Claim Missing Document
Check
Articles

Strategi Pembelajaran Berbasis TIK S, Sartika; Rama, Bahaking
Madani: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol 2, No 7 (2024): Madani, Vol 2. No. 7, 2024
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.12733188

Abstract

TIK Merupakan beragam alat yang digunakan oleh setiap orang untuk memperoleh infromasi dan berkomunikasi pada era digital seperti sekarang ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui definisi strategi pembelajaran berbasis TIK, bagaimana manfaat dan urgensi  strategi pembelajaran berbasis TIK. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan analisis deskriptif yaitu dengan mengamati, mencermati dan mendalami sebagai literature, baik berupa buku, jurnal ilmiah, maupun artikel lainnya yang mengulas tentang strategi pembelajaran berbasis TIK secara optimal pada kalangan pembelajar sampai tingkat perguruan tinggi. Hasil penelitian strategi pembelajaran berbasis TIK ini yaitu dapat dipahami bahwa strategi pembelajaran berbasis TIK adalah cara atau metode yang digunakan oleh guru dengan menggunakan alat teknologi, dan menampilkan aplikasi-aplikasi dalam pembelajaran. Adapun strategi guru dalam pembelajaran TIK adalah guru dituntut untuk Menghadirkan pembelajaran yang menyenangkan demi menciptakan lingkungan belajar yang rileks tanpa stres, memanfaatkan sarana bermain untuk belajar, perlunya motivasi yang kuat dan positif bagi anak. Tujuan utama yaitu : (1) Strategi TIK mempermudah guru menyampaikan pembelajaran, (2) TIK mempermudah peserta didik memahami pelajaran. (3) TIK merangsang/memotivasi pendengaran, penglihatan untuk memahami pelajaran. Manfaat strategi pembelajaran berbasis TIK diantaranya Mendukung pembelajaran yang berpusat pada siswa dan belajar mandiri, menghasilkan lingkungan belajar yang kreatif, Memberikan banyak kontribusi terhadap perkembangan keterampilan berpikir kritis, dan Meningkatkan kualitas belajar mengajar.
Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi Hudayani, Fiqrah; Rama, Bahaking
Madani: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol 2, No 3 (2024): Madani, Vol. 2, No. 3 2024
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Istilah belajar dan pembelajaran adalah suatu istilah yang memiliki keterkaitan yang sangat erat dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain dalam proses pendidikan. Pembelajaran sesungguhnnya adalah kegiatan yang dilakukan untuk membangun suasana atau memberikan pelayanan agar peserta didik semangat belajar. Oleh karena itu harus dimengerti bagaimana peserta didik mendapat pengetahuan dari kegiatan belajarnya. Jika guru mampu memahami proses pemerolehan pengetahuan, maka guru juga akan mampu menentukan strategi pembelajaran yang tepat untuk di terapkan bagi peserta didiknya. Tujuan dari pembelajaran berbasis kompetensi menekankan pembelajaran ke arah penciptaan dan peningkatan serangkaian kemampuan dan potensi peserta didik agar bisa mengantisipasi tantangan aneka kehidupan. Hal ini berarti apabila selama ini pembelajaran lebih berorientasi pada aspek pengetahuan dan target materi yang cenderung verbalistis dan kurang memiliki daya terap, maka di dalam pembelajaran berbasis kompetensi pembelajaran lebih ditekankan pada aspek pengetahuan dan target keterampilan. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi literatur. Pembelajaran berbasis kompetensi didasarkan atas pokok-pokok pikiran bahwa apa yang ingin dicapai oleh peserta didik melalui kegiatan pembelajaran harus direncanakan dengan jelas. Salah satu strategi yang memenuhi prinsip pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran kontekstual dengan pendekatan konstruktivisme. Pembelajaran Berbasis Kompetensi dapat disajikan dalam berbagai model pembelajaran, yaitu: Individual Learning, Mastery Learning, Student Active Learning.
Strategi Pembelajaran Kooperatif dan Kolaboratif Mustopa, Ahmad Ali; Rama, Bahaking
Madani: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol 2, No 7 (2024): Madani, Vol 2. No. 7, 2024
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.12733542

Abstract

Pendidik haruslah menguasai strategi dan metode yang tepat dalam mengajar kepada para peserta didik, karena dengan penguasaan strategi dan metode pembelajaran bisa berjalan dengan efektif, efisien dan diharapkan peserta didik bisa mencapai keberhasilannya. Salah satu langkah dalam strategi pembelajaran yaitu adalah strategi pembelajaran kooperatif dan kooperatif. Metode yang digunakan dalam penelitian penulisan ini adalah library research atau penelitian Pustaka. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif dan kolaboratif keduanya itu memiliki kelebihan dan kekurangan, dimana keduanya sangat efektif digunakan untuk mencapai keberhasilan dalam belajar di kelas.
PERSPEKTIF INTEGRASI – INTERKONEKSI (PENDIDIKAN ISLAM DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK) Lestari, Laili Tri; Kasmawati, Kasmawati; Rama, Bahaking
Cendikia: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Vol. 2 No. 12 (2024): Cendikia: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran
Publisher : Cendikia: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.572349/cendikia.v2i12.4270

