p-Index From 2020 - 2025
9.949
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Keperawatan Indonesia Nurse Media Journal of Nursing Media Kesehatan Masyarakat Indonesia Jurnal NERS JMMR (Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit) Jurnal Berita Ilmu Keperawatan JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (Indonesian Journal of Community Engagement) Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes Belitung Nursing Journal Jurnal Keperawatan Silampari Indonesian Journal of Nursing Health Science Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia (Indonesian Nursing Scientific Journal) Media Keperawatan Indonesia JURNAL KESEHATAN INDRA HUSADA Faletehan Health Journal NERS Jurnal Keperawatan Jurnal Keperawatan Suaka Insan Jurnal Smart Keperawatan Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia Jurnal 'Aisyiyah Medika JURNAL KESEHATAN MERCUSUAR Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Jurnal Keperawatan Malang (JKM) Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Jurnal Ners Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI) Journal of Telenursing (JOTING) Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesian Journal of Global Health research Budapest International Research and Critics Institute-Journal (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences Jurnal Menara Medika Jurnal Kesmas Asclepius Jurnal Mitra Kesehatan Journal of Pharmaceutical and Health Research Jurnal Promotif Preventif Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan MAHESA : Malahayati Health Student Journal JRKN Dinamika Kesehatan: Jurnal Kebidanan dan Keperawatan JKKI : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia DUNIA KEPERAWATAN: JURNAL KEPERAWATAN DAN KESEHATAN Jurnal Keperawatan dan Kesehatan (JKK) Jurnal Keperawatan Elevate : The International Journal of Nursing Education, Practice and Research Jurnal Berita Ilmu Keperawatan JMMR (Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit) Health Gate Holistik Jurnal Kesehatan NERS Jurnal Keperawatan Jurnal Info Kesehatan International Journal Of Pedagogical Novelty (IJOPNOV) Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional (National Public Health Journal)
Claim Missing Document
Check
Articles

Mengurangi Kesalahan Dalam Rujukan Kepustakaan Elly Nurachmah
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 2 No 5 (1998): Oktober
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v2i5.308

Abstract

Rujukan kepustakaan tidak dapat dipisahkan dari suatu artikel. Aspek ini menentukan bentuk dan isi dari suatu artikel. Karena itu dirasakan penting untuk memahami cara menulis rujukan agar kesalahan yang biasa terjadi dapat dikurangi atau dihindari. AbstractA reference is an integral part of an article. Citing references may influence a pattern and content of an article. For these reasons, it is very important to understand the ways to refer to another article in order to reduce or to avoid the common mistakes in citing a reference or references.Keywords: reference, list of reference.
Akupresur untuk Meningkatkan Kekuatan Otot dan Rentang Gerak Ekstremitas Atas pada Pasien Stroke Muhamad Adam; Elly Nurachmah; Agung Waluyo
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 17, No 3 (2014): November
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v17i3.452

