p-Index From 2020 - 2025
7.026
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Linguistika ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Linguistica Jurnal Sains Materi Indonesia Jurnal Akuntansi Muhammadiyah BAHAS JURNAL TEKNIK SIPIL Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Teknik dan Sains Hukum Islam Jurnal Ilmiah Mahasiswa Veteriner Asy-Syir'ah: Jurnal Ilmu Syari'ah dan Hukum AGROLAND: The Agricultural Sciences Journal Jurnal Pendidikan Islam Indonesian Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi qolamuna : Jurnal studi islam SAR (Soedirman Accounting Review): Journal of Accounting and Business Farmasains : Jurnal Ilmiah Ilmu Kefarmasian Al-Mashlahah: Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial JURNAL SERAMBI ILMU Journal of English for Academic and Specific Purposes (JEASP) TAZKIR: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Sosial dan Keislaman Benchmarking: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam At-Tafkir BJRA (Bongaya Journal of Research in Accounting) Literasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah JURNAL GLOBAL EDUKASI Edumaspul: Jurnal Pendidikan Jurnal Agritechno Jurnal Hukum Ekonomi Syariah The Indonesian Journal of Accounting Research Jurnal Perikanan Pantura Asian Journal of Science Education Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Budapest International Research and Critics Institute-Journal (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences English Education: English Journal for Teaching and Learning Istidlal: Jurnal Ekonomi dan Hukum Islam Jutsi: Jurnal Teknologi dan Sistem Informasi Meukuta Alam : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Al-Khidmah: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat JURNAL PENDIDIKAN IPS Proceedings of International Conference on Multidiciplinary Research Jurnal Ekonomi dan Bisnis GROWTH (JEBG) TAMWIL: Jurnal Ekonomi Islam Jurnal Integrasi Ilmu Syariah (Jisrah) Jurnal Prointegrita Turatsuna : Jurnal Keislaman dan Pendidikan SI-MEN (AKUNTANSI & MANAJEMEN) STIES Sultra Journal of Economic and Business Jurnal Ekonomi Syariah dan Hukum Islam Jurnal Pendidikan Islam Indonesia SEUNEUBOK LADA: Jurnal ilmu-ilmu Sejarah, Sosial, Budaya dan Kependidikan Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia The International Journal of Tropical Veterinary and Biomedical Research Medical and Health Journal Jurnal Ilmiah Mahasiswa Arsitektur dan Perencanaan Al Ushuliy Morfologi : Jurnal Ilmu Pendidikan, Bahasa, Sastra dan Budaya JALC : Journal of Applied Linguistics and Studies of Cultural Jurnal Medika Veterinaria SEMINAR NASIONAL SOSIAL, SAINS, PENDIDIKAN, HUMANIORA
Claim Missing Document
Check
Articles

Pengaruh Pemberian Berbagai Kombinasi Pakan Alami pada Induk Udang Windu (Penaeus monodon Fab.) Terhadap Potensi Reproduksi dan Kualitas Larva Haryati Haryati; Zainuddin Zainuddin; Muchlis Syam
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 15, No 3 (2010): Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (166.738 KB) | DOI: 10.14710/ik.ijms.15.3.163-169

