Claim Missing Document
Check
Articles

Mitos Bagi Wanita Hamil pada Masyarakat Suku Jawa di Desa Muara Aman Puji Umayah; Risma Margaretha Sinaga; Yustina Sri Ekwandari
PESAGI (Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah) Vol 7, No 2 (2019): PESAGI (Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah)
Publisher : FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.211 KB)

Abstract

The purpose of this study is to find out various myths about pregnant women who are still trusted by the Javanese people in Muara Aman Village and also their functions. This research uses interview data collection techniques, observation, and documentation, with the determination of informants using the snowball sampling technique. The results obtained in this study are that there are myths for pregnant women who are trusted by the Javanese people in Muara Aman Village, including myths in the form of (1) prohibitions on actions that should not be carried out during pregnancy; and (2) recommendations about actions that are a believed to have good effect if done. Based on the myths that characterize the life of a pregnant woman there are functions that are beneficial to the life of pregnant women such as (1) educating, (2) raising awareness, and (3) appreciating.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berbagai mitos bagi wanita hamil yang masih dipercaya oleh masyarakat Suku Jawa di Desa Muara Aman dan juga fungsinya. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data wawancara, observasi, dan dokumentasi, dengan penentuan informan menggunakan teknik snowball sampling. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah terdapat mitos bagi wanita hamil yang dipercaya oleh masyarakat Suku Jawa di Desa Muara Aman diantaranya mitos berupa (1) larangan tentang perbuatan yang tidak boleh dilakukan selama masa kehamilan; dan (2) anjuran tentang perbuatan yang dipercaya akan berdampak baik jika dilakukan. Berdasarkan mitos-mitos yang mewarnai kehidupan wanita hamil tersebut terdapat fungsi-fungsi yang bermanfaat bagi kehidupan wanita hamil seperti (1) mendidik, (2) menyadarkan, dan (3) menghargai.Kata kunci: fungsi, mitos jawa, wanita hamil
Pilihan Perkawinan : Adat Sebambangan pada Masyarakat Lampung Pepadun di Kampung Banjar Ratu Ratu Hardyanti Basri YE; Risma Margaretha Sinaga; Muhammad Basri
PESAGI (Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah) Vol 6, No 4 (2018): PESAGI (Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah)
Publisher : FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (134.493 KB)

Abstract

The purpose of this study was to find out the Marriage Options of Lampung Pepadun Community in Banjar Ratu Village, Way Pengubuan District, Central Lampung Regency. The method in this research is descriptive method with a qualitative approach. This research uses interview and observation data collection techniques. The results of the study showed that the Lampung Pepadun community in Banjar Ratu Village preferred to carry out Sebambangan to several factors, that is 1)the cost factor in Begawi's marriage is 5x greater than the cost of mining Sebambangan’s marriage which only costs a maximum of 30 million. 2) the time factor in the event in the Begawi’s marriage is longer than the mining marriage which only takes a maximum of 2 weeks.3) factors of social strata seens from work, education and the customary title of a family in a Begawi’s marriage are a factor leading to marriage different from Sebambangan’s marriage.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pilihan Perkawinan Masyarakat Lampung Pepadun di Kampung Banjar Ratu Kecamatan Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data wawancara dan observasi. Hasil penelitian bahwamasyarakat Lampung Pepadun di Kampung Banjar Ratu lebih memilih melaksanakan Sebambangan dikarenakan beberapa faktor, yaitu 1) faktor biaya dalam perkawinan Begawi lebih besar 5x lipat dibanding dengan biaya perkawinan Sebambangan yang hanya membutuhkan biaya paling banyak 30 juta.  2) faktor waktu dimana rangkaian acara dalam perkawinan Begawi lebih panjang dibanding dengan perkawinan Sebambangan yang hanya menghabiskan waktu paling lama 2 minggu. 3) faktor strata sosial dilihat dari pekerjaan, pendidikan, maupun gelar adat sebuah keluarga dalam perkawinan Begawi menjadi faktor untuk menuju perkawinan berbeda dengan perkawinan Sebambangan.Kata kunci: adat sebambangan, lampung pepadun, perkawinan
Ritual Memandian pada Upacara Perkawinan Ulun Lampung Saibatin Pekon Pasar Pulau Pisang Kecamatan Pulau Pisang Kabupaten Pesisir Barat Velina Agustina; Risma Margaretha Sinaga; Suparman Arif
PESAGI (Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah) Vol 7, No 4 (2019): PESAGI (Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah)
Publisher : FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.639 KB)

