Claim Missing Document
Check
Articles

Pengaruh Insulin dan Larutan Gula terhadap Frekuensi Gerakan Sirip Dada, Mulut dan Operkulum Ikan Mas Koki Carrasius auratus W. Wiyoto; A S Mubarak; A M Tahya; K Nisaa; N Farizah; Mulyasari .; Robin .; I Khasani; M Yamin; Purnamawati Purnamawati; M Zairin Junior
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 10, No 1 (2022): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/jr.v10i1.3516

Abstract

Insulin merupakan hormon peptida yang berperan sangat penting dalam proses metabolisme. Percobaan ini bertujuan untuk mengukur pengaruh pemberian insulin terhadap kondisi, metabolisme dan konsumsi oksigen ikan mas koki melalui penghitungan frekuensi gerakan sirip dada, mulut dan operkulum. Ikan uji yang digunakan adalah ikan mas koki dengan bobot rata-rata 5,26 ± 0,27 g dan panjang rata-rata 8,11 ± 1,45 cm. Penelitian terdiri dari tiga percobaan yang meliputi (1) pergerakan pada ikan yang diberi insulin dilanjutkan dengan penambahan larutan gula, (2) pergerakan pada ikan yang diberi larutan gula kemudian diinjeksi dengan atau tanpa insulin, (3) pergerakan pada ikan pada suhu rendah diikuti dengan diinjeksi insulin lalu pemberian larutan gula. Pemberian insulin baik yang pada media pemeliharaan maupun melalui injeksi meningkatkan frekuensi gerakan mulut dan operkulum yang mengindikasikan bahwa insulin meningkatkan laju metabolisme dan konsumsi oksigen ikan. Suhu media yang rendah menurunkan semua pergerakan ikan, namun pemberian insulin dapat mengembalikan aktivitas ikan menjadi seperti pada suhu normal. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian insulin dan larutan gula berpengaruh secara nyata pada tingkah laku ikan, laju metabolisme dan konsumsi oksigen pada ikan mas koki.
APLIKASI TEKNOLOGI SHELTER TERHADAP RESPON STRESS DAN KELANGSUNGAN HIDUP PADA PENDEDERAN LOBSTER PASIR Panulirus homarus Kukuh Adiyana; Eddy Supriyono; Muhammad Zairin Junior; Lolita Thesiana
Jurnal Kelautan Nasional Vol 9, No 1 (2014): APRIL
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (421.616 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v9i1.6197

Abstract

Penggunaan shelter pada pendederan lobster Panulirus homarus dimaksudkan untuk menekan terjadinya stress dan menghasilkan tingkat kelangsungan hidup yang lebih tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menentukan jenis shelter yang memberikan respon stress dan produktifitas benih lobster yang paling baik. Pada Penelitian ini digunakan empat perlakuan, perlakuan menggunakan shelter jaring, paralon, lubang angin dan kontrol (tanpa shelter). Penelitian menunjukkan, perlakuan menggunakan shelter paralon merupakan yang terbaik karena terbukti mampu untuk menurunkan tingkat stress dan menghasilkan kelangsungan hidup yang lebih baik. Level Total Hemocycte Count (THC) dan glukosa pada sheltter paralon selama penelitian, menghasilkan respon stress yang lebih rendah dan stabil apabila dibanding dengan perlakuan lainnya.Tingkat kelangsungan hidup pada shelter paralon berbeda nyata (p<0,05) dengan shelter jaring dan kontrol, tetapi tidak berbeda nyata (p>0,05) dengan shelter lubang angin.
Kinerja Pertumbuhan dan Respons Imun Larva Udang Vaname yang diberi Probiotik Pseudoalteromonas piscicida dan Prebiotik Mannanoligosakarida melalui Bioenkapsulasi Artemia sp. Hamsah Hamsah; Widanarni Widanarni; Alimuddin Alimuddin; Munti Yuhana; Muhammad Zairin Junior
Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan Vol. 5 (2018): PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL V KELAUTAN DAN PERIKANAN UNHAS
Publisher : Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP), Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (745.734 KB)

