Pneumonia merupakan penyebab kematian kedelapan secara umum dan menjadi penyebab kematian menular utama, dengan tingkat kematian mencapai 23% untuk pasien yang dirawat di unit perawatan intensif karena pneumonia berat. Polusi udara berpotensi meningkatkan keluhan pernapasan pneumonia, kunjungan ke unit gawat darurat, rawat inap, dan risiko kematian. Penelitian ini bertujuan mengamati hubungan antara polusi udara PM 2,5 dan pasien rawat inap pneumonia di rumah sakit di Kota Bekasi pada tahun 2019-2023. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi dengan pengumpulan data sekunder, khususnya rekam medis pasien pneumonia rawat inap dari 42 rumah sakit yang terdaftar di bawah pengawasan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Metode pengambilan sampel menggunakan sampel total. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara polusi udara PM 2,5 dan jumlah pasien pneumonia yang dirawat pada tahun 2019 dengan nilai p-value 0,05 dan r = -0,576 serta tahun 2019-2023 dengan p-value 0,005 dan r = -0,613, menunjukkan korelasi negatif antara tingkat PM 2,5 dan penerimaan pasien pneumonia. Pada tahun 2021, 2022, dan 2023, tidak terdapat korelasi yang signifikan. Terdapat hubungan antara tingkat PM 2,5 terhadap jumlah pasien rawat inap pneumonia, sehingga disarankan memasukkan variabel COVID-19 untuk memahami pengaruhnya terhadap tingkat rawat inap pasien pneumonia. Kata Kunci : PM 2,5, Pneumonia, Pasien Rawat Inap, Kota Bekasi --- Pneumonia is the eighth leading cause of death in general and the leading infectious cause of death, with mortality rates reaching 23% for patients admitted to intensive care units for severe pneumonia. Air pollution has the potential to increase pneumonia respiratory complaints, emergency department visits, hospitalizations, and mortality risk. This study aimed to observe the relationship between PM 2.5 air pollution and pneumonia hospitalizations in hospitals in Bekasi City in 2019-2023. This study used an ecological study design with secondary data collection, specifically medical records of hospitalized pneumonia patients from 42 hospitals registered under the supervision of the Ministry of Health of the Republic of Indonesia. The sampling method used a total sample. The results showed a relationship between PM 2.5 air pollution and the number of pneumonia patients admitted in 2019 with a p-value of 0.05 and r = -0.576 and 2019-2023 with a p-value of 0.005 and r = -0.613, indicating a negative correlation between PM 2.5 levels and pneumonia admissions. In 2021, 2022, and 2023, there was no significant correlation. There is a relationship between the level of PM 2.5 and the number of pneumonia hospitalizations, so it is recommended to include COVID-19 variables to understand its effect on pneumonia patient hospitalization rates Keywords : PM 2.5, Pneumonia, Patient Hospitalization, Bekasi City