This Author published in this journals
All Journal MANAJEMEN HUTAN TROPIKA Journal of Tropical Forest Management Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan (Journal of Soil Science and Environment) Jurnal Studi Pemerintahan Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota Jurnal Ilmu Lingkungan Sosiohumaniora KOMUNITAS: INTERNATIONAL JOURNAL OF INDONESIAN SOCIETY AND CULTURE Jurnal Geografi : Media Informasi Pengembangan dan Profesi Kegeografian JAM : Jurnal Aplikasi Manajemen Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management) Jurnal Ekonomi Pembangunan: Kajian Masalah Ekonomi dan Pembangunan Jurnal Tataloka Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik Journal of Management and Business Review Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM] MAJALAH ILMIAH GLOBE Ganaya: Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Jurnal Ilmu Ilmu Agribisnis: Journal of Agribusiness Science Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Forest and Society BHUMI: Jurnal Agraria dan Pertanahan Jurnal Sosial Ekonomi Pekerjaan Umum JURNAL ILMIAH MIMBAR DEMOKRASI Jurnal Perencanaan Pembangunan Analisis Kebijakan Pertanian Jurnal Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan Jurnal Kependudukan Indonesia Jurnal AGRISEP: Kajian Masalah Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Policy Brief Pertanian, Kelautan, dan Biosains Tropika Masyarakat: Jurnal Sosiologi Jurnal Studi Pemerintahan Komunitas: International Journal of Indonesian Society and Culture
Claim Missing Document
Check
Articles

Strategi Nafkah, Karakter Sosio-Budaya dan Relasi Sosial Rumahtangga Penambang Belerang Muhammad Rifky Afqari; Arya Hadi Dharmawan
Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM] Vol. 2 No. 4 (2018)
Publisher : Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jskpm.2.4.551-566

Abstract

Mining is a buisness that is highly dependent on environmental conditions, climate, and policies are always changing every moment. Social and ecological changes happend more quickly so that the rural miner households in general are often faced with the uncertainties that can lead to vlunerability. Many livelihood systems are used by miner household to survive. In implementating the strategy, of living, miner households take advantage of the five assets or livelihood capital (natural capital, human capital, physical capital, financial capital, and social capital) to make a living strategy for the continuation of life. The purpose of this research is to find out how social capital especially social relation support livelihood structure of sulfur miners household in Tamansari Village, Banyuwangi District, East Java. This study used the quantitative approach using questioner instrument and qualitative approach through depth interview.Keywords: miner household, livelihood assets, livelihood strategies, livelihood structure, social relation ABSTRAKUsaha pertambangan merupakan usaha yang sangat bergantung pada kondisi lingkungan, iklim, dan kebijakan yang selalu berubah-ubah. Perubahan-perubahan sosial maupun ekologi tersebut terjadi semakin cepat sehingga rumahtangga penambang di pedesaan umumnya sering dihadapkan pada ketidakpastian yang dapat menimbulkan kerentanan. Berbagai strategi nafkah digunakan oleh rumahtangga penambang untuk dapat bertahan hidup. Dalam melaksanakan strategi nafkah, rumahtangga penambang memanfaatkan livelihood assets atau modal penghidupan (modal alam, modal manusia, modal fisik, modal finansial, dan modal sosial) untuk keberlangsungan hidup mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana modal sosial terutama relasi sosial mendukung struktur nafkah rumahtangga penambang belerang di Desa Tamansari, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan survei melalui instrumen kuesioner didukung dengan metode kualitatif melalui wawancara mendalam.Kata kunci: rumahtangga penambang, modal nafkah, relasi sosial, strategi nafkah, struktur nafkah
Strategi Nafkah dan Relasi Sosial Rumahtangga Petani Tebu (Studi Kasus: Desa Jenar, Kecamatan Jenar, Sragen) Indah Budiyanti; Arya Hadi Dharmawan
Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM] Vol. 2 No. 1 (2018)
Publisher : Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jskpm.2.1.105-122

