p-Index From 2020 - 2025
6.444
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Humaniora Dialektika Publika Budaya Journal of Education and Learning (EduLearn) Jurnal Kajian Bali LITERASI: Jurnal Ilmu-Ilmu Humaniora Erudio: Journal of Educational Innovation Fon: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia PUJANGGA: Jurnal Bahasa dan Sastra ATAVISME JURNAL ILMIAH KAJIAN SASTRA Kajian Linguistik dan Sastra Jurnal Gramatika KARSA: Jurnal Sosial dan Budaya Keislaman (Journal of Social and Islamic Culture) UNEJ e-Proceeding Indonesian Language Education and Literature FKIP e-PROCEEDING Panggung Caraka : Jurnal Ilmu Kebahasaan, Kesastraan, dan Pembelajarannya Indonesian Journal of Learning and Instruction Warta Pengabdian Semiotika Parafrase: Jurnal Kajian Kebahasaan dan Kesastraan Diglosia: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya English Language and Literature International Conference (ELLiC) Proceedings Sawerigading JENTERA: Jurnal Kajian Sastra Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, dan Sastra Jurnal Sastra Indonesia Jurnal Eduscience (JES) Journal of Community Empowerment for Health BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Jurnal Skripta Jurnal Adat dan Budaya Indonesia Indonesian Journal of Social Research (IJSR) Jurnal Gramatika: Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Arif: Jurnal Sastra dan Kearifan Lokal Electronic Journal of Education, Social Economics and Technology PROSIDING SEMINAR NASIONAL DAN INTERNASIONAL HIMPUNAN SARJANA-KESUSASTRAAN INDONESIA Panggung Jurnal Serambi Ilmu
Claim Missing Document
Check
Articles

Barong Landung: Inspirasi Daya Tarik Wisata dan Industri Kreatif di Bali Anak Agung Gde Raka; Novi Anoegrajekti; Putu Ngurah Suyatna Yasa
Jurnal Kajian Bali (Journal of Bali Studies) Vol 10 No 1 (2020): BALI DIASPORA
Publisher : Pusat Kajian Bali Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (521.267 KB) | DOI: 10.24843/JKB.2020.v10.i01.p05

Abstract

Barong Landung is a rare and unique Balinese art performance that has the opportunity to be developed as a tourist attraction and a source of inspiration for creative industries. The uniqueness of Barong Landung can be seen from the characters that are associated with the mythology of the King of Bali with his Chinese princesses. This article analyzes the potential of the Barong Landung art performance to be developed as tourist attraction in supporting Bali cultural tourism and a source of creative industries. Data collection is done by observation, interview, and desk research and were analyzed qualitatively using the theory of commodification. The study shows that there were two types of Barong Landung performances namely sacred and profane. The former is for religious ritual, while the latter can be performed for touristic purpose and for source of inspiration of souvenir products that both support Bali cultural tourism.Keywords: Barong Landung, sacred and profane, creative industries, tourist atarction, Bali cultural tourism.
PADA NONTON DAN SEBLANG LUKINTO: Membaca Lokalitas dalam Keindonesiaan Novi Anoegrajekti
Kajian Linguistik dan Sastra Vol 22, No 2 (2010)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.658 KB) | DOI: 10.23917/kls.v22i2.4373

