Claim Missing Document
Check
Articles

Penentuan SPF (Sunprotecting Factor) Ekstrak Etanol Buah Balakka (Phyllanthus Emblica L) Yuni Sartika; Rafita Yuniarti; Gabena Indrayani Dalimunthe; Minda sari lubis
FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS, dan KESEHATAN Vol. 3 No. 2 (2024): FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS dan KESEHATAN
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32696/farmasainkes.v3i2.2817

Abstract

Buah balakka (Phyllanthus emblica L) adalah salah satu buah yang mengandung flavonoid dan vitamin C yang memiliki aktivitas antioksidan. Kemampuan ini dapat melindungi kulit dari paparan sinar matahari yang dapat merusak kulit. Penggunaan antioksidan pada kosmetik berperan sebagai tabir surya. Tabir surya merupakan sediaan yang dapat menyerap atau memantulkan sinar ultra violet. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui golongan senyawa kimia metabolit sekunder yang terkandung dalam simplisia dan ekstrak etanol buah balakka, mengetahui nilai SPF ekstrak etanol buah balakka dan kemampuannya sebagai tabir surya. Metode yang digunakan buah balakka segar diuji makroskopik, simplisia buah balakka diuji karakteristik, uji skrining fitokimia pada simplisia dan ekstrak etanol buah balakka, penentuan nilai SPF mengunakan spektrofotometri UV-Vis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa buah berbentuk bulat dan keras, bau khas, warna kuning kehijauan sampai kuning kecoklatan, karakteristik simplisia buah balakka mengandung kadar air 4%, kadar sari larut dalam air 21,5%, kadar sari larut dalam etanol 21,33%, kadar abu total 4,5% dan 0,88% kadar abu tidak larut dalam asam secara keseluruhan memenuhi standar MMI. Serbuk simplisia dan ekstrak etanol buah balakka mengandung senyawa kimia alkaloid, flavonoid, saponinn, tanin, dan steroid triterpenoid. Pengujian SPF pada konsentrasi 1%, 5%, 10%, 15% dan 20% diperoleh hasil secara berturut-turut sebesar 33.57; 37.15; 37.66; 38.09; dan 38.53. Secara keseluruhan nilai SPF yang diperoleh dikategorikan ultra. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol buah balakka memiliki kemampuan sebagai tabir surya.
Penentuan Nilai Spf (Sun Protection Factor Ekstrak Etanol Buah Karamunting (Rhodomyrtus Tomentosa (Aiton) Hassk Siregar, Hikmatussabaria; Rafita Yuniarti; Gabena Indrayani Dalimunthe; Minda Sari Lubis
FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS, dan KESEHATAN Vol. 3 No. 2 (2024): FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS dan KESEHATAN
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32696/farmasainkes.v3i2.2819

Abstract

Buah karamunting (Rhodomyrtus tomentosa (Aiton) Hassk) adalah salah satu buah yang mengandung senyawa fenolik sehingga memiliki aktivitas antioksidan dan berperan sebagai fotoprotektor karena memiliki kemampuan menyerap sinar UV. Kemampuan ini dimanfaatkan dalam kosmetik sebagai tabir surya. Sediaan tabir surya digunakan untuk memantulkan atau menyerap sinar UV dari sinar matahari sehingga dapat mencegah kerusakan pada kulit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui golongan senyawa kimia metabolit skunder yang terkandung pada simplisia dan ekstrak etanol buah karamunting, mengetahui nilai SPF ekstrak etanol buah karamunting dan kekempuannya sebagai tabir surya. Metode yang digunakan pada penelitian metode eksperimental. Buah segar karamunting diuji makroskopis, simplisia buah karamunting di uji karakteristik, dilakukan uji skrinig fitokimia pada simplisia dan dan ekstrak etanol buah karamunting, penentuan nilai SPF menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa buah segar karamunting berbentuk bulat agak lonjong bau khas warna ungu tua. Karakteristik simplisia buah karamunting memiliki kadar air 6 %, kadar sari larut dalam air 14%, kadar sari larut dalam etanol 3,7%, kadar abu total 1,416%, kadar abu tidak larut asam 0,224%, secara keseluruhan memenuhi standar MMI. Skrining fitokimia simplisia dan ekstrak etanol buah karamuting mengandung flavonoid, tanin, steroid dan saponin.Uji SPF ekstrak etanol buah karamunting pada konsentrasi 0,3%, 1%, 5 %, 10% ,15%,diperoleh hasil secara berturut-turut 32,2368266; 33,1123834; 36,0613081; 36,7274117; 37,5760051. Secara keseluruhan nilai SPF yang diperoleh dikategorikan ultra, dan dapat disimpulkan ekstrak etanol buah karamunting memiliki kemampuan tabir surya.
Formulasi Tablet Hisap Serbuk Rimbang (Solanum torvum Sw.) menggunakan Metode Granulasi Basah dengan Variasi Konsentrasi Bahan Pemanis Dewa, Fasca; Lubis, Minda Sari; Dalimunthe, Gabena Indrayani; Rafita Yuniarti
FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS, dan KESEHATAN Vol. 3 No. 2 (2024): FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS dan KESEHATAN
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32696/farmasainkes.v3i2.2831