Abstract

Pemberian probiotik, prebiotik, dan sinbiotik merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pertumbuhan dan respons imun pada ikan, udang, dan organisme akuatik lainnya. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi kinerja pertumbuhan dan respons imun larva udang vaname yang diberi probiotik Pseudoalteromonas piscicida (1Ub), prebiotik mannanoligosakarida (MOS), dan sinbiotik (kombinasi probiotik 1Ub dan prebiotik MOS) melalui bioenkapsulasi Artemia sp. Bioenkapsulasi dilakukan dengan cara menambahkan probiotik 1Ub konsentrasi 106 CFU/mL, prebiotik MOS 12 mg/L, dan sinbiotik (kombinasi 106 CFU/mL 1Ub dengan 12 mg/L MOS) pada media pemeliharaan Artemia sp. selama 4 jam. Pemberian Artemia sp. hasil bioenkapsulasi ke larva udang dilakukan selama 13 hari (Mysis3 sampai PL12). Pertumbuhan panjang dan bobot tubuh larva udang vaname diamati pada awal dan akhir penelitian, sedangkan rasio RNA/DNA, aktivitas enzim pencernaan, kelangsungan hidup, jumlah total bakteri, dan respons imun larva udang meliputi total hemosit (THC), aktivitas phenoloxidase (PO), dan aktivitas respiratory burst (RB) dianalisa pada akhir penelitian. Hasil penelitian menunjukkan laju pertumbuhan harian (DGR), panjang mutlak, rasio RNA/DNA, aktivitas enzim, kelangsungan hidup, jumlah total bakteri, dan respons imun pada larva udang yang diberi probiotik, prebiotik, dan sinbiotik berbeda nyata (p˂0,05) dibandingkan dengan kontrol. Pemberian sinbiotik menunjukkan hasil terbaik dengan DGR (24.39±0.31% per hari), panjang mutlak (13.00±0.50 mm), rasio RNA/DNA (0.6369±0.0094), aktivitas enzim pencernaan (protease 0.033±0.0007; lipase 0.047±0.0010; amilase 0.853±0.008; mananase 0.148±0.004 U/mL/menit), kelangsungan hidup (92.67±1.26%), jumlah total bakteri (6.7 x 107 CFU/0.1g larva), THC (7.6 x 106 sel/mL), aktivitas PO (0.19±0.002 OD 490 nm), dan aktivitas RB (0.67±0.028 OD 630 nm) yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya dan kontrol. Kata Kunci: probiotik, prebiotik, sinbiotik, Artemia sp., udang vaname. 
Ablasi Tangkai Mata Mempercepat Pematangan Ovari Lobster Pasir (Panulirus homarus) pada Musim Pemijahan Yudha Trinoegraha Adiputra; Muhammd Zairin Junior; Muhammad Agus Suprayudi; Wasmen Manalu; Widanarni Widanarni
Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan Vol. 5 (2018): PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL V KELAUTAN DAN PERIKANAN UNHAS
Publisher : Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP), Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (447.391 KB)

Abstract

Musim pemijahan alami lobster pasir di perairan Pesisir Barat Lampung terjadi pada Juli-September yang ditandai dengan hasil tangkapan induk betina yang membawa telur mendominasi saat ditangkap. Pelarangan penangkapan lobster pasir ukuran kecil diduga akan menganggu produksi penangkapan sehingga perlu dimulai pembenihan yang memperlukan teknik pemeliharaan dan maturasi ovari induk betina lobster pasir hasil tangkapan alam. Tujuan penelitian ini mempelajari cara pemeliharaan induk dan pengaruh ablasi satu tangkai mata pada maturasi ovari lobster pasir (Panulirus homarus). Empatpuluh delapan ekor lobster pasir digunakan dan dipisahkan menjadi 2 kelompok yaitu ablasi satu tangkai mata dan tanpa ablasi tangkai mata. Tiga ekor diambil dari setiap kelompok pada hari ke-1:3:7:10:14:21 dan 27 untuk evaluasi perubahan anatomi ovari dan gonadosomatik indeks (GSI). Hasil penelitian menunjukkan seleksi selama masa adaptasi induk dapat meniadakan kematian induk karena ablasi mata. Anatomi ovari menunjukkan terjadinya maturasi ovari yang meningkat dari matang awal menjadi matang berlebih dengan ablasi mata pada hari ke-3 setelah ablasi sampai hari ke-27. Berbeda dengan perlakuan diatas, induk betina tanpa ablasi mata tidak dapat mematangkan ovari secara spontan. Setelah 27 hari, ovari secara serentak mencapai matang berlebih yang diasumsikan karena nutrien dari pakan yang diberikan dapat mendukung maturasi ovari. Perbedaan GSI antara perlakuan ablasi satu tangkai mata berbeda nyata (P<0,05) dengan tanpa ablasi tangkai mata. Hal ini menunjukkan hilangnya hormon penghambatan vitelogenesis (VIH) dan terpacunya hormon stimulasi vitelogenesis (VSH) karena ablasi tangkai mata. Studi merekomendasikan adaptasi untuk seleksi induk, ablasi untuk memperoleh maturasi ovari yang singkat dibandingkan dengan tanpa ablasi mata meskipun dengan nutrien pakan yang berkualitas. Kata Kunci: ablasi mata, GSI, lobster pasir, maturasi ovari, musim pemijahan 
Pengaruh Insulin dan Larutan Gula terhadap Frekuensi Gerakan Sirip Dada, Mulut dan Operkulum Ikan Mas Koki Carrasius auratus W. Wiyoto; A S Mubarak; A M Tahya; K Nisaa; N Farizah; Mulyasari .; Robin .; I Khasani; M Yamin; Purnamawati Purnamawati; M Zairin Junior
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 10, No 1 (2022): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (560.877 KB) | DOI: 10.29406/jr.v10i1.3516

