Articles
Proses Berpikir Parsial dan Berpikir Utuh pada Kesalahan Pemahaman Siswa
Ahyani Mirah Liani;
Toto Nusantara
Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains Vol 8, No 2 (2020): December 2020
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.21831/jpms.v8i2.19653
Penelitian ini bertujuan untuk melihat proses berpikir siswa pada kesalahan pemahaman konsep materi pecahan. Pendekatan penelitian ini tergolong dalam deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMP kelas VII di SMP Mualimin. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa mengalami kesalahan pemahaman, siswa menanggap bahwa pecahan yang ditunjukkan pada gambar soal adalah dengan alasan terdapat 4 bagian dari 4 bagian tersebut terdapat 3 bagian yang diarsir sehingga menyatakan . Alasan yang diberikan kurang tepat karena pada soal ini konsep yang dibahas adalah part whole congruent part (bagian suatu daerah yang bagian-bagiannya sama besar). Proses berpikir ini menganggap bahwa unsur-unsur yang saling berdekatan dalam bidang pengamatan akan dipandang sebagai satu bentuk tertentu, ini berdasarkan hukum Gestalt yaitu hukum kedekatan (proximity). Subjek mengganggap bahwa ada kedekatan bagunan yang diarsir sama bentuknya, yang ditunjukkan pada gambar adalah 3/4.
Pengetahuan Parsial: Representasi Guru pada Relasi dan Fungsi
Khairiyatun Nisak Dzikiyan;
Toto Nusantara
Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains Vol 8, No 1 (2020): June 2020
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.21831/jpms.v8i1.19648
Pengetahuan representasi merupakan indikator pengetahuan matematis guru sebagai salah satu tolok ukur profesionalitas guru. Tujuan studi kasus ini untuk mengetahui kemampuan representasi guru pada relasi dan fungsi. Studi kasus ini menggunakan pendekatan kualitatif. Studi kasus ini dilakukan pada 6 subjek penelitian (kategori H (High), M (Midle), L(Low), dan VL (Very Low)) yang dipilih dari 314 peserta UKG Kabupaten Blitar tahun 2015. Hasil tes dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok. Studi kasus ini menunjukkan bahwa pengetahuan representasi geometris guru masih kurang. Pemahaman relasi dan fungsi masih bersifat parsial. Temuan lainnya adalah bahwa pengetahuan matematis dipengaruhi oleh konsistensi penerapannya, kemauan untuk terus memperdalam ilmu matematika, pengetahuan siswa yang dapat memicu kreativitas guru untuk menemukan cara efektif agar siswa bisa memahami materi. Sedangkan untuk kemampuan representasi pada suatu materi , dapat dilatih melalui pembiasaan menyatakan relasi dan fungsi dalam bentuk aljabar, geometris, tabel, maupun diagram.
Analisis Proses Bernalar Siswa dalam Memecahkan Masalah Matematika di SMP Muhammadiyah 6 Dau Malang
Yulia Primantari;
Toto Nusantara;
Edy Bambang Irawan
Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains Vol 8, No 1 (2020): June 2020
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.21831/jpms.v8i1.19652
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses bernalar matematika siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Dau Malang dalam memecahkan masalah matematika. Jenis dan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan subjek yaitu siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Dau Malang sebanyak 27 siswa. Data diperoleh dari pemberian Tes dan Wawancara. Hasil penelitian proses bernalar siswa ini menunjukkan bahwa (1) menyajikan pernyataan matematika, siswa mampu menyajikan pernyataan matematika dengan benar yaitu terbukti pada kegiatan siswa membuat model matematika dari soal cerita yang diberikan; (2) mengajukan dugaan, siswa dapat menentukan strategi penyelesaian soal dengan benar, hal ini terbukti pada kegiatan siswa pada saat menentukan strategi dengan cara eliminasi untuk memperoleh salah satu nilai; (3) melakukan manipulasi, siswa dapat mengerjakan soal menggunakan konsep matematika yang relevan serta melakukan perhitungan sampai selesai dan memperoleh hasil yang benar, hal ini terbukti pada kegiatan siswa dalam menyelesaikan masalah, siswa mengerjakan soal dengan menggunakan konsep matematika yang relevan yaitu konsep SPLD, siswa juga melakukan perhitungan sampai selesai dengan hasil yang benar; (4) menyimpulkan, menunjukkan bahwa siswa belum mampu menarik kesimpulan dari kegiatan yang dilakukan dengan baik. Siswa belum mampu menuliskan kesimpulan akhir dari jawaban yang diperoleh. Mereka hanya selesai sampai perhitungan akhir tanpa memberikan kesimpulan atas jawaban yang diperoleh.
