Claim Missing Document
Check
Articles

EFISIENSI PEMBUATAN MINYAK KELAPA MURNI YANG MENGANDUNG FAKTOR- 2 HASIL FERMENTASI Rhizopus oligosporus L41 TERIMOBILISASI Nurhaida, Nurhaida
Alchemy Jurnal Penelitian Kimia Vol 6, No 2 (2007)
Publisher : Alchemy Jurnal Penelitian Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Senyawa Faktor-2 (6,7,4-isoflavon) merupakan antioksidan yang terdapat dalam tempe hasil fermentasi Rhizopus oligosporus. Sifat antioksidan/Faktor-2 sepuluh kali lebih kuat dibanding antioksidan lain. Pembuatan minyak kelapa murni hasil fermentasi Rhizopus oligosporus imobilisasi menggunakan santan-susu kedelai (7:3), dengan masa inkubasi selama 4 hari telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efisiensi spora imobil salam melakukan fermentasi, yang dilakukan dalam tiga kali perulangan (tiga batch), dengan spora imobil yang sama. Minyak yang dihasilkan dipisahkan dengan metoda sentrifugasi. Persentase minyak yang paling tinggi terbentuk pada Batch II. Identifikasi Faktor-2 dalam minyak menggunakan Thin Layer Chromatography Scanner (TLCS), dengan fase diam silika gel GF254, dan fase geraknya kloroform-metanol (8:1). Standar isoflavon yang digunakan yaitu glisitein, daidzein. Isolat isoflavon dari kedelai dan tempe. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa senyawa Faktor-2 terbentuk pada minyak hasil fermentasi Batch I dan Batch III, dengan Rf masing-masing 0,49 dan 0,45, sedangkan Rf senyawa Faktor-2 tempe adalah 0,47. Pada Batch II tidak terlihat adanya Faktor-2, namun RF-nya mirip dengan Rf daidzein.
Pembuatan Sirup Asam Jawa (Tamarindus Indica L.) Sebagai Salah Satu Usaha Diversifikasi Pangan Untuk Minuman Kesehatan di Desa Bintang Mas Kecamatan Rasau Jaya Kabupaten Kubu Raya Dirhamsyah, M.; Nurhaida, Nurhaida
Jurnal Pengabdi Vol 1, No 1 (2018): APRIL 2018
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2958.796 KB) | DOI: 10.26418/jplp2km.v1i1.25466

Abstract

Desa Bintang Mas merupakan salah satu desa yang mempunyai potensi tumbuhan asam jawa, dimana masyarakatnya belum mengetahui pembuatan sirup asam jawa yang merupakan salah satu minuman kesehatan yang berpeluang ekonomi jika di buat dalam bentuk minuman. Permasalahan yang dihadapi mitra untuk saat ini adalah kurangnya diversifikasi produk dari buah asam jawa yang banyak terdapat di desa mereka. Selama ini buah asam jawa hanya digunakan untuk memasak dan kelebihan produksi hanya di jual dalam bentuk segar saja. Mitra belum mengetahui khasiat minuman segar asam jawa dan asam jawa bisa dibuat sirup, dan jika dijual dalam bentuk sirup selain dapat meningkatkan harga jual juga bisa meningkatkan sumber pendapatan keluarga jika bisnis sirup asam jawa ini di tekuni. Target luaran yang diharapkan di akhir program adalah masyarakat dapat membuat sirup asam jawa dengan kemasan botol yang tersterilisasi dan label yang menarik. Sirup asam jawa dapat menjadi minuman kesehatan keluarga dan jika dijual dapat meningkatkan pendapatan keluarga mitra.
Rekayasa Ekologis Ultisol Bervegetasi Alang-Alang dengan Kondisi Tercekam Biologis untuk Pengembangan Tomat Lokal Muna Kilowasid, La Ode Muhammad Harjoni; Lisnawati, Lisnawati; Nurhaida, Nurhaida; Sarawa, Sarawa; Alam, Samsu
PROSIDING SEMINAR NASIONAL AGRIBISNIS PROSIDING SEMINAR NASIONAL SWASEMBADA PANGAN (Indonesia Menuju Swasembada Pangan dalam Tiga Tahun Ke
Publisher : Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo Kendari Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (450.199 KB) | DOI: 10.37149/3130

