Claim Missing Document
Check
Articles

Uji Irigasi Tetes Bertingkat Empat Pada Media Tanaman Campuran Tanah Cocopeat dan Kompos Ternak Terhadap Resapan dan Lengas Tanah Negara, I Dewa Gede Jaya; Supriyadi, Anid; Pracoyo, Atas; Yasa, I Wayan; Saleh, Ramdan
JURNAL SAINS TEKNOLOGI & LINGKUNGAN Vol. 10 No. 3 (2024): JURNAL SAINS TEKNOLOGI & LINGKUNGAN
Publisher : LPPM Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jstl.v10i3.720

Abstract

The utilization of multilevel drip irrigation needs to be supported by adequate planting media so that the provision of irrigation water is optimal. The planting media used practically uses soil mixed with livestock waste compost and cocopeat in polybags. This test aims to determine the ability of drip irrigation water absorption by the planting media in the form of irrigation depth and soil moisture provision and prediction of irrigation application with a certain duration. The study was conducted on a ½” PVC pipe drip irrigation network with a 2 lt/hour emitter, on a land size of 2 m x 4m x 2m with a water source from PDAM water which is stored in a tank with a capacity of 150 liters and a height of 2.5 m. The test data taken includes data on the distribution of irrigation volume, irrigation depth and soil moisture. The results of the analysis showed that the distribution of drip irrigation depth in cocopeat media ranged from 7.5 cm - 12 cm in 5 minutes, while in rice husks the absorption was around 6.5 cm - 10 cm for the planting media level, with an average Cu of 96% which is very good. The maximum soil moisture that can be provided by four-tiered drip irrigation at a duration of 5 minutes is 30.5% in the early growth phase and at a duration of 10 minutes the average soil moisture is 15%, in the Vegetative phase of plant growth until fruit ripening. So the high irrigation infiltration rate in cocopeat media has the potential to be applied to plants that have long or deep roots, while planting media with rice husks has the potential to be applied to plants with short roots such as vegetables.
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Penanggulangan Air Limbah Rumah Tangga Menjadi Pupuk Kompos Dengan Sistem Biopori Di Desa Jembatan Kembar Timur Kabupaten Lombok Barat Hasyim; Rohani; Karyawan, I Dewa Made Alit; Negara, I Dewa Gede Jaya; Yasa, I Wayan; Saidah, Humairo; Mahendra, Made; Suteja, I Wayan; Salehudin; Sideman, IAO Suwati
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 7 No 3 (2024): Juli - September
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpmpi.v7i3.6656

Abstract

The legal age of marriage in Indonesia is a man and woman who have reached the age of 19 as stated in Law Number 16 of 2019 on the amendment of Law Number 1 of 1974 concerning marriage in Indonesia. Marriage under the age of 19 is called early marriage, which is known as the "Merariq Kodeq" tradition for the Sasak tribe in West Nusa Tenggara. The purpose of this research is to find out the ethnobiological perspective of the Merarik Kodeq culture in West Lombok and find out the efforts that have been made by the local government of West Lombok Regency to prevent the increasing prevalence of Merarik Kodeq West Lombok. This research uses descriptive qualitative methods. The informants involved in this study were selected using a purposive sampling technique based on predetermined criteria, namely couples who married at an early age. The results stated that the average age of early marriage in West Sekotong Village is 16-17 years old. At this age, the reproductive organs are still in the developmental stage, especially the female reproductive organs which will function as a place for the development of the fetus. So if a pregnancy occurs at this age, there will be a high risk of miscarriage, birth defects, and even death of the mother and baby. So that to address the increasing number of Merarik Kodeq or early marriages the local government formed a movement known as the Anti Merarik Kodeq Movement (GAMAK).
Pelatihan Pembuatan Jaringan Irigasi Tetes Selang Piping Di Lahan Kering Desa Gumantar Kabupaten Lombok Utara Negara, I Dewa Gede Jaya; Lalu Arifin Aria Bakti; Bambang Hari Kusumo; Suwardji; Sukartono; I Gusti Made Kusnarta; Nurrachman; Isnaniar Rahmatul Azizah; Agus Suroso
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 7 No 4 (2024): Oktober-Desember 2024
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpmpi.v7i4.9933