Abstract

Penurunan fungsi ekstremitas atas merupakan komplikasi yang sering terjadi pada pasien pasca stroke yang mengalami hemiplegia sebagai akibat dari kelemahan dan keterbatasan rentang gerak sendi pada bahu. Akupresur bermanfaat dalam memperbaiki fungsi ektremitas atas dengan melancarkan pergerakan aliran qi (energi vital) di dalam tubuh namun belum banyak penelitian yang mengkaji pengaruh akupresur untuk meningkatkan kekuatan otot dan rentang gerak ekstremitas atas pada pasien pasca stroke. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh akupresur terhadap kekuatan otot dan tentang gerak ekstremitas atas pada pasien stroke pasca rawat inap. Penelitian ini menggunakan quasi-experimental design dengan pendekatan pre-post test design pada 34 responden (n kontrol= n intervensi= 17). Kelompok intervensi diberi akupresur setiap hari 10 menit selama tujuh hari. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna pada kekuatan otot dan rentang gerak ekstremitas atas antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p= 0,001 dan p= 0,000; α= 0,05). Akupresur merupakan intervensi yang efektif untuk meningkatkan kekuatan otot dan rentang gerak pada pasien pasca stroke yang mengalami hemiparesis. Rekomendasi pada penelitian ini adalah diperlukan adanya perawat yang menguasai akupresur dan memodifikasi standar asuhan keperawatan dengan memasukkan terapi komplementer akupresur dalam asuhan keperawatan pasien stroke yang mengalami kelemahan dan keterbatasan rentang gerak ekstremitas atas. AbstractAcupressure to increase muscle strength and range of motion extremities for patients stroke. Decrease in upper extremity function is a frequent complication in patients who experience post-stroke hemiparesis as a result of the weaknesses and limitations of range of motion in the shoulder. Acupressure is useful in improving the function of upper extremity by launching a movement of the flow of qi (vital energy) in the body but not much research that examines the effect of acupressure to improve muscle strength and range of motion of upper extremity in post stroke patients. This study aimed to identify the effect of acupressure on muscle strength and range of motion of upper extremity in stroke patients after hospitalization. This study is a quasi-experimental design with pre-post test approach in 34 respondents (n control = n intervention = 17). Acupressure group were given 10 minutes per time each day for 7 days. There are significant differences in muscle strength and range of motion of upper extremity between the intervention group and control group (p = 0.001 and p = 0.000; α = 0.05). Acupressure is an effective intervention to improve muscle strength and range of motion in patients who experience post-stroke hemiparesis. Recommendations from this finding that nurses need to competent to provide acupressure and modify the standard of nursing care by include acupressure therapy into nursing care of stroke patients who experience upper extremity weakness and range of motion limitations.  Keywords:  acupressure, upper extremity, hemiparesis, muscle strength, range of motion, stroke
Dampak Kanker Payudara dan Pengobatannya Terhadap Aspek Bio-psiko-spiritual Klien yang Berpartisipasi Dalam Kelompok Pendukung Elly Nurachmah
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 2 No 6 (1999): Mei
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v2i6.90

Abstract

Penelitian fenomenologis ini telah mengkaji aspek bio-psiko-sosio-spiritual klien pengidap kanker payudara yang tengah mendapatkan pengobatan. Data kualitatif dalam bentuk catatan lapangan telah dikumpulkan selama pelaksanaan program kelompok pendukung. Maksud penelitian ini adalah untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana wanita Indonesia yang mengidap kanker payudara merasakan pengalaman yang kompleks, sangat interpersonal, dan dinamis. Latar belakang pemikiran dari penelitian ini didasari oleh pengertian bahwa untuk mendapatkan pengetahuan tentang sesuatu akan menjadi sia-sia dan hamper tidak mungkin tanpa menerangkan pengalaman individu sebagaimana adanya ketika dialami dan sebagaimana diterangkan oleh individu itu secara langsung (Polit, 1996). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji dampak kanker payudara dan pengobatannya terhadap aspek (a) fisiologis, (b) keseimbangan psikologis, (c) hubungan klien dengan orang lain, (d) nilai-nilai spiritual, dan (e) kualitas kehidupan keseharian klien. Subyek penelitian terdiri dari 87 wanita dengan diagnosa kanker payudara yang menghadiri kelompok pendukung. Hasil analisa kualitatif berasal dari analisis isi komentar dan pernyataan subyek selama mengikuti kegiatan kelompok pendukung telah mendapatkan lima kategori thema yaitu: ketidak-mampuan fisiologis (physiological incapability), ketidak-seimbangan psikologis (psychological disequilibrium), perilaku negatif dalam hubungan social (social relationship misbehavior), disparitas nilai-nilai spiritual )spiritual values disparity), dan kehidupan bersemangat (life of courage). Setiap penyataan dinilai dan diinterpretasikan menjadi thema, kelompok thema, kategori thema. Kesimpulan hasil riset telah menunjukkan bahwa partisipasi kelompok dalam kelompok pendukung telah menolong mereka untuk membentuk perasaan positif tentang diri mereka sendiri dan meningkatkan kemampuan mereka dalam berkomunikasi dengan pasangan hidup dan anggota keluarga lainnya. This phenemonological study explored bio psycho social spiritual aspects of Indonesian women with breast cancer who were having therapy. A qualitative data in a form of field notes was obtained during the course of the support group program. The main objective was to have a deeper and richer understanding on how Indonesian women with breast cancer made sense of an experience that was complex, interpersonal, and dynamic. The premise was that gaining knowledge would be impossible without describing human experience as it was defined by the persons themselves (Polit, 1996). The purpose of the study was to explore the impact of breast cancer and its treatment on their (a) physiological aspects, (b) physiological equilibrium, (c) relationship with others, (d) spiritual values, and quality of daily living. Eighty seven subject who joined the support group for women with breast cancer participated in the study. The result of qualitative analysis which were extracted from the significant statements and comments made by the subject during the course of the breast cancer support group for women with breast cancer participated in the study. The result of qualitative analysis which were extracted from the significant statements and comments made by the subject during the course of the breast cancer support group program identified five theme categories : physiological incapability, physiological disequilibrium, social relationship misbehavior, spiritual values disparity, and life of courage. Each statement was examined and interpreted in relation to themes, theme group, and theme categories. The result of the study concluded that group participation had helped them to have positive feelings about themselves and improved their communication skills with their spouses and other family members.
KUALITAS HIDUP KLIEN KANKER YANG MENERIMA PELAYANAN HOSPIS ATAU HOMECARE: SUATU ANALISIS KUANTITATIF Murtiwi Murtiwi; Elly Nurachmah; Tuti Nuraini
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 9 No 1 (2005): Maret
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v9i1.154