Abstract

ABSTRACT This research aims to analyze the livelihood strategies and social relation of sugarcane farmers household in Jenar Village, Subdistrict Jenar, Sragen Regency. This research will discuss about the capital living (natural capital, social capital, human capital, physical capital, and financial capital) on each farmer household and is used in building a strategy of living that will form the sustainable livelihood systems. In addition, this research discuss qualitatively about the social relation that are owned by a sugarcane farmers household to support the resilience of its economy. This research also discusses the influence of the livelihood capital towards the livelihood strategies of sugarcane farmers household. And then to look at how big the contribution livelihood source sugarcane farmers household income survival sugarcane farmers given that household sugarcane is a commodity that has the harvest for 1.5 years. This research use quantitative methods approach using survey instruments in the form of questionnaire, and qualitative research data by the method of depth interview.Key words: farmers household, livelihood assets, livelihood structure, social relation, strategies of living.-------------------------- ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Strategi dan Relasi Sosial Rumahtangga Petani Tebu di Desa Jenar, Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen. Penelitian ini akan membahas modal nafkah (modal alam, modal sosial, modal manusia, modal fisik, dan modal finansial) pada setiap rumahtangga petani dan digunakan dalam membangun strategi nafkah yang akan membentuk sistem penghidupan yang berkelanjutan. Selain itu, pada penelitian ini membahas secara kualitatif relasi sosial disetiap rumahtangga petani tebu untuk mendukung ketahanan ekonominya yang dilihat dari struktur nafkah. Penelitian ini juga membahas pengaruh modal nafkah terhadap strategi nafkah rumahtangga petani tebu. Serta melihat seberapa besar kontribusi sumber nafkah rumahtangga petani tebu dalam keberlangsungan hidup rumahtangga petani tebu mengingat bahwa tebu merupakan komoditi yang memiliki masa panen selama 1.5 tahun. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan survey menggunakan instrumen berupa kuesioner, dan data penelitian kualitatif dengan metode wawancara mendalam.Kata Kunci : modal nafkah,  rumahtangga petani , struktur nafkah, relasi sosial, strategi nafkah
Strategi Nafkah dan Pemanfaatan Relasi-Relasi Sosial Rumahtangga Petani Kelapa Sawit Tinur Fitri Ayu Harahap; Arya Hadi Dharmawan
Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM] Vol. 2 No. 3 (2018)
Publisher : Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jskpm.2.3.383-402

Abstract

This study aims to identify the structure and strategy of the household livelihoods, identify the utilization of livelihood capital that influences household livelihood strategies of oil palm farmers and identifies the utilization of social relationships of oil palm farmers' households. There is a difference in the livelihood structure of households of oil palm self-reliant with plasma palm oil farmers. This research is done by quantitative method supported by qualitative data. The result of this research is explaining that the average of households' livelihood structure of palm oil farmers is from non-farm sector, whereas in households of plasma oil palm farmers is dominated by on farm sector supported by non-farm sector. The utilization of subsistence capital by two types of oil palm farmers is also different. Both types of farmers have diverse social relationships in support of farm household income.Keywords: livelihood assets, livelihood strategies, oil palm farmer household, social relations----------------------- ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi struktur dan strategi nafkah rumah, mengidentifikasi pemanfaatan modal nafkah yang mempengaruhi strategi nafkah rumahtangga petani kelapa sawit serta mengidentifikasi pemanfaatan relasi-relasi sosial rumahtangga petani kelapa sawit. Terdapat perbedaan struktur nafkah rumahtangga petani kelapa sawit swadaya dengan petani kelapa sawit plasma. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif yang didukung oleh data kualitatif. Hasil penelitian ini memaparkan bahwa secara rata-rata struktur nafkah rumahtangga petani kelapa sawit swadaya berasal dari sektor non farm, sedangkan pada rumahtangga petani kelapa sawit plasma didominasi oleh sektor on farm yang didukung oleh sektor non farm. Pemanfaatan modal nafkah oleh dua jenis petani kelapa sawit juga berbeda. Kedua jenis petani ini memiliki relasi sosial yang beragam dalam mendukung pendapatan rumahtangga petani.Kata Kunci: modal nafkah, petani kelapa sawit, relasi sosial, strategi nafkah
REPRODUKSI ELIT PADA ERA OTONOMI DAERAH DI KABUPATEN BONE DAN GOWA Arya Hadi Dharmawan
Jurnal Ilmiah Mimbar Demokrasi Vol 10 No 2 (2011): Jurnal Ilmiah Mimbar Demokrasi, Vol 10 No 2 April 2011
Publisher : Program Studi PPKn FIS UNJ & Asosiasi Profesi PPKn Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/jimd.v10i2.1371

