Claim Missing Document
Check
Articles

The Effect of Seed Weight on Growth of Seaweeds Kappaphycus alvarezii in Integrated Marine Aquaculture of Ekas Bay, East Lombok Regency Lalu Sofyan Satria Jaya; Muhammad Junaidi; Nanda Diniarti
Jurnal Biologi Tropis Vol. 22 No. 2 (2022): April - June
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v22i2.3551

Abstract

Integrated marine aquaculture or known as Integrated Multi-Tropical Aquaculture (IMTA) is an alternative development in aquaculture activities under the concept of environmental conservation. There are several important aspects in supporting the success of seaweed cultivation including the use of the right weight of seeds at the beginning of cultivation activities. The purpose of this study was to analyze the effect of seedling weight on the growth of Kappaphycus Alvarezii seaweed cultivated in integrated cultivation areas and to determine the best use of seed weight. This study used a completely randomized design (CRD) consisting of 4 treatments and 3 replications to obtain 12 experimental units. The treatments used were the initial seedling weights of 50 g, 100 g, 150 g, and 200 g. The results showed that the effect of different seed weights on the integrated cultivation system with the longline method showed that the absolute average growth obtained ranged from 57.67 g to - 149.00 g while the average specific growth rate of seaweed ranged from 1.28%/day to - 3 ,31%/day and the best chlorophyll-a was found in the 50 g treatment with a value range of 0.628 mg/L to - 1.520 mg/L. It can be concluded that the use of seed weight gave a significantly different effect on the absolute growth and specific growth rate of Kappaphycus Alvarezii seaweed that was cultivated in an integrated manner and the use of the best seed weight with the best weight was 50 g.
POTENSI BUDIDAYA IKAN BANDENG SEBAGAI PEMANFAATAN PLANKTON DI PERAIRAN BATU NAMPAR Nanda Diniarti; Muhammad Junaidi; Baiq Hilda Astriana
Jurnal Media Akuakultur Indonesia Vol 1 No 1 (2021): Jurnal Media Akuakultur Indonesia
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (958.985 KB) | DOI: 10.29303/mediaakuakultur.v1i1.133

Abstract

Perairan Teluk Ekas telah memiliki konsentrasi nutrien yang di atas ambang batas. Nutrien berasal dari pakan ikan rucah yang diberikann oleh pembudidaya ikan sistem Karamba jaring Apung. Nutrien yang berlebihan di perairan akan memicu pertumbuhan besar-besaran plankton atau yang dikenal dengan blooming. Blooming plankton akan berdampak buruk pada biota yang dibudidayakan serta untuk semua organisme yang mendiami perairan tersebut. Plankton yang tumbuh dapat dikendalikan dengan memberikan organisme yang dapat memanfaatkan keberadaannya sebagai pakan. Bandeng banyak digunakan sebagai pemanen /pemanfaatan plankton baik di perairan tawar maupun laut. Bandeng merupakan ikan euryhalin atau memiliki rentang salinitas yang luas. Selain itu ikan bandeng merupakan ikan ekonomis penting. Namun sebelum mengintroduksi ikan bandeng di KJA Batu Nampar perlu dilakukan analisa kesesuaian beberapa parameter lingkungan dan yang tidak kalah pentingnya adalah jenis plankton yang bisa dimanfaatkan oleh bandeng. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah mengiventaris/mendata jenis plankton di perairan Batu Nampar serta melihat kesesuaian jenis plankton yang ada dengan yang menjadi pakan ikan alami Bandeng. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Pengamatan lebih dititikberatkan pada pendataan jenis plankton. Pengambilan contoh air dan pengamatan terhadap parameter-parameter kualitas air lainnya dilakukan pada tiap bulan selama 3 kali. Jenis plankton yang teriventarisir pada saat penelitian adalah: Synedra ulna, Fragilaria, Hemiaulus sinensis, Skeletonema costatum, Triceratium taves, Coscinodiscus granii, Pseudo nitzschia, Dytilum sol, Cerataulina smithii, Clamydocapsa sp, Navicula elegans, Aulacodiscus gracilis, Cydotella sp., Globorotolia pumilio, Ceratium sp.,larva crustacean, Pontellina plumata. Plankton yang terdapat lebih banyak dari Bacillariophyceae yang merupakan jenis pakan dari ikan bandeng sehingga perairan KJA Batu Nampar berpotensi digunakan untuk budidaya Bandeng
PERTUMBUHAN Caulerpa sp. PADA BUDIDAYA SISTEM PATOK DASAR DI DESA ROMPO KECAMATAN LANGGUDU Fisma Josara Apriliyanti; Nunik Cokrowati; Nanda Diniarti
Jurnal Media Akuakultur Indonesia Vol 1 No 1 (2021): Jurnal Media Akuakultur Indonesia
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1140.013 KB) | DOI: 10.29303/mediaakuakultur.v1i1.136