Abstract

Buah rimbang (Solanum torvum Sw.) memiliki khasiat sebagai antioksidan, antimikroba, antiplatelet, aktivitas diuretik dan digesif. Pada buah rimbang terdapat banyak vitamin seperti A, B1, C, mineral, protein, solasonin, glukoalkoloid, lemak, asam folat, sterolin, dan flavonoid yang memiki sifat antioksidan Pemilihan tablet hisap sebagai salah satu inovasi untuk merintis jalan dalam mengembangkan obat-obatan tradisional, table hisap diharapkan disukai karena mudah disimpan, dikonsumsi dan kelebihannya yang memiliki rasa enak serta berbentukn permen. Metode yang digunakan pada proses pembuatan tablet ini adalah proses pembuatan tablet hisap dengan menggunakan metode granulasi basah yang didalamnya terdapat uji karakteristik fisik granul dan setelah menjadi tablet dilakukan uji mutu fisik sediaan tablet hisap dan selanjutnya dilakukan uji tingkat kesukaan pada para responden terhadap perbandingan konsentrasi variasi pemanis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil dari mutu karakteristik fisik granul yaitu uji daya alir, sudut diam dan indeks tap mendapatkan hasil yang baik, namun ditiap uji didaptkan hasil terbak pada formula yang berbeda-beda. Mutu sediaan tablet yang meliputi uji keseragaman bobot, kerapuhan, kekerasan dan waktu hancur juga memenuhi syarat pada tiap formula dan saat dilakukan uji kesukaan. Para finalis menyukai tablet hisap formula 1 yaitu dengan perbandingan manitol : sirplus (1 : 1). Kombinasi pemanis yang disukai para finalis adalah kombinasi 1 : 1 yang mana manitol dan sirplus memiliki kombinasi rasa yang pas untuk indra perasa responden.
Pemanfaatan Perasan Sari Buah Nanas (Ananas Comosus (L). Merr) sebagai Masker Gel Kaki Novita Sari, Helsa; Lubis, Minda Sari; Dalimunthe, Gabena Indrayani; Rafita Yuniarti
FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS, dan KESEHATAN Vol. 3 No. 2 (2024): FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS dan KESEHATAN
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32696/farmasainkes.v3i2.2843