Abstract

Percobaan dilakukan untuk mendeterminasi pengaruh berbagai kombinasi pakan alami terhadap penampilan reproduksi induk udang windu (Penaeus monodon Fab.) local (dari perairan Siwa) dan membandingkan potensi reproduksi induk udang windu local dengan yang berasal dari Aceh.  Pakan percobaan terdiri dari 50% cumi-cumi dan 50% cacing laut (D1), 30% cumi-cumi, 30% cacing laut dan 40% kerang (D2) , 30% cumi-cumi, 30% cacing laut dan 40% rajungan (D3) serta kombinasi antara cumi-cumi, cacing laut, kerang dan rajungan masing-masing 25% (D4). Potensi reproduksi dievaluasi berdasarkan fekunditas dan daya tetas telur, sedangkan kualitas larva dievaluasi berdasarkan tingkat kelangsungan hidup dan pertumbuhan dari stadia nauplii-1 ke stadia zoea-1. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa  fekunditas, daya tetas dan pertumbuhan larva yang berasal dari induk yang diberi pakan kombinasi antara cumi-cumi (50%) dan cacing laut (50%) adalah yang paling tinggi, diikuti oleh cumi-cumi (30%), cacing laut (30%) dan kerang (40%).  Tingkat kelangsungan hidup larva tidak dipengaruhi oleh pakan yang pakan percobaan.  Potensi reproduksi dan kualitas larva induk udang windu local dan yang berasal dari Aceh yang diberi pakan yang sama yaitu 50% cumi-cumi dan 50% cacing laut nampak identik.Kata kunci: Induk udang windu, kombinasi pakan, penampilan reproduksi. Experiments were conducted to determined the effect of various natural diet combination on reproductive performance of local prawn (Penaeus monodon Fab.) broodstock (from Siwa waters) and  to comparing  the potential reproduction of local and Aceh prawn broodstock.  Experimental diet  consisted of 50% squid and 50% sea worm (D1), 30% squid, 30% sea worm and 40% mussels (D2), 30% squid, 30% sea worm and 40% swimming crab (D3), and combination between squid,  sea worm, mussels and swimming crab 25% for each other  (D4). The potential reproduction  were evaluated based on the fecundity and  hatchability,  and larval quality were evaluated based on survival rate and growth from nauplii-1 to zoea-1.  The research indicated that fecundity, hatchability and growth of larvae from broodstock fed combination between squid (50%) and sea worm (50%) diet was higher and following by broodstock fed combination between  squid (30%), sea worm. (30%) and mussels (40%).   Survival rate of larvae not affected by the test diets.  Identical  reproduction potential and larvae quality of local and Aceh prawn broodstock with the same food combination (50%) squid and sea worm  (50%) was showed. Key words: Black tiger broodstock,diet combination, reproductive performance.
MORFOLOGI GENERATIF: SUATU TINJAUAN TEORETIS Zainuddin Zainuddin
BAHAS No 84 TH 38 (2012): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v0i84 TH 38.3091

Abstract

ABSTRAK Tulisan ini berkenaan dengan ihwal teoretis morfologi generatif dalam proses pembentukan kata dan pendekatanya dalam proses morfofonemik bahasa Gayo (BG). Teori Morfologi Generatif model Halle (1973), menyatakan  satuan-satuan dasar leksikon adalah ”morfem” dan menurut leksikalis Aronoff berpendapat bahwa ”kata” adalah dasar semua derivasi. Menurut Halle dalam analisis proses morfofonemik terdiri dari empat subkomponen yang saling terpisah: 1) Daftar Morfem, 2) Kaidah Pembentukan Kata, 3) Saringan, 4) Kamus. Dalam DM semua morfem diidentifikasikan ke dalam kategori-kategori tertentu, yakni dua kategori utama atau kelas utama: 1) Kata pangkal (Kp) dan Afiks, dan 2) Kata pangkal bebas atau kata pangkal terikat. Seperti nomina pangkal, verba pangkal dan adjektiva pangkal. Dalam komponen kedua kaidah pembentukan kata (KPK) bagaimana morfem-morfem di susun dalam gugus tertentu untuk membentuk kata-kata baru dalam hal ini proses morfofonemik untuk menghasilkan kata yang berterima dan yang tidak berterima. Dalam komponen filter menanggani proses pembentukan kata secara fonologis, morfologis dan sintaksis dan penurunan kata dari bentuk struktur asal menjadi struktur lahir dalam proses morfofonemik. Pada komponen kamus merupakan komponen terakhir model morfologi generatif untuk menghimpun kata-kata yang telah melalui filter. Pendekatan analisis teori morfologi generatif dalam proses morfofonemik BG menunjukkan bahwa terdapat rumusan struktur asal (SA) dan struktur lahir (SL) dalalm proses morfofonemik dan kaidah morfofonologis yaitu : (a) kaidah pelesapan fonem nasal  Velar /n/ dengan ciri-ciri [+nasal,-anterior,-koronal,+bersuara]. (b) kaidah asimilasi fonem nasal Velar /ŋ/ dan pelesapan konsonan hambat velar /k/ dengan ciri-ciri [+nasal,-anterior, dan –koronal].   Kata Kunci : Morfologi Generatif, Teoretis.
ANALISIS IDEOLOGI DALAM TEKS UPACARA MELENGKAN BUDAYA ETNIK GAYO DALAM PERSPEKTIF SEMIOTIKA SOSIAL ZAINUDDIN ZAINUDDIN
BAHAS No 85 TH 39 (2013): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v0i85 TH 39.2423