Abstract

Caulerpa sp. merupakan jenis anggur laut dari kelompok alga hijau yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan. Di Indonesia masih sedikit yang dapat membudidayakannya dan ketersediaannya saat ini berasal dari pengambilan di alam. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh berat bibit yang berbeda pada pertumbuhan dan kandungan antioksidan Caulerpa sp. yang dibudidayakan dengan metode patok dasar. Penelitian dilaksanakan di Desa Rompo, Kecamatan Langgudu, Kabupaten Bima. Budidaya Caulerpa sp. dilakukan selama 30 hari. Penelitan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 5 perlakuan yaitu; A : 100 gram (20 g / 5 titik), B : 125 gram (25 g / 5 titik), C : 150 gram (30 g / 5 titik), D : 175 gram (35 g / 5 titik), dan E : 200 gram (40 g / 5 titik). Hasil penelitian menjelaskan bahwa pertumbuhan mutlak tertinggi terdapat pada perlakuan E (69,8 gram). Pertumbuhan spesifik yang paling tinggi terdapat pada perlakuan A (1,395% / hari). Jumlah bulatan Caulerpa sp. terbanyak terdapat pada perlakuan E (414 bulatan). Nilai antioksidan Caulerpa sp. tertinggi terdapat pada perlakuan A (87,15%). Kesimpulan penelitian ini adalah berat bibit yang berbeda memberi pengaruh pada pertumbuhan mutlak, relatif, banyak bulatan dan kandungan antioksidan. Berat bibit 200 gram (Perlakuan E) memberikan pertumbuhan mutlak dan pertambahan jumlah bulatan yang terbaik yaitu sebesar 69,8 gram dan 414 bulatan. Berat bibit 100 gram (A) memberikan pertumbuhan spesifik dan jumlah antioksidan yang terbaik yaitu sebesar 1,395% / hari dan 87,15%.
Introduksi Pemanfaatan Tumbuhan Air Laut Sebagai Bahan Alami Pemicu Pertumbuhan Rumput Laut Nunik Cokrowati; Nanda Diniarti; Dewi Nur’aeni Setyowati; Edi Sulman; Arziahningsih Arziahningsih; Rinto Basuki
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 2 No 2 (2019)
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.643 KB) | DOI: 10.29303/jpmpi.v2i2.374

