p-Index From 2020 - 2025
9.949
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Keperawatan Indonesia Nurse Media Journal of Nursing Media Kesehatan Masyarakat Indonesia Jurnal NERS JMMR (Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit) Jurnal Berita Ilmu Keperawatan JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (Indonesian Journal of Community Engagement) Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes Belitung Nursing Journal Jurnal Keperawatan Silampari Indonesian Journal of Nursing Health Science Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia (Indonesian Nursing Scientific Journal) Media Keperawatan Indonesia JURNAL KESEHATAN INDRA HUSADA Faletehan Health Journal NERS Jurnal Keperawatan Jurnal Keperawatan Suaka Insan Jurnal Smart Keperawatan Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia Jurnal 'Aisyiyah Medika JURNAL KESEHATAN MERCUSUAR Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Jurnal Keperawatan Malang (JKM) Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Jurnal Ners Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI) Journal of Telenursing (JOTING) Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesian Journal of Global Health research Budapest International Research and Critics Institute-Journal (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences Jurnal Menara Medika Jurnal Kesmas Asclepius Jurnal Mitra Kesehatan Journal of Pharmaceutical and Health Research Jurnal Promotif Preventif Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan MAHESA : Malahayati Health Student Journal JRKN Dinamika Kesehatan: Jurnal Kebidanan dan Keperawatan JKKI : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia DUNIA KEPERAWATAN: JURNAL KEPERAWATAN DAN KESEHATAN Jurnal Keperawatan dan Kesehatan (JKK) Jurnal Keperawatan Elevate : The International Journal of Nursing Education, Practice and Research Jurnal Berita Ilmu Keperawatan JMMR (Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit) Health Gate Holistik Jurnal Kesehatan NERS Jurnal Keperawatan Jurnal Info Kesehatan International Journal Of Pedagogical Novelty (IJOPNOV) Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional (National Public Health Journal)
Claim Missing Document
Check
Articles

Konsep Penulisan Ilmiah Elly Nurachmah
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 2 No 7 (1999): September
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v2i7.302

Abstract

Artikel ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan data dan fakta yang sahih serta ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Menulis artikel ilmiah memerlukan suatu upaya dan waktu yang memadai agar dapat menghasilkan suatu tulisan yang sahih dan akurat, serta layak dibaca. Beberapa tahapan penulisan diawali dengan menentukan permasalahan, menentukan judul tulisan, membuat regangan kerja, mengumpulkan bahan-bahan tulisan, dan mempertahankan sistem retrieval. Pengorganisasian materi dan pemeriksaan kembali hasil penulisan diperlukan untuk menjamin bahwa tulisan sudah mengikuti kaidah-kaidah penulisan yang berlaku. Tujuan penulisan artikel ini adalah sebagai masukan bagi penulis artikel ilmiah pemula agar dapat menghasilkan tulisan ilmiah yang baik. Abstract A scientific article is an academic paper that is written according to a valid data and facts based on appropriate methodology. Writing a scientific paper needs some efforts and appropriate time in order to produce a valid, accurate and readable article. A writer need to go through some phases begin with determining a problem, deciding a topic of the article, developing an outline, collecting materials, and maintaining retrieval system. Organizing materials and re-examining the product of writing need to be done in order to ensure that the article is written according to an appropriate writing rule. The aim of this article is to provide some input for the beginner in order to produce a good scientific article.Keywords: Scientific article, outline, retrieval system.
Kejadian Kaki Diabetik Pasien Diabetes Melitus Berdasarkan Faktor yang Berkontribusi Septi Kurniasari; Elly Nurachmah; Dewi Gayatri
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 12 No 3 (2008): November
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v12i3.213