Abstract

Sejak 2500 tahun yang lalu, Socrates telah berkata bahwa tujuan mendasar dari pendidikan adalah untuk membuat seseorang menjadi good dan smart. Dalam sejarah Islam, 1400 tahun yang lalu Rasulullah Saw. diutus ke muka bumi ini tiada lain untuk menyempurnakan akhlak manusia menjadi akhlakul karimah (akhlak yang baik). Menurut analisis Thomas Lickona sebagaimana dirangkum oleh Howard, bangkitnya logika positivisme yang menyatakan bahwa tidak ada kebenaran moral dan tidak ada sasaran benar dan salah, telah menenggelamkan pendidikan moral dari dunia pendidikan. Moral berasal dari bahasa Latin "Mores" dan kata jamak dari "Mos" yang artinya adat kebiasaaan. Dalam bahasa Indonesia moral diterjemahkan dengan arti susila. Moral adalah sesuai dengan ide-ide yang umum diterima tentang tindakan manusia mana yang baik dan wajar. Jadi sesuai dengan Tindakan-tindakan yang oleh umum diterima yang meliputi kesatuan sosial atau lingkungan tertentu. Karakter berasal dari bahasa Yunani, Charasein yang artinya mengukir. Sifat utama ukiran adalah melekat kuat di atas benda yang diukir, tidak mudah usang ditelan waktu atau aus terkena gesekan. Menghilangkan ukiran sama saja dengan menghilangkan benda yang diukir itu. Hal itu dikarenakan, suatu ukiran akan melekat dan menyatu dengan benda yang diukir itu. Unsur terpenting dalam pembentukan karakter adalah pikiran karena di dalam pikiran terdapat seluruh program yang terbentuk dari pengalaman hidup. Dalam diskursus pendidikan karakter mengisyaratkan bahwa spiritualitas dan nilai-nilai agama tidak bisa dipisahkan dari pendidikan karakter. Moral dan nilai-nilai spiritual sangat fundamental dalam membangun kesejahteraan dalam organisasi sosial.
Dinamika Pendidikan Islam Pada Masa Penjajahan Belanda dan Jepang Aji, Wahyu; Rama, Bahaking; S, Syamsuddin
Socius: Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial Vol 2, No 6 (2025): January
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research aims to examine the dynamics of Islamic education in the context of the Dutch and Japanese colonial periods. The type of research is qualitative in the form of literature research using data collection techniques from the books and journals. The results of this research are that Islamic education during the Dutch colonial period is described in a dichotomous state (distinction based on its organizers, namely non-governmental organizations or the Dutch government and discriminatory (different treatment between self-supporting educational institutions and colonial educational institutions). Meanwhile, Islamic education during the Japanese colonial period is described as a process bright because the Japanese government reactivated the madrasah which was closed by the Dutch government and gave it a lot of assistance and support in various forms for the progress of the madrasah and made it equal with public schools even though in the end it was read as just a "mask".
Pendidikan Islam Pada Lembaga Pendidikan Formal, Non Formal dan Informal Lutfi, M; Rama, Bahaking; S, Syamsuddin
Madani: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol 3, No 1 (2025): February
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan Islam memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter dan potensi individu, serta dalam pengembangan masyarakat secara keseluruhan. Makalah ini bertujuan untuk mengkaji pendidikan Islam dalam konteks lembaga pendidikan informal, formal, dan nonformal di Indonesia. Tiga jalur pendidikan ini diakui secara resmi dan masing-masing memiliki karakteristik, kelebihan, dan kekurangan yang saling melengkapi. Pendidikan formal, yang diselenggarakan oleh madrasah, berfungsi sebagai lembaga resmi yang terstruktur dan diatur oleh pemerintah, memberikan pendidikan yang mencakup ilmu agama dan pengetahuan umum. Pendidikan nonformal, seperti Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ) dan berbagai kursus, menawarkan alternatif bagi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan di luar jalur formal. Pendidikan ini sering kali lebih fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik, terutama bagi anak usia dini. Melalui pendidikan nonformal, masyarakat dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari, serta memperkuat nilai-nilai keagamaan. Selain itu, makalah ini juga membahas perbedaan mendasar antara pendidikan formal, nonformal, dan informal. Pendidikan informal, yang berlangsung di lingkungan keluarga atau masyarakat, memiliki peran penting dalam pembentukan karakter dan nilai-nilai keagamaan individu. Jenis pendidikan ketiga ini saling melengkapi dan berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang berakhlak mulia dan berpengetahuan. Dengan demikian, makalah ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai peran dan pentingnya pendidikan Islam dalam berbagai lembaga pendidikan di Indonesia. Penelitian ini juga mendorong pembaca untuk lebih menghargai dan memanfaatkan setiap jalur pendidikan yang ada, guna mendukung pengembangan diri dan masyarakat yang lebih baik. Melalui pemahaman yang komprehensif tentang pendidikan Islam, diharapkan generasi mendatang dapat menjadi individu yang tidak hanya berpengetahuan, tetapi juga memiliki akhlak yang baik dan mampu memberikan kontribusi positif bagi bangsa dan negara.
Pendidikan Islam pada zaman Abbasyiah (Masa keemasan pendidikan Islam 750-1258 M) Vera, Andi Ana; Rama, Bahaking; S, Syamsuddin
Madani: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol 3, No 1 (2025): February
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.14550860