Abstract

Insulin merupakan hormon peptida yang berperan sangat penting dalam proses metabolisme. Percobaan ini bertujuan untuk mengukur pengaruh pemberian insulin terhadap kondisi, metabolisme dan konsumsi oksigen ikan mas koki melalui penghitungan frekuensi gerakan sirip dada, mulut dan operkulum. Ikan uji yang digunakan adalah ikan mas koki dengan bobot rata-rata 5,26 ± 0,27 g dan panjang rata-rata 8,11 ± 1,45 cm. Penelitian terdiri dari tiga percobaan yang meliputi (1) pergerakan pada ikan yang diberi insulin dilanjutkan dengan penambahan larutan gula, (2) pergerakan pada ikan yang diberi larutan gula kemudian diinjeksi dengan atau tanpa insulin, (3) pergerakan pada ikan pada suhu rendah diikuti dengan diinjeksi insulin lalu pemberian larutan gula. Pemberian insulin baik yang pada media pemeliharaan maupun melalui injeksi meningkatkan frekuensi gerakan mulut dan operkulum yang mengindikasikan bahwa insulin meningkatkan laju metabolisme dan konsumsi oksigen ikan. Suhu media yang rendah menurunkan semua pergerakan ikan, namun pemberian insulin dapat mengembalikan aktivitas ikan menjadi seperti pada suhu normal. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian insulin dan larutan gula berpengaruh secara nyata pada tingkah laku ikan, laju metabolisme dan konsumsi oksigen pada ikan mas koki.
Effect of feedings with different protein levels and dietary supplemental rElGH on culture performances of sex reversed Oreochromis niloticus (Linnaeus, 1758) Muhammad Safir; alimuddin alimuddin; Mia Setiawati; muhammad Agus Suprayudi; Muhammad Zairin Junior
Depik Vol 11, No 1 (2022): April 2022
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.573 KB) | DOI: 10.13170/depik.11.1.22550

Abstract

This study aims to evaluate the culture performance of tilapia (Oreochromis niloticus) that have been treated with 17α-methyltestosterone (MT) and without MT (w-MT), feed with different protein levels (20, 24, and 28%) and recombinant Epinephelus lanceolatus growth hormone (rElGH)-diet. The research was conducted in 9 treatments and triplicate. Tilapia larvae were soaked twice, totaling 500 larvae, at the age of 10 days after hatching (DAH) and the age of 14 DAH was soaked for 4 hours using 1/l MT 2 mg/l solution. Fish maintenance was conducted in an aquarium of 1.0x0.5x0.5 m3 in the first month, and three months later in net cages (2.0x2.0x1.5 m3). Daily growth rate (DGR) and biomass gain (BG) were increased in line with increasing feed protein content and rElGH supplementation. The highest DGR and BG values were MT+28+rElGH (P 0.05) treatment. The highest feed consumption and the lowest feed conversion ratio were also obtained in the MT+28+rElGH treatment (P 0.05). Fish survival was ranged from 79.89 to 90.28% (P 0.05). The highest profit potential was found in the MT+28+rElGH treatment. The efficient aquaculture can be obtained by feeding sex-reversed tilapia at a protein level of 28% and a diet supplemented with rElGH.Keywords:Feed conversion ratioGrowth hormoneProtein retention17α-methyltestosterone
Effect of feedings with different protein levels and dietary supplemental rElGH on culture performances of sex reversed Oreochromis niloticus (Linnaeus, 1758) Muhammad Safir; alimuddin alimuddin; Mia Setiawati; muhammad Agus Suprayudi; Muhammad Zairin Junior
Depik Vol 11, No 1 (2022): April 2022
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.11.1.22550