Abstract

AbstrakKualitas hidup menjadi masalah penting dalam pengalaman para pengidap penyakit kanker yang telah berhasil mengendalikan penyakitnya dan memperpanjang masa hidup yang harus dilaluinya (Ersek, Ferrel, Dow, & Melancon, 1997). Ironisnya, tidak banyak yang peduli dengan tingkat kualitas hidup mereka selama menghabiskan sisa hidupnya (Stetz, 1998). Pengalaman lapangan menunjukan banyak klien mengeluh dan mengemukakan harapan yang ingin didapatkan selama klien diberikan pelayanan. Dengan dilakukan penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan model intervensi keperawatan yang dapat meningkatkan kualitas hidup klien pengidap kanker. Pengumpulan data dilaksanakan melalui dua pendekatan yaitu kuantitatif dan kualitatif. Pada penerbitan ini, hasil penelitian ditampilkan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan tiga kuesioner untuk mengidentifikasi profil demografik klien dan pengasuh, tingkat kualitas hidup klien pengidap kanker yang menerima pelayanan hospis, serta faktor yang mempengaruhi kualitas hidup klien. Melalui data ini, dikembangkan suatu model intervensi keperawatan. Responden yang telah berpartisipasi pada penelitian ini adalah 66 orang klien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, 63.7% responden didiagnosis sebagai kanker payudara dan kanker ginekologik. Sedangkan responden yang berada pada stadium III dan IV sebanyak 72.8%. Mayoritas (77.3%) responden menyatakan bahwa faktor yang sangat mempengaruhi kualitas hidup klien adalah keberadaan keluarga di samping klien. Pada uji pearson chi-square, variable jenis kanker, stadium kanker, dan pekerjaan menunjukkan hubungan yang signifikan dengan kualitas hidup (p=0.04; p = 0.013; p = 0.018 dengan  = 0.05). Hasil uji regresi logistik ditemukan pekerjaan dan stadium penyakit telah berhubungan secara signifikan dengan kualitas hdup (p = 0.025 dan p = 0.021,  = 0.05). Kesimpulan dari penelitian, dukungan dan keberadaan keluarga sangat diperlukan oleh seseorang pengidap kanker dalam menjalani sisa-sisa hidupnya. Implikasi riset ditunjukkan untuk upaya meningkatkan kualitas hdup klien kanker dilihat dari aspek pemberdayaan klien, keluarga, tim kesehatan, dan fasilitas untuk mempertahankan kegiatan harian klien selama periode terminal penyakitnya.  AbstractQuality of life is an important issue among clients with cancer who had succeeded to control their illness and extend their life trajectory (Ersek, Ferrel, Dow, & Melancon, 1997). However, not so many people concern with their quality of life during their terminal period (Stetz, 1998). Field experience showed many patients complain and express what they want to expect from the service provided. The purpose of the study was to develop a nursing intervention model that can improve the quality of life of the clients with cancer. Two approaches was utilized in collecting data includes quantitative and qualitative research methodes, but on this publication only the result of quantitative research which will be presented. Three questionnaires were used in quantitative approach to identify the demographic profile of the clients and their caregiver, to identify the level of quality of life of the clients receiving hospice/ home care service, and factors that influenced the quality of life. Through this data, the development of nursing intervention model was developed. The finding showed that 63.7% of respondents were diagnosed with breast and gynecologic cancers. The respondent who had advance cancer (stages III and IV) were 72.8%. Seventy seven point three percent of respondents stated that the most influencing factor to quality of life was the presence of their family. A pearson chi-square test showed significant relationships between the type of cancer, stages, job of the clients and quality of life (p = 0.04, 0.013, 0.018 respectively with  = 0.015). A logistic regression test demonstrated that job of the clients and stadium of illness had significant relationships with quality of life of clients (p = 0.025 & 0.02,  = 0.05). The conclusion of this study was the presence and supports of family were two important factors needed by clients with cancer. The nursing implication has directed to the efforts improving the quality of the life of client daily activities during their terminal period.
Penurunan Stres Fisik dan Psikososial Melalui Meditasi Pada Lansia Dengan Hipertensi Primer Harmilah Harmilah; Elly Nurachmah; Dewi Gayatri
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 14 No 1 (2011): Maret
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v14i1.58

