Keterampilan berpikir kritis termasuk kemampuan penting yang harus dimiliki siswa SMP karena menjadi dasar dalam menghadapi berbagai tantangan, baik dalam pembelajaran maupun aktivitas sehari-hari. Keterampilan berpikir kritis pelajar di Indonesia masih relatif lemah. Salah satu pemicunya adalah metode pengajaran yang masih didominasi oleh guru serta kurangnya keterlibatan aktif siswa dalam proses belajar. penelitian ini dilakukan guna menjelaskan penerapan suatu model adalah untuk mendeskripsikan penerapan model Inquiry Based Learning (IBL) pada mata pelajaran PAI di SMP Muhammadiyah 44 Tangerang Selatan. Kajian ini berbasis kualitatif dengan sumber data utama berdasarkan dari pengamatan lapangan, wawancara mendalam, dan dokumen pendukung. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa faktor utama yang mendukung keberhasilan implementasi model ini adalah kompetensi guru yang memiliki keterampilan dan pengetahuan memadai dalam menerapkan IBL; ketersediaan sumber daya pembelajaran seperti teknologi dan bahan ajar yang memadai; fleksibilitas kurikulum yang dimiliki sekolah sesuai dengan kebutuhan siswa. Tantangan utama penerapan IBL meliputi kebutuhan kolaborasi yang kuat antara guru, siswa, dan fasilitas sekolah; keterampilan guru dalam merancang pertanyaan pemantik dan kegiatan inquiry; ketersediaan bahan ajar dan fasilitas pendukung yang memadai; serta motivasi siswa untuk aktif berpartisipasi dalam pembelajaran berbasis inquiry.