Analisis Kemampuan Penalaran Analogis Siswa SMP dalam Menyelesaikan Masalah Matematika
Mohammad Ridhoi;
I Made Sulandra;
Sukoryanto Sukoryanto;
Toto Nusantara
Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains Vol 8, No 1 (2020): June 2020
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.21831/jpms.v8i1.19649
Penalaran analogi secara khusus mempunyai peran penting dalam pelajaran matematika. Penalaran analogi dapat digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah matematika, jika siswa dapat menggunakan pengetahuan yang telah dipelajari sebelumnya untuk menyelesaikan masalah yang baru. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan bagaimana kemampuan penalaran analogi siswa dalam menyelesaikan masalah matematika. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIIA SMP Brawijaya Smart School. Subjek penelitian terdiri dari 25 orang siswa. Berdasarkan hasil tes, siswa di kelompokan dalam 3 kelompok yaitu kelompok kemampuan penalaran analogi rendah (A1), kelompok kemampuan penalaran analogi sedang (A2), dan kelompok kemampuan penalaran analogi tinggi (A3). Hasil penelitian menunjukkan kemampuan penalaran analogi siswa secara umum masih rendah.
PROBLEM SOLVING IN THE CONTEXT OF COMPUTATIONAL THINKING
Swasti Maharani;
Muhammad Noor Kholid;
Lingga Nico Pradana;
Toto Nusantara
Jurnal Infinity Vol 8, No 2 (2019): Volume 8 Number 2, Infinity
Publisher : IKIP Siliwangi and I-MES
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (388.274 KB)
|
DOI: 10.22460/infinity.v8i2.p109-116
Computational thinking is needed in the 21st century, where we live in an era of digitalization. Also, there is a global movement to incorporate computational thinking into the education curriculum, especially Mathematics education. The different of this research with others is this research compares the Polya problem solving and computational thinking. This research was conducted to find out how the relationship/relationship of the Polya problem-solving with the steps of computational thinking. The method used in this research is descriptive qualitative. The subject of this study was mathematics education students. The results showed that the relationship between problem-solving and computational thinking of respondent when solving the problem is when defining the problem in the context of problem-solving, the respondent performs the stage of decomposition and abstraction in the context of computational thinking. During the planning process of the solution process, respondents carried out the generalization stage. When the scene is carrying out the plan and the problem solver to look back to evaluate the solution, the respondent performs the debugging and algorithmic steps.
Berpikir Kreatif dalam Pengajuan Masalah Matematis
Maria Martini Aba;
Toto Nusantara
Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains Vol 8, No 1 (2020): June 2020
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.21831/jpms.v8i1.19637
Kemampuan pengajuan masalah matematis merupakan aspek penting yang harus diperhatikan dalam pembelajaran matematika. Tujuan penelitian ini adalah menyelidiki dan mendeskripsikan kemampuan pengajuan masalah matematis siswa terkait berpikir kreatif. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif-deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII SMP Muallimin Blitar-Malang. Subjek penelitian terdiri dari 28 orang siswa. Dari hasil tes ditemukan bahwa siswa yang mampu mengajukan masalah matematis dilihat dari apakah pengajuan masalah matematis tersebut memenuhi kriteria dalam indikator berpikir kreatif yang meliputi kelancaran, keluwesan, keaslian dan elaborasi. Dan hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta penelitian dalam pengajuan masalah matematisnya tidak sampai sebagian memenuhi kriteria atau tuntutan dalam indikator berpikir kreatif, pola berpikir kreatif mereka masih rendah yang ditunjukkan dari pengajuan masalah yang diajukan.
Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Aritmatika Sosial
Emerensiana Nona Ana;
Toto Nusantara
Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains Vol 7, No 1 (2019): June 2019
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.21831/jpms.v7i1.19655
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesulitan-kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita aritmatika sosial. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIIA SMP Muallimin Wonodadi yang berjumlah 28 orang pada semester ganjil Tahun ajaran 2018/2019. Metode pengumpulan data yang digunakan tes, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal cerita aritmatika sosial antara lain: siswa masih kesulitan dalam memahami soal, siswa kesulitan dalam menentukan rumus untuk menyelesaikan soal aritmatika sosial, dan siswa kesulitan dalam melakukan operasi hitung dalam menyelesaikan soal aritmatika sosial tersebut.
Hambatan Berpikir Kreatif pada Pemecahan Masalah Matematika
Harsayandaru Himawan;
I Nengah Parta;
Abd. Qohar;
Toto Nusantara
Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains Vol 8, No 2 (2020): December 2020
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.21831/jpms.v8i2.19662
Kemampuan berpikir kreatif sangat penting bagi siswa, karena berpikir kreatif sangat berguna di kehidupan sehari-hari. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan berpikir kreatif siswa SMP dalam menyelesaikan masalah melalui tes soal pemecahan masalah. Berdasarkan hasil tes tersebut diambil tiga siswa bernilai rendah (S1), sedang (S2), dan tinggi (S3). Hasil analisis yang didapatkan adalah ketiga siswa tersebut belum memiliki kemampuan berpikir kreatif yang baik. S1 hanya bisa mengidentifikasi permasalahan, S2 bisa menggunakan strategi yang unik dari siswa lain walaupun hasilnya masih salah, S3 mampu menjawab soal dengan dua cara, akan tetapi jawabannya masih salah. Sehingga dapat disimpulkan kemampuan berpikir kreatif siswa masih kurang.
The commognitive perspective of teaching skills of prospective mathematics teachers in microteaching subjects
Moh Zayyadi;
Toto Nusantara;
Harfin Lanya
Jurnal Elemen Vol 8, No 1 (2022): January
Publisher : Universitas Hamzanwadi
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.29408/jel.v8i1.4129
This study aims to describe the teaching skills of prospective mathematics education teachers in micro-teaching subjects from a commognitive perspective. This type of research is qualitative research. The research subjects consisted of 15 students of the 2015 Mathematics Education Study Program class, which were taking micro-teaching courses. The instrument used in this study was a rubric sheet—an assessment of prospective teachers' teaching skills. Data analysis techniques used are data reduction, data presentation, and conclusion collection. The results showed that: Prospective mathematics education teachers in preliminary activities often use the word usage component, visual mediator, routine and do not use the narrative component. In the core activities of learning mathematics, teacher candidates use four components commognitive, which are the use of words, visual mediators, routine, and narrative. In the selection of mathematics education, teacher candidates only use the word use component. Commognitive provides an overview of mathematical cognitive-communication and content in the learning carried out.
PROFIL KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS PESERTA DIDIK DALAM PEMECAHAN MASALAH SOAL CERITA
Chusnul Ma'rifah;
Cholis Sa’dijah;
Subanji Subanji;
Toto Nusantara
Edu Sains: Jurnal Pendidikan Sains & Matematika Vol 8, No 2 (2020): VOLUME 8 NOMOR 2 DESEMBER 2020
Publisher : IAIN Palangka Raya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.23971/eds.v8i2.1991
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis peserta didik dalam menyelesaikan soal cerita pada materi barisan dan deret. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitiatif serta menggunakan metode survey. Subjek dalam penelitian ini adalah 15 peserta didik MAN 3 Malang yang terbagi dalam kelompok berkemampuan komunikasi matematis tinggi, sedang, dan rendah. Dari masing-masing kelompok, diambil satu subyek untuk dideskripsikan kemampuan komunikasi matematisnya. Hasil menunjukkan bahwa peserta didik dengan kemampuan komunikasi matematis tinggi memiliki kemampuan komunikasi matematis yang baik dalam representasi penyelesaian masalah soal cerita dan dalam mengomunikasikan hal-hal yang berkaitan dengan soal dengan simbol matematis. Untuk peserta didik berkemampuan komunikasi matematis sedang, cenderung melakukan kesalahan dalam menulis representasi penyelesaian masalah, serta sudah dapat menuliskan hal-hal yang diketahui, ditanya, dan kesimpulan dengan menggunakan simbol matematis secara benar. Adapun untuk peserta didik dengan komunikasi matematis rendah, bawah belum dapat memenuhi keduanya.