Abstract

Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler yang menyebabkan kematian. Tindakan keperawatan pada klienhipertensi primer salah satunya adalah meditasi. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi penurunan rerata stres fisik dan psikososiallansia dengan hipertensi primer setelah melakukan meditasi di Panti Sosial Tresna Werdha A dan B, Yogyakarta. Penelitiandengan desain kuasi eksperimen dengan kontrol ini melibatkan 22 sampel untuk masing-masing kelompok. Kelompok intervensimelakukan meditasi sehari sekali selama empat minggu. Pengambilan sampel dengan cara purposive sampling. Dengan uji t,hasilnya menunjukkan penurunan rerata stres fisik dan psikososial setelah meditasi pada kelompok intervensi lebih banyakdibanding dengan kelompok kontrol. Meditasi dapat menurunkan stres fisik dan psikososial pada lansia dengan hipertensiprimer secara signifikan. Disarankan agar meditasi diterapkan dalam rangka pemberian asuhan keperawatan pada pasien denganhipertensi primer minimal sehari sekali selama 30 menit.
Pengaruh terapi Musik Terhadap Status Hemodinamika Pada Pasien Koma di Ruang ICU Sebuah Rumah Sakit di Lampung Tori Rihiantoro; Elly Nurachmah; Rr. Tutik Sri Hariyati
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 12 No 2 (2008): Juli
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v12i2.209

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh terapi musik terhadap status hemodinamika pasien koma. Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimen one group pre-post dan dengan teknik consecutive sampling didapatkan sampel 21 pasien di ruang ICU sebuah RS di Lampung. Analisis deskriptif menggambarkan bahwa sesudah terapi musik terjadi penurunan rerata MAP (6,80 mmHg), penurunan rerata frekuensi jantung (6,76 kali/menit), dan penurunan rerata frekuensi pernapasan (4,08 kali/menit). Hasil analisis bivariat dengan tes T dependen menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang bermakna terapi musik terhadap MAP (p value = 0,031), frekuensi jantung (p value = 0,015) dan frekuensi napas (p value = 0,000). Penurunan indikator status hemodinamika pada pasien koma dengan cidera kepala dan stroke akan membantu stabilisasi hemodinamika pasien sekaligus membantu proses pemulihan pasien. AbstractThis research attempted to identify the effect of music therapy on hemodynamic status of coma patients. The design used was a quasi experimental one group pre-post test design with a consecutive sampling method. Twenty one samples in the ICU of a hospital in Lampung were participated in the study. The descriptive analysis showed decreasing mean of MAP (6,80 mmHg), heart rate (6,76 bpm), and respiration rate (4,08 bpm) after music therapy. The bivariate analysis using the dependent t test showed a significant relationship of music therapy to MAP (p value = 0,031), heart rate (p value = 0,015) and respiration rate (p value = 0,000). Decreasing the hemodynamic indicators to coma patients with stroke and severe head injury could help to stabilize their hemodynamic balance and to promote faster recovery.
Penurunkan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Melalui Brisk Walking Exercise Sukarmin Sukarmin; Elly Nurachmah; Dewi Gayatri
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 16 No 1 (2013): Maret
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v16i1.17