Abstract

Memacu peningkatan laju pertumbuhan produktivitas pangan di Indoensia dilakukan melalui pendekatan peningkatan produksi per satuan luas, perluasan area pertanian, dan restorasi lahan-lahan pertanian terdegradasi. Paradigma teknologi peningkatan produksi tanaman pangan era pasca Bimas Pertanian (Green Revolution) diarahkan kepada penggunaan teknologi minimal bahan bakar, emisi gas teredusir, kesehatan petani terjaga, lingkungan sehat dan aman, serta kehilangan keanekaragaman hayati terhindarkan. Lahan pengembangan pertanian kelompok Ultisol  bervegetasi alang-alang cukup tersebar luas di wilayah Indonesia bagian Timur. Faktor fisik-kimia pembatas pertumbuhan tanaman tanah ini sering digunakan sebagai basis pendekatan pengembangan teknologi peningkatan produksi pangan pertanian. Sesungguhnya, faktor pembatas kelulus-hidupan tanaman tidak hanya dikendalikan faktor fisik-kimia tanah, tetapi juga ditentukan oleh faktor biologi tanah, yakni kelompok biota tanah yang mendapatkan makanan dengan memangsa akar tanaman, selanjutnya dalam makalah ini dirujuk sebagai cekaman biologis‖.Buah tomat sering dihidangkan dalam menu setiap hari baik bentuk buah segar ataupun hasil olahannya. Tomat lokal Muna sebagai salah satu kekayaan plasma nutfah dari Sulawesi Tenggara perlu mendapatkan perhatian untuk pengembangannya di berbagai tipe agroekologi dalam kerangka kerja teknologi produksi pangan era pasca Bimas Pertanian. Dinding sel akar tomat cukup lunak sehingga mudah diakses oleh sejumlah biota tanah pemangsa akar. Konsep yang dikembangkan pengaturan populasi pemangsa akar melalui rekayasa ekologis menggunakan fauna tanah perkayasa ekosistem dan bahan organik untuk mengatasi cekaman biologis. Makalah ini bertujuan untuk memelajari peran introduksi fauna tanah perekayasa dan bahan organik terhadap kerapatan nematoda pemakan akar pada Ultisol dan untuk mengkaji pengaruh jangka panjang hasil rekayasa in situ menggunakan fauna tanah perekayasa ekosistem dan berbagai jenis bahan organik pada Ultisol terhadap kelulus-hidupan dan hasil panen buah tomat lokal Muna.Tiga tingkatan jumlah individu cacing tanah epigeik (Lumbricus sp.), yakni 0, 20, dan 40 individu per petak dan tiga jenis bahan organik (pangkasan Chromolaena odorata, pangkasan Collopogonium sp., dan pangkasan Imperata cylindrica) diuji mengikuti prosedur rancangan acak kelompok. Benih tomat lokal yang diperoleh dari petani di Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna dikecambahkan pada media tumbuh dari campuran Ultisol dan pupuk kandang sapi dan dipelihara sampai bibit berusia 3 minggu. Bibit tomat ditanam di tiap petak dengan jarak tanam 60 cm x 50 cm. Setelah petak percobaan diberokan selama tiga bulan, ditanami kembali bibit tomat lokal Muna pada tiap petak percobaan.Hasil penelitian pada tahap pertama menunjukan kerapatan nematoda pemakan akar pada 30, 60 maupun 90 hari setelah tanam antara kombinasi jumlah individu cacing tanah dan jenis bahan organik berbeda signifikan. Kerapatan nematoda pemakan akar menunjukan kecenderungan menurun sejalan dengan bertambahnya waktu setelah aplikasi cacing tanah dan bahan organik. Dalam percobaan tahap pertama tanaman tomat di semua petak percobaan hanya dapat bertahan hidup sampai usia dua minggu setelah tanam. Percobaan tahap dua menunjukan buah tomat dari tiap petak percobaan dapat dipanen. Jumlah buah dapat dipanen bervaraisi menurut jumlah cacing tanah dan jenis bahan organik. Total buah dipanen pada bahan organik dari C. odorata tanpa introduksi cacing tanah lebih rendah dibanding dengan introduksi 20 dan 40 individu cacing tanah. Total buah dipanen pada pangkasan Collopogonium sp. tanpa cacing tanah lebih banyak dibanding dengan introduksi 20 dan 40 jumlah individu cacing tanah. Total buah dipanen pada kombinasi pangkasan I. cylindrica untuk semua jumlah individu cacing tanah relatif mirip. Berat buah segar pada pangkasan I. cylindrica dengan introduksi 20 individu cacing tanah adalah paling tinggi, sedang pangkasan I. cylindrica dengan introduksi 40 individu cacing tanah adalah paling rendah.Temuan di atas membantu kami menyimpulkan bahwa pendakatan biologis melalui rekayasa ekologi menunjukan pengaruh bermanfaat dalam jangka panjang terhadap produktivitas pangan. Waktu mendatang, kajian terkait ―Agroecological Economic” metode rekayasa ekologi kualitas dan kesuburan tanah untuk produksi pangan masih perlu dikembangkan untuk mensikronkan antara upaya-upaya percepatan capaian swasembada pangan tiga tahuan ke depan dengan paradigma pertanian era pasca Bimas Pertanian (Green Revolution).
PERILAKU SOSIAL IBU DAN ANAK ORANGUTAN (Pongo pygmeus) DI PUSAT REHABILITASI SATWA YAYASAN INTERNATIONAL ANIMAL RESCUE INDONESIA (YIARI) KABUPATEN KETAPANG Salihin, Salihin; Prayogo, Hari; Nurhaida, Nurhaida
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 8, No 3 (2020): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v8i3.41616

