p-Index From 2020 - 2025
5.934
P-Index
This Author published in this journals
All Journal International Journal of Public Health Science (IJPHS) JURNAL ILMIAH KESEHATAN KEPERAWATAN Journal of the Medical Sciences (Berkala Ilmu Kedokteran) Jurnal Kesehatan Reproduksi Dentika Dental Journal Juke Indonesian Journal of Biotechnology Jurnal Kebidanan Midwiferia Majalah Obstetri dan Ginekologi Jurnal Kesehatan Jurnal Surya Medika Kesmas Indonesia: Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan Kesehatan Indonesian Contemporary Nursing Journal (ICON Journal) Jurnal Kesehatan Reproduksi Jurnal Kreativitas PKM Abdimas Umtas : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Jurnal Kesehatan Ibu dan Anak JFIOnline YARSI Medical Journal Jurnal Biomedika dan Kesehatan Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist) Health Information : Jurnal Penelitian Jurnal Keperawatan dan Kesehatan NURSING UPDATE JURNAL ILMIAH ILMU KEPERAWATAN JUMANTIK: Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan Jurnal Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (JP2M) Indonesian Journal of Global Health research JURNAL KESEHATAN SAMODRA ILMU TRANSFORMASI : JURNAL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT Berita Kedokteran Masyarakat Proceeding ISETH (International Summit on Science, Technology, and Humanity) Prosiding University Research Colloquium Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Aisyiyah TRIMAS: Jurnal Inovasi dan Pengabdian Kepada Masyarakat Jurnal Keperawatan dan Kesehatan (JKK) Jurnal Keperawatan Innovative: Journal Of Social Science Research Riset Informasi Kesehatan Jurnal Kesehatan Tropis Indonesia Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan Jurnal Abdimas Kesehatan Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional (National Public Health Journal)
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Kesehatan Reproduksi

PERBANDINGAN SKOR DISMENOREA PADA PASIEN ENDOMETRIOSIS YANG MENDAPATKAN TERAPI ABLASI LAPAROSKOPI DILANJUTKAN GnRH AGONIST VERSUS ABLASI LAPAROSKOPI SAJA DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA Marta Isyana; Djaswadi Dasuki; Diah Rumekti
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 1, No 3 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (496.786 KB) | DOI: 10.22146/jkr.5752