Abstract

Brisk walking exercise merupakan salah satu bentuk moderate aerobic exercise yang direkomendasikan oleh ahli jantung di Amerika dan Eropa sebagai salah satu perubahan gaya hidup pasien hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh brisk walking exercise terhadap tekanan darah pasien hipertensi di Kudus. Penelitian dilakukan pada penderita hipertensi di unit rawat jalan dua rumah sakit di Kudus dengan metode penelitian eksperimen randomized control trial (RCT) dengan pendekatan pre dan post with control. Penelitian dilakukan pada 42 responden ( 21 responden kelompok kontrol dan 21 kelompok intervensi). Hasil uji paired t test perubahan tekanan darah sistolik dan diastolik kelompok kontrol menunjukan adanya nilai yang bermakna (p= 0,000 dan p= 0,026; α= 0,05). Untuk itu, perlu adanya penerapan brisk walking untuk penatalaksanaan hipertensi di rumah sakit maupun puskesmas (komunitas).
Model Kolaborasi Guru, Siswa, dan Keluarga (Kogusiga) Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan Guru Tentang Keamanan Makanan Anak Sekolah Sigit Mulyono; Elly Nurachmah; Junaiti Sahar; Sabarinah Prasetyo
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 20 No 2 (2017): Juli
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v20i2.534

Abstract

Abstrak Masalah kesehatan akibat makanan yang tidak aman di Indonesia masih sering terjadi, terutama pada kelompok anak usia sekolah untuk itu dikembangkan sebuah model yang melibatkan pihak sekolah, orang tua dan siswa. Penelitian ini merupakan bagian dari sebuah penelitian besar. Tujuan penelitian ini adalah menguji pengaruh model kolaborasi guru, siswa, dan keluarga (KOGUSIGA) terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan guru tentang keamanan makanan pada siswa Sekolah Dasar (SD). Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu dengan pre-post test dengan menggunakan kelompok kontrol. Subjek sampel penelitian menggunakan total sampling sebanyak 28 responden guru. Kelompok intervensi diberi perlakuan berupa proses kelompok yang dilakukan selama 10 minggu sebagai implementasi model KOGUSIGA dengan kelengkapan modul untuk guru. Hasil penelitian menunjukkan model KOGUSIGA berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan pengetahuan (p= 0,003) dan keterampilan (p= 0,015) guru tentang keamanan  makanan pada anak usia sekolah. Model KOGUSIGA diharapkan dapat menjadi program intervensi dalam Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan disarankan perawat kesehatan sekolah menjadi koordinatornya. Kata kunci: Anak usia sekolah, guru, keamanan makanan, kolaborasi, perawat UKS Abstract Improvement of Knowledge and Skills Related to Food Safety for School Age Children Through Teacher, Student and Family Collaboration (KOGUSIGA) Model. Food insecurity, especially in school-age children often caused health problems. The purpose of this study was to determine the effect of collaboration model for teachers, students, and families (KOGUSIGA) toward knowledge and skills of teachers about food safety in elementary school students (SD). This study applied quasi–experiment design pre–posttest with a control group. The total sampling included 28 teachers.  Intervention was provided over 10 weeks and supported by modules for the teachers. The results showed that KOGUSIGA mode significantly affected on knowledge (p= 0.003 and the teachers’ skills (p= 0.015) about food insecurity. It is concluded that KOGUSIGA model tends to promote food safety for students. It is expected that KOGUSIGA model applied under school health nurses’ supervision.   Keywords: School age children, teachers,  food safety, collaboration, school nurse
Penggunaan Skala Braden Terbukti Efektif dalam Memprediksi Kejadian Luka Tekan Era Dorihi Kale; Elly Nurachmah; Hening Pujasari
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 17, No 3 (2014): November
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v17i3.453