Abstract

Tulisan ini mengkaji lokalitas dalam konteks keindonesiaan. Kajiandifokuskan pada bagaimana teks syair-syair dalam pertunjukan gandrungmengartikulasikan lokalitas dan keindonesiaan. Tulisan ini menggunakan metodeetnografi. Analisis dilakukan dengan inventarisasi data sampai interpretasi sistembudaya Using. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna representasi identitasmelalui teks syair-syair gandrung menjelaskan dua hal. Pertama, adanya wilayahpertarungan yang berlangsung dinamis dan tidak stabil. Dominasi sebagai posisiterpenting akan tidak dikenali ketika penetrasinya semakin meluas dan tekanandari kekuatan yang lain terus meningkat. Kedua, representasi identitasmerupakan wilayah pertarungan pemaknaan yang kemudian menyebabkanidentitas itu sendiri lebih merupakan konstruksi dan politik penciptaan. Sebagaisesuatu yang terbangun, identitas merupakan sesuatu yang diskursif, retak, danberubah-ubah mengikuti perubahan ruang-waktu, baik sebagai bagian lokalitasatau bagian dari keindonesiaan.Kata kunci: lokalitas, pertunjukan gandrung, etnografi
JANGER BANYUWANGI DAN MENAKJINGGO: REVITALISASI BUDAYA Novi Anoegrajekti
LITERASI: Indonesian Journal of Humanities Vol 4 No 1 (2014)
Publisher : Faculty of Humanities, Jember University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study emphasizes how an identity has been built in its contact with modernization. This is evident in the changes in the Janger text of Banyuwangi. As a cultural event, the Banyuwangi Janger art performance is unique because it is a hybrid, which is a combination of art which originated from Banyuwangi, Java, and Bali. Costumes, dances, and musical instruments are similar to Bali. As an ethnographic study, the Using people of Banyuwangi perceive and respond to the Janger art performance as a continously changing identity construction. Keywords: identity, janger, modernization
RITUAL USING DAN JAWA: MITOS HIBRIDITAS BUDAYA SEBAGAI INTEGRASI DAN HARMONI SOSIAL Titik Maslikatin; Novi Anoegrajekti; Sudartomo Macaryus
LITERASI: Indonesian Journal of Humanities Vol 5 No 2 (2015)
Publisher : Faculty of Humanities, Jember University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This paper aims to find a migration culture that looks at the rites as a manifestation of the religiosity of society. This is expressed in various ways, according to the natural environment, social customs and community supporters. Data were analyzed by using an ethnographic method. A literature study was followed by field research. Meaning was done by looking at the relationship among the data to get a comprehensive conclusion. The results showed that Banyuwangi seblang and Nini Thowong of Yogyakarta rooted in rural agrarian culture. It looks at the materials, accessories, and the content of the songs used to accompany the dance movements of both. The differences of the two dances are as follow. Seblang perpetrators are women, and become a rite that was placed as part of a cleansing ceremony of the village, and the time and place are determined by custom implementation. Nini Thowong performance with actors as a transfer media of female doll spirit is a tradition art to entertain. Therefore, time and venue are adapted to responders’ request.Keywords: village cleansing, entertainment, religiosity, rites
PEREMPUAN SENI TRADISI DAN PENGEMBANGAN MODEL INDUSTRI KREATIF BERBASIS SENI PERTUNJUKAN Novi Anoegrajekti; Ikwan Setyawan; Heru S.P. Saputra; Sudartomo Macaryus
Karsa: Journal of Social and Islamic Culture Vol. 23 No. 1 (2015): ISLAM, BUDAYA DAN PEREMPUAN
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/karsa.v23i1.610