Abstract

This study aims to describe the response of ethnic political subculture Bugis Bone and Gowa Makassar in the reform era, especially in the formation of a new elite. The results of this study indicate that the model of ethnic identity politics in Bugis Bone strengthened and weakened in Gowa Makassar etnicity. Bone aristrocrat succes to maintain its relationship with the masses, rather Gowa aristocrat, was decreased political function. In Bone, there was an elite formation process that is conducted by the clan of Page, while the political stage in Gowa more open and filled by a diverse political community. Bone society’s political choices are more primordial, caused by power relations that continue to be maintained by the nobility of Bone. While the diversity of political choices made by people of Gowa due to the weak political control by elites and Gowa aristocrat.
PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KAWASAN EKO-INOVASI (STUDI KASUS KAWASAN PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI, KOTA TANGERANG SELATAN) Sri Setiawati -; Hadi Alikodra -; Bambang Pramudya -; Arya Hadi Dharmawan -
Sosiohumaniora Vol 17, No 2 (2015): SOSIOHUMANIORA, JULI 2015
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (889.904 KB) | DOI: 10.24198/sosiohumaniora.v17i2.7308

Abstract

Secara konsep, strategi dan paradigma yang berkaitan dengan pembangunan berkelanjutan,baik pada level makro, meso maupun mikro sudah mampu menggeser paradigam lama seperti paradigmapertumbuhan ekonomi sampai pada tahun 1970 dan paradigma yang menekankanpada aspek pemerataan hasilhasilpembangunan. Namun demikian, dalam tataran implementasi sampai saat ini belum memberikan hasil yangmenggembirakan. Oleh karena itu dalam pertemuan KTT Rio+20 tahun 2012 mendeklarasikan dokumen barupembangunan berkelanjutan dengan judul ”The Future We want”. The Future We Want yang menekankan kepadasemangat bersama walaupun berbeda tanggung jawab, dan menekankan pada pembangunan ekonomi hijau yanglebih dapat diterima oleh para pelaku ekonomi. Kawasan PUSPIPTEK yang memiliki lahan seluas 460 hektarsampai saat ini masih terjaga sebagai kawasan hijau dengan ruang terbuka hijau lebih dari tiga puluh persen.Kawasan PUSPIPTEK memiliki lahan seluas 460 Ha sampai saat ini masih terjaga sebagai kawasan hijau denganruang terbuka hijau lebih dari 30 persen. Berpedoman pada konsep-konsep yang dikembangkan dalam menjadikankawasan menjadi kawasan ekologi , maka Pusat Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sebagai sebuah kawasan yangmemiliki 47 Balai / Pusat / laboratorium, industri berbasis teknologi serta sarana pendukung publik dimana didalamnya terdapat 5 institusi meliputi Kementerian Ristek, BPPT, LIPI, Batan serta Kementerian LingkunganHidup dapat dilihat sebagai model eko-inovasi dimana terjadi aliran proses dan produk. Tujuan penelitian adalahmenyusun pengembangan kebijakan eko-inovasi pada kawasan PUSPIPTEK. Selanjutnya untuk mengembangkanmodel pengelolaan eko-inovasi digunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Intrepretative Structural Model(ISM) digunakan untuk pengembangan model kelembagaan eko-inovasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwamodel pengelolaan yang dipilih adalah model pengelolaan partnersip (kemitraan) dimana hal ini sesuai denganharapan pemangku kepentingan di kawasan PUSPIPTEK. Sementara itu, untuk mengembangkan kelembagaaneko-inovasi telah diidentifikasi ada 6 elemen yang memegang peranan penting meliputi; partisipasi pemangkukepentingan, sistem perencanaan, biaya pengelolaan lingkungan, prilaku stakeholder, kualitas SDM dan aturanpengelolaan limbah. Dengan demikian, untuk dapat mengimplementasikan konsep eko-inovasi di kawasanPUSPIPTEK diperlukan restrukturisasi kelembagaan PUSPIPTEK.
Contemporary Studies on Suburban (Indonesia) Today: Critique on Classical-Neoclassical Regional Economics Based Institutional Economics Perspectives Pitri Yandri; D.S. Priyarsono; Akhmad Fauzi; Arya Hadi Dharmawan
Jurnal Ekonomi Pembangunan: Kajian Masalah Ekonomi dan Pembangunan Vol 19, No 1 (2018): JEP 2018
Publisher : Muhammadiyah University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jep.v19i1.5701

