis bagaimana penggunaan bahasa, simbolisme, dan metafora memperkuat pesan kritik sosial dalam drama. Temuan penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pemahaman yang lebih dalam tentang representasi realitas sosial dalam karya sastra Indonesia.
ANALISIS DEKONSTRUKSI NASKAH DRAMA " MADIKUR DAN TARKENI"KARYA ARIFIN C. NOER
Dian Nur Fitria Desti;
Launa Salsabila;
Nur Sangadah;
Eka Suryaningsih;
Joko Purwanto
Jurnal Media Akademik (JMA) Vol. 3 No. 7 (2025): JURNAL MEDIA AKADEMIK Edisi Juli
Publisher : PT. Media Akademik Publisher
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.62281/v3i7.2472
Penelitian ini menganalisis naskah drama Madikur dan Tarkeni karya Arifin C. Noer melalui pendekatan dekonstruksi Jacques Derrida. Tujuannya membongkar struktur makna mapan sekaligus mengungkap kontradiksi, hierarki tersembunyi, dan ambiguitas yang melekat dalam jalinan naratif. Analisis memusatkan perhatian pada oposisi biner dominan waras / gila, kaya/miskin, berkuasa/terpinggirkan untuk menunjukkan bahwa hierarki tersebut tidak absolut, melainkan saling bergantung dan rapuh. Konsep kunci seperti logosentrisme serta différance digunakan untuk menelusuri bagaimana makna senantiasa tertunda dan tak pernah hadir sepenuhnya. Hasil kajian memperlihatkan bahwa teks ini secara aktif menggoyahkan tatanan logis dan norma sosial. Elemen marginal justru menjadi pusat dinamis yang mengacaukan, menjadikan identitas tokoh serta kebenaran naratif cair dan tidak pasti. Dengan demikian, Madikur dan Tarkeni dipahami sebagai karya radikal yang menantang asumsi pembaca, memaksa mereka ikut memproduksi makna baru, serta mengafirmasi pluralitas interpretasi. Penelitian ini sekaligus menegaskan relevansi dekonstruksi bagi studi drama Indonesia kontemporer serta memperluas horizon kritik sastra poststruktural pada ranah akademik dan pedagogik nasional.
ANALISIS INTERTEKSTUAL SASTRA PADA NASKAH DRAMA “JANJI SENJA” KARYA TAOFAN NALISAPUTRA DAN “AYAHKU PULANG” KARYA UMAR ISMAIL
Dian Nur Fitria Desti;
Launa Salsabila;
Nur Sangadah;
Eka Suryaningsih;
Joko Purwanto
Jurnal Media Akademik (JMA) Vol. 3 No. 7 (2025): JURNAL MEDIA AKADEMIK Edisi Juli
Publisher : PT. Media Akademik Publisher
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.62281/v3i7.2474
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan intertekstual antara naskah drama Janji Senja karya Taofan Nalisaputra dan Ayahku Pulang karya Umar Ismail. Kajian difokuskan pada tema kesetiaan, harapan, dinamika keluarga, serta simbolisme waktu. Menggunakan pendekatan intertekstualitas yang dipelopori oleh Julia Kristeva, penelitian ini mengungkap bahwa kedua teks memiliki relasi tematik dan struktural yang saling mencerminkan serta menegaskan ide-ide universal tentang cinta keluarga, pengorbanan, dan konflik antargenerasi. Janji Senja menggambarkan kesetiaan pasif yang terus dipertahankan meskipun penuh ketidakpastian, sementara Ayahku Pulang menampilkan bentuk kesetiaan yang aktif namun terhalang oleh luka masa lalu. Waktu dalam kedua drama hadir sebagai simbol penderitaan, penantian, sekaligus batas antara pengampunan dan penolakan. Hasil analisis menunjukkan bahwa intertekstualitas membuka ruang tafsir yang lebih dalam, memperlihatkan bagaimana dua karya berbeda dapat saling memperkaya makna. Studi ini menegaskan pentingnya pembacaan intertekstual dalam memahami kompleksitas nilai-nilai dalam sastra drama Indonesia.