Abstract

This study aims to determine the meaning of bathing ritual symbols of the Lampung Saibatin marriage ceremony. The research method used is descriptive method with a qualitative approach. Data collection through interview, documentation and observation techniques. Based on the results of the study note that the symbol of bathing rituals addressed to Minak-muakhi in the form of song poems containing advice. There are also symbols aimed at kemantin-kebayan in the form of living equipment which is interpreted as: a) marriage only once in a lifetime, b) mutual respect for husband and wife, c) fulfillment of rights and obligations as husband and wife and d) sincere and patient facing household problems. The conclusion of this study is that bathing rituals still carries up to now are believed to be beneficial for domestic life and family relationships.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna simbol-simbol ritual memandian pada upacara perkawinan ulun Lampung Saibatin. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data melalui teknik wawancara, dokumentasi dan observasi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa simbol ritual memandian yang ditujukan kepada minak-muakhi berupa syair lagu berisi nasehat. Adapula simbol-simbol yang ditujukan kepada kemantin-kebayan berupa perlengkapan hidup yang dimaknai sebagai: a) perkawinan hanya sekali seumur hidup, b) saling menjaga kehormatan suami-istri, c) pemenuhan hak dan kewajiban sebagai suami-istri dan d) ikhlas dan sabar menghadapi masalah rumah tangga. Kesimpulan penelitian ini bahwa ritual memandian masih dilaksanakan sampai saat ini karena dipercaya mengandung kebaikan bagi kehidupan rumah tangga dan hubungan keluarga.Kata kunci: makna, ritual memandian, simbol-simbol
Persepsi Masyarakat Jawa terhadap Tradisi Brokohan di Desa Jepara Kabupaten Lampung Timur Retnia Yuni Safitri; Risma Margaretha Sinaga; Yustina Sri Ekwandari
PESAGI (Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah) Vol 6, No 1 (2018): PESAGI (Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah)
Publisher : FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.293 KB)

Abstract

The purpose of research to know Masyarakat Java perception of the tradition in the village of Jepara regency Brokohan Lampung T imur. The method used is qualitative descriptive method . The results of data analysis show the public perception of Brokohan Tradition include agree and disagree. People who agree to perceive that Brokohan Tradition must be complete because it is a tradition that is sacred. Groups that do not agree have perceptions of Brokohan Tradition only as a symbol that tends to simplify the implementation.Tujuan penelitian untuk mengetahui persepsi Masyarakat Jawa terhadap Tradisi Brokohan di Desa Jepara Kabupaten Lampung Timur. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil analisis data menunjukkan persepsi masyarakat terhadap Tradisi Brokohan meliputi setuju dan tidak setuju. Masyarakat yang setuju mempersepsikan bahwa Tradisi Brokohan harus lengkap karena merupakan tradisi yang sifatnya sakral. Kelompok yang tidak setuju memiliki persepsi Tradisi Brokohan hanya sebagai simbol sehingga cenderung melakukan penyederhanaan dalam pelaksanaan.Kata kunci: masyarakat jawa, persepsi, tradisi brokohan
Aktivitas Masyarakat di Sekitar Bangunan Tugu Payan Mas di Kotabumi Lampung Utara Sarah Dhiba; Risma Margaretha Sinaga; Suparman Arif
PESAGI (Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah) Vol 6, No 5 (2018): PESAGI (Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah)
Publisher : FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.449 KB)