Abstract

AbstrakKaki diabetik merupakan komplikasi yang sangat menakutkan bagi pasien DM karena risiko amputasi yang sangat tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kejadian kaki diabetik pada pasien DM. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pengumpulan data secara cross sectional. Sampel sebanyak 136 pasien DM yang mempunyai kelainan bentuk kaki dan luka kaki. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan senam kaki, perawatan kaki, kepatuhan dalam pencegahan luka, kontrol gula darah, pengetahuan, dan diet dengan kejadian kaki diabetik. Analisis multivariat menunjukkan hanya ada 3 variabel yang merupakan faktor paling berkontribusi yaitu senam kaki, kepatuhan dalam pencegahan luka, dan pengetahuan. Rekomendasi hasil penelitian ini adalah melakukan konseling dan senam diabetes secara rutin. AbstractFoot problems in diabetes is one the most frightening complications for diabetic patients because of the possibility of amputation. The purpose of this study was to analyze the factors which contribute to foot problems. This research was an analytic descriptive research with cross sectional method design. The sample used for this study was 136 diabetic patients who suffered from foot problems or deformities. The result from bivariate analysis showed that there was a relationship between foot exercise, foot care, compliance in preventing foot injury, control of blood glucose level, patient’s knowledge, and diet with the incidence of foot problems. Whilst the multivariate analysis showed there were only 3 variables which contributed to this incidence. They were foot exercise, compliance in preventing foot injury and patient’s knowledge. This study recommended to have a routine counseling and diabetic exercise regulary.
Pengetahuan Perawat Tentang Terapi Infus Mempengaruhi Kejadian Plebitis dan Kenyamanan Pasien Wayunah Wayunah; Elly Nurachmah; Sigit Mulyono
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 16 No 2 (2013): Juli
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v16i2.12

Abstract

Plebitis adalah salah satu komplikasi terapi infus. Salah satu faktor penyebab plebitis adalah kurang terampilnya perawat saat melakukan pemasangan infus. Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan pengetahuan perawat tentang terapi infus dengan kejadian plebitis dan kenyamanan. Jenis penelitian analitic-corelational dengan pendekatan cross-sectional, dengan jumlah sampel 65 perawat pelaksana rawat inap dan 65 pasien yang dipasang infus. Hasil menunjukkan 50,8% perawat memiliki pengetahuan kurang baik, angka kejadian plebitis sebesar 40%, dan 53,8% merasa nyaman dengan pemasangan infus. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan perawat tentang terapi infus dengan kejadian plebitis (p=0,000; α=0,05), dan dengan kenyamanan (p=0,000; α=0,05). Direkomendasikan untuk perawat agar meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pemasangan infus sehingga komplikasi dan ketidaknyamanan akibat pemasangan infus dapat dikurangi.
Persepsi Pasien dengan HIV/AIDS dan Keluarganya Tentang HIV/AIDS dan Stigma Masyarakat Terhadap Pasien HIV/AIDS Agung Waluyo; Elly Nurachmah; Rosakawati Rosakawati
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 10 No 2 (2006): September
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v10i2.175

Abstract

AbstrakTujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi persepsi pasien HIV/AIDS dan keluarganya tentang HIV/AIDS dan stigma masyarakat terhadap pasien HIV/AIDS. Pendekatan yang digunakan pada penelitian kualitatif ini adalah fenomenologi. Sejumlah 13 informan (7 pasien dan 6 anggota keluarga) berpartisipasi dalam penelitian ini. Profil demografik informan klien HIV/AIDS meliputi pendidikan sekolah menengah atas sampai perguruan tinggi, berjenis kelamin pria usia 18–40 tahun. Informan keluarga umumnya adalah kakak kandung (berjenis kelamin pria dan wanita) dan orangtua (ibu) dari klien HIV/AIDS berusia 45–55 tahun. Hasil analisis didapatkan beberapa tema: (1) Pengetahuan pasien/keluarga tentang HIV/AIDS yang rendah (2) Pasien tidak terinformasi tentang penyakitnya (3) Kepercayaan yang salah tentang HIV/AIDS dan cara penularannya (4) Pasien HIV/AIDS bertanggung jawab atas dan pantas untuk terinfeksi HIV/AIDS (5) Perasaan takut dikucilkan/ upaya untuk merahasiakan tentang penyakitnya (6) Perasaan tersisih/ dikucilkan oleh keluarga dan kelompok tertentu (7) Intimidasi/ teror fisik (8) Putus asa dan (9) Harapan pasien HIV/AIDS. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk meminimalkan stigma dengan cara mengoptimalkan pengetahuan masyarakat sehingga deteksi dini pada orang yang berisiko dapat dilakukan. Hal ini memungkinkan terjadinya optimalisasi terapi ARV dan efektifitas asuhan keperawatan pada pasien HIV/AIDS dan juga peningkatan kualitas hidup pasien. AbstractThe purpose of this study was to identify the patient’s and relative’s perception on HIV/AIDS & stigma amongst the people. The design of this qualitative research is phenomenology approach. Thirteen informants (7 patients and 6 relatives of the patients) participated the study. The demographic profile of the informants were male and female with age from 18 years old to 40 years old for the patient and 45-55 for relatives. The findings identified some themes which are: (1) Lack of knowledge about HIV/AIDS on patient and relatives (2) The patients were not well informed on their condition (3) Misperception on HIV/AIDS and mode of spreading of HIV/AIDS (4) HIV/AIDS patients are responsibled and deserved for having infected HIV/ AIDS (5) The effort of the patient & their relatives to say nothing about their condition because they are afraid to be isolated from the community (6) The feeling of being isolated by the family member or a certain group of the people (7) Intimidation and physical Teror (8) The feeling of desperate and (9) Patient’s hopes. The result of these studies could be beneficial to minimize stigma by improving the knowledge of the people where it may optimize the early detection on the high risk people. It could also optimizes the treatment of ARV & the nursing care to the HIV/AIDS patient and their quality of life during AIDS stage.
Kompetensi Perawat Puskesmas dan Tingkat Keterlaksanaan Kegiatan Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) Yuyun Tafwidhah; Elly Nurachmah; Rr. Tutik Sri Hariyati
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 15 No 1 (2012): Maret
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v15i1.43