Abstract

Tulisan ini menyajikan analisis ideologi dalam teks upacara melengkan budaya etnik Gayo. Ranah budaya etnik merupakan semiotik sosial dan pemakaian bahasa atau teks terstruktur digunakan penutur asli (native speaker) bahasa Gayo dalam konteks sosial. Kajian ini bertujuan untuk menganalisis makna ideologi dalam representasi teks upacara melengkan adat perkawinan masyarakat Gayo dalam perspektif semiotik sosial. Analisis teks berdasarkan makna antarpesona dalam teori linguistik fungsional sistemik (LFS). Interaksi komunikasi sosial  direalisasikan oleh tatabahasa (lexicogrammar) dengan bentuk modus deklaratif, interogatif, dan imperatif, disamping penggunaan metafora. Dalam Interaksi komunikasi penutur  BG (pemelengkan) dalam teks upacara melengkan cenderung menekankan makna antarpesona, dapat diinterpretasikan sebagai timbang rasa, untuk membanggun pengertian terhadap mitra interaksi (pelibat) dengan tujuan agar interaksi komunikasi berlangsung baik. Analisis teks dalam konteks secara semiotik dikodekan dengan makna ideologi yang mengacu pada tiga dimensi konstruksi sosial yaitu: (1) Teologis, (2) Demokrasi, dan (3) Sosial. Dalam interaksi multietnis semiotik sosial upacara melengkan adat perkawinan masyarakat Gayo perlu dilestarikan sebagai identitas bangsa dan budaya dan menjadikannya sebagai sarana komunikasi sosial untuk mempertahankan integritas bangsa Indonesia. Kata Kunci : Ideologi, Teks Upacara Melengkan, Etnis Gayo. Semiotik Sosial.
ANALISIS WACANA KONTEKS DAN TEKS SARAKOPAT ETNIS GAYO Zainuddin Zainuddin
BAHAS Vol 32, No 3 (2021): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v32i3.30348

Abstract

Abstract  Tulisan ini membahas tentang unsur budaya sarakopat pada masyarakat Gayo. Dengan kata lain artikel ini menyajikan isensi adat budaya sarakopat pada etnis Gayo. Dimana sarakopat adalah kekuasaan yang empat, terdiri dari empat pilar kekuasaan raja, petue, imam, dan rakyat (Melalatoa dkk, 1985).  Etnis dalam kajian ini mengacu pada dua konteks sajian yakni 1. konteks situasi (register), dan 2. Konteks budaya (genre). Register yang merupakan konteks situasi, terdiri dari apa yang dibicarakan (field), siapa yang ambil bagian dalam pembicaraan (tenor) dan bagaimana peranan bahasa dipaka dalam pembicaraan itu (mode). Genre sebagai konteks budaya, adalah proses sosial yang bertahap dan berorientasi pada tujuan. Dalam setiap pembicaraan/tulisan ada satu tujuan yang mau dicapai/disampaikan. Tujuan itulah genre, yang terikat pada aturan-aturan budaya sesuatu bangsa. (Saragih, 1988: 59). Analisis wacana merupakan usaha memahami makna tuturan dalam konteks, teks, dan situasi (Firth, 1957 16). Teori analisis wacana yang digunakan dalam tulisan ini adalah (Haliday: 1997) yakni Halidayan register analysis of field, tenor and mode.Kata Kunci: Wacana, konteks, teksSarakopat
PENDEKATAN SINTAGMATIK PARADIGMA DALAM KAJIAN BAHASA Zainuddin Zainuddin
BAHAS Vol 31, No 3 (2020): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v31i3.20196