Abstract

The current trend shows that the growth of suburban area is increasingly massif, both its total areas as well as quantity. However, the phenomenon is not followed with the attention of researchers to conduct the study on it. Even if there is, their attention escape on an important approach in the analysis. Their analysis rests on old theories which assume that the space planning and land just triggered by the company's and household’s behavior. Nonetheless, the fact remains that land use planning involves complex functions of institution. Therefore, this brief article reports the results of a literature review about the condition of suburban areas in Indonesia. The approach is conducted by critical review using institutional analysis to elaborate classical and neoclassical regional economic theories, as well as comparing and synthesizing the literature. To sharpen the argument, I also present the relevant descriptive data. Through institutional perspective, I argue that the real question of land use planning and its development in the suburbs exists beyond land and infrastructure issues.
THE RURAL DEVELOPMENT AND RURAL SELF-SUFFIENCY IN BOGOR DISTRICT, WEST JAVA PROVINCE Tri Budiarto; Ernan Rustiadi; Arya Hadi Dharmawan
TATALOKA Vol 19, No 3 (2017): Volume 19 Number 3, August 2017
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (420.864 KB) | DOI: 10.14710/tataloka.19.3.230-241

Abstract

This study aimed at map rural typologies based on the status of development and self-sufficiency of the rurals. Status of rural development was built with 11 indicators and status self-sufficient was built with six indicators. The study used secondary data from BPS, wich was PODES  2014 in 434 villages at Bogor district. Primary data was used to support the analysis results with field observations taken at four village representatives typology. The results showed that 187  villages were categorized as developed rurals and 247 villages as undeveloped rurals. Based on self-sufficient status, there were 78 villages categorized as self-sufficient rurals and 356 villages as unself-sufficient rurals. Based on the status of development and self-sufficient, three villages were categorized as typology I (developed and self-suffient rurals), 184 villages were typology II (developed and unself-suffient rurals), 172 villages were typology III (undeveloped and unself-sufficient rurals), and 75 villages were typology IV (undeveloped and self-sufficient rurals). Spearman correlation value was -0.371, there was an inverse relationship between the development status and self-sufficiency status of the rural
Tata Kelola Kelembagaan Mineral Fund Dalam Menunjang Pembangunan Berkelanjutan: Studi Kasus Kabupaten Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara La Ode Alwi; Arya Hadi Dharmawan; Akhmad Fauzi; M. Parulian Hutagaol
Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik Vol 7, No 1 (2016)
Publisher : Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22212/jekp.v7i1.415

Abstract

Pengelolaan pertambangan pada suatu daerah sejatinya dapat memberikan kesejahteraan masyarakat khususnya pada daerah penghasil tambang itu sendiri. Namun yang terjadi justru daerah penghasil tambang terjebak dalam natural resource curse dan dutch disease. Pendapatan daerah dari mineral fund merupakan instrumen cash transfer yang cenderung gagal menyejahterakan masyarakat yang disebabkan adanya bias sasaran, bias program, dan bias koordinasi. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah (1) menentukan indikator kunci tata kelola kelembagaan mineral fund dan (2) menentukan alternatif terbaik dalam pemanfaatan mineral fund. Hasil penelitian menunjukkan (i) indikator kunci yang mempunyai tingkat kepentingan dan pengaruh yang tinggi dalam tata kelola kelembagaan mineral fund adalah adanya ketersediaan regulasi, program yang tepat sasaran, adanya pengawasan terhadap biaya produksi tambang yang digunakan perusahaan, pengawasan hasil produksi tambang yang dihasilkan perusahaan, dan adanya badan pengelola mineral fund yaitu institusi multi pihak (ii) alternatif terbaik pemanfaatan mineral fund yang menunjang pembangunan daerah berkelanjutan, yakni (a) aspek sosial, meliputi peningkatan sarana kesehatan, pendidikan dan ibadah, peningkatan peran masyarakat adat dalam pengambilan keputusan, kualitas SDM yang tinggi, pemberdayaan masyarakat, serta peningkatan peran masyarakat dalam pengelolaan lingkungan, (b) aspek ekonomi, meliputi pengembangan lembaga ekonomi dan keuangan, diversifikasi ekonomi perdesaan, pembangunan investasi primer, peningkatan iklim investasi dan pengembangan produk lokal, dan (c) aspek ekologi/lingkungan, meliputi: penanganan pencemaran, proteksi dan keselamatan ekologi dan manusia, penanganan munculnya bencana alam dan penanganan lahan akhir sebagai sektor primer.
Bioenergi Pedesaan: Solusi Konflik Sosial Ekologi dan Pembangunan Berkelanjutan Dedy Irawan; Arya Hadi Dharmawan; Titik Sumarti
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 18, No 2 (2020): Agustus 2020
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.18.2.247-252