Abstract

PERBANDINGAN SKOR DISMENOREA PADA PASIEN ENDOMETRIOSIS YANG MENDAPATKAN TERAPI ABLASI LAPAROSKOPI DILANJUTKAN GnRH AGONIST VERSUS ABLASI LAPAROSKOPI SAJA DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTAMarta Isyana 1 , Djaswadi Dasuki2, Diah Rumekti3ABSTRACTBackground: Dysmenorrhea in endometriosis is a condition that adversely impacts the quality of life of women. The current treatment for dysmenorrhea in endometriosis is essentially palliative, since most of these treatment can only suppress disease progression and relieve its symptoms.Objective: To compare the difference in dysmenorrhea scores pre and post treatment of dysmenorrhea in endometriosis patients who received laparoscopic ablation followed with GnRH agonist versus laparoscopic ablation therapy alone.Method: This is an observational study with a retrospective cohort design. Endometriosis patients were identified through medical records at Dr Sardjito Hospital, Yogyakarta. Patients were categorized into laparoscopic ablation therapy followed by GnRH agonist group and laparoscopic ablation therapy only group. Evaluation of dysmenorrhoea scores were performed in 6 months after therapy.Result and Discussion: A total of 88 subjects (44 subjects in each group) were eligible and gave their consent to participate. Patients who received laparoscopic ablation therapy followed by GnRH agonist showed greater VAS difference pre and post treatment (6,27±0,22 vs 4,20±1,17,p<0,001) compared with only ablation laparoscopic. This difference was not affected by age, BMI, and endometriosis stage. Eleven of the 44 subjects who received laparoscopic ablation followed by GnRH agonists developed side effects. There were 7 people with hot flushes, 3 people with decreased bone mineral density and 1 people with dry skin, whereas no subject in laparoscopic ablation group alone experienced them.Conclusions: Laparoscopic ablation followed by GnRH agonist therapy was associated with greather difference in dysmenorrhea score pre and post treatment compared with laparoscopic ablation only. Laparoscopic ablation therapy followed with a GnRH agonist was associated with higher side effects.Keywords: endometriosis, laparoscopic ablation, GnRH agonist, visual analog scaleABSTRAKLatar Belakang: Dismenorea pada endometriosis adalah suatu kondisi yang memberikan dampak bermakna pada mutu kehidupan wanita. Penanganan dismenorea pada endometriosis saat ini pada hakikatnya masih belum berhasil menyembuhkannya, karena sebagian besar baru mampu menekan perkembangan penyakit dan menghilangkan gejalanya.Tujuan: Membandingkan selisih skor dismenorea sebelum dan setelah terapi pada pasien endometriosis yang mendapatkan terapi ablasi laparoskopi dilanjutkan GnRH agonist versus ablasi laparoskopi saja.Metode: Penelitian ini adalah penelitian observasional menggunakan rancangan penelitian kohort retrospektif. Pasien endometriosis diidentifikasi melalui rekam medis di RSUP DR Sardjito, Yogyakarta. Pasien dikelompokkan menjadi kelompok terapi ablasi laparoskopi dilanjutkan dengan GnRH agonist dan terapi ablasi laparoskopi saja.Evaluasi untuk skor dismenorea dilakukan pada jangka waktu 6 bulan setelah terapi. Hasil dan Pembahasan: Sebanyak 88 subyek (44 subyek dalam setiap kelompok) memenuhi kriteria penelitian dan memberikan persetujuan untuk diikutsertakan dalam penelitian. Pasien yang mendapatkan terapi ablasi laparoskopi dilanjutkan GnRH agonist menunjukkan selisih VAS sebelum dan setelah terapi yang secara signifikan lebih baik (6,22±0,22 vs 4,20±1,17;p<0,001) dibandingkan dengan ablasi laparoskopi saja. Perbedaan ini tidak dipengaruhi oleh umur, BMI, maupun derajat endometriosis. Sebelas dari 44 subyek yang mendapatkan ablasi laparoskopi dilanjutkan GnRH agonist mengalami efek samping, yaitu 7 orang mengalami hot flushes, 3 orang mengalami penurunan densitas masa tulang dan 1 orang mengalami kulit kering, sedangkan tidak ada subyek dalam kelompok ablasi laparoskopi saja yang mengalami efek samping.Kesimpulan: Terapi ablasi laparoskopi yang dilanjutkan dengan GnRH agonist berhubungan dengan selisih skor dismenorea sebelum dan setelah terapi yang lebih tinggi dibandingkan dengan terapi ablasi laparoskopi saja. Terapi ablasi laparoskopi yang dilanjutkan dengan GnRH agonist berhubungan dengan tingkat efek samping yang lebih tinggi.Kata kunci: endometriosis, ablasi laparoskopi, GnRH agonist, visual analog scale 1,2,3 Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
HUBUNGAN ANTARA STRESOR PSIKOSOSIAL DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA REMAJA SMP PASCA ERUPSI MERAPI DI KECAMATAN CANGKRINGAN KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA Anik Dwi Marga; Sumarni Dw; Djaswadi Dasuki
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 2, No 3 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkr.12655