Abstract

Abstract This study discusses the syntagmatic and paradigmatic phenomena in language studies. In other words, this study is a syntagmatic and paradigmatic relation in language studies. The syntagmatic and paradigmatic relations are based on 2 (two) aspects of language phenomena, namely 1. Intralinguistic aspects and 2. Extralinguistic aspects. In the intralinguistic aspects of syntagmatic and paradigmatic relations, language units are analyzed at the phonological, morphological, and syntactic levels. Whereas in extralinguistic analysis the syntagmatic and paradigmatic meanings of phonological internal units of the word (phoneme) and segmentation of morphological units in morphological processes (morpheme and afix) in syntactic units. In other words, syntagmatic and paradigmatic ideas (notion) linked to lingual elements or units of language can be distinguished that in a syntagmatic and paradigmatic process where syntagmatic relations are horizontal (semantic) meanings. Whereas the paradigmatic relation is a form relation or vertical relation. With the understanding that the syntagmatic relationship is the representation relationship (horizontal) and the inabsentia relationship is the vertical relationship. Keywords: syntagmatic, paradigmatic, language. Abstrak Kajian ini membahas tentang fenomena sintagmatik dan paradigmatic dalam kajian bahasa. Dengan kata lain kajian ini merupakan relasi sintagmatik dan paradigmatik dalam kajian bahasa. Relasi sintagmatik dan paradigmatik berdasarkan pada 2 (dua) aspek fenomena bahasa yaitu 1. Aspek intralinguistik dan 2. Aspek ekstralinguistik. Pada aspek intralinguistik relasi sintagmatik dan paradigmatik dianalisis satuan-satuan bahasa pada tataran fonologi, morfologi, dan sintaksis. Sedangkan pada ekstralinguistik dianalisis makna sintagmatik dan paradigmatik pada satuan-satuan internal kata secara fonologis (fonem) dan segmentasi atas satuan morfologis dalam proses morfologis (morfem dan afix) dalam satuan sintaksis. Dengan kata lain, gagasan (notion) sintagmatik dan paradigmatik yang ditautkan dengan unsur-unsur atau satuan lingual kebahasaan dapat dibedakan bahwa  dalam proses sintagmatik dan paradigmatik dimana relasi sintagmatik adalah relasi makna (semantik) secara horizontal. Sedangkan relasi paradigmatik adalah relasi bentuk atau relasi vertikal. Dengan pengertian bahwa hubungan sintagmatik adalah hubungan inpresentia (horizontal) dan hubungan inabsentia yaitu hubungan vertikal.Kata kunci: sintagmatik, paradigmatik, bahasa.
SEMIOTIK DALAM TATARAN SEMANTIK (SEMIOTICS INTERPRETING MEANING) Zainuddin Zainuddin
BAHAS Vol 32, No 1 (2021): BAHAS
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v32i1.25680

Abstract

 This article deals with semiotics and semantics. In other words, this article discussing about semiotics Interpreting meaning. Semiotics as the linguistic sain concerning the two important aspects which cannot be seperated, namely the signfied and signifier, since each have different meaning to be considered. De Saussure called the concept “signfie’,” (meaning) “signifiant”, or “signifier” (form). These two sides are so intimately related that they can be compared to a piece of paper. Since it is impossible to cut one sides of the paper without cutting the other. This concept can be interpreted that meaning (signified) is realized  in form (signifier) as semiotics of language expression. It means that semiotics of language consis of 3 components namely, meaning, form and expression. Where is meaning as semiotic sign and form as lexicogrammar, an expression refers to phonology, graphology, of sign. Keywords : Semiotics, Meaning 
KONSEP PROYEKSI DALAM PERSPEKTIF LINGUISTIK SISTEMIK FUNGSIONAL (LSF) Zainuddin Zainuddin
BAHAS Vol 26, No 2 (2015): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v26i2.5555

Abstract

Konsep proyeksi dalam tulisan ini membicarakan aksi sebagai suatu aspek khusus dalam sustu teks yang direalisasikan dalam suatu peristiwa (fakta). Pembahasan didasarkan pada teori linguistic sistemik fungsional oleh Halliday (1994). Proyeksi terdiri dari dua jenis secara semogenesis yaitu proyeksi sintaksis (lexicogrammar) dan proyeksi semantik. Proyeksi sintaksis merupakan pemaparan kembali perkataan (wordings) ke dalam sistem linguistik. Dengan kata lain, merepresentasikan kembali pengalaman linguistic ke dalam linguistik yang lain. Kemudian pengalaman linguistik itu dapat diproyeksikan yakni orang lain mengatakannya kembali. Proyeksi semantik merupakan pemaparan arti secara kontekstual dalam pengalaman linguistik. Dalam proyeksi semantik hal ini merupakan proses pemroyeksi dalam proses mental seperti proses berpikir secara verbal. Dengan kata lain proyeksi semantik secara spesifik lebih menekankan kepada proses kepercayaan diri yang merupakan proses mental kognisi hal ini berarti bahwa bahasa digunakan sebagai alat berpikir dan tidak ada perkataan yang diproyeksikan. Dari dua jenis proyeksi seperti diuraikan di atas diturunkan dua jenis proses pemroyeksi yaitu proyeksi kutipan lokusi (verbal) dan laporan ide (mental).   Kata Kunci: Proyeksi, dalam linguistik sistemik fungsional
ANALISIS MULTIMODAL DALAM TEKS IKLAN DALAM PERSPEKTIF SEMIOTIK Zainuddin Zainuddin
BAHAS Vol 28, No 1 (2017): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v28i1.10134

