ABSTRACT The impacts that often arise due to lack of personal hygiene include disorders in the human body such as cavities and toothaches due to caries, the appearance of lice in the hair, and problems with nails. In addition, the habit of not washing hands properly can lead to worm infections and diarrhea. Based on Indonesian statistical data in 2022, out of a total of 69.4 million adolescents in Indonesia, 63 million of them still have poor hygiene behavior, which reflects limited knowledge, inadequate facilities, and lack of social support. This study aims to examine the determinants of behavior and its relationship with personal hygiene among students of SMP Negeri 5 Panca Rijang. This research is expected to provide insight into the various factors that influence students' personal hygiene in an effort to maintain their personal health. The method used in this research is quantitative method, data collection techniques are questionnaires, literature study and observation, using a cross sectional study approach with chi-square test. The population in this study were all students of SMP Negeri 5 Panca Rijang, namely 98 people with sample collection, namely total sampling technique. The results revealed that there was no significant relationship between the level of knowledge and personal hygiene behavior of students, as indicated by a p-value of 0.517. This value is higher than the significance limit (p < 0.05), thus indicating that adequate knowledge is not always followed by good personal hygiene behavior in learners. In contrast, analysis of facility availability showed a significant relationship with students' personal hygiene behavior, with a p-value of 0.005 which is lower than the significance limit (p < 0.05). This indicates that the availability of adequate facilities plays an important role in improving personal hygiene behavior. In addition, there is also a significant relationship between social support and students' personal hygiene behavior, with a p-value of 0.016 which is also smaller than the significance limit (p < 0.05), which indicates that sufficient social support can encourage increased personal hygiene behavior in students. Keywords: Social Support, Facility Availability, Knowledge, Personal Hygiene.  ABSTRAK Dampak yang sering timbul akibat kurangnya kebersihan diri meliputi gangguan pada tubuh manusia seperti gigi berlubang dan sakit gigi akibat karies, munculnya kutu di rambut, serta masalah pada kuku. Selain itu, kebiasaan tidak mencuci tangan dengan benar dapat menyebabkan infeksi cacingan dan diare. Berdasarkan data statistik Indonesia tahun 2022, dari total 69,4 juta remaja di Indonesia, sebanyak 63 juta di antaranya masih memiliki perilaku kebersihan yang kurang baik, yang mencerminkan adanya keterbatasan pengetahuan, fasilitas yang belum memadai, serta kurangnya dukungan sosial. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengkaji faktor-faktor penentu perilaku serta hubungannya dengan personal hygiene di kalangan siswa SMP Negeri 5 Panca Rijang. Penelitian ini diharapkan memberikan dampak berupa wawasan mengenai berbagai faktor yang mempengaruhi personal hygiene peserta didik dalam upaya untuk menjaga kesehatan pribadi mereka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, teknik pengumpulan data yaitu kuesioner, studi pustaka dan observasi, menggunakan pendekatan cross sectional study dengan uji chi-square. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik SMP Negeri 5 Panca Rijang yaitu 98 orang dengan pengumpulan sampel yaitu teknik total sampling. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku personal hygiene peserta didik, yang ditunjukkan oleh nilai p-value sebesar 0,517. Nilai ini lebih tinggi dari batas signifikansi (p < 0,05), sehingga menunjukkan bahwa pengetahuan yang memadai tidak selalu diikuti oleh perilaku personal hygiene yang baik pada peserta didik. Sebaliknya, analisis terhadap ketersediaan fasilitas menunjukkan adanya hubungan signifikan dengan perilaku personal hygiene peserta didik, dengan nilai p-value sebesar 0,005 yang lebih rendah dari batas signifikansi (p < 0,05). Hal ini menandakan bahwa ketersediaan fasilitas yang memadai berperan penting dalam meningkatkan perilaku personal hygiene. Selain itu, terdapat pula hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dan perilaku personal hygiene peserta didik, dengan nilai p-value 0,016 yang juga lebih kecil dari batas signifikansi (p < 0,05), yang mengindikasikan bahwa dukungan sosial yang cukup dapat mendorong peningkatan perilaku personal hygiene pada peserta didik. Kata Kunci: Dukungan Sosial, Ketersediaan Fasilitas, Pengetahuan, Personal Hygiene