Abstract

Perkesmas merupakan upaya program pengembangan puskesmas yang kegiatannya terintegrasi dalam upaya kesehatan wajibdan upaya kesehatan pengembangan lainnya. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan kompetensi perawat puskesmasdan tingkat keterlaksanaan kegiatan perkesmas di Kota Pontianak. Desain penelitian adalah analitik korelasi secara crosssectional dengan sampel 118 perawat. Analisis data dengan Chi-Square, uji t independen, dan regresi logistik. Hasil analisismenunjukkan adanya hubungan antara kompetensi perawat puskesmas dan tingkat keterlaksanaan kegiatan perkesmas (p=0,000; α= 0,05). Lebih lanjut diketahui bahwa terdapat interaksi antara kompetensi dan pelatihan. Penelitian ini merekomendasikanpeningkatan kompetensi perawat guna keoptimalan pelaksanaan perkesmas melalui pelatihan, pembinaan melalui tim yangditugasi, ataupun kerja sama dengan teman sejawat serta memberikan dukungan berupa kebijakan untuk penghargaan dansanksi seperti jenjang karir perawat.
Keperawatan Pasien Berpenyakit Kronis Elly Nurachmah
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 1 No 2 (1997): Juli
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v1i2.75

Abstract

Keperawatan merupakan falsafah mendasar praktik keperawatan. Dikembangkan oleh Watson (1985), keperawatan terdiri atas 10 faktor karatif yang menganjurkan perawat memberikan asuhan keperawatan paripurna kepada para pasien  sehubung dengan kondisi penyakit mereka, termasuk pasien berpenyakit kronis. Penyakit kronis ialah penyakit yang karena cirri-cirinya membutuhkan perawatan jangka panjang. Biasanya disebabkan oleh perubhan patologi yang “irreversible” dimana mengarahkan kemampuan seseorang karena kegagalan fungsi tubuh. Penyakit kronis menciptakan banyak masalah tidak hanya pada individu dan keluarga tetapi juga pada pemberi pelayanan kesehatan termasuk perawat. Mereka harus “hidup” dengan pasien dari hari ke hari dan mengatasinya. Mereka berada pada status kematian yang datangnya tidak dapat diperkirakan dengan tepat. Perawat merasa putus asa terhadap prognosa penyakit menyebabkan mereka sulit merawat pasien berpenyakit kronis. Hal ini juga merupakan salah satu alasan mengapa perawat tidak mampu memperlihatkan perilaku merawat seperti yang dikatakan Watson. Artikel ini mencoba menguraikan teori merawat berdasarkan kasih sayang, factor yang mempengaruhi perawat dalam merawat, dan alasan pemberian perawatan pada pasien berpenyakit kronis dengan menggunakan sikap merawat yang tepat. Caring is a fundamental philosophy of nursing practice. It was developed by Watson (1985). It consist of ten carrative factors that allow nurses to provide a comprehensive nursing care to patients regardless of their condition of illness including patients with chronic illness. Chronic illness is a variety of illness that because of its characteristic needs long term care. It is usually caused by non-reversible pathological alteration that lead to incapacity of a person due to impairment of body function. Chronic illness has created many problems not only for individuals and families but also for health care providers including nurses. They have to “live” with the patient day to day and cope with it. Following the chronicity of disease, death will come unpredictably. Nurses feel a sense of hopelessness with regard to the prognosis that make them difficult to care for individuals with chronic illness. This is also one of the reasons why nurses are unable to demonstrate caring behavior as stated by Watson. This article attempts to describe about theory of caring, factors influencing nurses caring behavior, and reasons to provide care to patients with chronic illness using appropriate caring behavior.
Efek Cold Pressor Test Terhadap Pasokan dan Kebutuhan Oksigen Miokard Pada Perokok Aktif di Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang Gipta Galih Widodo; Elly Nurachmah; Budiharto Budiharto
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 12 No 1 (2008): Maret
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v12i1.194