Abstract

Desa Gumantar merupakan wilayah lahan kering yang potensinya cukup luas, dimana di daerah ini banyak dibangunkan sumur pompa air tanah dalam oleh pertintah untuk penyediaan air irigasi daerah dari masyarakat. Pemberian air pompa dilakukan secara bergiliran antara petani satu dengan yang lainnya kemudian dilakukan pengaturan oleh kelompok tani dan Juru Pengairan dimasing-masing sumur pompa yang disesuaikan dengan kemampuan pompa tersebut. Dalam rangka untuk mendorong agar mahasiswa bisa mengenal sistem irigasi lahan kering yang ada dilapangan dan juga untuk bisa mengenal lebih dekat sistem irigasi hemat air yang perlu disebar luaskan kemasyarakat, perlu diberikan pelatihan irigasi hemat air seperti sistem tetes agar efisiensi air penggunaan air tanah dapat dilakukan secara bersama-sama oleh masyarakat lahan kering dimasa mendatang. Pelatihan ini dilakukan pada lahan kering Desa Gumantar pada lokasi JIAT yang sudah ada, pada luas lahan 3 are – 5 are yang menggunakan air tangki. Jaringan irigasi menggunakan pipa pvc diameter ½” dan ¾” sedangkan untuk pipa lateral di atas bedengan digunaka pipa plastik hitam yang bisa kembang dan kempes dan pipa tetes menggunakan selang piping. Pelatihan terdiri dari kegiatan penyiapan lahan lahan oleh petani setempat, penyiapan bahan irigasi oleh tim Unram, Pelatihan pembuatan jaringan irigasi, pelatihan pemasangan pipa lateral tetes, pelatihan pemasangan selang piping dan pengujian irigasi. Hasil pelatihan menunjukkan bahwa telah berhasil melakukan pelatihan pada 5 orang mahasiswa teknik Sipil dan 4 orang mahasiswa Fakultas Pertanian dalam pembuatan jaringan irigasi tetes di lahan kering Desa Gumantar. Mahasiswa telah memperoleh pengetahuan irigasi di lahan kering dan keterampilan dalam membuat irigasi tetes dengan selang piping di sekitar JIAT yang ada. Diharapkan nantinya mahasiswa dapat mengembangkan dan memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh persiapan menggapai dunia kerja jika menemui potensi penerapan yang terkait.
Sosialisasi Peran Masyarakat dalam Mitigasi Dampak Abrasi terhadap Kerusakan Infrastruktur Jalan dan Lingkungan di Pesisir Pantai Jerowaru Karyawan, I Dewa Made Alit; Hasyim; I Dewa Gede Jaya Negara; Rohani; Humairo Saidah; I Wayan Yasa
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 7 No 4 (2024): Oktober-Desember 2024
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpmpi.v7i4.9990

Abstract

Jerowaru Beach, located on the southern coast of Lombok Island, is facing a significant threat due to coastal abrasion, which damages both road infrastructure and the environment. Abrasion, the process of land erosion caused by ocean waves, leads to the erosion of coastlines, damage to coastal protective structures, and alterations in coastal ecosystems. At Jerowaru Beach, the effects of abrasion include road damage and the loss of vital natural habitats such as mangrove forests, which are essential for coastal protection and supporting local species. Raising community awareness about the role they can play in mitigating abrasion's impact is a crucial first step toward reducing damage and enhancing environmental conservation efforts. On July 29, 2024, a socialization event was held at Bale Mangrove Jerowaru Beach, involving PMD KKN students and local residents. This event included training on mitigation techniques such as mangrove planting and the construction of coastal protection structures, as well as awareness campaigns through local media and community events. The socialization efforts resulted in increased public understanding of the impact of abrasion and the importance of mitigation measures. Active community participation in rehabilitation activities and collaboration with relevant stakeholders, including the government and NGOs, has also enhanced the effectiveness of these efforts. This socialization serves as a foundation for developing further mitigation strategies that involve ongoing community involvement and continuous monitoring. In conclusion, community engagement in mitigating abrasion at Jerowaru Beach is crucial for protecting road infrastructure and maintaining environmental sustainability. Recommendations include developing abrasion-resistant infrastructure, securing funding, and conducting regular monitoring to ensure the success of mitigation strategies
Sosialisasi Dan Pengenalan Irigasi Leb Pada Mahasiswa Di Jaringan Irigasi Air Tanah Desa Gumantar Lombok Utara Negara, I Dewa Gede Jaya; Karyawan, I Dewa Made Alit; Saidah, Humairo; Rohani; Yasa, I Wayan; Salehudin; Hasyim; Agastya, Dewandha Mas; Bakti, Lalu Arifin Aria; Nurrachman; Isnaniar
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 7 No 4 (2024): Oktober-Desember 2024
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpmpi.v7i4.10037