Abstract

This study aims to evaluate the culture performance of tilapia (Oreochromis niloticus) that have been treated with 17α-methyltestosterone (MT) and without MT (w-MT), feed with different protein levels (20, 24, and 28%) and recombinant Epinephelus lanceolatus growth hormone (rElGH)-diet. The research was conducted in 9 treatments and triplicate. Tilapia larvae were soaked twice, totaling 500 larvae, at the age of 10 days after hatching (DAH) and the age of 14 DAH was soaked for 4 hours using 1/l MT 2 mg/l solution. Fish maintenance was conducted in an aquarium of 1.0x0.5x0.5 m3 in the first month, and three months later in net cages (2.0x2.0x1.5 m3). Daily growth rate (DGR) and biomass gain (BG) were increased in line with increasing feed protein content and rElGH supplementation. The highest DGR and BG values were MT+28+rElGH (P 0.05) treatment. The highest feed consumption and the lowest feed conversion ratio were also obtained in the MT+28+rElGH treatment (P 0.05). Fish survival was ranged from 79.89 to 90.28% (P 0.05). The highest profit potential was found in the MT+28+rElGH treatment. The efficient aquaculture can be obtained by feeding sex-reversed tilapia at a protein level of 28% and a diet supplemented with rElGH.Keywords:Feed conversion ratioGrowth hormoneProtein retention17α-methyltestosterone
Effect of feedings with different protein levels and dietary supplemental rElGH on culture performances of sex reversed Oreochromis niloticus (Linnaeus, 1758) Muhammad Safir; alimuddin alimuddin; Mia Setiawati; muhammad Agus Suprayudi; Muhammad Zairin Junior
Depik Vol 11, No 1 (2022): April 2022
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.11.1.22550

Abstract

This study aims to evaluate the culture performance of tilapia (Oreochromis niloticus) that have been treated with 17α-methyltestosterone (MT) and without MT (w-MT), feed with different protein levels (20, 24, and 28%) and recombinant Epinephelus lanceolatus growth hormone (rElGH)-diet. The research was conducted in 9 treatments and triplicate. Tilapia larvae were soaked twice, totaling 500 larvae, at the age of 10 days after hatching (DAH) and the age of 14 DAH was soaked for 4 hours using 1/l MT 2 mg/l solution. Fish maintenance was conducted in an aquarium of 1.0x0.5x0.5 m3 in the first month, and three months later in net cages (2.0x2.0x1.5 m3). Daily growth rate (DGR) and biomass gain (BG) were increased in line with increasing feed protein content and rElGH supplementation. The highest DGR and BG values were MT+28+rElGH (P 0.05) treatment. The highest feed consumption and the lowest feed conversion ratio were also obtained in the MT+28+rElGH treatment (P 0.05). Fish survival was ranged from 79.89 to 90.28% (P 0.05). The highest profit potential was found in the MT+28+rElGH treatment. The efficient aquaculture can be obtained by feeding sex-reversed tilapia at a protein level of 28% and a diet supplemented with rElGH.Keywords:Feed conversion ratioGrowth hormoneProtein retention17α-methyltestosterone
CANNIBALISM PERFORMANCE OF ASIAN REDTAIL CATFISH (Hemibagrus nemurus) FED RATION SUPPLEMENTED WITH DIFFERENT DOSES OF 17α-METHYLTESTOSTERONE Heltonika, Benny; Sudrajat, Agus Oman; Junior, Muhammad Zairin; Widanarni, Widanarni; Suprayudi, Muhammad Agus; Manalu, Wasmen; Hadiroseyani, Yani
Indonesian Aquaculture Journal Vol 18, No 1 (2023): (June, 2023)
Publisher : Center for Fisheries Research, Agency for Marine and Fisheries Research and Human Resource