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis sebuah resolusi konflik antara petani vs industri tahu berupa pengolahan bioenergi limbah tahu. Penelitian ini menggunakan metode campuran dengan pengambilan data melalui wawancara mendalam, kuesioner dan observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konflik yang terjadi antara kelompok industri tahu vs kelompok petani berupa konflik laten. Pemicu terjadinya konflik disebabkan oleh limbah cair tahu yang mencemari lingkungan dan merusak lahan pertanian. Lahirnya resolusi konflik berupa pengolahan bioenergi memberikan tiga keuntungan; Pertama secara sosial, yaitu meredam konflik antara petani dengan industri tahu. Kedua, keuntungan secara ekologi, yaitu mengurangi pencemaran lingkungan. Ketiga, keuntungan secara ekonomi, yaitu memberikan keuntungan kepada petani dan industri tahu.
Analisis Keberlanjutan Biogas Skala Mikro di Pedesaaan (Studi Kasus di Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat) Ramdhan Aziz Al Batistuta; Arya Hadi Dharmawan; Bayu Eka Yulian
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 19, No 1 (2021): April 2021
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.19.1.181-190

Abstract

Penggunaan bioenergi sebagai energi terbarukan sudah mulai menggantikan penggunaan energi fosil secara bertahap. Upaya pemerintah dalam mendukung penggunaan bioenergi dengan membuat program Desa Mandiri Energi di berbagai tempat yang memiliki potensi sumber energi terbarukan. Keberlanjutan bioenergi sangat penting untuk dinilai agar kebutuhan energi saat ini dan kebutuhan energi dimasa yang akan datang dapat terpenuhi. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menganalisis status keberlanjutan biogas, mengidentifikasi atribut sensitif multidimensi keberlanjutan, serta merumuskan strategi pengembangan tata kelola sistem biogas secara berkelanjutan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif yang didukung oleh data kualitatif. Analisis data dilakukan dengan metode Multi Dimensional Scalling (MDS), menggunakan modifikasi program Rapfish dengan tinjauan pada lima dimensi yaitu dimensi sosial, ekonomi, lingkungan, teknologi dan kelembagaan. Penelitian ini dilaksanakan di Kampung Ciaul dan Kampung Babakan, Desa Cisondari, Kecamatan Pasir Jambu, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat yang dipilih secara sengaja (purposive). Penentuan sampel dengan menggunakan teknik simple random sampling. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data primer dalam penelitian ini adalah kuisioner dan pertanyaan terstruktur sebagai pedoman dalam melakukan wawancara mendalam. Hasil dari penelitian ini menunjukkan status keberlanjutan biogas secara dimensi sosial, lingkungan, teknologi, dan kelembagaan tergolong cukup berkelanjutan. Keberlanjutan biogas secara dimensi ekonomi tergolong kurang berkelanjutan. Setiap dimensi keberlanjutan terdapat dua atribut sensitif yang mempengaruhi secara signifikan. Atribut sensitif ditentukan berdasarkan nilai Root Mean Square (RMS) dari setiap atributnya. Rumusan strategi yang telah disusun berdasarkan atribut sensitif yang sudah ditentukan. Hal ini untuk memprioritaskan strategi-strategi dalam upaya meningkatkan status keberlanjutan biogas.