Abstract

Abstract: Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk mengintroduksi pengetahuan masyarakat mengenai tumbuhan air laut yang dapat digunakan untuk memicu pertumbuhan rumput laut. Metode penyuluhan dilakukan dengan penyampaian materi secara langsung kepada masyarakat dalam bentuk ceramah dan menunjukkan secara langsung jenis-jenis tumbuhan air laut yang dapat digunakan uuntuk meningkatkan pertumbuhan rumput laut. Materi penyuluhan yang diberikan adalah jenis tumbuhan air laut yang dapat digunakan sebagai bahan pemicu tumbuh rumput laut dan cara aplikasinya. Kegiatan penyuluhan dilakukan di Aula Kantor Kepala Desa Kertasari Kecamatan Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat Nusa Tenggara Barat. Kegiatan praktek aplikasi ekstark tumbuhan air tersebut dilakukan langsung di lokasi budidaya rumput laut yaitu di perairan pantai Kertasari. Kegiatan ini dihadiri oleh pembudidaya rumput laut Desa Kertasari sejumlah 25 orang dan aparatur Desa serta perwakilan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sumbawa Barat. Tumbuhan air yang memiliki zat pengatur tumbuh untuk rumput laut dan dapat dijumpai di perairan Kertasari adalah Sargassum sp, Ulva dan Tubinaria. Aplikasi penggunaan tumbuhan air tersebut di ajarkan kepada masyarakat secara langsung di lokasi budidaya rumput laut yaitu di pantai Kertasari. Tumbuhan laut tersebut di jadikan ektrak kasar dengan cara ditumbuk secara manual. Ektrak tersebut di rendamkan pada bibit rumput laut yang akan di tanam. Kesimpulan kegiatan ini adalah pengetahuan jenis tumbuhan laut yang memiliki zat pengatur tumbuh untuk rumput laut dan aplikasinya telah diintroduksi ke masyarakat pembudidaya rumput laut di Kertasari. Keywords: Pengetahuan, rumput laut, aplikasi, pembudidaya, Kertasari
Pembuatan Pakan Pellet Moist Berbahan Baku Lokal Untuk Budidaya Lobster di Karamba Jaring Apung Nunik Cokrowati; Dewi Nu'Aeni Setyowati; Nanda Diniarti; Alis Mukhlis; Woro Kusumaningtyas Perwitasari; Mochammad Amiri
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 3 No 1 (2020)
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.192 KB) | DOI: 10.29303/jpmpi.v3i1.422

Abstract

Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk memberikan keterampilan pembuatan pakan pellet moist pada pembudidaya lobster yang ada di desa Batunampar Selatan.  Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 29 Juli 2016. Metode yang digunakan pada kegiatan ini adalah tutorial dan praktek langsung. Tutorial dilakukan dengan cara memberi penjelasan pentingnya pengetahuan dan keterampilan membuat pakan buatan, formulasi pellet moist dan keterkaitannya dengan biaya produksi budidaya. Kegiatan ini dilakukan di Desa Batunampar Selatan Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur. Kegiatan dilakukan di kantor desa dan karamba jaring apung lobster. Peserta kegiatan ini terdiri dari 10 orang pembudidaya lobster dan kerapu, 5 orang aparat desa dan 2 orang perwakilan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lombok Timur. Tim kegiatan ini adalah 5 orang dosen Program Studi Budidaya Perairan dan 2 orang peneliti dari BPBLL Sekotong. Pakan yang dibuat adalah pellet moist untuk lobster. Formulasi pakan moist lobster yang dilakukan di kegiatan ini adalah 500 gram ikan rucah, 2 kg tepung pakan udang, 400 gram Vitamin ikan, 400 gram binder pakan dan 250 ml Air. Alat yang digunakan adalah blender, panci kukusan, kompor gas, cetakan pakan, ember, baskom, pisau, gunting, sendok, dan nampan. Cara pembuatan pellet moist adalah dengan tahapan 1) Ikan rucah dihaluskan; 2) Tepung pakan udang, ikan rucah; 3) vitamin, air dan binder di blender hingga tercampur rata; 4) Adonan dicetak menggunakan cetakan pakan; 5) Pakan dikukus selama 10 menit kemudian dijemur hingga kering. Pellet moist diberikan ke lobster yang dibudidayakan di karamba jaring apung.  Keywords: Teknologi; pakan buatan; nutrisi; ikan rucah, pertumbuhan; biaya; produksi.
Peningkataan Produktivitas Keramba Jaring Apung dengan Budidaya Kerang Mutiara Sistem Terintegrasi di Kabupaten Lombok Utara Muhammad Junaidi; Nunik Cokrowati; Nanda Diniarti
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 4 No 2 (2021)
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (992.069 KB) | DOI: 10.29303/jpmpi.v4i2.696