Abstract

Kegiatan ini adalah sosialisai jaringan irigasi Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) ditingkat Lapang pada mahasiswa Tenik Sipil dan Fakutas Pertanian Universitas Mataram, guna mengenalkan sistem irigasi yang diterapkan dilokasi lahan kering yang ada di NTB terutama di lokasi Desa Gumantar Kabupaten Lombok Utara. Mahasiswa perlu mendapatkan pengetahuan irigasi lapangan pada lahan kering yang sedikit berbeda dengan irigasi di lahan basah. Untuk mencapai tujuan tersebut maka mahasiswa perlu dibibmbing dan dipandu oleh tim dosen dari Fakutas Teknik dan Fakultas Pertanaian Unram agar manfaat kegiatan dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa. Tahapan kegiatan ini mencakup koordinasi lapangan, koordinasi dengan tim dosen dan mahasiswa, koordinasi lapangan pada petani pemilik lahan dan pengelola JIAT, tinjauan lapangan kelompok mahasiswa, sosialisasi pengaliran irigasi JIAT, diskusi dan tanya jawab serta penutup. Hasil sosialisasi menunjukkan bahwa telah berhasil melakukan soosialisasi 20 orang mahasiswa teknik Sipil dan Pertanian dalam satu kegiatan di lahan kering Desa Gumantar. Mahasiswa telah memperoleh pengetahuan irigasi JIAT yang ada di lahan kering dan telah mengetahui kelemahan JIAT dan manfaatnya secara umum. Setelah sosalisasi dalam kegiatan ini mahasiswa diharapkan mampu mengembangkan sistem irigasi JIAT yang ada untuk meningkatkan manfaat dan efisiensi penggunaan air tanah dalam jangka panjang.
Penguatan Petanian Berbasis Irigasi Tetes Di Sekitar Wilayah Penyangga KEK Mandalika: drip Irrigation Negara, I Dewa Gede Jaya; Anid Supriyadi; Lalu Wirahman Wiradarma; Agustono Setiawan; I Dewa Made Alit Karyawan; I Wayan Yasa; Heri Sulistiyono; Humairo Saidah; M Bagus Budianto; Dewandha Mas Agastya
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 8 No 1 (2025): Januari-Maret 2025
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpmpi.v8i1.10705