Abstract

The purpose of this study is to examine the daily activities of the community around the Tugu Payan Mas building in Kotabumi District, North Lampung Regency. The method used is descriptive method with qualitative analysis techniques. The techniques of collecting the data are interviews, observations, and literature studies. Based on the results of the study, it was found that community activities around the Tugu Payan Mas building were seen from (1) choice of activities, which include leisure activities, utilizing Wi-Fi facilities, and trading activities; (2) activity time, which is carried out in the afternoon, evening, and night. It is concluded that Tugu Payan Mas building is used as a location with a choice of community activities and timing.Tujuan penelitian ini mengkaji tentang aktivitas masyarakat sehari-hari di sekitar bangunan Tugu Payan Mas Kecamatan Kotabumi Kabupaten Lampung Utara. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan teknik analisis kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan studi kepustakaan. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa aktivitas masyarakat di sekitar bangunan Tugu Payan Mas dilihat dari (1) pilihan aktivitas, yang meliputi aktivitas santai, memanfaatkan fasilitas Wi-Fi, dan aktivitas berdagang; (2) waktu aktivitas, yang dilakukan pada siang hari, sore hari, dan malam hari. Disimpulkan bahwa mayoritas masyarakat menggunakan sekitar bangunan Tugu Payan Mas sebagai lokasi beraktivitas dengan adanya pilihan aktivitas masyarakat dan pemilihan waktu.                                 Kata kunci: aktivitas, bangunan, masyarakat
DAMPAK PERANG VIETNAM TERHADAP PERKEMBANGAN KOMUNISME DI INDONESIA 1957-1966 Farlian Oktora Pramudia; Risma Margaretha Sinaga; Henry Susanto
PESAGI (Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah) Vol 7, No 2 (2019): PESAGI (Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah)
Publisher : FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.668 KB)

Abstract

The research aim to study about the Vietnam War impacted on development communism party in Indonesia during 1957-1966. The method in this research is historical research methods. Data analysis used is qualitative. Library techniques and documentation are used to obtain data. The study results showed that Vietnam war had an impact on the development of the PKI in Indonesia on 1957-1966. It can be seen in the: a) delivery of delegation from PKI to Nort Vietnam on 1964, b) the PKI existed within Indonesian government organizations on 1960, c) there are tunnel-style artifact by the Vietcong (Chu-Chu) in the coup of the PKI on September 30, 1965 in Central Java, d) Vietnam became a hiding place by the leadership of the PKI after a failed uprising in Madiun 1948, and e) the prize awarded to Ho Chi Minh in Indonesia on 1959. The research concluded of The Vietnam War impact on PKI  development trought propaganda and member regeneration.Tujuan dari penelitian ini untuk mengkaji tentang dampak Perang Vietnam terhadap perkembangan Komunisme di Indonesia 1957-1966. Metode yang digunakan adalah metode penelitian historis dengan teknik analisis data kualitatif. Data dikumpulkan melalui teknik kepustakaan dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan Perang Vietnam telah berdampak terhadap perkembangan PKI di Indonesia 1957-1966. Hal itu dapat dilihat dari: a) munculnya konspirasi pengiriman delegasi PKI Indonesia ke Vietnam tahun 1964, b) timbulnya eksistensi PKI dalam parlemen Indonesia tahun 1960, c) ditemukannya terowongan ala Vietcong (Chu-Chu) paska kudeta PKI 30 September 1965 di Jawa Tengah, d) ditemukannya buktipelarian anggotaPKI paska pemberontakan Madiun 1948 ke Vietnam Utara, dan e) adanya penganugrahan gelar kehormatan kepada Ho Chi Minh di Indonesia tahun 1959. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukan bahwa Perang Vietnam telah berdampak pada perkembangan PKI melalui upaya propaganda dan kaderisasi anggota.Kata kunci: dampak, indonesia, komunis, vietnam
PEWARISAN HARTA KEKAYAAN BAGI ANAK PEREMPUAN SENTANA RAJEG DALAM HUKUM WARIS ADAT BALI DI DESA BONYOH KABUPATEN BANGLI Ni Putu Assriangga Dewi; Risma Margaretha Sinaga; Syaiful Syaiful
PESAGI (Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah) Vol 7, No 7 (2019): PESAGI (Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah)
Publisher : FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.706 KB)

Abstract

The purpose of this research is to know the rights received by girls who are status as Sentana Rajeg in inheritance of property. The method used is a descriptive method with a qualitative approach. The study uses interviews, literature and documentation data collection techniques. The data analysis technique used is a qualitative data analysis technique. The daughter who is the status of Sentana Rajeg has the right to the inheritance in the form of the sanggah/merajan and the innate property of the material giving from the parent based on the ability of the economy as a bekel for his married children. Usually the gift is gold.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hak yang diterima oleh anak perempuan yang berstatus sebagai sentana rajeg dalam pewarisan harta kekayaan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data wawancara, kepustakaan dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif. Anak perempuan yang berstatus menjadi sentana rajeg memiliki hak atas harta pusaka yang berupa sanggah/merajan dan harta bawaan berupa pemberian materiil dari orang tua yang didasari atas kemampuan ekonomi sebagai bekel untuk anak-anaknya yang telah menikah. Biasanya pemberian ini berupa emas.Kata kunci: nyentana, pewarisan,sentana rajeg
Peran Albertus Hermelink Gentiaras SCJ dalam Pengembangan Agama Katolik di Lampung R. Adinda Kesumajati; Risma Margaretha Sinaga; Yustina Sri Ekwandari
PESAGI (Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah) Vol 5, No 6 (2017): PESAGI (Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah)
Publisher : FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (162.519 KB)