Abstract

AbstrakPenelitian kuasi eksperimen ini bertujuan menguji pengaruh cold pressor test (CPT) terhadap pasokan dan kebutuhan oksigen miokard pada perokok aktif dengan pengukuran tekanan darah dan segmen ST di Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 76 perokok aktif di Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang dan ditentukan dengan cluster sampling. Pengaruh CPT terhadap tekanan darah dan segmen ST pada perokok aktif diuji dengan dependent sample t test. Hasil penelitian menunjukkan rerata tekanan darah setelah intervensi CPT mengalami penurunan. Hasil analisis dengan uji t test menunjukkan bahwa CPT menurunkan tekanan darah setelah intervensi CPT (p=0,000). Rata-rata segmen ST sebelum dan setelah intervensi CPT tidak jauh berbeda. Hasil uji t test menunjukkan bahwa CPT tidak berpengaruh dalam menurunkan segmen ST pada perokok aktif (p = 0,895). Penelitian ini menyimpulkan bahwa CPT berpengaruh terhadap perubahan tekanan darah pada perokok aktif tetapi tidak berpengaruh terhadap perubahan segmen ST. Selama CPT terjadi peningkatan tekanan darah dan berangsur menurun setelah dilakukan CPT. Segmen ST tidak mengalami perubahan. CPT dapat digunakan oleh perawat untuk memprediksi kejadian peningkatan tekanan darah. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya digunakan alat ukur yang lebih sensitif dan menggunakan determinan pasokan dan kebutuhan oksigen miokard yang lain seperti preload dan denyut jantung. AbstractThis quasy-experimental research was aimed to examine the effect of cold pressor test (CPT) to the myocardial oxygen demand and supply among active smokers in the Ungaran district, Semarang by measuring blood pressure and ST segment. There were 76 active smoker males involved as the cluster sampling in the research. To examine the CPT effect on the blood pressure and ST segment among the active smokers, dependent sample t test was conducted. The result of the research showed that average blood pressure is decreased after CPT. Furthermore, CPT showed its effects on decreasing blood pressure after the intervention (p = 0,000). The averages of ST segment before and after intervention of CPT were slightly different. Thus, CPT indicated no significant impact in decreasing ST segment among active smokers (p = 0,895). The research concluded that CPT caused blood pressure changes among active smokers but do not have effect in ST segment changes. On the other hand, it was observed that the initial blood pressure were increase during CPT but then gradually decreased immediately after the end of CPT. In addition, ST segment remained unchanged. Therefore, the CPT is still beneficial for predicting high blood pressure in patient compared to other cardiac stress test. Nevertheless, it is recommended to use more sensitive device and to consider other determinants of the myocardial oxygen demand and supply such as preload and heart beat for further research.
Penerapan Evidence-based Nursing Pengaruh Earplug dan Eye Mask Terhadap Kualitas Tidur pada Pasien di ICU Mutarobin Mutarobin; Elly Nurachmah; Muhammad Adam; Rita Sekarsari; Erwin Erwin
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 22, No 2 (2019): July
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v22i2.735