Abstract

HUBUNGAN ANTARA STRESOR PSIKOSOSIAL DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA REMAJA SMP PASCA ERUPSI MERAPI DI KECAMATAN CANGKRINGAN KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTAAnik Dwi Marga 1, Sumarni DW 2, Djaswadi Dasuki 3ABSTRACTBackground: Merapi eruption can cause tremendous damage, not only physically but also mentallywhich will trigger the emergence of mental disorders in adolescence and even into adulthood. After theeruption of Merapi, adolescents and their families should move from shelters to permanent residence.Resettlement to permanent residence had resulted in a new variety of stressors. The new stressors wouldaffect the release of LH (luteinizing hormone) and FSH (follicle-stimulating hormone) which may affectthe occurrence of menstrual disorders. Menstrual disorder might interfere with learning achievement inadolescence.Objective: To determine the relationship between psychosocial stressors with menstrual disorders infemale junior high school students after the eruption of Merapi in Cangkringan Sleman YogyakartaMethod: This study is a observational with cross-sectional design and combined with a qualitativeapproach. Respondents in this research is class VII students who were menstruating in CangkringanSleman. Samplings method used was total sampling. The research instrument was a questionnairepsychosocial stressors (IPSP), menstrual disorder questionnaire (SPAF) and the behavioral aspects of thequestionnaire. Datas were analysed using Chi-Square test by looking at the value of prevalence ratio andlogistic regression at the significance level of p <0.05 with a confidence interval (CI) of 95%.Result and Discussion: There was a significant correlation between psychosocial stressors and menstrualdisorders (OR; 6.47; CI = 1.436 to 29.165)Conclusion: Adolescents who experienced severe psychosocial stressors six times more likely to experiencemenstrual disorders compared to adolescents who experience mild psychosocial stressorsKeywords: Psychosocial Stressors, menstrual disorders, post-eruption of Merapi, Youth,SMP.ABSTRAKLatar Belakang: Erupsi Merapi dapat menyebabkan kerusakan yang luar biasa, tidak hanya fisik tetapijuga mental yang akan memicu munculnya gangguan jiwa pada remaja bahkan sampai masa dewasa.Pasca erupsi Merapi, remaja dan keluarganya harus pindah dari huntara ke huntap. Perpindahan tempattinggal ke huntap inilah yang mengakibatkan berbagai stresor-stresor baru.. Stresor baru tersebut akanmempengaruhi pelepasan LH (Luteinizing Hormone) dan FSH (follicle-stimulating hormone) yang dapatmempengaruhi terjadinya gangguan menstruasi. Masalah menstruasi jika tidak mendapatkan penangananyang benar dapat mengganggu prestasi belajar remaja.Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara stresor psikososial dengan gangguan menstruasi pada remajaSMP pasca erupsi Merapi di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman YogyakartaMetode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimen dengan metode observasional denganrancangan cross-sectional yang dilengkapi dengan pendekatan kualitatif. Responden dalam penelitianini adalah Siswi kelas VII SMP yang sudah menstruasi di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman.Pengambilan sampel penelitian dengan total sampling. Instrumen penelitiannya adalah kuesioner stresorpsikososial (IPSP), kuesioner gangguan menstruasi (SPAF) dan kuesioner aspek perilaku. Analisis datamenggunakan Uji Chi-Square dengan melihat nilai RP (Rasio Prevalensi) dan regresi logistik pada tingkatkemaknaan p<0,05 dengan Confidence interval 95%.Hasil dan Pembahasan: Remaja yang mengalami stresor psikososial berat beresiko 6,47 kali lebih besaruntuk terjadi gangguan menstruasi (CI 95% 1,436-29,165)Kesimpulan: Remaja yang mengalami stresor psikososial berat mempunyai resiko 6 kali lebih besarmengalami gangguan menstruasi dibandingkan dengan remaja yang mengalami stresor psikososial ringanKata Kunci: Stresor psikososial, Gangguan menstruasi, Pasca Erupsi Merapi, Remaja, SMP.1 Anik Dwi Marga dari Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, UGM2 Sumarni DW dari Bagian Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran, UGM3 Djaswadi Dasuki Bagian Obstetri Ginekologi, Fakultas Kedokteran, UGM
Pengetahuan tentang Infeksi Menular Seksual dengan Perilaku Seksual Tidak Aman pada Remaja Putri Maluku Tenggara Barat di Daerah Istimewa Yogyakarta Firmina Th Kora; Djaswadi Dasuki; Djauhar Ismail
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 3, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkr.13880