Abstract

The purpose of this research was to find out the normative role of Albertus Hermelink Gentiaras SCJ in the development of Catholic Religion in Lampung during the period of 1932-1978. The research used historical research method. The data collection technique was done through literature study, interviews and documentation. The data collected were processed using historical data analysis. The result showed that Albertus Hermelink Gentiaras SCJ had successfully influenced the development of Catholic religion in Lampung, included: increasing the number of Catholic followers, improving the followers faith, initiating public services in fields like education, health, and social economy.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran normatif Albertus Hermelink Gentiaras SCJ dalam pengembangan Agama Katolik di Lampung tahun 1932-1978.Metode yang digunakan adalah metode penelitian historis.Pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka, wawancara dan dokumentasi.Data yang telah terkumpul selanjutnya diolah menggunakan teknik analisis data historis.Hasil analisis data menunjukkan bahwa dilihat dari peran normatifnya, secara totalitas Albertus Hermelink Gentiaras SCJ telah mampu memberikan pengaruh dalam mengembangkan Agama Katolik di Lampung antara lain meningkatkan jumlah umat, kualitas iman umat dan pelayanan kasih dalam bidang pendidikan, kesehatan dan sosial ekonomi.Kata kunci : albertus hermelink gentiaras, pengembangan agama katolik, peran
Bekerja di Luar Negeri: Persiapan Calon Tenaga Kerja Indonesia di Pekon Pujodadi Desi Murniati; Risma Margaretha Sinaga; Henry Susanto
PESAGI (Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah) Vol 7, No 4 (2019): PESAGI (Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah)
Publisher : FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.749 KB)

Abstract

This research aims to study preparation of Indonesian migrant worker candidates in Pujodadi Village. The method used in this research is the descriptive method with a qualitative approach, which is supported by data collection techniques of interviewing documentation and literature. The result showed that the Indonesian migrant worker candidates is preparing mental health, physical health, languages, skills, documents and information about the destination country of work. Besides, the personal preparation is also needed. This is done by asking some information related to the job and the country destination from relation who have work aboard.Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji persiapan yang dilakukan calon tenaga kerja Indonesia di Pekon Pujodadi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yang didukung dengan teknik pengumpulan data wawancara, dokumentasi dan kepustakaan. Hasil penelitian ini adalah sebelum bekerja di luar negeri calon tenaga kerja Indonesia melakukan persiapan yang terdiri dari persiapan mental, fisik, bahasa, keterampilan, dokumen dan pengetahuan negara tujuan bekerja. Selain itu, ada juga bersiapan yang bersifat personal yaitu menggali informasi terkait pekerjaan dan negara tujuan  dari kerabat yang pernah bekerja di luar negeri.Kata kunci: bekerja, luar negeri, tenaga kerja indonesia
Tradisi Rimpal di Kalangan Generasi Muda Suku Batak Karo di Kecamatan Tanjung Senang Kota Bandar Lampung Rinaldo Jupen Pinem; Risma Margaretha Sinaga; Yustina Sri Ekwandari
PESAGI (Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah) Vol 7, No 3 (2019): PESAGI (Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah)
Publisher : FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (110.672 KB)