Co-Authors . Nuva ., Kasmiati ., Widhianthini A.A. Ketut Agung Cahyawan W Abdul Malik Abdulkadir Sunito, Melani Ade Mirza Roslinawati Adriana, Galuh Affandi, M.Joko Afqari, Muhammad Rifky Agustina M Purnomo Agustini, Syofia Akhmad Fauzi Akhmad Fauzi Alfiasari Ali Yansyah Abdurrahim Amanda, Jessica Vanelia Anton Supriyadi Arif Satria Aryani, Dhea Putri Asep Sapei Astri Astri Lestari Astriani Sudaryanti, Diyane Aulia Farida Aziz Hasyim Baba Barus Bambang Juan Bambang Pramudya - Bayu Eka Yulian Beta Dwi Utami Borni Kurniawan, Kharis Fadlan Budi Prasetyo, Lilik Budiarto, Tri Budiyanti, Indah D.S. Priyarsono Danang Pramudita Danang Pramudita, Danang Dedy Irawan Desty Ristianingsih Diah Irma Ayuningtyas, Diah Didik Suharjito Didin S. Damanhuri Dinintya Chairunnisa Dodik Ridho Nurrochmat Dominicus Savio Priyarsono Drajat Martianto Dudung Darusman Dudung Darusman Dwi Idawati Dyah Ita Mardianingsih Dyah Ita Mardiyaningsih Dyah Ita Mardiyaningsih, Dyah Ita Eka Intan Kumala Putri Ekawati Sri Wahyuni Elisabet Repelita Kuswijayanti Elisabet Repelita Kuswijayanti Endriatmo Soetarto Erliza Noor Ernan Rustiadi Euis Sunarti Faris Rahmadian Fatimah Azzahra Fatimah Azzahra Fredian Tonny Nasdian Hadi Alikodra - Hana Indriana Hapsari, Tsabita Alefia Harahap, Tinur Fitri Ayu Hartoyo Hartoyo Henry Silka Innah Henry Silka Innah Hermawan, FX Hermin Fatimah Hermin Fatimah, Hermin Heru Purwandari Hidayah, Nursantri Hilda Nurul Hidayati Husain Assadi I Made Sudiana Ina Marina Indah Budiyanti Indri Febriani Iqbal Abdul Muqsith Iqbal Rahmat Gani Isang Gonarsyah Ivanovich Agusta Iwan Nurhadi Jamilah, Joharotul K. Panjaitan,, Nurmala Kartodihardjo, Hariadi Kharis Fadlan Borni Kurniawan La Ode Alwi Lala M Kolopaking Lalu Ardhian Mustapa Liantiame, Liantiame LILIK BUDIPRASETYO Lina Marlina M. Joko Affandi M. Parulian Hutagaol Maksum, Mohammad Martua Sihaloho Mochammad Maksum MT Felix Sitorus Muh Kamim, Anggalih Bayu Muhammad Firdaus Muhammad Reza Halomoan Muhammad Rifky Afqari Nastiti Siswi Indrasti Novia Fridayanti Nudya Wiyata Nur Isiyana Wianti Nuraini W Nurjihadi, Muhammad Nurmala Katrina Pandjaitan P. Setia Lenggono Pacheco, Pablo Paulina P. Tulak Pitaloka Maharani Kusuma Ningtyas Pitri Yandri Purboningtyas, Titis Pury Putri Ekasari Putri, Rachmi Wildan Aghnia Meutia Rai Sita Raihani Alfiatush Arrasyiida Ramdhan Aziz Al Batistuta Reinhardt Nielsen, Martin Rilus Kinseng Rimarty Anggun Widiatri Rin r Rina Mardiana Risky Novan Ngutra Riyanto Riyanto Rizka Amalia Robert M.Z Lawang Rousilita Suhendah S Damanhuri, Didin S. Damanhuri, Didin Saharuddin Said Rusli Sakut Lorista Sardjo, Sulastri Satyawan Sunito Satyawan Sunito Siti Halimatusadiah Sitti Halumiah Sjafri Mangkuprawira Soehartini S Soeryo Adiwibowo Sri Setiawati - Suryadi Suryadi Suryadi Suryadi Syofia Agustini Tampubolon, Arisandy Fernando Taufik Hidayat Thita Moralitha Mayza Tia Oktaviani Sumarna Aulia Tinur Fitri Ayu Harahap Tirta Anugerah Titik Sumarti Titik Sumarti Tommi Tommi Tommi Tommi, Tommi Tommi, Tommi Tyas Widyastini Undang Fadjar W Widiyanto Wahyuni, Ekawati Wati, Elva Winda Gustika Yeti Lis Purnamadewi Yetti Lis Purnamadewi Yosia Ginting Yoyoh Indaryanti Yudhistira Saraswati Yuliana, Dhina Yusticia Andi Astuti Zairin, Dhea Dasa Cendekia Zulfa Nur Auliatun Nissa Zuzy Anna