Abstract

Luka tekan merupakan luka karena tekanan yang berlangsung lama pada kulit dan jaringan yang dapat berakibat pada kondisi yang lebih serius. Luka tekan dapat dideteksi dengan menggunakan skala Braden. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi keefektifan menggunakan skala Braden dalam memprediksi kejadian luka tekan pada pasien yang dirawat di ruang perawatan bedah dan penyakit dalam, sebuah RSU di Kota Kupang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode prospektif, yang melibatkan 28 pasien yang dipilih dengan teknik consecutive sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa skala Braden mempunyai validitas prediksi yang baik dengan nilai sensitifitas 88,2% dan spesifitas 72,7%. Hasil ini menunjukkan bahwa skala Braden efektif dalam memprediksi kejadian luka tekan. Oleh karena itu, skala Braden disarankan untuk digunakan sebagai alat skrining terhadap risiko terjadinya luka tekan terutama pada pasien yang mengalami perawatan yang lama. Kata kunci: luka tekan, ruang rawat pasien medikal-bedah, skala Braden  Abstract The Use of Braden Scale Proven Effective in Predicting the Incident of Pressure Ulcer. Ulcer pressure is a wound which occurs due to long pressure on skin and tissues resulting on more seriously condition. Pressure ulcer is preventable through early detection with Braden scale. This study aims to identify the effectiveness of Braden scale in predicting incident of pressure ulcer of patients in Medical-Surgical Ward at a General Hospital in Kupang. This prospective study involved in 28 subjects selected by consecutive sampling method. The result showed that Braden scale has validity in prediction with 88.2% sensitivity and 27.2% specificity. Braden scale is effective in predicting pressure ulcer and recommended to use as a screening tool to predict the incident of pressure ulcer.  Keywords: Braden Scale, medical-surgical war, pressure ulcer, Luka tekan merupakan luka karena tekanan yang berlangsung lama pada kulit dan jaringan yang dapat berakibat pada kondisi yang lebih serius. Luka tekan dapat dideteksi dengan menggunakan skala Braden. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi keefektifan menggunakan skala Braden dalam memprediksi kejadian luka tekan pada pasien yang dirawat di ruang perawatan bedah dan penyakit dalam, sebuah RSU di Kota Kupang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode prospektif, yang melibatkan 28 pasien yang dipilih dengan teknik consecutive sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa skala Braden mempunyai validitas prediksi yang baik dengan nilai sensitifitas 88,2% dan spesifitas 72,7%. Hasil ini menunjukkan bahwa skala Braden efektif dalam memprediksi kejadian luka tekan. Oleh karena itu, skala Braden disarankan untuk digunakan sebagai alat skrining terhadap risiko terjadinya luka tekan terutama pada pasien yang mengalami perawatan yang lama. Abstract The Use of Braden Scale Proven Effective in Predicting the Incident of Pressure Ulcer. Ulcer pressure is a wound which occurs due to long pressure on skin and tissues resulting on more seriously condition. Pressure ulcer is preventable through early detection with Braden scale. This study aims to identify the effectiveness of Braden scale in predicting incident of pressure ulcer of patients in Medical-Surgical Ward at a General Hospital in Kupang. This prospective study involved in 28 subjects selected by consecutive sampling method. The result showed that Braden scale has validity in prediction with 88.2% sensitivity and 27.2% specificity. Braden scale is effective in predicting pressure ulcer and recommended to use as a screening tool to predict the incident of pressure ulcer.  Keywords: Braden Scale, medical-surgical war, pressure ulcer,
Perbedaan Efektifitas Perawatan Luka Menggunakan Madu dengan Metronidazole Terhadap Tingkat Malodor dan Jumlah Eksudat Luka Maligna di RS. X Dudut Tanjung; Elly Nurachmah; Hanny Handiyani
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 11 No 2 (2007): September
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v11i2.187