Abstract

The study describes an analysis of multimodal in terms of semiotics in the text of advertisement. It is to find out the meanings of verbal and visual components in the text of advertisement. In other words, the analysis deals with two different aspects namely  verbal and visual meanings. The source of the data advertisement text  taken from brochure Honda BR-V dalam bentuk gambar visual. The analysis of multimodal in the text of advertisement applied the theory of Halliday (1994) and Cheong (2004). The findings indicating that verbal component consists of some components namely announcement: primary, secondary; enhancer; emblem; tag and call-and-visit information. And visual components comprising of some components they are Lead: Locus of Attention (LoA), Complement to the Locus of Attention (Comp. LoA), Display: Explicit, Implicit, Congruent, Incongruent (metaphorical), and Emblem.
FONOTAKTIK DAN TEKANAN DALAM BAHASA GAYO LUT Zainuddin Zainuddin
BAHAS No 82 TH 38 (2011): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v0i82 TH 38.2542

Abstract

Fonotaktik dan tekanan dalam bahasa Gayo Lut direalisasikan berdasarkan teori Fonologi Autosegmen yang terdiri dari konsep suku kata atau dikenal dengan organisasi suku kata ( σ ) dalam bentuk Onesert (K), Nukleus (V) dan Koda (K). Penutur Bahasa Gayo Lut cenderung memiliki ciri fonotaktik kata dan suku kata  (SK)→ Nu (KO) → O1, O2, O3, O4, O5, dan O6 yang sangat bervariasi, seperti K→(Pb, td, kg, cj, sh, Ir, mn,   ŋ, wj) dan V → /i, e, ə,   , o, u ) dan Koda → (Pb, td, k, sh, mn, ŋ, Ir, dan w).Adapun jenis tekanan cenderung bervariasi yaitu terdapat 6 jenis tekanan (1) tekanan kata eka suku, (2) tekanan kata dwisuku, (3) tekakan kata trisuku, (4) tekanan bunyi suku kata pra akhir, (5) tekanan bunyi suku kata akhir, dan (6) tekanan kata lebih dari tiga suku kata. Kata Kunci : Fonotaktik, Tekanan, Bahasa Gayo Lut
Peer Reviewer : MORFOLOGI GENERATIF: SUATU TINJAUAN TEORETIS Zainuddin Zainuddin
BAHAS No 84 TH 38 (2012): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v0i84 TH 38.3092