Abstract

Pada setiap musim kemarau diwilayah Pujut yang merupakan wilayah Penyangga KEK Mandalika sering mengalami kekurangan air, sehingga banyak lahan pertanian yang nganggur, sementara itu kebutuhan akan bahan pangan terus meningkat. Kebiasaan Masyarakat melakukan irigasi dengan cara-cara tradisional seperti cara penggenangan yang mengakibatkan penggunaan air tersebut menjadi boros perlu segera diakhiri, agar kegiatan pertanian disekitar KEK Mandalika terus dapat berjalan dengan baik. Untuk hal itu maka dalam upaya meningkatkan efisiensi air atau air irigasi yang ada, perlu dilakukan dengan cara-cara irigasi yang lebih teknis dan efisien seperti dengan penggunaan system tetes, agar potensi air yang lada dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menjaga keberlanjutan kegiatan pertanian disekitar KEK Mandalika. Penyuluhan dan pelatihan guna penguatan pertanian berbasis irigasi tetes yang efisien di sekitar KEK Mandalika sangat perlu dilakukan, agar dukungan terhadap ketahanan pangan Masyarakat dalam jangka pendek dan jangka panjang dapat segera dilakukan. Hasil kegiatan tahapan awal survey, tahap penyuluhan irigasi tetes sebagai penguatan irigasi yang efisien pada peserta dan tahap pelatihan pembuatan jaringan irigasi tetes bertingkat menggunakan bahan pipa pvc, pipa NTF, emitter, tanah, kompos, polybag dan peralatan kerja. Pada setiap tahapan kegiatan dilakukan diskusi dan tanyajawab, akhir kegiatan dilakukan pelatihan usahatani dengan irigasi tetes di lokasi masyarakat. Pengabdian ini telah menyuluhkan irigasi tetes pada 15 petani produktif, membuat contoh penggunaan irigasi tetes dilakukan pada lokasi sekitar kantor desa, agar nantinya pembelajaran bagi masyarakat dilokasi tersebut. Pelatihan telah memberi wawasan bertani yang sederhana dan efisien air pada warga setempat, sehingga nantinya dapat membantu cara pemberian irigasi ke tanaman.
Upaya Mendukung Pencapaian SDGs-13 melalui Edukasi dan Upaya Adaptasi terhadap Kekeringan Pertanian di Desa Batu Rimpang Saidah, Humairo; Yasa, I Wayan; Budianto, M. Bagus; Salehuddin; Supriyadi, Anid; Hasyim; Karyawan, I Dewa Made Alit; Negara, I Dewa Gede Jaya; Rohani
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 8 No 1 (2025): Januari-Maret 2025
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpmpi.v8i1.11032

Abstract

Climate change has had a real impact on the agricultural sector, especially in rural areas where the majority of the population depends on agriculture. This community service activity was carried out in Batu Rimpang Village as an academic contribution to enhance community resilience in facing the impacts of climate change through education and the application of water-saving irrigation technology. This program focused on socializing the climate change impacts, followed by hands-on training in installing sprinkler irrigation systems as a simple but effective solution so that farmers can continue to cultivate their land in the limited water availability. The socialization session was carried out interactively and continued with installing sprinkler practice so that participants could understand the technical aspects and benefits of the irrigation system that had been implemented. The training went orderly, attended by around 20 farmers who showed high enthusiasm in each session. This activity has not only increased community’s understanding of climate change adaptation, but also encouraged local initiatives to adopt more efficient and environmentally friendly technologies. It is hoped that this initiative will contribute to the achievement of Sustainable Development Goals (SDGs)-13 on climate action by increasing the adaptive capacity of communities, thereby reducing the potential impacts of climate change in Batu Rimpang village.
Uji Irigasi Tetes Bertingkat Empat Pada Media Tanaman Campuran Tanah Cocopeat dan Kompos Ternak Terhadap Resapan dan Lengas Tanah Negara, I Dewa Gede Jaya; Supriyadi, Anid; Pracoyo, Atas; Yasa, I Wayan; Saleh, Ramdan
JURNAL SAINS TEKNOLOGI & LINGKUNGAN Vol. 11 No. 1 (2025): JURNAL SAINS TEKNOLOGI & LINGKUNGAN
Publisher : LPPM Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jstl.v11i1.712