Abstract

AbstrakLuka maligna dengan tingkat malodor dan jumlah eksudat yang berlebihan dapat menyebabkan masalah ketidaknyamanan dan isolasi sosial sehingga berdampak negatif bagi kualitas hidup pasien. Penelitian ini bertujuan membandingkan efektifitas antara perawatan luka menggunakan madu dengan metronidazole dalam menurunkan tingkat malodor dan mengurangi jumlah eksudat luka maligna. Penelitian. Desain penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan non equivalent pretest-posttest controlled group design dan non equivalent posttest only controlled group design. Berdasarkan consecutive sampling diambil sampel sebanyak 12 responden, terdiri dari enam responden kelompok kontrol dan enam responden kelompok intervensi, dengan kriteria: luka maligna stadium lanjut, laki-laki dan perempuan berusia 23-59 tahun, luas luka = 4cm². Perawatan luka dengan madu menurunkan tingkat malodor menurut pasien berdasarkan Numeric Rating Scale (NRS) dari 6,0 sebelum intervensi menjadi 2,1 sesudah intervensi hari ke-6, sementara perawatan luka dengan metronidazole tingkat malodor dari 5,6 menjadi 4,6. Hasil uji t menunjukkan nilai p<0,05; pada perubahan tingkat malodor. Perawatan luka dengan madu menunjukkan peningkatan jumlah eksudat dari 66,6gr sesudah intervensi hari ke-3 menjadi 80,8gr hari ke-6, sementara perawatan luka dengan metronidazole menunjukkan peningkatan jumlah eksudat dari 44,5gr menjadi 51,1gr. Hasil uji t menunjukkan nilai p>0,05 pada perubahan jumlah eksudat. Peneliti menyimpulkan perawatan luka dengan madu lebih efektif dibandingkan dengan metronidazole menurunkan tingkat malodor. Sementara perawatan luka dengan madu dan metronidazole belum efektif mengurangi jumlah eksudat luka maligna. Para pengambil kebijakan di institusi pelayanan kesehatan perlu mengeluarkan kebijakan yang dapat mengakomodasi penggunaan madu sebagai agen topical perawatan luka maligna. AbstractMalodor and exudates of wounds in malignancy can cause problems of discomfort & social isolation for patients. Both of them can produce negative impact on their quality of life. The treatment of malignant wounds use the right topical agent is a major factor in reducing malodor and wounds exudates. A comparative study was conducted to evaluate the effectiveness of honey and metronidazole on malodor & exudates malignant wounds. A Quasi experimental with non equivalent pretest-posstest controlled group design and non equivalent posttest only controlled group design were used in this study. Twelve sample was taken by a consecutive sampling, consis of six patients of control group and six patients of intervention group with a final stage of malignancy, 23-59 years old in male and female, size of wound is = 4 cm2. The wounds which we treated with honey demonstrated a reduction in malodor from patient perspectives using a Numeric Rating Scale (NRS), from the mean score of malodor on onset was 6,0 and on the sixth days of the treatment, to 2,1. group, malodor also reduced from 5,6 before treatment and dropped to 4,6 after treatment. at test showed that there are a significant difference between honey and metronidazole in reducing malodor (p<0,05). On the other hand, the wounds treated with honey and metronidazole preduced more drainage. In the honey group, the increase in the amount of wound exudate was noticeable on the third days (66,6 gr) and the sixth days (80,8gr) after the treatment. While in the metronidazole group, the amount of wound exudate was increase on the third days (44,5 gr) and the sixth days (51,1gr) after the treatment. There are not statistically significant (p>0,05). The study concluded that the use of honey in the treatment of wounds in malignancy is more effective than metronidazole in reducing malodor patients perspectives. Base on findings, it is requested for decision makers in the healthcare institution to produce a policy that could accommodate usage of honey as a topical agent in the treatment of malignant wounds.