Abstract

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) budidaya n kerang mutiara secara terintegrasi dengan tujuan untuk meningkatkan  produktivitas  keramba jaring  melalui penerapan dan pengembangan teknologi budidaya terintegrasi.  Metode pelaksanaan PkM ini adalah metode transfer teknologi, dengan langkah-langkah yang telah disepakati bersama antara lain sosialisasi kegiatan PkM, pelatihan,  demonstrasi plot (demplot) budidaya kerang mutiara sistem terintegrasi dan pendampingan. Hasil kegiatan PkM memberikan nilai posisif bagi masyarakat sasaran, dengan budidaya kerang mutiara sistem terintegrasi produksi keramba jaring apung  tidak lagi mengandalkan  pada satu komoditas, akan tetapi satu unit KJA dapat  menghasilkan lebih dari satu  komoditas yaitu lobster dan kerang mutiara.  Dengan demikian. diharapkan kegiatan ini terus dilanjutkan dan diperluas, sehingga tujuan dan manfaat program dapat tercapai dan berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup dan pendapatan masayarakat
Introduksi “Bondre” Untuk Mengatasi Gagal Panen Rumput Laut Pada Cuaca Ekstrim di Pantai Jelenga Kabupaten Sumbawa Barat Nunik Cokrowati; Muhammad Junaidi; Nanda Diniarti; Andre Rachmat Scabra; Sunaryo Sunaryo
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 4 No 3 (2021)
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.068 KB) | DOI: 10.29303/jpmpi.v4i3.946

Abstract

Perairan pantai Jelenga terletak di Kecamatan Jereweh Kabupaten Sumbawa Barat, merupakan lokasi budidaya rumput laut sejak tahun 2010. Kegiatan budidaya sempat terhenti karena perubahan minat masyarakat terhadap mata pencaharian dan kembali dilakukan pada tahun 2020. Permasalahan mitra kegiatan yang perlu disolusikan adalah gagal panen akibat gelombang besar. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengintroduksi penggunaan jaring “Bondre” pada budidaya rumput laut untuk mengatasi gagal panen akibat gelombang besar. Metode kegiatan yang digunakan adalah tutorial langsung melalui kegiatan penyuluhan dan pendampingan mengenai pembuatan, penggunaan dan manfaat jaring bondre. Hasil kegiatan adalah kegiatan penyuluhan dilakukan dengan cara memberikan penjelasan secara langsung dan memberikan contoh bondre untuk diterapkan pada musim gelombang besar. Diskusi dan pendampingan mengenai upaya peningkatan produksi rumput laut juga dilakukan. Kesimpulan kegiatan ini adalah introduksi penggunaan dan manfaat bondre telah dilakukan kepada pembudidaya rumput laut di pantai Jelenga.
PELATIHAN DESAIN KEMASAN (PACKING) DAN MANAJEMEN USAHA PILUS RUMPUT LAUT Salnida Yuniarti Lumbessy; Rahmi Sri Ramadhani; Nunik Cokrowati; Nanda Diniarti; Dewi Nur’aeni Setyowati
ABDIMAS UNWAHAS Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/abd.v5i1.3333

Abstract

Pengembangan usaha pilus rumput laut di Desa Toya, Kecamatan Aikmel, Kabupaten Lombok Timur menghadapi permasalahan pada aspek produksi dan manajemen usaha. Pada aspek produksi, dimana proses pengemasan masih manual serta belum mencantumkan label dan merek dagang. Pada aspek manajemen usaha, dimana mitra belum menerapkan sistem perhitungan pendapatan dan pengeluaran arus kas. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka akan diberikan pengetahuan kepada mitra tentang desain kemasan (packaging) dan manajemen usaha. Metode yang diterapkan dalam kegiatan ini adalah metode presentasi melalui penyuluhan dan pelatihan tentang pengenalan bentuk dan desain packaging, serta pembukuan sederhana. Selanjutnya dilakukan diskusi dan evaluasi dengan mengamati hasil pelatihan, yaitu (1) mitra terlihat sangat antusias dan berdiskusi aktif, (2) mitra memiliki pengetahuan tentang label dan kemasan serta dapat menghasilkan label dan kemasan yang menarik bagi produk pilusnya, (3) mitra mampu mengelola keuangan dengan menyusun perencanaan keuangan dan pembukuan sederhana. Kata Kunci : desain, manajemen, packaging, pilus, rumput laut
The effect of addition of calcium oxide (CaO) on the cultivation of Litopenaeus vannamei in freshwater Husnul Ayu Juniarti; Nanda Diniarti; Andre Rachmat Scrabra
IJOTA (Indonesian Journal of Tropical Aquatic) Vol. 5 No. 1 (2022): February 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/ijota.v5i1.17899

