Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Salah satu terapi yang diberikan kepada pasien tuberkulosis adalah pemberian OAT (Obat Anti Tuberkulosis). Pemeriksaan tes fungsi hati dianjurkan untuk dilakukan sebelum dan saat pemantauan pengobatan TBC. Peningkatan kreatinin, asam urat dan ureum merupakan beberapa krieria pasien tuberkulosis paru mengalami cedera ginjal akibat penggunaan OAT. Keadaan serum yang pekat ini dapat mempengaruhi kualitas hasil pemeriksaan laboratorium. Menurut Hukum Lambert Beer nilai absorbansi berbanding lurus dengan konsentrasi zat. Hal ini tidak berlaku pada larutan pekat, akibatnya kadar yang dihasilkan tidak akurat. Hasil yang tidak akurat dapat merugikan pasien karena menyebabkan kesalahan diagnosis, pengobatan dan pemantauan penyakit. Salah satu penanganan serum pekat adalah dengan perlakuan pengenceran. Pengencenan dilakukan dengan penambahan NaCL fisiologis perbandingan dengan harapan dapat mememperkecil tingkat kesalahan selama pengukuran sampel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil tes fungsi ginjal pada serum pasien tuberkulosis dengan dan tanpa pengenceran. Penelitian ini merupakan penelitian Pre-experimental Design dengan desain penelitian One-Group Pretest-Posttest Design. Sampel penelitian adalah serum pasien tuberkulosis dengan kadar kreatinin >1,3 mg/dL, kadar ureum >7 mg/dL dan kadar asam urat >7 mg/dL. Hasil uji dianalisis deskriptif dan statistik menggunanakan uji beda Wilcoxon dengan taraf signifikan 5% untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil pemeriksaan. Hasil pemeriksaan tes fungsi ginjal yang diuji dengan uji beda Wilcoxon menunjukkan signifikan sebesar 0,000(<0,05) yang berarti ada perbedaan hasil pemeriksaan tes fungsi ginjal pada serum pasien tuberkulosis dengan dan tanpa pengenceran