Abstract

The utilization of multilevel drip irrigation needs to be supported by adequate planting media so that the provision of irrigation water is optimal. The planting media used practically uses soil mixed with livestock waste compost and cocopeat in polybags. This test aims to determine the ability of drip irrigation water absorption by the planting media in the form of irrigation depth and soil moisture provision and prediction of irrigation application with a certain duration. The study was conducted on a ½” PVC pipe drip irrigation network with a 2 lt/hour emitter, on a land size of 2 m x 4m x 2m with a water source from PDAM water which is stored in a tank with a capacity of 150 liters and a height of 2.5 m. The test data taken includes data on the distribution of irrigation volume, irrigation depth and soil moisture. The results of the analysis showed that the distribution of drip irrigation depth in cocopeat media ranged from 7.5 cm - 12 cm in 5 minutes, while in rice husks the absorption was around 6.5 cm - 10 cm for the planting media level, with an average Cu of 96% which is very good. The maximum soil moisture that can be provided by four-tiered drip irrigation at a duration of 5 minutes is 30.5% in the early growth phase and at a duration of 10 minutes the average soil moisture is 15%, in the Vegetative phase of plant growth until fruit ripening. So the high irrigation infiltration rate in cocopeat media has the potential to be applied to plants that have long or deep roots, while planting media with rice husks has the potential to be applied to plants with short roots such as vegetables.
Pengaruh Head Terhadap Kecepatan Dan Debit Aliran Irigasi Tetes Bertingkat Berdasarkan Volume Aliran Tertampung Negara, I Dewa Gede Jaya; Supriyadi, Anid; Yasa, I Wayan; Suroso, Agus; Akbar, Tabrani
JURNAL SAINS TEKNOLOGI & LINGKUNGAN Vol. 11 No. 2 (2025): JURNAL SAINS TEKNOLOGI & LINGKUNGAN
Publisher : LPPM Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jstl.v11i2.841

Abstract

The secondary pipe network in a multi-level drip irrigation network is a water source that will serve the drip irrigation network at each level. The amount of flow obtained by the drip irrigation network is highly dependent on the available head height from the water source. This study aims to determine the amount of flow discharge produced by the height of the water source head in a four-level drip irrigation pipe network, so that it can be used for optimal design of a multi-level drip irrigation network. Optimization of the irrigation network is reviewed against the amount of deviation of discharge from the primary network to the drip discharge, as the final result of irrigation to the plants. The test was carried out on a 4-level drip irrigation network with a water source height from the reservoir of 3.21m with a capacity of 200 liters. The head variation consists of four types according to the amount of height of the drip irrigation network to the surface of the reservoir water. The main data analyzed are the volume of flow collected, discharge, speed and deviation of discharge or speed. While the presentation of the results is displayed in the form of regression graphs between the two test parameters, so that they can be applied generally. In the secondary pipe, there is an average difference in flow velocity of around 0.05 m/s in each network, with the lowest secondary flow rate deviation obtained at a small head of 0.2 cm3/s between the fourth and third floors, while the highest discharge deviation is obtained on the first and second floor networks, which is around 1.6 cm3/s. Low vt deviation is obtained at a head below 2.3m and the highest occurs at a head above 2.3m. The difference in head in the primary and secondary distribution networks does not have a significant effect on the distribution of drip irrigation flow, if the drip points are more numerous, the deviation is still within reasonable limits.
Budidaya Jamur Janggel sebagai Upaya Optimalisasi Pemanfaatan Limbah Jagung di Desa Sukarema Kecamatan Lenek Kabupaten Lombok Timur Hasyim; Rohani; I Dewa Made Alit Karyawan; I Dewa Gede Jaya Negara; I Wayan Yasa; Humairo Saidah; Made Mahendra; I Wayan Suteja; Salehudin; IAO Suwati Sideman; Ratna Yuniarti
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 8 No 2 (2025): April-Juni 2025
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpmpi.v8i2.11062