Abstract

Indonesia, as the fourth-largest global producer of Vannamei shrimp, is facing increasing demand for shrimp, necessitating higher production. In response, the cultivation of Vannamei shrimp in freshwater has gained traction. However, freshwater environments are limited in essential calcium minerals required for shrimp growth. To address this issue, research on the addition of calcium oxide (CaO) in freshwater Vannamei shrimp cultivation was conducted. The main objective of this study was to assess the impact of calcium oxide (CaO) and determine the optimal dosage for the survival rate and growth of Vannamei shrimp in freshwater. The experimental method was employed, consisting of five different dosage treatments: seawater control, freshwater control, 40 ppm, 80 ppm, and 120 ppm of calcium oxide. The findings of this study revealed that the treatment with 120 ppm of calcium oxide exhibited the most favorable growth, with a weight of 16.40 g in the freshwater treatment. Additionally, the 80 ppm treatment demonstrated the highest survival rate, reaching 67% in the freshwater treatment.
Effect of Protein Source Substitution on Feed Formula with Lamtoro Leaf Flour on Growth and Sustainability Live Carp (Cyprinus carpio L.) nurul safitri; Nanda Diniarti; Dewi Putri Lestari
Journal of Aquaculture Development and Environment Vol 2, No 2 (2019): Journal Of Aquaculture Development And Environment
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/jade.v2i2.1915