Abstract

Gangguan tidur di ICU disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya lingkungan, kebisingan, pencahayaan, kegiatan perawat, penyakit yang diderita, tindakan keperawatan, terapi obat, dan ventilasi mekanik. Efek yang ditimbulkan akan memengaruhi fungsi kekebalan tubuh, sistem metabolisme, regulasi sistem saraf pusat, dan kondisi psikologis. Tujuan penelitian ini menerapkan dan membuktikan efektifitas penggunaan Earplug dan Eye Mask dalam meningkatkan kualitas tidur pada pasien di ICU. Desain yang digunakan randomized controlled trial (RCT) crossover design. Peneliti membagi Group A dan Group B dengan simple random sampling. Jumlah sampel 24 responden. Instrumen kualitas tidur menggunakan Richard Campbell Sleep Questionnaire (RCSQ). Data dianalisis dengan uji Independent Sample T-Test. Hasil penelitian didapatkan p-value < 0,05, berarti pada alpha 5% terdapat perbedaan yang signifikan kualitas tidur antara malam pertama dan kedua pada masing-masing group sehingga disarankan dijadikan evidence based di rumah sakit sebagai salah satu terapi komplementer yang dapat dijadikan intervensi mandiri keperawatan untuk membantu mengatasi gangguan tidur. Kata Kunci: earplug, eye mask, ICU, kualitas tidur Abstract Evidence-Based Nursing Application Effect of Earplugs and Eye Mask on Quality Sleep in Patients in ICU. Sleep disorders in ICU are caused by many factors, including environment, noise, lighting, nursing activities, illness, nursing, medication therapy, and mechanical ventilation. The effects will affect the immune function, metabolic system, central nervous system regulation, and psychological conditions. The purpose of this study to apply and prove the effectiveness of the use of Earplug and Eye Mask in improving sleep quality in patients in ICU. The design used randomized controlled trial (RCT) crossover design. The researchers divide Group A and Group B by simple random sampling. The Total sample of 24 respondents. Sleep quality instrument using Richard Campbell Sleep Questionnaire (RCSQ). Data were analyzed by the Independent Sample T-Test. The result of this research is p-value <0,05, mean at alpha 5% there is a significant difference of sleep quality between first and second night in each group so it is suggested to be an evidence-based in a hospital as one of complementary therapy which can be made independent intervention nursing to help overcome sleep disorders. Keywords: earplug, eye mask, ICU, sleep quality
Pengaruh Pijat Punggung terhadap Tingkat Kecemasan dan Kenyamanan Pasien Angina Pektoris Stabil Sebelum Tindakan Angiografi Koroner Eddy Rosfiati; Elly Nurachmah; Yulia Yulia
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 18, No 2 (2015): July
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v18i2.411