Abstract

Gel memiliki kemampuan melembabkan dengan bahan yang banyak mengandung banyak air, memiliki efek sejuk yang baik digunakan pada cuaca panas. Kemampuan melembabkan suatu sediaan seperti pada gel juga memberikan efek melembutkan, serta mencegah iritasi pada kulit. Sediaan gel lebih banyak digunakan karena rasa dingin pada kulit, mudah menyerap dikulit, dan mudah dicuci. Tujuan penelitian untuk m engetahui masker gel kaki yang mengandung perasan sari buah nanas memiliki karateristik yang baik dan memenuhi syarat, dan untuk mengetahui masker gel kaki yang mengandung perasan sari buah nanas memiliki aktivitas exfoliasi yang baik. Metode yang digunakan pada penelitian ini eksperimental, sampel yang digunakan adalah perasan buah nanas. Data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif dan kualitatif yang diambil dari hasil pengambilan sampel, pengumpulan sampel, identifikasi sampel, pengelolaan sampel, pembuatan perasan, skrining fitokimia, variasi konsentrasi dari formulasi masker gel, uji mutu fisik dan aktivitas exfoliasi perasan buah nanas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perasan sari buah nanas (Ananas comosus (L.) Merr) mempunyai kandungan senyawa metabolit sekunder yaitu alkaloid, tanin, saponin, glikosida, steroid dan flavonoid, masker gel kaki perasan sari buah nanas memenuhi persyaratan uji mutu fisik yang meliputi uji organoleptis, homogenitas, pH, daya sebar, daya lekat, viskositas, dan waktu lama sediaan mengering. Pada uji exfolasi masker gel kaki perasan sari buah nanas memenuhi syarat kelembapan dan elastisitas.
FORMULASI DAN KARAKTERISTIK FISIK SEDIAAN EMULGEL OLEORESIN CABAI (Capsicum Oleoresin)) A'dilah, Nur; Lubis, Minda Sari; Rafita Yuniarti; Zulmai Rani
FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS, dan KESEHATAN Vol. 4 No. 1 (2024): FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS dan KESEHATAN
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32696/farmasainkes.v4i1.3213

Abstract

Cabai (Capsicum sp) adalah tanaman perdu dari famili solonacae (suku terong-terongan) yang bermanfaat bagi kesehatan. Kandungan capsaicin pada cabai disinyalir mampu meredakan rasa sakit atau nyeri. Sensasi panas dari capsaicin ini akan membantu mengurangi nyeri otot dan sendi yang dirasakan. Nyeri dapat diatasi dengan sediaan topikal salah satunya adalah emulgel. Penelitian ini bertujuan untuk pembuatan sediaan emulgel oleoresin cabai (Capsicum oleoresin) dengan variasi konsentrasi propilen glikol dan span 80. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Pemeriksaan karakteristik fisik yang dilakukan meliputi organoletis, homogenitas, tipe emulsi, pH, daya sebar, daya lekat, stabilitas dan sentrifugasi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa sediaan emulgel minyak cabai dapat diformulasikan dengan variasi konsentrasi propilen glikol dan span 80. Hasil karakteristik fisik sediaan emulgel minyak cabai menunjukkan bahwa F1 adalah formula paling baik dengan hasil pengujian yaitu sediaan homogen; tipe emulsi m/a; pH 6,51; daya sebar 5,9; daya lekat 1.96 detik; tidak memisah pada uji sentrifugasi dan stabil selama 4 minggu penyimpanan pada suhu ruang.
PERBANDINGAN KADAR PROTEIN PADA KUNING DAN PUTIH TELUR BEBEK REBUS MENGGUNAKAN METODE KJELDAHL DAN SPEKTROFOTOMETRI VISIBLE M. Naufal Rifqi; Daulay, Anny Sartika; Ridwanto; Rafita Yuniarti
FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS, dan KESEHATAN Vol. 4 No. 1 (2024): FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS dan KESEHATAN
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32696/farmasainkes.v4i1.3350