Abstract

Rehabilitation is an effort to restore physical condition or animal behavior, to be returned to natural habitat. The rehabilitation program, with the enrichment of the environment as well as possible with habitat in nature, so that animals are motivated to behave naturally. Orangutan social behavior includes orangutan interactions with other orangutans, orangutans with keepers. The purpose of the research is to examine social behavior, performed by mothers and children of orangutans at YIARI. Observations were made using the Focal Animal Sampling method. The results of the research obtained, the percentage of social behavior of Orangutan Mother, Franky (14.14%) more active than Monti (11.52%) and children of Orangutans, Oso (15.80%), more active than Anggun (12.85%).Keyword: Orangutan, Social Behaviour,YIARI
PENGARUH PAD, DAU DAN DAK TERHADAP KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH PROVINSI DI PULAU SUMATERA TAHUN 2010-2016 Setiawan, Puguh; Widiyanti, Rina; Siregar, Liesma Maywarni; Nurhaida, Nurhaida; Oktavia, Elmi
Jurnal Menara Ekonomi : Penelitian dan Kajian Ilmiah Bidang Ekonomi Vol 7, No 1 (2021): Volume VII No.1 April 2021
Publisher : Jurnal Menara Ekonomi : Pelatihan dan Kajian Ilmiah Bidang Ekonomi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/me.v7i1.2536

Abstract

Dewasa ini peran otonomi daerah semakin meningkat. Otonomi memberi kesempatan kepada Daerah untuk mengatur keuangannya secara mandiri dan maksimal. Penelitian ini bertujuan mengungkap pengaruh PAD, DAU dan DAK terhadap kemandirian keuangan daerah Propinsi. Menggunakan model data panel maka terpilih bahwa model panel terbaik untuk penelitian ini adalah Fixed Effect Model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya PAD yang memiliki pengaruh positif terhadap Kemandirian Keuangan Daerah, sementara DAU dan DAK tidak memiliki pengaruh. DAU dan DAK tidak memiliki peran dalam meningkatkan Kemandirian Keuangan Daerah. Kondisi ini dapat dipahami karena untuk pengelolaan dan penggunaan DAU dan DAK ini masih ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. Kata Kunci: PAD, DAU, DAK, Kemandirian Keuangan
KUALITAS PAPAN PARTIKEL LIMBAH SEKAM PADI DAN LIMBAH FINIR BERDASARKAN SUSUNAN LAPISAN PARTIKEL DAN KADAR PEREKAT andi, adi; Setyawati, Dina; Nurhaida, Nurhaida
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 9, No 1 (2021): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v9i1.46079