MELACAK JEJAK NILAI TRADISI: KAJIAN INTERTEKSTUAL PADA KONFLIK MATRILINEAL DAN PERJODOHAN DALAM NASKAH DRAMA BERJUDUL MATRILINI KARYA WISRAN HADI DENGAN NASKAH DRAMA LAMA PEMBALASANNYA KARYA SAADAH ALIM
Astuti Dwi Utami;
Joko Purwanto
Jurnal Media Akademik (JMA) Vol. 3 No. 7 (2025): JURNAL MEDIA AKADEMIK Edisi Juli
Publisher : PT. Media Akademik Publisher
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.62281/v3i7.2476
Artikel ini membahas hubungan intertekstual antara dua naskah drama Indonesia yang mengangkat nilai tradisi Minangkabau, yaitu Pembalasannya karya Saadah Alim dan Matrilini karya Wisran Hadi. Kedua naskah merepresentasikan sistem kekerabatan matrilineal dan praktik perjodohan tradisional dengan tokoh mamak sebagai figur sentral dalam pengambilan keputusan keluarga. Kajian ini menggunakan pendekatan intertekstual Julia Kristeva untuk menelusuri proses transformasi, oposisi, dan transposisi nilai-nilai tradisi dalam kedua teks. Hasil analisis menunjukkan bahwa Pembalasannya menyoroti perlawanan tokoh perempuan terhadap sistem perjodohan yang menindas, sementara Matrilini mengungkap kemunduran nilai adat akibat ambisi materialistik tokoh mamak. Relasi intertekstual di antara kedua naskah mencerminkan dinamika perubahan sosial dan krisis identitas budaya dalam masyarakat Minangkabau. Kajian ini memperlihatkan bagaimana sastra menjadi medium untuk menggugat, menegosiasi, dan mentransformasi nilai tradisi yang terus mengalami benturan dengan realitas modern. Dengan demikian, karya sastra tidak hanya merekam perubahan budaya, tetapi juga turut andil dalam membentuk kesadaran kritis terhadap praktik sosial yang diwariskan secara turun-temurun.
ANALISIS KRITIK SOSIAL DALAM NASKAH DRAMA MANUSIA BBM (BENAR-BENAR MUNAFIK) KARYA ABDUL HAMID
Dea Permataningtyas;
Joko Purwanto
Jurnal Media Akademik (JMA) Vol. 3 No. 7 (2025): JURNAL MEDIA AKADEMIK Edisi Juli
Publisher : PT. Media Akademik Publisher
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.62281/v3i7.2481
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan berbagai bentuk kritik sosial yang ada dalam naskah drama “Manusia BBM (Benar-Benar Munafik)” karya Abdul Hamid dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra. Pendekatan ini bersifat objektif dan ilmiah yang mempelajari manusia dalam konteks masyarakat, termasuk kehidupan sosial dan proses-proses sosial yang berlangsung di dalamnya. Drama ini menyajikan kritik sosial yang kuat terkait kondisi masyarakat yang terdampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, dengan tujuan untuk menggambarkan, menganalisis, serta memahami masalah-masalah sosial yang tergambar lewat kritik sosial dalam karya tersebut. Data dikumpulkan melalui studi pustaka dan dianalisis secara mendalam menggunakan analisis isi. Kutipan-kutipan dari naskah yang mengandung kritik sosial menjadi fokus utama untuk menemukan makna dan pesan sosial yang ingin disampaikan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa naskah drama ini bukan sekadar karya seni untuk dipentaskan, melainkan juga berperan sebagai media refleksi sosial yang menggambarkan berbagai masalah nyata yang terjadi dalam masyarakat.
ANALISIS SEMIOTIK PADA NASKAH DRAMA “TAPLAK MEJA” KARYA HERLINA SYARIFUDIN
Dwi Noviyanti;
Joko Purwanto
Jurnal Media Akademik (JMA) Vol. 3 No. 7 (2025): JURNAL MEDIA AKADEMIK Edisi Juli
Publisher : PT. Media Akademik Publisher
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.62281/v3i7.2487
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap makna tersirat dalam naskah drama Taplak Meja Karya Herlina Syarifudin dengan menggunakan pendekatan semiotik yang dikemukakan oleh Charles Senders Peirce. Dalam drama ini menceritakan tentang kehidupan seorang laki-laki dewasa bernama Pakde Kempul yang memiliki rumah singgah untuk anak-anak broken home. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan melakukan analisis secara mendalam terhadap dialog antar tokoh dan narasi yang ada di dalam naskah drama tersebut. Penelitian menunjukkan bahwa ikon merupakan sebuah tanda yang berguna untuk menambah kedalaman makna dalam suatu drama yang didefinisikan sebagai objek nyata seperti ’kenthongan’ yang berfungsi sebagai simbol adanya sebuah masalah atau pertengkaran yang harus di selesaikan. Indeks menggambarkan hubungan sebab akibat yang terlihat dalam dialog antar tokoh, sementara simbol berfungsi untuk mewakili sebuah makna yang lebih luas cakupannya dan dibentuk oleh kesepakatan masyarakat tempat simbol tersebut digunakan. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan pentingnya memahami penanda dan petanda yang ada dalam sebuah karya sastra, sehingga pesan moral dan konflik yang ada dapat dipahami oleh pembaca.