Abstract

Pendahuluan: Salah satu telur unggas yang banyak dikonsumsi masyarakat adalah telur bebek Telur merupakan sumber protein hewani dan lauk pauk yang mudah didapat, murah, dan penuh nutrisi. Telur memberikan nutrisi lengkap yang diperlukan untuk pertumbuhan sel. Telur juga menyediakan semua asam amino penting bagi manusia, yang membuatnya menjadi sumber protein berkualitas tinggi. Tujuan: Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui dan membandingan kadar protein dari kuning dan putih telur bebek rebus menggunakan metode kjeldahl dan spektrofotometri visible. Metode: Metode penelitian yang digunakan untuk mengukur kadar protein kuning dan putih telur bebek rebus menggunakan metode Kjeldahl dan spektrofotometri visible. Metode Kjeldahl meliputi destruksi, destilasi, dan titrasi, sedangkan metode spektrofotometri tampak meliputi pembuatan larutan biuret, penentuan panjang gelombang maksimum, pembuatan kurva standar, dan penentuan kandungan protein sampel. Hasil: Hasil penelitian didapat kadar protein pada telur rebus dengan metode kjeldahl yaitu kuning telur bebek rebus sebesar 9,5363% dan putih telur bebek rebus sebesar 11,6497%. Dengan metode spektrofotometri visible yaitu kuning telur bebek rebus sebesar 8,4794% dan putih telur bebek rebus sebesar 8,64375%. Terdapat perbedaan nyata kadar protein antara metode kjeldahl dengan spektrofotometri visible dengan hasil SPSS nilai Sig. 0,000 < 0,05.
GAMBARAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD DR. PIRNGADI KOTA MEDAN Wilda Septia; Kiki Rawitri; Lubis, Minda Sari; Rafita Yuniarti
FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS, dan KESEHATAN Vol. 4 No. 1 (2024): FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS dan KESEHATAN
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32696/farmasainkes.v4i1.3351

Abstract

Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk terapi infeksi bakteri. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif secara retrospektif dari bulan Januari – Desember 2023 terhadap 300 sampel yang memenuhi kriteria inklusi. Identifikasi penggunaan antibiotik berdasarkan data rekam medik yang terdiri dari resep pasien dan catatan pemberian obat. Hasil evaluasi kuantitatif penggunaan antibiotik diperoleh ceftriaxone menjadi antibiotik dengan penggunaan terbanyak yaitu 2142 vial. Diikuti oleh levofloxacin, meropenem dan cefotaxime. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa jenis antibiotik yang paling banyak diresepkan adalah ceftriaxone (56,06%) pada pasien rawat inap di RSUD Dr. Pirngadi
UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL DAUN MURBEI (Morus nigra L.) TERHADAP MENCIT PUTIH JANTAN YANG DI INDUKSI PEPTON TESTING THE ANTIPYRETIC EFFECT OF ETHANOL EXTRACT OF MURBEI LEAF (Morus nigra L.) ON PEPTON INDUCED MALE MICE Jurida, Wike; D. Elysa Putri Mambang; Rafita Yuniarti; Gabena Indrayani Dalimunthe
Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 6 No. 4 (2024): Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5455/nutricia.v6i4.5226