Abstract

Menghadapi tindakan diagnostik coronary angiography dan kemungkinan diintervensi lanjut dengan PCI, pasien APS sering cemas, merasa tidak nyaman karena stres. Cemas dan tidak nyaman sebagai respon fisiologis dan psikologis tubuh, terlihat juga pada perubahan tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu. Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pijat punggung terhadap tingkat kecemasan dan kenyamanan serta dampaknya pada tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu sebelum tindakan coronary angiography. Penelitian ini menggunakan desain equivalent pretest-posttest with control group quasi experiment, dengan pemilihan sampel probability simple random sampling sejumlah 30 responden. Data kecemasan dan kenyamanan dikumpulkan menggunakan kuesioner berskala 0–10, pengukuran tekanan darah dan jumlah denyut nadi menggunakan tensimeter digital dan suhu menggunakan termometer digital dengan baterai. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan sesudah pijat punggung pada tingkat kecemasan, tingkat kenyamanan, tekanan darah diastolik, nadi, respirasi, dan suhu (p= 0,002; 0,0001; 0,016; 0,0001; 0,005; 0,052). Pijat punggung dapat digunakan untuk mengurangi stres psikologis (kecemasan) dan meningkatkan kenyamanan pasien sebelum tindakan coronary angiography. Rekomendasi ditujukan kepada manajemen ruangan untuk mengaplikasikan pijat punggung sebagai bagian dari SPO angiography. Abstract The Effects of Back Rub on Anxiety and Comfort Level of Patients with Stable Angina Pectoris Before Coronary Angiography Procedure at Cardiac and Cardiovascular. Dealing with coronary angiography diagnostic procedures and the possibility of being intervene with PCI, SAP patients are often anxious, feel uncomfortable due to stress. Anxiety and discomfort are physiological and psychological response, which can be noticed on the change in blood pressure status, pulse, respiration and body temperature. This research was conducted with the main objective to identify the effect of back rub on the level of patient’s anxiety and comfort before coronary angiography procedure. Design used in this research was an equivalent pretest-posttest with control group quasi experiment. Research was conducted using probability simple random sampling; with 30 respondents participated. A questionnaire was used for data collecting of anxiety level with 0–10 scale, digital sphygmomanometer was used for measuring blood pressure and pulse rate, and digital battery powered thermometer was used for measuring body temperature. The results showed differences after back-rub were found in anxiety, comfort, diastolic BP, pulse, respiration, and temperature (p= 0,002; 0,0001; 0,016; 0,0001; 0,005; 0,052). Based on the findings, it can be concluded that back-rub can be applied to reduce patient’s psychological stress (anxiety) and increase comfort before coronary angiography procedure. A recommendation is directed to the management of the ward to apply back-rub as a part of SOP of Angiography Procedure.  Keywords: back-rub, coronary angiography, physical response, psychological response, SAP patients’, stress
Penurunan Tekanan Darah dan Kecemasan Melalui Latihan Slow Deep Breathing Pada Pasien Hipertensi Primer Tri Cahyo Sepdianto; Elly Nurachmah; Dewi Gayatri
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 13 No 1 (2010): Maret
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v13i1.229

