Claim Missing Document
Check
Articles

IMPLEMENTASI HOUSE OF RISK (HOR) PADA PETANI DALAM AGRIBISNIS MANGGA GEDONG GINCU Cindy Pedekawati; Tuti Karyani; Lies Sulistyowati
JURNAL AGRIBISNIS TERPADU Vol 10, No 1 (2017)
Publisher : Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (618.069 KB) | DOI: 10.33512/jat.v10i1.5059

Abstract

Agribusiness gedong gincu mango can not be separated from the risk in various sources such as production risk, price / market risk, human risk, financial risk and institutional risk. All these sources of risk have the potential to cause disruption to the production process to the entire agribusiness process and ultimately affect the income of the gedong gincu mango farmers in Sedong District. Therefore, it is necessary to identify risk and resource occurrences (risk agents) that are frequent and likely to reappear and designing mitigation actions to minimize those risks. This research using House of Risk model (HOR) which consist of 2 phases. The first phase is the identification of risk and risk agents, which then measured the level of severity and occurance as well as calculating the value of Aggregate Risk Priority (ARP). The second phase of risk management. After the research, there were 20 risk events and 12 risk agents. There are 5 mitigation actions that can be used, in the hope of mitigating the risks on agribusiness gedong gincu in Sedong District.
Peningkatan Nilai Tambah dan Strategi Pengembangan Usaha Pengolahan Salak Manonjaya Hepi Hapsari; Endah Djuwendah; Tuti Karyani
Agrikultura Vol 19, No 3 (2008): Desember, 2008
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (129.282 KB) | DOI: 10.24198/agrikultura.v19i3.1005

Abstract

Pengolahan buah salak Manonjaya dapat meningkatkan nilai jual buah dan pandapatan produsen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) nilai tambah pengolahan salak, 2) faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi usaha pengolahan salak, dan 3) strategi pengembangan pengolahan salak. Metode yang digunakan adalah survei deskriptif. Responden penelitian adalah para pengrajin dan pedagang produk olahan salak di Tasikmalaya. Data dianalisis dengan  analisis nilai tambah, rasio penerimaan terhadap biaya, dan analisis faktor internal-ektenal. Hasil menelitian menunjukkan bahwa produksi dodol, manisan dan keripik salak menciptakan nilai tambah sebesar masing-masing Rp 6.234,65/kg, Rp 10.443,23/kg dan Rp 2.297,33/kg. Faktor internal kekuatan dan kelemahan usaha pengolahan buah salak, dan juga faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancamannya telah diinventarisasi. Strategi untuk mengembangkan usaha pengolahan buah salak di Manonjaya adalah mempertahankan dan memelihara penetrasi pasar serta diversifikasi  produk olahan.
FUNGSI INTERMEDIASI LEMBAGA KEUANGAN PERDESAAN DALAM MENDUKUNG PEMBIAYAAN PERTANIAN DI JAWA BARAT Tuti Karyani
Indonesian Journal of Applied Sciences Vol 2, No 1 (2012)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (106.287 KB) | DOI: 10.24198/ijas.v2i1.2731

Abstract

Nowadays there are various rural financial institutions (RFI), but unfortunately farmers and agribusiness SMEs are still face lackof capital. In general, risk averse attitudes among RFIs upon agricultural and rural sectors were still dominant, so intermediaryfunction of RFI was not running well. The research was conducted in West Java with at macro level using panel regression analysis and at micro level using the SEM. The results at the macro level show that RFI intermediation function was affected by DPK, NPL and the SBI. Amount of credit disburse reduce poverty level. So that poverty in West Java was difficult to be reduce as long as intermediary role of RFI was not well function. On the micro level the intermediary function reflected on the quality of service which turns a positive effect on business performance and sustainability of farmers and agribusiness SMEs.
MODEL PEMBIAYAAN PRA PANEN PADA RANTAI PASOK AGRIBISNIS BERDASARKAN SISTEM PRODUKSI KOMODITAS CABAI MERAH DENGAN ORIENTASI PASAR TERSTR UKTUR Eddy Renaldi; Tuti Karyani; Agriani Hermita Sadeli; Hesty Nurul Utami
Sosiohumaniora Vol 15, No 3 (2013): SOSIOHUMANIORA, NOPEMBER 2013
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (525.228 KB) | DOI: 10.24198/sosiohumaniora.v15i3.5750