Abstract

ABSTRAK Daun murbei (Morus nigra L.) merupakan family Moraceae telah banyak di manfaatkan oleh masyarakat dalam pengobatan alami. Daun murbei (Morus nigra L.) banyak mengandung senyawa kimia seperti flavonoid sehingga di duga memiliki potensi untuk antipiretik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui golongan senyawa metabolit skunder yang terkandung dalam daun murbei (Morus nigra L.) dan untuk mengetahui efektivitas antipiretik. Ini merupakan penelitian eksperimental. Tahapan penelitian ini meliputi pembuatan ekstrak etanol daun murbei (Morus nigra L.) menggunakan metode maserasi, skrining fitokimia, karakterisasi dan pengujian efek antipiretik ekstrak etanol daun murbei terhadap mencit putih jantan (Mus musculus) sebanyak 25 ekor yang dibagi ke dalam 5 kelompok secara acak. Kelompok 1 kontrol negatif, kelompok 2 kontrol positif, kelompok 3 diberi Suspensi Ekstrak etanol daun murbei (Morus nigra L.) dosis 100 mg/kg BB, kelompok ke 4 dosis 200 mg/kgBB, kelompok 5 dosis 300 mg/kgBB. Pengamatan dilakukan selang waktu 30 menit selama 3 jam, lalu dihitung penurunan suhu tubuh. Kemudian dilakukan analisis statistic dengan uji ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa simplisia dan ekstrak etanol daun murbei (Morus nigra L.) mengandung golongan senyawa kimia seperti alkaloid, glikosida, flavonoid, tanin, saponin, dan steroid. Dari hasil efektivitas ekstrak etanol daun murbei pada dosis 300 mg/kg BB memiliki efektivitas yang sangat kuat kemudian hasil tukey HSD dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun murbei pada dosis 100mg/kgBB, 200mg/kgBB dan 300mg/kgBB tidak memberikan signifikan dengan paracetamol. Kata Kunci : Antipiretik, Daun Murbei, Flavonoid, Suhu, Mencit Putih Jantan ABSTRACT Mulberry leaves (Morus nigra L.) belong to the Moraceae family has been widely used by the community in natural medicine. Mulberry leaves (Morus nigra L.). The compound content in mulberry leaves contains flavonoid compounds so that it is suspected to have antipyretic potential. The purpose of this study was to determine the class of secondary metabolites contained in mulberry leaves (Morus nigra L.) and to determine the effectiveness of antipyretics. This research is an experimental research.The stages of this study included the preparation of ethanol extract of mulberry leaves (Morus nigra L.) using the maceration method, phytochemical screening, characterization and testing of the antipyretic effect of ethanol extract of mulberry leaves on 25 male white mice (Mus musculus), divided into 5 groups randomly. . Group 1 was negative control, group 2 was positive control, group 3 was given 100 mg/kg BW ethanol extract suspension of mulberry leaves (Morus nigra L.), 4th group 200 mg/kg BW, 5th group 300 mg/kg BW. Observations were made by measuring the body temperature of male white mice at intervals of 30 minutes for 3 hours, then calculating the decrease in body temperature. Then statistical analysis was carried out with the ANOVA test.The results showed that the simplicia and ethanol extract of mulberry leaves (Morus nigra L.). From the results of antipyretic effectiveness, it showed that the ethanol extract of mulberry leaves at a dose of 300 mg/kg BW had very strong effectiveness and the results of tukey HSD could be concluded that the ethanol extract of mulberry leaves at doses of 100 mg/kgBW, 200 mg/kgBW and 300 mg/kgBW did not give a significant effect on paracetamol. Keywords: Antipyretic, Mulberry Leaf, Flavonoid, Temperature, Male White Mice
Produksi Protein Sel Tunggal dari Kultur Saccharomyces cerevisiae dengan Medium Limbah Cair Tahu Milwani Harahap; Yayuk Putri Rahayu; Minda Sari Lubis; Rafita Yuniarti
Vitalitas Medis : Jurnal Kesehatan dan Kedokteran Vol. 1 No. 2 (2024): April : Vitalitas Medis : Jurnal Kesehatan dan Kedokteran
Publisher : Lembaga Pengembangan Kinerja Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62383/vimed.v1i2.151

