In implementing the works program of the Branch Management of Indonesian Islamic Students Movement of Malang Regency, for the sake of a good and interesting event, the owners of power use female activists to become workers. Women activists must carry out tasks that are not in accordance with their job descriptions, get coercion from fellow activists to carry out tasks that they themselves have not yet experienced and only try first, and the most striking is when female activists are not happy if there is a women's development program. The practice of exploitation of these women activists, seen in this article, uses Michel Foucault's body discipline theory. The body's discipline works as a normalization of behavior designed by utilizing the productive and reproductive abilities of the human body. The practice of power through disciplining the body, creates a situation where the individual body can internalize submission and make it look like a normal state. This practice is what Foucault calls the normalization of power over the individual body. Individuals will never feel that they are being used and subjugated because they already consider it to be within reasonable limits. It can also be said that this is a veiled exploitation. [Dalam pelaksanaan program kerja Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Kabupaten Malang, demi terlaksanya acara yang bagus dan menarik, para pemilik kekuasaan memanfaatkan aktivis perempuan untuk menjadi pekerja. Aktivis perempuan harus melaksanakan tugas yang tidak sesuai dengan deskripsi kerjanya, mendapat paksaan dari teman sesama aktivis untuk melaksanakan tugas yang dia sendiri belum berpengalaman dan baru pertama mencobanya, dan yang paling mencolok adalah ketika sesama aktivis perempuan tidak senang jika ada program pengembangan keperempuanan. Praktik eksploitasi terhadap aktivis perempuan tersebut, dilihat dalam artikel ini, menggunakan teori disiplin tubuh Michel Foucault. Disiplin tubuh bekerja sebagai normalisasi kelakuan yang didesain dengan memanfaatkan kemampuan produktif dan reproduktif dari tubuh manusia. Praktik kekuasaaan melalui pendisiplinan tubuh, menciptakan situasi dimana tubuh individu dapat menginternalisasikan penundukan dan menjadikannya seolah sebagai suatu keadaan yang normal. Praktik seperti inilah yang disebut Foucault sebagai normalisasi kekuasaan terhadap tubuh individu. Individu tidak akan pernah merasa sedang dimanfaatkan dan ditundukkan karena mereka sudah menganggap hal itu sesuai batas kewajaran. Bisa dikatakan juga bahwa ini adalah eksploitasi yang terselubung.]