Abstract

Fluktuasi harga cabai merah yang cukup tinggi saat ini ini disebabkan oleh pasokancabai merah dari sentra produksi ke pasar yang tidak berkesinambungan dan tidak terstruktur sebagaiakibat petani yang tidak mengembangkan basis produksi. Salah satu komponen pengembangan basisproduksi cabai merah di Indonesia adalah komponen keuangan yang dapat dilakukan melalui SupplyChain Financing dimana resiko dan pengembalian dari penyedia keuangan ditanggung bersama olehpelaku dalam rantai pasok. Komponen keuangan berupa modal usaha di sistem produksi menjadi salahsatu kendala pengembangan agribsnis cabai merah, karena sulitnya memperoleh bantuan pembiayaanakibat karakteristik usaha agribisnis dan risiko yang ditimbulkannya. Model pembiayaan pra panenpada rantai pasok agribisnis akan memperkuat pengembangan basis produksi yang selanjutnya dapatdiperluas menjadi klaster agribisnis cabai merah di Jawa Barat, bahkan dapat direplikasi pada tingkatnasional. Melalui pembiayaan rantai pasok diharapkan dapat meningkatkan pengembalian atas investasidan pertumbuhan dan daya saing rantai pasok itu. Riset aksi ini dilakukan melalui metode studi kasusmelalui identifikasi Value Stream Mapping dan pendekatan pemodelan kualitatif yang dilakukan disalah satu sentra produksi cabai merah di Jawa Barat, yakni Kabupaten Garut, Desa Cigedug. Untukmenghasilkan cabai dengan kualitas yang baik dan kontinyu harus didukung dengan ketersediaansarana produksi yang sesuai dengan kebutuhan petani benih cabai dan petani cabai yang diberikanpada tingkat kelompok tani atau koperasi yang memasarkan cabai ke pasar terstruktur. Pembeli daripasar terstruktur melalui kontrak yang memuat jumlah, kualitas dan harga cabai yang disepakati dapatmenjamin kesetabilan pendapatan petani. Dalam hal ini pembeli menjadi penjamin dalam kelancaranpembayaran dari pembiayan yang diberikan kepada petani.
Komparasi Pendapatan Usahatani Bawang Merah Berdasarkan Sumber Pembiayaan di Kabupaten Nganjuk Aris Farianto; Tuti Karyani; Lucyana Trimo
Jurnal Agribisnis Indonesia (Journal of Indonesian Agribusiness) Vol. 9 No. 2 (2021): Desember 2021 (Jurnal Agribisnis Indonesia)
Publisher : Departmen of Agribusiness, Economics and Management Faculty, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jai.2021.9.2.88-104

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara pendapatan petani yang mengakses kredit lembaga keuangan formal dan informal. Penelitian dilakukan di Kabupaten Nganjuk. Pengambilan sampel menggunakan purposive Sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebnayak 100 petani bawang merah yang mengakses kredit lembaga keuangan formal dan informal. Metode penelitian menggunakan pendekatan analisis kuantitatif. Analisis data menggunakan analisis matematik untuk mengetahui perbedaan pendapatan petani bawang merah yang mengakses kredit ke lembaga keuangan formal dan informal. Analisis statistik menggunakan Independent Sampel T Test, untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pendapatan petani bawang merah yang mengakses kredit pada lembaga keuangan formal dan informal. Hasil penelitian menunjukan rata-rata pendapatan petani bawang merah yang mengakses lembaga keuangan formal sebesar Rp. 35.852.746,43 per musim tanam, sedangkan rata-rata pendapatan petani bawang merah yang mengakses lembaga keuangan informal sebesar Rp. 16.317.527,62 per musim tanam. Perbedaan pendapatan disebabkan oleh luas lahan yang ditanami oleh petani dan jumlah produksi bawang merah dan berdasarkan analisis perbedaan (Komparasi) pendapatan usahatani bawang merah yang mengakses kredit ke lembaga keuangan formal dan informal dengan uji beda dengan hasil Fhitung lebih besar dari Ftabel dan Thitung lebih besar dari Ttabel dengan signifikan 0,00, dengan keputusan tolak Ho terima H1, artinya terdapat perbedaan nyata antara usatani bawang merah yang mengakses kredit ke lembaga keuangan formal dan informal
WILLINGNESS TO PAY KONSUMEN BERAS ORGANIK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN KESEDIAAN KONSUMEN UNTUK MEMBAYAR LEBIH Yulia Sari; Elly Rasmikayati; Bobby Rachmat Saefudin; Tuti Karyani; Sulistyodewi Nur Wiyono
Forum Agribisnis Vol 10 No 1 (2020): FA VOL 10 NO 1 MARET 2020
Publisher : Magister Science of Agribusiness, Department of Agribusiness, FEM-IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/fagb.10.1.46-57