Abstract

The absence of government policy in supporting the creative industry practice is a factor inhibiting the development of performing arts in Banyuwangi. Diverse local performing arts which if managed properly can become a crutch for the emergence of creative economy. This study aims at describing the struggles of women in the tradition arts and in conceptualizing  a creative industry model ba-sed on performing arts. The study employed ethnography. The field data were obtained through interviews with the informants. The interpretation of data used a combination of tradition arts, gender, cultural studies, and creative industry perspectives. The results showed that women of tradition arts in general do not rely their livelihoods on art activitiy. They keep trying to develop creative know-ledge embodied in art creation and innovations. Arts institutions have a develop-ment program to maintain quality. The role of the government is manifested in the forms of policies, facilities, activity forums and infrastructural development. The development of Banyuwangi-style performing arts within the framework of the creative industry can support the realization of the creative economy.Copyright (c) 2015 by KARSA. All right reservedDOI: 10.19105/karsa.v23i1.610 
SENI TRADISI JANGER BASIS PENGEMBANGAN INDUSTRI KREATIF Novi Anoegrajekti; Ifan Iskandar; Dian Herdiati; Endah Imawati
UNEJ e-Proceeding 2020: E-PROSIDING SEMINAR NASIONAL PEKAN CHAIRIL ANWAR
Publisher : UPT Penerbitan Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Seni tradisi Janger merupakan salah satu teater rakyat Banyuwangi yang unik. Musik, kostum, dan gerak tari menunjukkan gaya Bali, dialog bahasa Jawa, dan syair tembang berbahasa Using. Seni Janger yang berdiri sejak 1918 dirancang untuk memberikan hiburan kepada masyarakat hingga saat ini telah mengalami modifikasi dan masih diminati oleh masyarakat pendukungnya. Dengan menggunakan metode etnografi, penelitian diawali dengan menghimpun data dari sumber pustaka dan dilengkapi dengan data lapangan yang diperoleh melalui wawancara, obserbasi, dan partisipasi. Analisis data dilakukan sejak tahap penyediaan data. Interpretasi data dilakukan dengan memperhitungkan hubungan antardata secara keseluruhan untuk mendapatkan simpulan yang komprehensif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Janger terus mengalami modifikasi dan mengakomodasi kebutuhan masyarakat penikmat yang direpresentasikan dengan banyaknya selingan tari dan tembang daerah. Arah perkembangan lakon mulai dari bersumber pada sejarah Majapahit, cerita rakyat, sejarah Nusantara, dan sejarah nasional. Perkembangan lakon dipicu oleh tuntutan pasar khususnya penanggap Janger. Produk industri kreatif berbasis Janger berupa inovasi dan kreasi secara internal dengan melakukan pembaharuan. Kreasi eksternal dilakukan dengan menciptakan produk industri kreatif. Salah satu kreasi berupa industri cetak yang ditulis oleh Aekanu Hariyono. Cara tersebut berpotensi dikembangkan untuk penulisan cerita rakyat dan berbagai lakon Janger. Kata kunci: industri kreatif, janger, lakon, seni tradisi
MENIMBANG SUARA LOKAL-GLOBAL Novi Anoegrajekti
FKIP e-PROCEEDING 2017: SEMINAR NASIONAL #3: BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DALAM KONTEKS GLOBAL
Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sastra Jember memiliki kekhasan tersendiri, bersifat kerakyatan dan memiliki kebebasan dalam berekspresi dan penyebarannya dominan secara lisan. Perkembangannya menempuh dua jalur, pertama: secara lisan murni seperti yang terlihat dalam komunikasi langsung; dan kedua melalui media setengah lisan, yaitu sastra yang penyebarannya menggunakan alat bantu musik seperti, kesenian lengger. Seni pertunjukan, termasuk tradisi lisan yang ada di dalam pertunjukan menjadi salah satu prioritas yang akan dikembangkan agar bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat pendukungnya. Tujuan tersebut representatif, karena masyarakat Indonesia memiliki beragam seni pertunjukan dan sastra lokal yang apabila dikelola dengan baik bisa menjadi penopang munculnya ekonomi kreatif. Melalui kajian hibriditas kritis –konsep hibriditas menunjukkan bahwa setiap proses budaya mengandung percampuran dan interaksi lintas batas. Tidak ada suatu kebudayaan yang sepenuhnya asli dan murni, dikotomi dapat diatasi dengan mengkaji dengan bagaimana kreativitas lokal berdialog. Tulisan ini menekankan bagaimana mengembangkan model industri kreatif berbasis sastra lokal diera global. Dengan metode etnografis dan analisis yang menggunakan pendekatan multidisiplin, model tersebut diharapkan mampu mengembangan industri kreatif di wilayah lokal. Kajian ini bertolak dari semakin menguatnya identitas lokal dalam setiap kebudayan. Munculnya pluralitas budaya, heterogenitas, dan etnisitas membuat pemerintah daerah menciptakan identitas daerahnya. Kata Kunci: cerita rakyat, kontestasi, pluralitas budaya, identitas 
HIBRIDITAS MULTIKULTURAL DALAM SASTRA INDONESIA Novi Anoegrajekti; Sudartomo Macaryus
FKIP e-PROCEEDING 2017: PROSIDING SEMINAR NASIONAL #3: BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DALAM KONTEKS GLOBAL
Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Identitas budaya yang lintas batas terefleksi utuh melalui modifikasi bahasa dan sastra. Keterbukaan dalam menerima pluralitas dan multikulturalitas dapat membuka ruang-ruang pemahaman identitas budaya yang majemuk. Sebagai sebuah produk, budaya hibrid dalam karya sastra Indonesia merupakan bentuk perpaduan dan harmonisasi yang diciptakan dalam mempertemukan modernitas dan lokalitas dalam ruang negosiasi yang terus-menerus. Kata-kata mendeskripsi kenyataan kehidupan manusia. Tetapi kata-kata juga mempunyai kekuatan menciptakan dan membentuk realita. Kata-kata kaum yang kuat mengandung kekuatan lebih besar dari kata-kata kaum yang lemah. Dan memang, sangat sering kaum lemah menggambarkan diri mereka dalam kata-kata ciptaan kaum kuat. Kata-kata Kunci: sastra, hibriditas, multikultural
Diversifikasi Usaha Sanggar Seni untuk Meningkatkan Kesejahteraan Novi Anoegrajekti; Asrumi Asrumi; Sudartomo Macaryus; Hanni Miladia Maharani
Warta Pengabdian Vol 14 No 1 (2020): Warta Pengabdian
Publisher : LP2M Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/wrtp.v14i1.13955