Abstract

AbstrakTujuan penelitian untuk mengidentifikasi penurunan tekanan darah dan tingkat kecemasan pasien hipertensi primer setelah melakukan latihan slow deep breathing antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Penelitian menggunakan desain kuasi eksperimen Pretest-Posttest Control Group melibatkan 28 responden untuk setiap kelompok. Hasil menunjukkan perbedaan penurunan rata-rata tekanan darah sistolik sebesar 15,5 mmHg, perbedaan penurunan rata-rata tekanan darah diastolik sebesar 9,9 mmHg dan perbedaan penurunan rata-rata skor tingkat kecemasan sebesar 3,2. Analisis lebih lanjut menunjukkan ada perbedaan penurunan yang signifikan rata-rata tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik dan tingkat kecemasan antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol (p= 0,000, α= 0,05). Latihan Slow deep breathing dalam pelayanan keperawatan dapat digunakan sebagai intervensi keperawatan mandiri dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien hipertensi primer. AbstractThe purpose of this study is to identify the reduction of blood pressure and anxiety level in patients with primary hypertension after slow deep breathing exercise between intervention and control groups. This research utilized a Quasi-Experimental Pre – post test Control Group design involved 28 subjects for each group. The result indicated that there is a decrease of 9.9 mm Hg in the average of systolic blood pressure and the anxiety level of 3.2 after the intervention. Further result demonstrated that there is a significant reduction of the average systolic and diastolic pressure, and anxiety level between intervention and control groups (p= 0,000, α= 0,05). Therefore, the slow deep breathing exercise can be applied as one of the independent nursing therapies in nursing care of patients with primary hypertension.
Co-Authors Achmad Rif&#039;at Adam, Muhamad Adang Bachtiar Agung Waluyo Agus Susanto Ahmad Asyrofi, Ahmad Ai Cahyati Alfhy Septiana Ningsih Allenidekania Allenidekania Amanah, Dinny Atin Anggri Noorana Zahra Ani Widiastuti Anjarwati, Nurul Apriyanti, Efa Aris Setiawan Ariyanti Saleh Arman Harahap Arum Atmawikarta Aryani, Denissa Faradita Astuti Yuni Nursasi Azhari Baedlawi Azidin, Yustan Bahua, Jamal Bawa, Ngakan Nyoman Rai Bengu Ndona, Maria Fulgensia Bertiana, Bertiana Besral . Bietris Warisyu Budiharto . Budiharto ., Budiharto Budiharto Budiharto Budiharto Budiharto Budiman Budiman Budiyarti, Yuliani Cahyaningrum, Devy Novita Chatib Warsa, Usman Cholis, Eko Prastyo Cut Sarida Pompey Dahlia, Debie - Dandi Oka Subantara Desmalayati, Desmalayati Deswita Devi Susanti Devi Susanti Devie Dian Wahyuni Devie Dian Wahyuni Dewi Gayatri Dewi, Sasmita Dikha Ayu Kurnia Dudut Tanjung Dwi Novitasari Dwi Novitasari Dwi Novitasari Dwitanta, Sucipto Eddy Rosfiati Elfrida Ratnawati Elsye Maria Rosa Elsye Maria Rosa Era Dorihi Kale Ermeisi Er Unja Ernalinda Rosya Erwin Erwin Eryando, Tries Evi Martha Fahmi, Ismail Fakrul Ardiansyah Fakrul Ardiansyah Fakrul Ardiansyah Fitri Wulandari Gde Yasa Antarika Gipta Galih Widodo Gitalia Putri Medea Gupta, Prateek Hanny Handiyani Harmilah Harmilah Hening Pujasari Herawati Azies Heri Kristianto Hilman Syarif Hiryadi Hiryadi Hiryadi, Hiryadi I Made Kariasa I Nengah Adiana Ifana Yunike Pristya Ihsanidar, Yuniyas Imami Nur Rachmawati Indra Budi Ismail Fahmi Ismail Fahmi Janno Sinaga Jaya, Irvantri Aji JOKO NUGROHO Josua Edison Mangole, Josua Edison Junaiti Sahar Kadek Ayu Erika Kemal N. Siregar Latifah Latifah Liya Arista Luciana Kabang Mansyur4, Muchtarudin Maria, Riri Maria, Riri Marlina, Marlina, Masfuri - Mediawati, Ati Surya Meisa Ndari, Arni Budi Muchtaruddin Mansyur Muhamad Adam Muhamad Adam Muhamad Adam Muhamad Adam Muhamad Adam Muhammad Adam Muhammad Adam Muhammad Judha Muhammad Mulyadi Muhammad Syafwani Muhsinin Muhsinin, Muhsinin Murni, Elita Murtiwi Murtiwi Mustikasari Mustikasari Mutarobin Mutarobin Nafi'ah, Rizka Hayyu Nana Rochana, Nana Nandang A. Waluya Neli Mariani Nita Aprilia Noor Diani Noor, M. Fakhruddin Nova, Prima Agustia Nuniek Nizmah Fajriyah Nurhasty, Srie Wulan Oktovin Oktovin Prasestiyo, Hamudi Prima Agustia Nova Prima Agustia Nova Pristya, Ifana Yunike Rabikun, Rahmansyah Rai Bawa, Ngakan Nyoman Ramoo, Vimala Rany Novia Wardin Revani Hardika Ridho Kunto Prabowo Ristonilassius Ristonilassius Rita Sekarsari Rita Sekarsari Rita Sekarsari Roma Tao Toba MR Rosakawati Rosakawati Rr Tutik Sri Hariyati Ryandini, Felicia S Notoatmojo S., Chiyar Edison Sabarinah Prasetyo Saharuddin Santi Apriyani Sari Mulyati Septi Kurniasari Sidik Awaludin Sidik Awaludin Sidik Awaludin Sigit Mulyono Sitti Syabariyah Sitti Syabariyah Soemardjo, Soetrisno Solly Aryza Sri Yona Sri Yona St Khadijah Hamid Sukarmin Sukarmin Sukarmin Sukarmin Sukarmin Sukarmin Sukarmin Sungkono Surayani As'ad Susilawati Susilawati Sutanto Priyo Hastono Syafwani Syafwani Tori Rihiantoro Tri Cahyo Sepdianto Tris Eryando Tuti Herawati Tuti Herawati Tuti Nuraini Tuti Nuraini Veny Hadju Wahadi Wahadi, Wahadi Wayunah Wayunah Widaningsih, Widaningsih Wiratmo, Puji Astuti Yanti Cahyati Yeni Agustin Yeni Rustina Yulia Yulia Yuningsih Yuningsih Yuniyas Ihsanidar Yustina, Ina Yuyun Tafwidhah Zulfa Zulfa