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/iaj.18.1.2023.27-35

Abstract

One of the obstacles in Asian redtail catfish hatchery is the high cannibalism incidence. Cannibalism is associated with aggressive behavior caused by hormonal metabolism especially of testosterone. The purpose of this study was to evaluate the effect of testosterone administration on the cannibalism incidence in the Asian redtail catfish juveniles.  The experiment was conducted by rearing fish with initial length of 4.09±0.19 cm in 16 of 20 L aquariums with a density of 2 fish L-1. The experiment was designed with a completely randomized design with 4 treatments which were different level of 17α-methyltestosterone supplementation in feed, i.e., 0 mg kg-1 feed (A) as control, 7.5 mg kg-1 feed (B), 15 mg kg-1 feed (C), and 30 mg kg-1 feed (D). Each treatment has 4 replications. Fish fed experimental diet (40% protein) 4 times a day to satiation for 30 days. The parameters observed were type and index of cannibalism, aggressive behavior, survival rate, normal mortality, growth performance, hormones concentrations (estradiol, testosterone, and cortisol), and water quality. The results showed that cannibalism type II (the fish eaten completely or missing) and cannibalism index increased with the increasing doses of testosterone administration in the feed with the highest cannibalism incidence was 40.63%. The highest survival rate was found in treatment B (73.75±2.50%) and was not significantly different from the control treatment (69.38±2.39%). No differences in testosterone concentration and in the growth performance among the treatments.  However, there was a trend of decrease in the estradiol concentration of Asian redtail catfish juveniles fed ration supplemented with the increasing doses of 17α-methyltestosterone. Based on the results obtained in this research, estradiol changed in the body's plasma, it appears that there was a role for plasma estradiol concentration in controlling cannibalism of Asian redtail catfish juveniles. It concluded that the testosterone administration affected the cannibalism incidence in the Asian redtail Catfish. 
STUDY ON MATERNAL TESTOSTERONE HORMONE IN FEMALE BROODSTOCKS AND EGG OF CATFISH (Clarias gariepinus) Rahmadiah, Triayu; Junior, Muhammad Zairin; Alimuddin, Alimuddin; Diatin, Iis
AQUASAINS Vol 12, No 3 (2024): July 2024
Publisher : Jurusan Perikanan dan Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/aqs.v12i3.p1520-1527