Abstract

ABSTRAK Tulisan ini berkenaan dengan ihwal teoretis morfologi generatif dalam proses pembentukan kata dan pendekatanya dalam proses morfofonemik bahasa Gayo (BG). Teori Morfologi Generatif model Halle (1973), menyatakan  satuan-satuan dasar leksikon adalah ”morfem” dan menurut leksikalis Aronoff berpendapat bahwa ”kata” adalah dasar semua derivasi. Menurut Halle dalam analisis proses morfofonemik terdiri dari empat subkomponen yang saling terpisah: 1) Daftar Morfem, 2) Kaidah Pembentukan Kata, 3) Saringan, 4) Kamus. Dalam DM semua morfem diidentifikasikan ke dalam kategori-kategori tertentu, yakni dua kategori utama atau kelas utama: 1) Kata pangkal (Kp) dan Afiks, dan 2) Kata pangkal bebas atau kata pangkal terikat. Seperti nomina pangkal, verba pangkal dan adjektiva pangkal. Dalam komponen kedua kaidah pembentukan kata (KPK) bagaimana morfem-morfem di susun dalam gugus tertentu untuk membentuk kata-kata baru dalam hal ini proses morfofonemik untuk menghasilkan kata yang berterima dan yang tidak berterima. Dalam komponen filter menanggani proses pembentukan kata secara fonologis, morfologis dan sintaksis dan penurunan kata dari bentuk struktur asal menjadi struktur lahir dalam proses morfofonemik. Pada komponen kamus merupakan komponen terakhir model morfologi generatif untuk menghimpun kata-kata yang telah melalui filter. Pendekatan analisis teori morfologi generatif dalam proses morfofonemik BG menunjukkan bahwa terdapat rumusan struktur asal (SA) dan struktur lahir (SL) dalalm proses morfofonemik dan kaidah morfofonologis yaitu : (a) kaidah pelesapan fonem nasal  Velar /n/ dengan ciri-ciri [+nasal,-anterior,-koronal,+bersuara]. (b) kaidah asimilasi fonem nasal Velar /ŋ/ dan pelesapan konsonan hambat velar /k/ dengan ciri-ciri [+nasal,-anterior, dan –koronal].   Kata Kunci : Morfologi Generatif, Teoretis.
Co-Authors A Halim Abdul Harris Abdul Salam M Abdul Waris Ade Irma Marpaung Adi Firmansyah Afrizul Afrizul Akmaluddin Akmaluddin Ali Armadi Amiruddin . Amiruddin Amiruddin Anggini Mutia Suwa Anik Sudarismiati Anton Sinaga Anugrah Septian Arfi Nurul Hidayah Arman Sayuti Arsalan Akram Adista Asri Djauhar Azhar Azhar Bagindar Sianipar Benjamin Situmorang BENYAMIN SITUMORANG Burhanuddin AG Burhanuddin AG Busmin Gurning Cut Dahlia Iskandar Cut Elidar Cut Nila Thasmi Cut Rusmina Cut Tasya Irayana Darmawati Darmawati Dasrul Dasrul Desi Andriani Dewi Dewantara Dian Masyitha dian masyithah Dian Sartika Simanjuntak Didik Hermanto Dwi Noviani Edy Ervianto Eka Sustri Harida Eliana Eliana Endah Retno Suci Enny Mirfa Erdiansyah Rahmi Erdiansyah Rahmi Eriawan Rismana Erwin Erwin Erwin Pardede Etriwati E Eva Solita Pasaribu Fadli A Gani Fahlefi, Rizal Faidha Rahmi, Faidha Fathurrahman Muhtar febri ramadana Firmani, Ummul Fitriani Fitriani Fuadi Fuadi gina morina Ginta Riady Guslihati Nasution Hamdan Hamdan Hamdani Budiman Hamny Sofyan Haryati Haryati Hastitin Nel Kamta Hawalina Hawalina Heni Pujiastuti Husnus Sawab Ida Ayu Putu Sri Widnyani Idah Rosidah Ijal Fahmi Ishak Ishak Ismail Ismail Jalaluddin Jalaluddin Jogiyanto Hartono Jumria Ningsi Khoiriyah Khoiriyah Kurnia Agustini La Ode Abdul Manan Langga Mora Lestari Pudjiastuti Lukmanul Hakim M Jalaluddin M Nur Salim M. Ikhlashul Omar S M.S. Almujaddedi Mahfudz Mahfudz Mardiana Mardiana Mariani Pakpahan Maryam Qadarin Masropah Masropah Melsi Damayanti Mhd Yadi Harahap Miko Ferine Moris Johanes Sintindaon Muamar Al Qadri Muchlis Syam Muhammad Farras Mufadhdhal Muhammad Hambal Muhammad Hambal Muhammad Nafis Muhammad Rizky Hidayat Muhammad Yusuf MULYADI Murna Muzaifa Mursalim Mursalim Musleh Wahid Muslihul Umam Muslim Akmal Mustafa Sabri Muttaqien Bakri Muttaqien Muttaqien Myna Agustina Yusuf nadya septia nengsih Nanda Afrizan nasri zarman Nasrun Marpaung Nasrun Nasrun Nauval Arifin Nazaruddin Nazaruddin NitaBonita Samosir Nofialdi Nofialdi Nofriadi Nofriadi Nova Wardani Novita S. C Naibaho Nuzul Asmilia Oktavianus Oktavianus Olivia Bunga Panigoran Siburian Pulungan Nababan Rahma Yulianti Ramadhan Syahmedi Rani Raranta Rasmulia Sembiring Razali Daud Refna Zia Resmiyati Ansar resti aulia putri Reza Perdana Putra Rica Wijayanti Rifai Alafanta Rini Ayunda Rini Fitriani Rismayanti Rismayanti Rita Nengsih Rita Ningsih Rizki Fadli Robert Faber Roki Ade Deswan roza Agravion Rusli Sulaiman Ryan Moulana Sallazaria Hanin Prameswari Syafiqa Ardli Sarah Miriam sariati latif Sedrisa Lidya Pertiwi Sihat Ridwanto Sinen, Kasim Siti Nurhareza Sri Rahmaningsih Sri Wahyuni suci latania fizikri Sufitrayati Sufitrayati Supardi Rusdiana Susanti Susanti Suyuti HM Syafa Nabila Syahrul Efendi Lubis Teuku Reza Ferasyi Teuku Reza Ferasyi Tridian Novia Gelis Ummu Balqis viola erian Wahyudin Wahyudin Weni Gusdi Sari Winaruddin Winaruddin Yuliani Aisyah Yusrizal Lubis Yusuf Hadijaya Zakaria Zakaria Zamhari Zamhari