Co-Authors Achmad Rif&#039;at Adam, Muhamad Adang Bachtiar Agung Waluyo Agus Susanto Ahmad Asyrofi, Ahmad Ai Cahyati Alfhy Septiana Ningsih Allenidekania Allenidekania Amanah, Dinny Atin Anggri Noorana Zahra Ani Widiastuti Anjarwati, Nurul Apriyanti, Efa Aris Setiawan Ariyanti Saleh Arman Harahap Arum Atmawikarta Aryani, Denissa Faradita Astuti Yuni Nursasi Azhari Baedlawi Azidin, Yustan Bahua, Jamal Bawa, Ngakan Nyoman Rai Bengu Ndona, Maria Fulgensia Bertiana, Bertiana Besral . Bietris Warisyu Budiharto . Budiharto ., Budiharto Budiharto Budiharto Budiharto Budiharto Budiman Budiman Budiyarti, Yuliani Cahyaningrum, Devy Novita Chatib Warsa, Usman Cholis, Eko Prastyo Cut Sarida Pompey Dahlia, Debie - Dandi Oka Subantara Desmalayati, Desmalayati Deswita Devi Susanti Devi Susanti Devie Dian Wahyuni Devie Dian Wahyuni Dewi Gayatri Dewi, Sasmita Dikha Ayu Kurnia Dudut Tanjung Dwi Novitasari Dwi Novitasari Dwi Novitasari Dwitanta, Sucipto Eddy Rosfiati Elfrida Ratnawati Elsye Maria Rosa Elsye Maria Rosa Era Dorihi Kale Ermeisi Er Unja Ernalinda Rosya Erwin Erwin Eryando, Tries Evi Martha Fahmi, Ismail Fakrul Ardiansyah Fakrul Ardiansyah Fakrul Ardiansyah Fitri Wulandari Gde Yasa Antarika Gipta Galih Widodo Gitalia Putri Medea Gupta, Prateek Hanny Handiyani Harmilah Harmilah Hening Pujasari Herawati Azies Heri Kristianto Hilman Syarif Hiryadi Hiryadi Hiryadi, Hiryadi I Made Kariasa I Nengah Adiana Ifana Yunike Pristya Ihsanidar, Yuniyas Imami Nur Rachmawati Indra Budi Ismail Fahmi Ismail Fahmi Janno Sinaga Jaya, Irvantri Aji JOKO NUGROHO Josua Edison Mangole, Josua Edison Junaiti Sahar Kadek Ayu Erika Kemal N. Siregar Latifah Latifah Liya Arista Luciana Kabang Mansyur4, Muchtarudin Maria, Riri Maria, Riri Marlina, Marlina, Masfuri - Mediawati, Ati Surya Meisa Ndari, Arni Budi Muchtaruddin Mansyur Muhamad Adam Muhamad Adam Muhamad Adam Muhamad Adam Muhamad Adam Muhammad Adam Muhammad Adam Muhammad Judha Muhammad Mulyadi Muhammad Syafwani Muhsinin Muhsinin, Muhsinin Murni, Elita Murtiwi Murtiwi Mustikasari Mustikasari Mutarobin Mutarobin Nafi'ah, Rizka Hayyu Nana Rochana, Nana Nandang A. Waluya Neli Mariani Nita Aprilia Noor Diani Noor, M. Fakhruddin Nova, Prima Agustia Nuniek Nizmah Fajriyah Nurhasty, Srie Wulan Oktovin Oktovin Prasestiyo, Hamudi Prima Agustia Nova Prima Agustia Nova Pristya, Ifana Yunike Rabikun, Rahmansyah Rai Bawa, Ngakan Nyoman Ramoo, Vimala Rany Novia Wardin Revani Hardika Ridho Kunto Prabowo Ristonilassius Ristonilassius Rita Sekarsari Rita Sekarsari Rita Sekarsari Roma Tao Toba MR Rosakawati Rosakawati Rr Tutik Sri Hariyati Ryandini, Felicia S Notoatmojo S., Chiyar Edison Sabarinah Prasetyo Saharuddin Santi Apriyani Sari Mulyati Septi Kurniasari Sidik Awaludin Sidik Awaludin Sidik Awaludin Sigit Mulyono Sitti Syabariyah Sitti Syabariyah Soemardjo, Soetrisno Solly Aryza Sri Yona Sri Yona St Khadijah Hamid Sukarmin Sukarmin Sukarmin Sukarmin Sukarmin Sukarmin Sukarmin Sungkono Surayani As'ad Susilawati Susilawati Sutanto Priyo Hastono Syafwani Syafwani Tori Rihiantoro Tri Cahyo Sepdianto Tris Eryando Tuti Herawati Tuti Herawati Tuti Nuraini Tuti Nuraini Veny Hadju Wahadi Wahadi, Wahadi Wayunah Wayunah Widaningsih, Widaningsih Wiratmo, Puji Astuti Yanti Cahyati Yeni Agustin Yeni Rustina Yulia Yulia Yuningsih Yuningsih Yuniyas Ihsanidar Yustina, Ina Yuyun Tafwidhah Zulfa Zulfa