Abstract

Sanggar seni di Banyuwangi merupakan salah satu lembaga yang secara swakarsa mengembangkan dan mendidik para calon pelaku seni melalui pelatihan yang ditawarkan kepada masyarakat umum. Pengembangan sanggar merupakan salah satu diversifikasi usaha pelaku seni dalam mempertahankan hidup dan sekaligus mengembangkan seni. Pemimpin sanggar hampir semua adalah para pelaku seni. Selanjutnya, untuk mempertahankan kehidupan sanggar, sebagian melakukan diversifikasi usaha yang dilakukan secara mandiri, kerja sama kemitraan, bantuan fasilitas, dan pemberian pelatihan keterampilan. Kegiatan pengabdian ini bertujuan meningkatkan kapasitas sanggar melalui pelatihan keterampilan pembuatan asesori berbahan logam. Kerjasama kemitraan antara LP2M Universitas Jember dengan Sanggar Tari “Sayu Sarinah” ini diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan tamu dan wisatawan yang hadir di Banyuwangi. Penggunaan motif gandrung berpotensi menguatkan kedudukan gandrung sebagai maskot pariwisata Banyuwangi dan menguatkan tari gandrung sebagai salah satu identitas masyarakat yang memiliki latar belakang sejarah sebagai seni perjuangan dan bermetamorfose menjadi seni pergaulan dan akhirnya menjadi seni hiburan. Arah pengembangan ke depan, di masing-masing destinasi wisata dikembangkan motif cenderamata yang sesuai dengan keunggulan masing-masing destinasi, seperti ritual, pantai, alam, budaya, dan tradisi.
RESISTENSI DALAM NOVEL STUDENT HIDJO KARYA MAS MARCO KARTODIKROMO: KAJIAN POSKOLONIAL Nando Zikir Mahattir; Novi Anoegrajekti; Abu Bakar Ramadhan Muhamad
SEMIOTIKA: Jurnal Ilmu Sastra dan Linguistik Vol 22 No 1 (2021): Semiotika: Jurnal Ilmu Sastra dan Linguistik
Publisher : Diterbitkan oleh Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember bekerja sama dengan Himpunan Sarjana - Kesusastraan Indonesia (HISKI), Himpunan Pembina Bahasa Indonesia (HPBI) dan Masyarakat Linguistik Indonesia (MLI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/semiotika.v22i1.19939