Abstract

Background: Based on the Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS, 2012), adolescents’ knowledge (females aged 15-24 years) about STI (Sexually Transmitted Disease) is still low under 50%. A total of 16.46% Indonesian adolescents have had sex, 46.26% of them have been doing it actively, first sex occurred in below 20 years of age.Objective: To determine the relationship between knowledge about sexually transmitted infections with unsafe sexual behavior.Method: This study is a quantitative and qualitative with cross-sectional study design. Subjects in this study were all female adolescents of West Southeast Moluccas who are continuing education in Yogyakarta. Univariable and bivariable data analysis was conducted using chi-square test statistic. Multivariable analysis was conducted using logistic regression to estimate the effective model.Result and Discussion: Low knowledge STI is practically and statistically related to unsafe sexual behavior with a p-value <0.05, RP 1.71 and CI 1.07 to 2.70. Low knowledge about STIs in adolescents increase the risk by 1.7 times for unsafe sexual behavior. Conclusion: 67,1% female adolescent who have unsafe sexual behavior. Female adolescents who have knowledge about STIs low 65.7%. Low knowledge STI significantly increases unsafe sexual behavior in adolescent girls. Unsafe sexual behavior conducted by adolescent female are sexual intercourse before the age of 20 not using condoms during sexual intercourse, and multiple sexual partner.Keywords: Knowledge of Sexually Transmitted Infections, Unsafe Sexual Behavior, Female Adolescent
Co-Authors . Aida Abdul Wahab Abrori, Abrori Abrori, Abrori Ade Ana Adelina Amelia Adi Adi Adinda Putri Sari Dewi Agus Sudiana Nurmansyah Agustin Endriyani, Agustin Ahmad Hamim Sadewa Ahsanudin Attamimi Almumtahanah, Almumtahanah Anak Agung Istri Sri Wiadnyani Andriana Kumala Dewi Anifah, Fulatul Anik Dwi Marga Annisa R Annisa Rahmawati Annisa Rahmawati Annisa Rahmawati ANNISA RAHMAWATI Arfan, Iskandar Ariani, Desti Dwi Arief Boediono Asep Novianto Asmar Yetty Zein Asmar Yetty Zein, Asmar Yetty Aswita, Aswita Atik Triratnawati Aulia, Ayuning Ayu Diana Meilantika Ayu Sugiarti Banun Kusumawardani Batubara, Irwan Bhakti, Wida Kuswida Blessilia, Eligia Cahya Skania, Pratiwi Cau Kim Jiu Cau Kim Jiu Dameria, Netty Katrina Daniel Happy Putra Dessy Hertati Detty Siti Nurdiati Dewi, Adinda Putri Sari Dewi, Fovilia Dewi, Ika Laksita Dewi, Suryani Puspa Dhesi Ari Astuti, Dhesi Ari Diah Fauri Yani Diah Rumekti Diah Rumekti Diah Rumekti Hadiati Dita Maria Virginia Djauhar Ismail Djauhar Ismail Dwi Hidayah Dwi Hidayah Edy Meiyanto Efriyan Imantika Elfrida Ratnawati Elisa Elisa Endang Purwaningsih Erlando, Zeri Erwan Syahrudin Ery purwanti Eva Mayandari Firmina Th Kora Hanafi Hanafi Handayani1, Leni Wahyu Hapis, Hapis Hapiz Haryanto Haryanto Herlin Fitriana Kurniawati Heru Pradjatmo Hidayah hidayah Hidayah, Hidayah Husnawati Husnawati Imran Imran Indah Budiastutik Indah Indah Indri Erhwani Indri Erwhani Indria Laksmi Gamayanti Indria Laksmi Gamayanti Irham Irham Irham Irham Irwan Taufiqurahman Isnaini Putri Ita Fauzia Hanoum, Ita Fauzia Ita Fauziah Hanoum K, Herlin Fitriana Kadarsih Soejono, Sri Kadarsih Soejono, Sri Kadek Yuke Widyantari Kardiatun, Tutur Kartini, Farida Khairillah, Yuyun Nisaul Khoir, Fathul Kora, Firmina Th Lamana, Aspia Legawati Legawati, Legawati Leni Wahyu Handayani1 Lestari Makmuriana Lestari Makmuriana Lestari, Lilis Lilik Ariyanti Lily Marliany Surjadi Lukita, Yenni M Taufik Madarina Julia Mardiana Mardiana Mardiani Mardiani Mardiyani, Ridha Marga, Anik Dwi Marlenywati Marlenywati Marsetyawan Soesatyo Marsetyawan Soesatyo Marta Isyana Marta Isyana Masitha, Wulan Mauana, Andi Mayarestya, Nita Putriasti Meisy Meisy Menik Sri Daryanti Menik Sri Daryanti, Menik Sri Meta Trisyya Mubasysyir Hasanbasri MULYOTO PANGESTU Mumtahanah, Al Mustofa Mustofa Nora Gracesara Nuniek Setyo Wardani Nur Ahlam Nadia Putri Nurhaya S Patui Nurmansyah, Agus Sudiana Nurmeini Nuruniyah Nuruniyah, Nuruniyah Nuzula, Rizka Firdausi Ova Emilia Parliani, Parliani Pinandari, Anggriyani W. Pinda Hutajulu Pinda Hutajulu, Pinda Purwanto, Dedy Putri, Nita Tri Putri, Nur Ahlam Nadia R. Sapto Hendri Boedi Soesatyo Rahayu, Kusnia Wati Rahayu, Meyi Setiawati Ramanda, Galih Dwiki Retno Mawarti, Retno Ridha Mardiani Ridha Mardiani Ridha Mardiani Ridha Mardiani riwayati riwayati Rizky, Ayu Rona Eka Kusuma Rosdarni Rosdarni Rosdarni Rosdarni, Rosdarni Rukmono Siswishanto Samad, Abdu Sari, Nurmila Selly K Setianingsih Setianingsih Setianingsih, S Shofwal Widad Siswanto Agus Wilopo Siti Masdah Sri Ariyanti Sri Ariyanti Sri Handayani Sri Haryati Sri Kadarsih S Sri Kadarsih S, Sri Sri Restu Sugiarti, Ayu Sulchan Sofoewan, Sulchan Sulistyaningsih, Sulistyaningsih - SUMARNI Sumarni Djoko Waluyo Sumarni Djoko Waluyo, Sumarni Djoko Sumarni DW Sumarni DW, Sumarni SUMIYATI SUMIYATI Suriadi Jais Susilawati, Budi Susilawati, Miya Sutrisno Sutrisno Sutrisno, Sutrisno Topan Iman Sanjaya Totok Utoro Totok Utoro Tri Hastuti Tri Hastuti Tri Wahyuni Tri Wahyuni tri wahyuni Tri Wahyuni Tunjung Wibowo Tunjung Wibowo Tuti Nuraini Tuti Nuraini Ujiana, Sugi Ultari, Cici Uswatul Hasanah Utami, Fitria Siswi Virarisca, Sheilla Vivit Wiyandani Wahyuhidaya, Pratika Wahyuni, Budi Wibowo, Yudi Herdianto Widya Asmara Wuriani Wuriani Yani, Diah Fauri Yayi Suryo Prabandari Yuanita, Irma Linda Yundari, Yundari Zerry Erlando