Pemerintah Indonesia beberapa tahun terakhir berupaya mengembangkan destinasi wisata sebagai wujud diversifikasi dengan menetapkan lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP). Likupang, sebagai kawasan ekowisata bahari dan menjadi wilayah paling muda yang ditetapkan sebagai DPSP, perlu adanya pembangunan infrastruktur, peningkatan aksesibilitas, pelatihan sumber daya manusia dan pengelolaan sumber daya alam yang memberikan manfaat bagi masyarakat, peluang ekonomi maupun pelestarian lingkungan dan budaya. Untuk itu, dibutuhkan pengelolaan secara multiaktor, multisektor, dan multistakeholder. Penelitian bertujuan mengetahui kondisi, keterlibatan stakeholder dan formulasi strategi dalam meningkatkan kontribusi pengembangan ekowisata Likupang. Analisis rantai nilai dilakukan melalui tiga tahapan yakni identifikasi proses industri, pemetaan pelaku serta analisis lingkungan usaha guna merumuskan strategi pengembangan ekowisata Likupang yang efektif. Hasil menunjukkan terdapat dua strategi utama yakni 1) optimalisasi infrastruktur dan penetapan KEK untuk meningkatkan aksesibilitas dan penyediaan paket wisata 2) kerjasama dan promosi digital melalui platform online guna peningkatan kunjungan wisata. Strategi yang telah dihasilkan dapat menjadi saran bagi pemerintah daerah dalam memfokuskan kebijakan yang selaras sesuai Rencana Induk Destinasi Pariwisata Nasional (RIDPN) Manado-Likupang 2023-2044 guna mendukung ekowisata Likupang sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP). In recent years, the Indonesian government has strived to develop tourist destinations as a form of diversification by establishing five Super Priority Tourism Destinations. Likupang, as a marine ecotourism area and the youngest region, needs to undertake infrastructure development, improve accessibility, provide human resource training, and manage natural resources in a way that benefits the community, creates economic opportunities, and preserves the environment and culture. Therefore, multi-actor, multi-sector, and multi-stakeholder management is required. This research aims to determine the conditions, stakeholder involvement, and strategy formulation to enhance the contribution of Likupang's ecotourism development. A value chain analysis was conducted through three stages: identifying industry processes, mapping actors, and analyzing the business environment to formulate effective Likupang ecotourism development strategies. The results indicate two main strategies: 1) optimizing infrastructure and establishing a special tourism economic zone to improve accessibility and provide tour packages, and 2) cooperation and digital promotion through online platforms to increase tourist visits. The strategies produced can serve as recommendations for the local government to focus on policies that align with the Manado-Likupang National Tourism Destination Master Plan 2023-2044, supporting Likupang ecotourism as a Super Priority Tourism Destination.