Abstract

 This research aimed to evaluate the physical and mechanical properties of particleboards from rice husk and veneer waste based on differences in the particle layer arrangement and adhesive content, as well as to determine the particleboard that produces the best physical and mechanical properties. This research was conducted at the Wood Processing Laboratory and Wood Workshop Laboratory at Forestry Faculty, Tanjungpura University and the Laboratory of PT. Duta Pertiwi Nusantara. The materials used in this research consisted of rice husk and veneer waste with a ratio of 50:50, urea formaldehyde (UF) adhesive, 1% paraffin, and 0.1% catalyst. The research method was factorial experiment in Completely Randomized Design (CRD) with two factors, namely factor A (Layer Arrangement) consisting of three-layer boards (veneer-husk-veneer), three-layer boards (husk-veneer-husk) and homogeneous boards and factor B (adhesive content) of 14% and 16%. The particle boards were made manually with a size of 30 cm x 30 cm x 1 cm and a target density of 0.8 gr / cm3 and the pressing was done at 165°C with a pressure of 30 kg/cm2 for 6 minutes. The results indicate that the values of density, moisture content, MOR and adhesion in the homogeneous arrangement treatment, as well as screw holding strength in the three-layer arrangement treatment (husk-veneer-husk) met the standard of JIS A 5908: 2003. The best particle board was produced in a homogeneous arrangement treatment with an adhesive content of 16%.Keywords: adhesive content, layer arrangement, particle board, rice husk, veneer waste.AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sifat fisik dan mekanik papan partikel dari limbah sekam padi dan finir berdasarkan perbedaan susunan lapisan partikel dan kadar perekat, serta menentukan papan partikel yang menghasilkan sifat fisik dan mekanik terbaik. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengolahan Kayu dan Laboratorium Wood Workshop di Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura dan Laboratorium PT. Duta Pertiwi Nusantara. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu limbah sekam padi dan limbah finir dengan rasio 50 : 50, perekat  urea formaldehida (UF), parafin 1%, dan katalis 0,1%. Metode penelitian yang digunakan adalah percobaan faktorial dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor yaitu A (Susunan Lapisan) terdiri dari papan tiga lapis (finir-sekam-finir), papan tiga lapis (sekam-finir-sekam) dan papan homogen, factor B (kadar perekat) 14% dan 16%. Papan partikel dibuat secara manual dengan ukuran 30 cm x 30 cm x 1 cm dan target kerapatan 0,8 gr/cm3, pengempaan dilakukan pada suhu 165 °C dengan tekanan 30 kg/cm2 selama 6 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kerapatan, kadar air, MOR dan keteguhan rekat pada perlakuan susunan homogen, serta kuat pegang sekrup pada perlakuan susunan tiga lapis (sekam-finir-sekam) telah memenuhi standar JIS A 5908 : 2003. Papan partikel terbaik dihasilkan pada perlakuan susunan homogen dengan kadar perekat 16%.Kata kunci : kadar perekat, susunan lapisan, , papan partikel, sekam padi, limbah finir.
SIFAT FISIK DAN MEKANIK PAPAN PARTIKEL AMPAS DAN SERAT KULIT BATANG SAGU (Metroxylon spp) BERDASARKAN KOMPOSISI SUSUNAN PARTIKEL DAN RASIO PEREKAT ASAM SITRAT SUKROSA Wati, Trisna; Setyawati, Dina; Nurhaida, Nurhaida
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 9, No 2 (2021): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v9i2.44381