Abstract

Single Cell Protein (PST) is the term used for proteins originating from microbes such as fungi, algae, yeast and bacteria. Tofu liquid waste is an alternative medium that has the easiest source of carbohydrates, so it has the potential for the growth of Saccharomyces cerevisiae. The aim of this research is to determine whether tofu liquid waste can produce single cell protein from S. cervisiae culture and to determine differences in protein production with the addition of nutrients to the fermentation medium. The research method used is experimental research. The independent variables are MFLT1 medium (Tofu Liquid Waste Fermentation Medium with the addition of KH2PO4 nutrients and sugar) and MFLT2 medium (Tofu Liquid Waste Fermentation Medium with the addition of KH2PO4 nutrients; (NH4)2SO4 and sugar); as well as fermentation time on days 0, 2, 4 and 6. The dependent variables are analysis of protein content, cell dry weight, glucose content, pH and temperature. The data from this research were analyzed statistically using the two way Anova method. The results of this research obtained the highest protein content in MFLT2 medium at 0.52% (day 2); cell dry weight 0.49 grams; glucose level 1.3345%; pH 5.0 and temperature 25.5 ⁰C. Meanwhile, in MFLT1 medium, the highest protein content was obtained at 0.35% (4th day); cell dry weight 0.363 grams; glucose level 1.3342%; pH 4.7 and temperature 28.8 ⁰C. From the research that has been carried out, it can be concluded that tofu liquid waste can produce single cell protein from S. cerevisiae cultures and there are differences in protein production results with the addition of nutrients to the medium, where the results of the protein content in the MFLT2 medium are higher than the protein content in the MFLT1 medium.
The Antibacterial Activity Of Conventional Serum And Nano Face Serum From Pineapple Stem Extract (Ananas Comosus (L.) Merr) Against Staphylococcus Epidermidis Minda Sar Lubis; Asmarani, Asmarani; Rafita Yuniarti; Haris Munandar Nasution
Jurnal EduHealth Vol. 15 No. 02 (2024): Jurnal eduHealt, Edition April - June , 2024
Publisher : Sean Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pineapple hump has been identified to contain secondary metabolites in saponin, flavonoid, and steroid/triterpenoid which show potential as antibacterial agents against Staphylococcus epidermidis. These bacteria are part of the normal composition of gram-positive bacteria on human skin and do not display any pathogenic characteristics. Even so, these bacteria can trigger facial skin infections, especially in the form of pimples which are often difficult to treat. This study aimed to determine the differences in bacterial inhibition of cosmetic preparations in the form of conventional serum and nano serum from pineapple hump extract (Ananas comosus (L.) Merr) against bacteria Staphylococcus epidermidis. This research uses the method of True Experimental. In this study, pineapple hump was extracted and formulated into conventional serum preparations and nano serum with various concentrations, then tested for its antibacterial activity against the bacteria Staphylococcus epidermidis. Diameter of antibacterial inhibition of conventional Serum Pineapple hump Extract against bacteria Staphylococcus epidermidis i.e., Blank has no inhibition, 2% concentration (10.10 mm), 10% concentration (11.28 mm) and 20% concentration (13.26 mm). The diameter of inhibition of Nano serum Pineapple Hump Extract, namely Blank, had no inhibition, 2% concentration (10.44 mm), 10% concentration (11.56 mm) and 20% concentration (15.14 mm). The positive control for Clindamycin had an inhibitory effect (32.8 mm), the positive control for the circulating Pineapple Hump Extract (15.52 mm) and the negative control had no inhibition.
Co-Authors A'dilah, Nur Adela Octi Dwiyani Adelia Ramadani Afrida Yeti Ani Sutiani Anny Sartika Daulay Ariandi Asmarani, Asmarani Chairina Milda Cindy Marlina Tambunan Cut Erika Maulydya D. Elysa Putri Mambang D. Elysa Putri Mambang Debi Meilani Dewa, Fasca Dewi Firmayani Dikki Miswanda Dina Veranika Eva Fransiska Farida Yani Fauziah Zain Fitri Febriani Gabena Indrayani Dalimunthe Haris Munandar Nasution Hendraputra, Hardy Handoko Heru Adha Prayogo Ika Fitriani Indah Nasution Indri Juliarni Inna Myesha Jurida, Wike Juwita, Sukma Karlina Butar Butar Khairina Kiki Rawitri Lubis, Minda Sari M Pandapotan Nasution M. Naufal Rifqi M. Pandapotan Nasution Meylisa Pratami Br Sinaga Milwani Harahap Minda Sar Lubis Misna Rosalinda Hutabarat Mohd. Bilal Muhammad Amin Nasution Muhammad Ari Mukhtizar Muhammad Pandapotan Nasution Muhammad Tegar Tri Rizky Nia Novranda Pertiwi Novi Yuliandari Novita Sari, Helsa Pasaribu, Mesi Wilia Afrima Pasaribu, Mesi Willia Afrima Pertiwi, Rahma Purba, Juvantri Fablo Putri Theresia Harianja Rahma Maulidia Fitri Reza Irma Riani, Nur Aslin Ricky Andi Syahputra Ridwan Taher Lubis Ridwanto Ridwanto Risma Fauziah Pasaribu Rukmana, Siti Sagita Marina Simatupang Shinta Mida Ariani Harahap Siregar, Hikmatussabaria Siti Anisa Sri Mulia Ningsih Siregar Sri Murni Sri Natalia Saragih Sri Ria Ranti Syafa Nadira Ashiilah Syahputra, Ricky Andi Syarifah Aulia Tasya Ardana Tia Nazilla Tri Damaiyanti Ummi Khairani Rambe Ummu Safura Sirait Wilda Septia Winda Aulia Yayuk Putri Rahayu Yayuk Putri Rahayu Yuni Sartika Ziza Putri Aisyia Fauzi Zulmai Rani