Abstract

This study aimed to track maternal testosterone hormone in catfish (Clarias gariepinus) eggs as an endogenous factor causing cannibalism. The fish used were female catfish broodstocks that had never been spawned before, with an average weight of 450.0±62.00 g and a total length of 35.4±3.53 cm. The male broodstock had an average weight of 810.0±85.00 g and a total length of 46.1±5.83 cm. The broodstock were maintained separately by sex in 3×1×1 m3 hapa nets, with a stocking density of two females and one male (2:1 ratio). The study employed a completely randomized design (CRD) with treatments consisting of females injected with propylene glycol (0 µg/L body weight) (A), females injected with the hormone 17α-MT (1 µg/L body weight) (B), and females injected with the hormone 17α-MT (2 µg/L body weight) (C), each treatment replicated three times. For the observation of hormone derivatives, egg samples were collected during the pre-spawning (day 90) and post-spawning (day 91) periods. The results indicated that the testosterone levels in the catfish eggs were higher during the pre-spawning period (A: 0.6±0.03 ng/mL; B: 0.7±0.07 ng/mL; C: 1.2±0.01 ng/mL) compared to the post-spawning period (A: 0.3±0.03 ng/mL; B: 0.1±0.00 ng/mL; C: not detected). This finding suggests that, even without the injection of the 17α-MT hormone, testosterone is present in catfish eggs, albeit in small amounts.Keywords: Aggressiveness, cannibalism, inherited hormones.
Co-Authors , Alimuddin . Hermawan . Sukenda . Suriansyah . Syafiuddin . Tarsim A M Tahya A S Mubarak A. Oman Sudrajat A. Shofy Mubarak A. Yunianti Aarab, Zineb Ade Sunarma Ade Sunarma Ade Sunarma, Ade Adharto Utiah Agus O . Sudradjat Agus Oman Sudrajat Aldilla Kusumawardhani, Aldilla Alimuddin Alimuddin . Alimuddin Alimuddin Alimuddin Alimuddin alimuddin alimuddin Alimuddin Alimuddin Alimuddin Alimuddin Alimuddin Alimuddin Alimuddin Alimuddin Alimuddin Alimuddin Angela Mariana Lusiastuti Angela Mariana Lusiastuti Angela Mariana Lusiastuti ANNA OCTAVERA Anouar Darif Aprelia Martina Tomasoa, Aprelia Martina Arroub, Omar Asep Sopian Avarre, Jean-Christophe Azis Azis Bambang Purwantara Benny Heltonika Bethsy J. Pattiasina Cahyono, Tatak Dwi D. Nurlestiyoningrum D.S. Sjafei Damiana Rita Ekastuti DEDI JUSADI Dian Hardiantho Dian Hardianto Didik Ariyanto Dinamella Wahjuningrum Dinar Tri Soelistyowati Dita Puji Laksana Dwi Hany Yanti E. Riani Eddy Supriyono Enang Harris Surawidjaja Etty Riani Fajar Basuki Fajar Maulana . Fauzan, Agung Luthfi Flandrianto S. Palimirmo GORO YOSHIZAKI H. Arfah Hamsah Hamsah Harton Arfah I Khasani I MADE ARTIKA I Wayan Nurjaya I. Herviani I. Mokoginta I. Supriatna Iis Diatin Ikhsan Khasani Imron Imron, Imron Irma Andriani IRMA ANDRIYANI Irvan Faizal Irzal Effendi Iskandar, Andri Ita Djuwita Jamaluddin Jompa Jasmanindar, Yudiana Jean-Christophe Avarre Julie Ekasari K Nisaa K. Sumantadinata Kadarusman . Khairun Nissa Komar Sumantadinata Kukuh Adiyana Kukuh Nirmala Kusman Sumawidjaja Laurent Pouyaud Livana Dethris Rawung Lolita Thesiana M Yamin M. Bintang M. M. Raswin M. Raswin M. Sakdiah M. Syukur M. Toelihere M. Tri Djoko Sunarno M.M. Raswin Meilisza, Nina Mia Setiawati Mozes R . Toelihere MOZES R. TOELIHERE MUHAMMAD AGUS SUPRAYUDI Muhammad Muhammad Muhammad Safir Mulyasari . Mulyasari Mulyasari MUNTI YUHANA Muslim Muslim N Farizah N. Potalangi N.B.P Utomo Nababan, Yanti Inneke Nasrullah, Hasan Naufal, Muhammad Restya Neviaty P. Zamani Nugraha, Media Fitri Isma Nunak Nafiqoh Nur Bambang Priyo Utomo Nurbariah Nurbariah O. Carman Odang Carman Odilia Rovara Poppy Dea Bertha, Poppy Dea Prassetyo Dwi Dhany Wijaya Purnamawati Purnamawati Putri Zulfania, Putri R. Affandi R.G. Pahlawan R.K. Sari R.R Sri Pudji R.R.S.P.S. Dewi Rahmani, My Driss Rahminiwati, Min Rakhmawati, Rakhmawati, RIDWAN AFFANDI Robin . Roza Elvyra S. Darwisito S. Dewi S. Handayani S. Mulyati S. Purwati Safira Qisthina Ayuningtyas, Safira Qisthina Siti Subaidah Sri Nuryati Sri Nuryati Srihadi Agungpriyono Suci Antoro Sugeng Budiharsono Sujaka Nugraha Sukenda . Sukenda Sukenda Sukenda Sukenda Sukenda Sukenda Syafyudin Yusuf T.L. Yusuf Tarsim Tarsim TARUNI SRI PRAWAST MIEN KAOMINI ANY ARYANI DEDY DURYADI SOLIHIN Triayu Rahmadiah Tuty L . Yusuf W. Manalu Wahyu Pamungkas Wasmen Manalu WIDANARNI WIDANARNI Wisriati Lasima Wiyoto Wiyoto Y. Hadiroseyani Y. Yustikasari Yogi Himawan Yudha Trinoegraha Adiputra Yusnarti Yus Zahri, Abdul