Abstract

The purpose of this study is to analyze the effect of layer composition and the ratio of citric acid-sucrose as well as the interaction of both of them to the optimum quality of the particleboards. Particleboards were made in sizes 30 cm x 30 cm x 1 cm with a target density of 0.7 gr/cm3. Particleboards were prepared by hot pressing at temperature of 160 oC for 20 minutes with a pressure of 25 kg/cm2. Particleboards consists of 3 layers with a composition of layers, namely f/b70: c30, f/b60: c40, and f/b50: c50, with a surface layer (face, back) made form of sago stem bark and core layers made form of pulp sago.  Ratio of citric acid-sucrose in this study was varied from 0/100, 25/75, 75/25, and 100/0. Particleboards testing refers to standard JIS A 5908-2003 Type 8. The results showed that the layer composition had a significant effect on density, water absorption, internal bond (IB), and screw holding strenght. Meanwhile ratio of citrid acid-sucrose significantly affected the water content, water absorption, thickness development, MOE, MOR, internal bond (IB), and screw holding strenght. The interaction beetwen the composition layer factor and ratio of citrid acid-sucrose has a significant effect on water content, thickness development, MOE, MOR, and internal bond (IB). The best particleboards is in the treatment with the composition of the layer f/b70: c30 and the ratio of citric acid-sucrose 25/75 with a density value of 0.7675 gr/cm3, a moisture content of 7.5939%, modulus of rupture (MOR) 161.4350 kg/cm2, and the screw holding strength is 66.1930 kg/cm2.Keyword: citrid acid-sucrose, composition of layers, dregs and fibers of sago, particleboardsAbstrakTujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh komposisi lapisan dan perbandingan asam sitrat-sukrosa serta interaksi keduanya terhadap kualitas papan partikel yang optimum. Papan partkel dibuat dengan ukuran 30 cm x 30 cm x 1 cm dengan target kerapatan 0,7 gr/cm3. Papan partikel dikempa panas pada suhu 160 oC selama 20 menit dengan tekanan 25 kg/cm2. Papan partikel terdiri dari 3 lapisan dengan komposisi lapisan yaitu f/b70 : c30, f/b60 : c40, dan f/b50 : c50,  dengan lapisan permukaan (face, back) berupa serat kulit batang sagu dan lapisan inti (core) berupa ampas sagu. Rasio asam sitrat-sukrosa dalam penelitian ini bervariasi 0/100, 25/75, 75/25, dan 100/0. Pengujian papan partikel mengacu pada standar JIS A 5908-2003 Type 8. Hasil penelitian menunjukkan  faktor komposisi lapisan berpengaruh nyata terhadap kerapatan, daya serap air, keteguhan rekat internal (IB) dan kuat pegang sekrup.  Sedangkan faktor rasio perekat asam sitrat sukrosa berpengaruh nyata terhadap kadar air, daya serap air, pengembangan tebal, MOE, MOR, keteguhan rekat internal (IB), dan kuat pegang sekrup. Interaksi antara faktor komposisi lapisan dan rasio asam sitrat-sukrosa berpengaruh nyata terhadap daya serap air, pengembangan tebal, MOE, MOR, dan keteguhan rekat internal (IB). Papan partikel terbaik terdapat pada perlakuan dengan komposisi lapisan f/b70 : c30 dan perbandingan asam sitrat-sukrosa 25/75 dengan nilai kerapatan 0,7675 gr/cm3, kadar air 7,5939 %, keteguhan patah (MOR) 161,4350 kg/cm2, dan kuat pegang sekrup 66,1930 kg/cm2. Kata Kunci : ampas dan serat sagu, asam sitrat-sukrosa, komposisi lapisan, papan partikel
SIFAT FISIKA DAN MEKANIKA PAPAN SEMEN DARI SERAT KULIT BATANG SAGU (Metroxylon Sp) Peterson, Peterson; Dirhamsyah, M; Nurhaida, Nurhaida
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 7, No 3 (2019): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v7i3.37506

Abstract

The research aims to examine the physical and mechanical properties of cement board from sago fiber waste (Metroxylon Sp) based on cement size and composition and determine the best ratio of cement and sago fiber (Metroxylon sp) and meet the standards of JIS A 5417: 1992. The study was conducted at the Laboratorium WoodWorkshop, Wood Processing, Wood Technology and PT. Duta Pertiwi Nusantara Pontianak. The method used was an experimental method in a factorial Randomized Complete Design factorial experiment of 2 x 3 with 3 replications and a total of 18 experiments. The factors used in sago fiber length (Factor A) and fiber (Factor B).  The tests include physical properties and mechanical properties with a target density of 1 gr / cm³. The results showed that the average value of the physical properties of the cement board included density 0.9713 gr / cm³ - 1.2246 gr / cm³, moisture content 3.5054% - 3.9448%, water absorption 0.9746 % - 1.1318% and thick Development 0.8649% - 0.9892%. The mean mechanical properties of cement board include MOE 10,564,6646 kg / cm² - 35,475,7865 kg / cm² and MOR 7,5797 kg / cm² - 25,8554 kg / cm². The best research is in treatment (a1b2) with a ratio of cement and fiber (80:20) with a length of sago fiber 2 cm and meets the standards of JIS A 5417: 1992 with the of 23, with a physical property density value of 1.2198 gr / cm³, water content is 3.7401%, water absorption is 0.9944%, and thickness development is 0.9048%. The mechanical properties value of Modulus of Elasticity is 28439.1825 kg / cm² and Modulus of Rupture is 25.8554 kg / cm².Keyword:   Cement Comparison,  Fiber Length, Sago Fiber, Physical and Mechanical Propertie
PEMANFAATAN ROTAN DAN BAMBU OLEH MASYARAKAT DESA PARIT RAJA KECAMATAN SEJANGKUNG KABUPATEN SAMBAS Suryani, Cici; Zainal, Sofyan; Nurhaida, Nurhaida
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 7, No 4 (2019): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v7i4.37838

