Abstrak Kanker payudara merupakan salah satu penyebab utama kematian akibat kanker pada wanita, terutama di Indonesia, dengan tingkat deteksi dini yang masih rendah. Salah satu faktor utama tingginya mortalitas adalah keterlambatan diagnosis, yang mengakibatkan sebagian besar kasus baru ditemukan pada stadium lanjut. Untuk mengatasi permasalahan ini, edukasi mengenai pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) menjadi langkah preventif yang efektif. Program pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman perempuan usia subur di Desa Telaga Langsat mengenai SADARI dalam deteksi dini kanker payudara. Kegiatan ini melibatkan 25 peserta, terdiri dari perempuan usia subur dan kader kesehatan desa. Metode yang digunakan mencakup pemaparan materi edukatif (pre-test), pemutaran video, demonstrasi praktik langsung SADARI, diskusi (post-test). Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pemahaman peserta terhadap teknik SADARI dan pentingnya deteksi dini kanker payudara dari 6,48 menjadi 8,92 atau sebesar 37,65%. Mayoritas peserta menyatakan kesiapan untuk melakukan SADARI secara rutin & mampu melakukan SADARI dengan teknik yang benar. Peserta berharap pengabdian dapat dilanjutkan dengan deteksi dini penyakit lainnya. Kesimpulan pada kegiatan ini adalah edukasi mampu meningkatkan pengetahuan SADARI dan deteksi dini kanker payudara dari 6,48 menjadi 8,92. Kata kunci: deteksi dini; edukasi kesehatan; kanker payudara; SADARI. Abstract Breast cancer is one of the leading causes of cancer-related mortality among women, particularly in Indonesia, where the rate of early detection remains low. One of the primary factors contributing to the high mortality rate is delayed diagnosis, which results in most cases being detected at an advanced stage. To address this issue, education on breast self-examination (BSE) serves as an effective preventive measure. This community service program aims to enhance the awareness and understanding of women of reproductive age in Telaga Langsat Village regarding the importance of SADARI for early breast cancer detection. The program involved 25 participants, consisting of women of reproductive age and village health cadres. The methods employed included educational material presentations (pre-test), video screenings, direct demonstrations of SADARI, and discussions (post-test). The results indicated an improvement in participants' understanding of the SADARI technique and the importance of early breast cancer detection, with an increase in scores from 6.48 to 8.92, equivalent to a 37.65% improvement. The majority of participants expressed their readiness to perform SADARI regularly and demonstrated the ability to conduct it correctly. Furthermore, participants expressed interest in extending the program to include early detection of other diseases. In conclusion, this educational initiative successfully increased knowledge of SADARI and early breast cancer detection, as evidenced by an improvement in participants' scores from 6.48 to 8.92. Keywords: breast cancer; BSE; early detection; health education