Abstract

Increased public concern and awareness of health and environment, is expected to significantly increase organic rice consumers. Thus, it can be consumed and reached by more people. The objectives of the study were to identify the characteristics of organic rice consumers, measure willingness to pay of organic rice consumers and analyze the factors related to the willingness to pay of organic rice consumers. The method used in this study is a survey method with descriptive statistical analysis and the Contingent Valuation Method (CVM). The numbers of research respondents were 51 people consisting of organic rice consumers in Warung Sehat 1000 Kebun (W1000K) as much 18 people and consumers of organic rice in several other places joined in the Indonesian Organic Community as much 33 people. The results showed that consumers were willing to pay up to 10% higher than the price offered for organic rice types of pandan wangi, menthik susu, red rice and brown rice sold in W1000K. Even in some other places, consumers are willing to pay for those rice at prices higher up to 22% of the offered price. While for organic rice type of black rice, consumers are willing to pay 9%-11% lower than the price offered. Factors related to consumers' willingness to pay more for organic rice are health (67%), food security (45%), impact on the environment (43%), knowledge of organic rice (39%), easy access to get rice (37%), service (33%), quality (25%), packaging (24%), price (20%), and lifestyle (18%).
PENINGKATAN KEMAMPUAN MANAJEMEN PEMASARAN COFFEE SHOP DAN NILAI TAMBAH PANGAN BERBAHAN BAKU KOPI DI KOPERASI PRODUSEN KOPI MARGAMULYA (KPKM) Tuti Karyani
Dharmakarya Vol 7, No 3 (2018): September
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (584.17 KB) | DOI: 10.24198/dharmakarya.v7i3.19496

Abstract

Saat ini bisnis warung kopi bermunculan di mana-mana karena  pemintaan dan kebiasaaan  ngopi di kafe/warung kopi untuk berkumpul bersama teman-teman , keluarga maupun sekedar gaya hidup sedang melanda negerii ini untuk semua kalangan  terutama  anak mudanya . Untuk  menangkap peluang ini maka Koperasi Produsen Kopi Margamulya (KPKM) membuka unit bisnis warung kopi (kafe) dengan nama Warung Kopi Gunung Tilu. Selain itu dengan dibukanya unit usaha warung kopi terbuka bagi ibu-ibu petani kopi untuk menitipkan produk turunan dari kopi baik makanan maupn non makanan .  Oleh karena itu dirasakan perlu pelatihan manajemen pemasarann warung kopi agar kafe bisa bersaing dan berkelanjutan, Demikian juga perlu pelatihan untuk ibu-ibu tani mengenai peningkatan  nilai tambah  produk kopi .  Metode yang dilakukan adalah pemberdayaan partisipatif, yang meliputi pelatihan, mentoring, monitoring  dan evaluasi  dengan  sasarannya adalah  pengelola Warung kopi (kafe) Gunung Tilu dan ibu-ibu tani  dan remaja putri petani kopi . Langkah pertama   dilakukan penelusuran informasi untuk kegiatan yang akan dibuat seperti perlunya peningkatan  nilai tambah dari kopi.serta pengelolaan warung kopi berunsur edukasi. Selanjutnya beberapa kali diberikan materi dan pelatihan keterampilan peningkatan nilai tambah yang mendatangkan nara sumber selain dari dosen dan mahasiswa  serta pemberian pengetahuan tentang penggunaan media social (medso) sebagai fasilitas untuk promosi dan materi mengenai pembuatan poster berunsur edukasi. Hasil evaluasi menunjukan pelatihan dinilai efektif karena pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta meningkat.   
PENYULUHAN INOVASI PRODUK DAN PEMASARAN INDUSTRI KECIL PANGAN DI DESA GUNUNG MANIK TANJUNGSARI SUMEDANG Endah Djuwendah; Tuti Karyani
Dharmakarya Vol 9, No 4 (2020): Desember, 2020
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/dharmakarya.v9i4.26554