Abstract

Sebagian besar masyarakat desa Sukarema memiliki mata pencaharian sebagai petani. Selain menanam padi untuk kebutuhan pribadi, petani di desa Sukarema juga menanam jagung untuk dijual dalam keadaan sudah dikeringkan dan dipipil. Jagsung yang sudah dipipil menghasilkan limbah berupa bonggol (janggel) jagung yang biasanya dikemas ke dalam karung kemudian dijual dengan harga lima ribu rupiah per karungnya. Hal inilah yang mendasari munculnya program kerja budidaya jamur janggel sebagai upaya untuk mengoptimalisasikan pemanfaatan bonggol (janggel) jagung untuk menaikkan nilai ekonomi dari janggel jagung tersebut. Budidaya jamur janggel membutuhkan bahan – bahan penunjang pertumbuhan jamur seperti urea, bekatul, dan ragi tape. Pembuatan media tanam budidaya jamur janggel ini menggunakan beberapa perlakuan yang berbeda untuk melihat perbandingannya. Hasilnya, penggunaan nutrisi yang tepat sangat mepengaruhi pertumbuhan jamur janggel.
Co-Authors , Kisman Abdi Fadillah Adhitya Halim .P Agastya, Dewandha Mas Agus Soroso Agus Suroso Agus Suroso Agus Suroso Agus Suroso Agus Suroso Agustono Setiawan Ainudin, Nurun Akbar, Tabrani Akmaludin Akmaludin, Akmaludin Anid Supriadi Anid Supriyadi ANID SUPRIYADI Anid Supriyadi Anid Supriyadi Anid Supriyadi ATAS PRACOYO Atas Pracoyo Bakti, Lalu Arifin Aria Bambang Budi Santoso Bambang Hari Kusumo Bambang Hariyanto Bambang Hariyanto Budianto, M Bagus BUDIANTO, M. BAGUS Budianto, Muh. Bagus Desi Widianty Desi Widiyanti Desi Widiyanti DEWANDHA MAS AGASTYA Dewandha Mas Agastya Dewi, Kurnia Didi Supriyadi Agustawijaya Didik Agusta Wijaya Eko Pradjoko EKO PRADJOKO Eniarti, Miko ERY SETIAWAN Ery Setiawan Ery setiawan Faeruzza Athiya Fera Fitri Salsabila GUNAWAN, ADRI Hartana Hartana HARTANA HARTANA Hartana, Hartana Hasim Hasyim Hasyim, Hasyim hasyim, hasyim Heri Sulistiyono Heri Sulistiyono Heri Sulistiyono Heri Sulistiyono Heri Sulistiyono, Heri HERI SULISTYONO Hidayat, Syamsul Hidayati, Nufalia Humairoh Saidah I B Giri Putra I Gusti Made Kusnarta I Kade Wiratama I Nyoman Merdana I W Sugiartha I Wayan Joniarta I Wayan Suteja I Wayan Yasa I Wayan Yasa I Wayan Yasa I Wayan Yasa I Wayan Yasa I Wayan Yasa, I Wayan IAO Suwati Sideman Ida Ayu Oka Suwati Sideman Ida Bagus Giri Putra IDewa MadeAlitKaryawan Isnaniar Isnaniar Rahmatul Azizah IWayan Suteja Joko Priyono Julio, Ryan Bagus Jurnal Pepadu Karyawan, Dewa Made Alit Karyawan, I Dewa Made Alit Kisman Lalu Arifin Aria Bakti Lalu Wirahman Wiradarma Lilik Hanifah Lilik Hanifah Lolita Endang Susilowati Luvitasyari, Tirta Intan M Bagus Budianto M R. Sepriadi Made Anggitha Dewi Made Mahendra Made Mahendra MadeMahendra Mahendra, Made Merdana, I Nyoman Miko Eniarti Muh Bagus Budianto Muhajirah Ngudiono Ngudiono Ni Luh Ayu Aprilianti Ni Putu Ira Sintia Kurnianti Nufalia Hidayati Nur Chayati Nurrachman Pathurahman PRACOYO, ATAS Purwangsa, Herdi PUTRA, IDA BAGUS GIRI Ratna Yuniarti Ratna Yuniarti Ratna Yuniarti Rohani Rohani Rohani SAIDA, HUMAIRO Saiful Anwar Saleh, Ramdan Salehuddin Salehuddin, Salehuddin Salehudin Salehudin Salehudin Salehudin, Salehudin Salsabila, Fera Fitri Seniari, Ni Made Sideman, IAO Suwati Sukartono Suparjo Suparjo Suparjo SUPRIYADI, ANID Suwardji Tajidan, Tajidan Tri Rachmanto Veithzal Rivai Zainal WIRADARMA, LALU WIRAHMAN WIRADHARMA, LALU WIRAHMAN Yusron Saadi Yusron Saadi Yusron Saadi YUSRON SAADI Yusron Saadi