Abstract

This paper discusses the development of Islamic education during the Abbasid Dynasty, known as the golden era of Islam. During this period, Islamic education experienced remarkable progress with the establishment of various educational institutions such as kuttabs, madrasas, libraries, and hospitals. The Abbasid caliphs not only supported religious sciences but also encouraged the advancement of knowledge and technology. The tradition of translating foreign works and conducting scientific studies became a hallmark of this era, producing many prominent Muslim scholars. This study aims to elaborate on the history of the Abbasid Dynasty, the development of educational institutions, and their influence on modern Islamic education. It is hoped that this research can contribute to understanding a comprehensive model of Islamic education that is relevant to the current context.
Lembaga Pendidikan Sekolah dan Madrasah A, Arifuddin; Rama, Bahaking; S, Syamsuddin
Madani: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol 3, No 1 (2025): February
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In the era of increasingly widespread globalization, every nation needs to increase its competitiveness in various fields, especially its human resources. In order to be able to compete, everyone is required to be able to develop science and technology. In order to answer the increasingly difficult challenges, educational institutions must make significant changes, in order to produce human resources who are able to respond to every change. Many things are problems and challenges in the world of education, including madrasas. All the challenges and problems faced require serious solutions, in order to produce quality human resources in terms of science, technology and good morals. In this case, madrasas as one of the Islamic educational institutions in order to meet these demands strive to make changes and developments continuously in order to produce quality graduates. This study is a literature review with a qualitative approach. The results of the study show that the educational system renewal model offered includes the contents of the curriculum and learning methods. The curriculum offered uses a combination model while still teaching Islamic lessons plus general subjects, such as reading and writing Latin letters, arithmetic, language, natural sciences, social sciences and several types of skills. While the method used applies modern learning methods to be more effective.
Pendidikan Islam Pada Masa Kemunduran Periode Pertengahan Y, Yulianti; Rama, Bahaking; S, Syamsuddin
Madani: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol 3, No 1 (2025): February
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Islamic education during the decline of the medieval period, which lasted from the 13th to the 18th centuries, was marked by intellectual stagnation, the weakening of centers of learning, and the dominance of conservative traditions in Islamic thought. Factors that caused this decline included foreign invasions, such as the Mongol invasion that destroyed Baghdad in 1258, the weakening of Islamic political power, and reliance on traditional teaching methods such as memorization without critical understanding. Nevertheless, Islamic education continued to play an important role in maintaining the tradition of learning and spirituality through institutions such as the madrasah. Madrasahs during this period focused more on the study of Islamic jurisprudence and religious sciences, so they paid less attention to rational sciences such as philosophy, astronomy, and medicine, which had previously flourished during the Golden Age of Islam.
Dynamics of Islamic Education in Kalimantan: Uncovering the Strategy of Dissemination and Assimilation in the Early Days Nur, Zulfikah; Rama, Bahaking; Syamsuddin, Syamsuddin
Journal of Comprehensive Science Vol. 3 No. 7 (2024): Journal of Comprehensive Science (JCS)
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59188/jcs.v3i7.778

Abstract

It is known that the periodization of the entry of Islam into Indonesia is classified as one of the four major immigration that forms the socio-cultural ecosystem of the Indonesian people, including the spread of Islam in South Kalimantan during that period. After the four major immigration periods, only then did the European colonial nations enter which started from the Portuguese, Spanish, Dutch and finally Japanese. This study uses a qualitative method with a library research approach. Islam entered Kalimantan in the 15th century A.D.A.D. by peaceful means brought by missionaries from Java. Sunan Bonang and Sunan Giri have students in Kalimantan, Sulawesi, and Maluku. Sunan Giri's composition is called Kalam Muyang, while Sunan Bonang's composition is called Sumur Serumbung. Islamic education in Kalimantan in the course of history has its own pride, with the publication of a person who received the title "Matahari Islam of Kalimantan".