Abstract

Industri kecil pangan merupakan  salah satu potensi  pengerak  perekonomian di perdesaan karena dapat menciptakan nilai tambah  dan peluang kesempatan kerja. Menciptakan inovasi pada industri kecil pangan  adalah hal yang sangat penting untuk meningkatkan daya saing dan nilai penjualan. Penggunaan sistem informasi pemasaran dapat membantu  pelaku industri kecil pangan  dalam membuat alternatif   pemasaran guna meningkatkan volume penjualan. Kegiatan  penyuluhan inovasi produk dan pemasaran on line di Desa  Gunung Manik  merupakan  wujud dari penerapan teknologi yang ada pada UndangUndang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, sehingga diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat desa.  Inovasi yang dilakukan meliputi penambahan varian rasa , bentuk dan pengemasan produk ladu. Selain Pelatihan hal lain yang dibutuhkan oleh warga  masyarakat adalah media yang membantu dalam memasarkan produk  melalui sistem informasi pemasaran dan media sosial seperti Web penjualan, facebook, instagram dan twitter.  Materi penyuluhan yang diberikan pada kegiatan PPM ini  adalah motivasi  dan mental kewirausahaan, inovasi produk dan pengemasan, pemasaran online, sosialisasi keamanan pangan dan tatacara pengajuan sertifikasi P-IRT. Faktor pendorong keberhasilan program adalah  adanya dukungan  aparat desa dan partisipasi  aktif warga masyarakat desa Gunung Manik.
PELATIHAN BUDIDAYA BSF MELALUI PEMANFAATAN KULIT BUAH KOPI Tuti Karyani
Dharmakarya Vol 9, No 3 (2020): September, 2020
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/dharmakarya.v9i3.26571

Abstract

Pengembangan sektor perkebunan, khususnya kopi secara tidak langsung akan menambah volume limbah kopi yang dihasilkan. Pemanfaatan limbah kulit tanduk buah kopi saat ini belum maksimal. Koperasi Produsen Kopi Margamulya, Kecamatan Pangalengan sudah memanfaatkan limbah kulit buah kopi sebagai kompos dan cascara. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini merupakan PKM berbasis riset dan terintegasi dengan KKN. Metode yang digunakan berupa pemberdayaan partisipatif melalui rangkaian kegiatan yang terdiri dari observasi partisipatif, penyuluhan, pelatihan dan pendampingan. Sasaran PKMadalahpetanikopi pada KPK Margamulya. Kegiatan PKM yangdilaksanakanberupa peningkatan kemampuan petani dalam budidaya BSF dengan memanfaatkan limbah kulit buah kopi sebagai pakan ternak alternatif melalui serangkaian kegiatan penyuluhan dan pelatihan budidaya BSF. Hasilevaluasi menunjukkanbahwapetani meningkat pengetahuannya mengenai materiyang disampaikan dan antusiasmengikutipelatihan sampai selesai. Guna keberlanjutan kegiatan ini maka diperlukan pendampingan.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI MASA PANDEMI MELALUI PERTANIAN ORGANIK DI LAHAN PEKARANGAN KAWASAN PERKOTAAN JAWA BARAT Tuti Karyani; Endah Djuwendah; Yayat Sukayat
Dharmakarya Vol 10, No 2 (2021): Juni, 2021
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/dharmakarya.v10i2.32492