Abstract

The purpose of this study was to find out the views of the young generation about the Rimpal Tradition of the Karo Community which is increasingly ignored by the young generation in Tanjung Senang District, Bandarlampung City. The method of the current study is the descriptive method with a qualitative approach. This research used interview, observation, documentation and literature data collection techniques. The results showed that Rimpal tradition in some of the young generation is considered unnecessary because (1) Rimpal tradition does not expand relatives and is limited to the development in the family, (2) it has a systematic customary procedure and (3) it doesn’t  have a rimpal. The young generation considers the Rimpal Tradition necessary because the only child,  inheritance and a  mate is prepared by their parents. This indicates that the preservation of the Rimpal tradition is threatened, if there is a tendency for the young generation to marry a partner who is not his “Rimpal”.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pandangan generasi muda tentang Tradisi Rimpal Masyarakat Karo yang semakin diabaikan oleh generasi muda di Kecamatan Tanjung Senang, Kota Bandarlampung. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan wawancara, observasi, dokumentasi dan kepustakaan. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa Tradisi Rimpal di sebagian kalangan generasi muda dianggap tidak perlu, karena (1) tidak memperluas sanak saudara dan terbatas perkembangan pada keluarga, (2) memiliki tata cara adat yang sistematis dan (3) tidak memiliki Rimpal. Generasi muda menganggap Tradisi Rimpal perlu, karena (1) anak tunggal, (2) warisan dan (3) disiapkan jodoh oleh orang tuanya.  Kesimpulan dari penelitian ini yaitu kelestarian tradisi Rimpal terancam karena  ada kecenderungan generasi muda untuk menikah dengan  pasangan yang bukan Rimpalnya.Kata kunci: batak karo, generasi muda, tradisi rimpal
Co-Authors Ade Nur Sevita Adha, Mona Adi Setiawan Ag. Bambang Setiyadi Agustina, Velina Albet Maydiantoro Angel, Wayan Winda Aprilia Triaristin Aprilia Triaristina aransyah, Ade Arrasyid, Abi Krisna Basri YE, Ratu Hardyanti Bobi Hidayat, Bobi Brajannoto, Detoprani Budi Cahyono Bujang Rahman Cahyani, Arini Gita Chandra, I Wayan Cheri Saputra Darsono Darsono Defti Arlen Delviana, Mira Desi Murniati Devi Yuliana Dewi Sri Leni Indah Dewi, Ni Putu Assriangga Dhiba, Sarah Dian Mayasari DWI YULIANTI Een Yayah Haenilah Ema Agustina Endri Yunita Farida Ariyani Farlian Oktora Pramudia Fitri, Dina Martha Hasan Hariri Henry Susanto Henry Susanto Herpratiwi Herpratiw Hestiningtyas, Widya I Wayan Chandra Ika Leli Erawati Ika Surya Widya Astuti Ika Surya Widya Astuti, Ika Surya Intan Hamzah Irawan Suntoro Istiawati, Novia Fitri Istiawati, Novia Fitria Jamhari Jamhari Jefri Nanda Kesumajati, R. Adinda Koko Wicaksono Kurniawan, Hanif Latifa, Yuni Lutfiani Lusi Elisa M. Ridho Kholid, M. Ridho Maftuchin Maftuchin Maftuchin, Maftuchin Marzius Insani Marzius Insani, Marzius Maskun Maskun Maskun Mudinillah, Adam Muhammad Basri Muhammad Basri Muhammad Mona Adha Murniati, Desi Mustofa Abi Hamid MYRISTICA IMANITA Ni Putu Assriangga Dewi Nur Indah Lestari Nurlaksana Eko Rusminto Nuryamin Nuryamin, Nuryamin Pargito Pargito Pinem, Rinaldo Jupen Pramudia, Farlian Oktora Priamantono, Regiano Setyo Puji Umayah Pujiati Pujiati R. Adinda Kesumajati Raden Gunawan Sudarmanto Ramadanti, Anatasia Ratu Hardyanti Basri YE Regiano Setyo Priamantono Retnia Yuni Safitri Ridwan Leo Putra Rinaldo Jupen Pinem Riswanti Rini Royani, Reni Safitri, Retnia Yuni Sahrozy Putra Rhomadona Sarah Dhiba Septa Dewi Siti Halimah Siti Halimah Sowiyah Sowiyah Sri Lisdayeni Sudiasih, Yuni Sudjarwo Sudjarwo Sudjarwo Sudjarwo Sugeng Widodo Sumargono Suparman Arif Syaiful . Syaiful M Tata Veronika Tiyas Abror Huda, Tiyas Abror Triaristina, Aprilia Trisnaningsih Trisnaningsih Umayah, Puji Undang Rosidin Valensy Rachmedita Velina Agustina Wakidi Wakidi Wakidi Wakidi Wayan Winda Angel Wicaksono, Koko Wina Astuti Yessi Parisca Yuni Lutfiani Latifa Yustina Sri Ekwandari