Abstract

Forests have the potential to meet a variety of human needs such as food, medicine, timber, and handicraft. Non-timber forest product used by the community of Parit Raja Village are rattan and bamboo. This research aim to inventory of the types of rattan and bamboo and to inventory the forms of utilization of rattan and bamboo processing in Parit Raja Village of  Sejangkung Sub-District of Sambas Regency. This study used a survey method with in-depth interviews with the community in Parit Raja Village. The results showed that there were 5 types of rattan and 3 types of bamboo that were utilized by people of Parit Raja Village, namely Seuti Rattan (Calamus ornatus), Marau Rattan (Korthalsia rigida), Sega Rattan (Calamus caesius), Babuai Rattan (Plectocomia elongate), Nanga Rattan (Korthalsia Junghuhnii) and Bambo, namely Abe Bamboo (Gigantochloa Balui), Kuayan Bamboo, Ater Bamboo (Gigantochloa atter). The forms of utilization of rattan by Parit Raja Village community are the furniture, living room decoration and wicker found in the Sejangkung Hamlet. The most common type of rattan used were Seuti (99.9%), while bamboo utilization ranged from furniture, wicker and cooking as found in Gambir Hamlet, Kawakan Hamlet, Sembuai Hamlet, and Rambayan Hamlet. The most commonly used bamboo species is Abe bamboo (93,3%). There are 22 handicraft product produced by the people of Parit Raja Village including sofa sets, baby swing baskets, room dividers, corner shelves, flower vases (cage model), and parcels. The forms of utilization of bamboo by the community of Parit Raja Village: there are 14 handicraft products including nyiru, capil/tanggoi, rice dishes, small rice basket, bakak ( large rice basket), and fruit basket. Keywords: Rattan, Bamboo, Parit Raja Village, Handicrafts.
STUDI PEMANFAATAN ROTAN SEBAGAI BAHAN KERAJINAN OLEH MASYARAKAT DI DESA SIBAU HULU KECAMATAN PUTUSSIBAU UTARA KABUPATEN KAPUAS HULU Ranglaut, Sebastianus Lio Rago; Hardiansyah, Gusti; Nurhaida, Nurhaida
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 9, No 3 (2021): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v9i3.50069