Abstract

Masa pandemi covid-19 merupakan masa dimana lebih banyak menggunakan waktu di rumah, untuk menghindari terpaparnya virus tersebut. Pemanfaatan waktu ini bisa digunakan secara positif dengan memanfaatkan lahan pekarangan yang ditanami sayuran, tabulampot dan tanaman hias secara organik. Kondisi ini menjadi menarik sebagai topik pengabdian pada masyarakat (PPM) yang dikemas dalam Pengabdian Masyarakat terintegrasi dengan KKN Mahasiswa. Oleh karena itu metode yang digunakan adalah metode blended antara daring (virtual) dan sebagian kecil luring dengan protokol kesehatan yang ketat. Sasaran (mitra) PPM adalah yang bisa menguasai smartphone atau laptop, sehingga terjaring  mitra (sasaran) adalah golongan masyarakat yang usianya muda dan berpendidikan SMA serta mahasiswa yang hobby bertani. Mitra mahasiswa KKN berdomisili di sekitar tempat tinggal mahasiswa yaitu di perkotaan dan  menyebar di beberapa kota Jawa Barat. Materi yang diberikan ialah tentang pertanian organik, pembuatan pupuk organik nabati, pupuk organik cair, pembuatan pestisida organik dan aplikasi pemanfaatan pekarangan dengan usaha tani bunga telang organik. Pada saat pre-test tingkat pengetahuan sebagian besar sudah tinggi namun tingkat keterampilan masih rendah, namun setelah diberikan pelatihan terjadi perubahan semua aspek baik pengetahuan, sikap dan keterampilan meningkat.
Co-Authors Achmad Septio Achmad Septio Ade Irawan Adela, Aqila Shafa Agriani H Sadeli Agriani Hermita Sadeli Agus Susanto Ahmad Choibar Tridakusumah Ahmad Thoriq Akbar, Ujang Amalia Putri, Amalia Anne Charina Aris Farianto Ashfia Mulya Ulfah Ashfia Mulya Ulfah, Ashfia Mulya Auli, Wildan Azahra, Shabrina Puti Benyamin, Gamaliel Bobby Rachmat Saefudin Calista, Mila Quinsy Carmelita Astrini Cindy Pedekawati Cindy Pedekawati Deby Diana Dewijanti, Indra Irjani Dharmawan, Sarah Setiasih Dharmawan, Sarah Setiasih Dhyna Dellaura Pujakesuma Dian Rahmawati Dika Supyandi Dini Rochdiani Djuwendah, Endah SP. Dwiartama, Angga E Supriadi R Eddy Renaldi Eka Purna Yudha Eliana Wulandari Elly Rasmikayati Elza Rosalia Endah Djuwendah Endah Djuwendah Erna Rachmawati Ernah, Ernah Ery Supriyadi Ery Supriyadi R. Eti Suminartika Fathoni, Ilham Dwi Fauzia Imani Fellingga Cahayu Garwa Widadari Budoyo Gema Wibawa Mukti Gema Wibawa Mukti Hendar Nuryaman Hepi Hapsari Hesty Nurul Utami Ignatia Rahmadani Putri Palupi Ima Marlina Iwan Setiawan Karin Nafia Pramesti Karl Andhika Mahaputra Kusno, Kuswarini Kuswarini Kusno Kuswarini Kusno Kuswarini Kusno Kuswarini Kusno Kuswarini Kusno Lestari, Auliya Nabilla Noor Lies Sulistyowati Lies Sulistyowati Lies Sulistyowati Sulistyowati M., Nurul Risti Mar'atushsholihah, Shafyra Nuruzzakiyya Marlina, Ima Muhammad Fadli Muthiah Syakirotin Muthiah Syakirotin Nida'a Khoirunnisa Nur Syamsiyah Nur Syamsiyah Nur Syamsiyah Nurhana Jafaruddin Nurul Risti M, Nurul Risti Nurul Risti Mutiarasari Nurul Risti Mutiarasari O Hasbiansyah Pandi Pardian Pedekawati, Cindy Pitania Naelil Zakiyah Puspita, Gusti Reza Putri, Salsabilah Azzahra Qanti, Sara Ratna R, E Supriadi R. Az-Zahra S R.Sana Aulia Salsabila Rahma Az-Zahra Saroja Rahmah, Ulya Raini Hurul Misqi Rani Andriani Budi Kusumo Resa Ana Dina Riantin Hikmah Widi Riantin Hikmah Widi Riky Rizkiansyah Rohayati Suci Indrianingsih Ronnie S. Natawidjaja Rustidja, Ery Supriyadi Ryandana, Dendy Sadeli, Agriani H Sarah Setiasih Dharmawan Sartika, Sheila Ruth Septio, Achmad Sesilia Kirana SETIAWAN, IWAN Sheila Ruth Sartika Soverani Oktavia Sri Fatimah Subhika, Ikha Sulistyodewi Nur Wiyono Sulistyodewi Sulistyodewi Sumarno Tedi Supriyadi, E Supriyadi, Ery Syakirotin, Muthiah Tedi Hartoyo Terence, Daniel Tina Sonia Trimo, Lucyana Trisna Insan Noor Ugih Sugiarto Ugih Sugiarto Ujang Akbar Umi Untari Untari, Umi Vega Chendra Mulyana Yayat Sukayat Yuhasyra, Dzikra Yulia Sari Zainal Arifin Zainal Arifin Zaqiah Ramdani Zumi Saidah