Abstract

This research use Mas Marco's novel Student Hidjo as material object. The Postcolonial theory will be used to analys Student Hidjo novel’s by Mas Marco. Postcolonial is a set of theories to explore the effects of colonialism in various documents and behaviors, including literature. This study uses qualitative methods to obtain the necessary data from the novel. This type of analysis uses descriptive analysis. The analysis will use deconstruction method. This is in accordance with postcolonialism which is a reversal of the colonial discourse. Such a method is useful for reversing the colonial discourse which presents the relationship between colonizers >< colonized in the novel.. The relationship that seemed stable was undermined by the subjectivity of the colonized through their resistance. The various resistances presented by the colonized were understood by the postcolonialists as a form of an ambivalent legacy of colonialism. The ambivalent side occurs because the resulting resistance strikes both sides. On the one side attacking the invaders, but on the other side attacking resisting subject. Keywords: postcolonial, deconstruction, colonizers, colonized, ambivalent
Co-Authors Abdul Latif Bustami Abdullah, Khairul Hafezad Abdullah, St. Nur Fadillah Abu Bakar Ramadhan Muhamad Aceng Rahmat Aceng Rahmat Aceng Rahmat, Aceng Achmad Naufal Irsyadi Agustiani, Indah Windra Dwie Alifiah Nurachmana Almyra Diah Pangestu Anak Agung Gde Raka Andriwinata, Momon Anis Rahmawati Arif Firmansyah Asrumi Asrumi Asrumi Asrumi Asrumi Aulia Fauziah Azmin, Gres Grasia D. Nurfajrin Ningsih Diah Pangestu, Almyra Dian Herdiati Dzulqarnain, M. Iskandar Ekka Nur Islahiyah Endang Caturwati Endry Boeriswati Ezik Firman Syah Fida Ul Haq, Muhammad Gomo Attas, Sitti Hanni Miladia Maharani Hanny Rasni Heru S.P. Saputra Heru S.P. Saputra Heru S.P. Saputra Ifan Iskandar Ihwan Rahman Bahtiar Ikwan Setyawan Ikwan Setyawan, Ikwan Imam Qalyubi Imawati, Endah Irsyadi, Achmad Naufal Izzah, Latifatul Kartikasari Ratih Kusumayanti, Dina Dyah Librilianti Kurnia Yuki Librilianti Kurnia Yuki M. Zamroni Miftahulkhairah Anwar Miranti - Misrita Muhammad Kamal Bin Abdul Hakim Muhammad Nur, Kholid Rosyidi Munibi, Ahmad Zaki Nando Zikir Mahattir Ninuk Lustyantie Ninuk Lustyantie Nuruddin Nuruddin Pradicta Nurhuda Pusposari, Wulan Putu Ngurah Suyatna Yasa Rafli, Zainal Ratna Dewanti Ratna Dewanti Rendra Wirawan Rezky Alviniyanti Yosawati Samsi Setiadi Samsi Setiadi Sandi Budiana Sharfuddin Tajuddin Shobrina Imamah, Nurul Siminto Siti Ansoriyah Siti Gomo Attas Siti Syamsiah Renny Tounbama Suci Annisa Caroline Sudartomo Macaryus Sudartomo Macaryus Sudartomo Macaryus Sudartomo Macaryus Sudartomo Macaryus Sudartomo Macaryus Sudartomo Macaryus Sudartomo Macaryus, Sudartomo Sunarti Mustamar Sya, Mega Febriani Tantut Susanto Titik Maslikatin Venus Khasanah Venus Khasanah Venus Khasanah Wardani, Rizki Yoesoef, M Yuliati Eka Asi