Abstract

Rattan is a forest product or non-timber plant that lives and grows in tropical forests and is very suitable to be planted in Indonesia. Rattan is not only used for its stems but also its roots, leaves and fruit for daily needs. This study aims to identify the types of rattan, analyze the parts of rattan and record the types of rattan utilization. The results of this study are expected to provide scientific data and information regarding the Study of Rattan Utilization for the Community in Sibau Hulu Village as well as preserving the knowledge of the local community and as a form of information on how to process rattan by the people of Sibau Hulu Village. This research was conducted in Sibau Hulu Village, North Putussibau District, Kapuas Hulu Regency. The time of study was carried out from April 6 to May 6, 2021. The method used in this study was the survey method. The data collection techniques used in the study were interviews, questionnaires, and the selection of respondents' samples was carried out by purposive sampling as many as 77 families from 330 families in Sibau Hulu Village. Based on the results of the study showed that there were 6 types of rattan used in Sibau Hulu Village. The stages of rattan processing are the traditional harvest stage, the cleaning stage, the drying stage, and the last stage is weaving. The results of data analysis showed that the parts of the rattan used were stems, fruits and reeds. There are 14 types of rattan utilization that are used as handicrafts. The resulting craft motifs have 5 motifs with 8 types of woven.Keywords: Crafts, community, rattan, utilizationAbstrakRotan merupakan salah satu tanaman hasil hutan atau bukan kayu yang hidup dan tumbuh di hutan tropis dan sangat cocok ditanam di Indonesia. Rotan tidak hanya dimanfaatkan batangnya tetapi juga akar, daun dan buahnya untuk kebutuhan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis rotan, menganalisis bagian-bagian rotan dan mencatat jenis-jenis pemanfaatan rotan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan data dan informasi ilmiah mengenai Kajian Pemanfaatan Rotan Bagi Masyarakat di Desa Sibau Hulu serta melestarikan pengetahuan masyarakat setempat dan sebagai bentuk informasi cara pengolahan rotan oleh masyarakat. Desa Sibau Hulu. Penelitian ini dilakukan di Desa Sibau Hulu, Kecamatan Putussibau Utara, Kabupaten Kapuas Hulu. Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 6 April sampai dengan 6 Mei 2021. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah wawancara, kuesioner dan pemilihan sampel responden dilakukan secara proposive sampling sebanyak 77 KK dari 330 KK di Desa Sibau Hulu. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 6 jenis rotan yang digunakan di Desa Sibau Hulu. Tahapan pengolahan rotan adalah tahap panen tradisional, tahap pembersihan, tahap pengeringan, dan tahap terakhir adalah menenun. Hasil analisis data menunjukkan bahwa bagian rotan yang digunakan adalah batang, buah dan alang-alang. Ada 14 jenis pemanfaatan rotan yang digunakan sebagai kerajinan tangan. Motif kerajinan yang dihasilkan memiliki 5 motif dengan 8 jenis anyaman.Kata kunci: Kerajinan, masyarakat, rotan, pemanfaatan
Co-Authors Abd. Rasyid Syamsuri Afifi, Muhammad Ridho Ainun Mardhiah, Ainun Ainun Mardiah Alam, Samsu ALDIANSYAH, TEUKU andi, adi Anwari, M Sofwan Apriani, Riny ARDIANSYAH ARDIANSYAH Aritonang, Devinna Riskiana Aulia, Astrina Azzahra, Mayochi Binawati Ginting Cut Aja Nuraskin Darwanti, Herlina Dewi, Shoufi Nisma Dina Setyawati Dirhamsyah, Muhammad Eka Safitri Elvi Susanti Lubis Farah Diba Febriani, Henny Fitri Kurnia Fitriani Fitriani Ginting, Bersiap Gitriadi, Heru Gusti Hardiansyah Gustina, Jessi Gustira, Ndari Habibi Habibi Hari Prayogo Hasan Ashari Oramahi Havija Sihotang Hutauruk, Puput Melati Indah Susanti Indrawasih, Indrawasih Isnaini, Nur Uli Laode Muhammad Harjoni Kilowasid Leli Suwita, SE, MM Lestari, Yayuk M. Dirhamsyah Maharani, Dhevia Marwanto Marwanto, Marwanto Matulessy, Esther Ria Mufizarni, Mufizarni Muflihati, . Munadian, Munadian Muslim, Fluorina Oyza Mutia, Hera Mutiar, Mutiar N. Nazaruddin Nanang Masruchin NAZARUDDIN, SALSABILLA LATANSA Nengcy, Silvia Nova Rita, Nova Nurhayati Nurhayati Oktavia, Elmi Oktaviani, Maria Gerlina Peterson, Peterson Prita Larasati, Prita Larasati Puguh Setiawan Purwano, Sigit Putri, Puji Pradya R, Siti Raftul Fedri Rahayu, Eka Sri Ranglaut, Sebastianus Lio Rago Reca Reca Refiadinata, Jeki Refialdinata, Jeki Rikandi, Meta Riko, Eryesiswanto Sabyan, Muhammad Salihin, Salihin Santoso, Ida Riyanti Saputra, Muhammad Romi Saputri, Melda SARAWA, SARAWA Siregar, Alfin Siregar, Liesma Maywarni Sitti Saleha, Sitti Sofyan Zainal Suhud, Khairi Suri, Mellan Suryani, Cici Susanti, Baiq Indah Syahfira A Syahna Syahna, Syahfira Ananda Teuku Salfiyadi Trisna Wati, Trisna Usmiar, Usmiar Wahdina, Wahdina Wahyuni, Dian Eka Mayasari Sri Widiyanti, Rina Widyanti, Rina Widyawati Widyawati Wirza Wirza, Wirza Yuliaty, Ihdina Yundelfa, Mandria Zulfahmi Zulfahmi