Abstract

Lamtoro leaf flour is a valuable nutritional biological resource for raw materials for carp feed. However, in its utilization the lamtoro leaf flour is constrained by the presence of anti-nutrient substances such as tannins and mimosin. Fermented to reduce anti-nutrients and crude fiber content. Fermentation using Trichoderma sp. This study aims to examine the effect of lamtoro leaf flour fermented and added to the feed on the growth of carp (Cyprinus carpio L.). The research method used was an experimental method with a completely randomized design (CRD) consisting of 3 treatments and 5 replications. Fish were given artificial feed with lamtoro leaf flour content that had been fermented by 0%, 10%, and 20%. The observed variables included Specific Growth Rate (SGR), Absolute Growth, Feed Conversion Ratio (FCR), Survival Rate (SR), Fish response to feed given and Water Quality. Based on the results of the study it can be concluded that the substitution of fish meal protein and corn flour with lamtoro leaf flour which has been fermented with Trichoderma sp. into the feed did not have a significantly different effect (p> 0.05) on the growth and survival of carp (Cyprinus carpio L.).
Co-Authors Abd Saddam Mujib Abidin, Z Adiningsih, Baiq Endang Aini, Nila Robiatul Alis Mukhlis Amalia Febriani Amrina Rossada, Rizky Andika Gumilang Kushayadi Andre Rachmat Scabra Andre Rachmat Scrabra Anggeni, Prawita Apri Imam Supii Apriyan, Imam Eka Arbi Tarmizi Ardana, Putu Pande Nico Ardi Ikhsan Arziahningsih Arziahningsih Asri, Yuliana Atta Mullah Ayu Adhita Damayanti Bagus Dwi Hari Setyono Bagus Dwi Hari Setyono Bagus Dwi Hari Setyono Baiq Hilda Astriana Baiq Hilda Astriana Baiq Hilda Astriana Baiq Hilda Astriana Baiq Hilda Astriana, Baiq Hilda Bangun Bangun Betari Athiyah Irawati Chandrika Eka Larasati Chandrika Eka Larasati, Chandrika Eka Damai Diniariwisan Damai Diniariwisan Dewi N. Setyowati Dewi Nu'Aeni Setyowati Dewi Nur'aeni Setyowati Dewi Nuraeni Setyowati Dewi Nur’aeni Setyowati Dewi Nur’aeni Setyowati Dewi Nur’aeni Setyowati Dewi Nur’aeni Setyowati Dewi Putri Lestari Dewi Putri Lestari, Dewi Putri Diamahesa, Wastu Ayu Dian Ayu Candra Dewi Diaz Asa Gusmi Diniariwisan, Damai Dwiyanti , Septiana Dwiyanti, Septiana Edi Sulman Edi Sulman Fadillah Fadillah Fajrianti Dwi Kurnia Fariq Azhar Fariq Azhar Febriani, Amalia Fisma Josara Apriliyanti Fitri, Miftahul Fitriani, Syawalina Fuji Zakiyah Gusmi, Diaz Asa Hadi, Sopiyan Hasna, Nurul Hasyiati Aini Helmiana, Baiq Hery Widijanto Husnul Ayu Juniarti I Wayan Sutresna Ifla Afifilah Iin Farliani Imam Eka Apriyan Jamal Basmal, Jamal Jayusri, Jayusri Juliana, Fita Junaidi, Muhammad Kholilah, Nenik Kushayadi, Andika Gumilang Laily Fitriani Mulyani Laily Fitriani Mulyani Lalu Jaye Warse Lalu Sepi Al-Muhatir R. Lalu Sofyan Satria Jaya Lizawati, Baiq Lora Santika Luh Putu Ratna Sundari Lumbessy, Salnida Yuniarti M Junaidi, M Maolana, Arman Marzuki Marzuki Maulana, Rona Mega Selfiaty Mochammad Amiri Mohammad Junaidi Muhamad Junaidi Muhammad Ilham Fasya Muhammad Junaidi Muhammad Junaidi Muhammad Junaidi Muhammad Junaidi Muhammad Marzuki Muhammad Sumsanto Muhammad Supiandi Mukhlisatun mullah, atta Mulyani, Laily Fitriani Ningrum, Rema Apria Nunik Cokrowati Nunik Cokrowati Nunik Cokrowati Nunik Cokrowati Nunik Cokrowati Nunik Cokrowati Nunik Cokrowati Nunik Cokrowati Nunik Cokrowati Nunik Cokrowati Cokrowati Nur Rahmawati Nur Safitri , Septiya Nur’aeni setyowati, Dewi Nurhariati . Nuri Muahiddah Nurliah Buhari, Nurliah nurul safitri Paryono Paryono Paryono Pratiwi, Dwi Indah Prawita Anggeni Putra Wirasakti Wirasakti Putu Pande Nico Ardana Raden Oki Suendi Rafiah, Siti Rahmadani, Thoy Batun Citra Rahman, Ibadur Rahmi Sri Ramadhani Rangga Idris Affandi Rasuliyanasari , Maviroh Regina Burhani Rhojim Wahyudi Rina Rosnawati Rinto Basuki Rizka Diniantari Rayes Rosalina, Ananda Rovi Ratna Sari Rusmin Nuryadin S Sukiandi Sadikin Amir Safitri, Wiwin Sahrul Alim Saptono Waspodo Septiana Dwiyanti Septiana Dwiyanti Septiana Dwiyanti Septiya Nur Safitri Setyono, Bagus Dwi Setyowati, Dewi Nur'aeni Setyowati, Dewi Nur’aeni Siambaton, Ucok Natanael Haposan Sitti Hilyana Suendi, Raden Oki Sunaryo Sunaryo SUWARTI Thoy Batun Citra Rahmadani Thoy Batun Citra Rahmadani W Wulandari Wardani, Ria Tri Wila Lailatul Hulpa Wilda Safitri Wirasakti, Putra Wirasakti Wiwin Safitri Woro Kusumaningtyas Perwitasari Wulandari, Baiq Retno Yasir Yeni Puji Lestari Lestari Yonita, Nuansa Azma Yuliana Asri Yuliana Asri Yuniarti Lumbessy, Salnida yunita ananda Zaenal Abidin Zaenal Abidin zakiyah, fuji