Pengembangan sumber daya manusia, melalui jalur pendidikan non formal, yang dilakukan di Kabupaten Bener Meriah adalah dengan kerjasama antara pemerintah daerah, dengan seluruh Sarak Opat yang ada pada setiap Kampung. Berdasarkan observasi awal penulis, ditemukan adanya pengajian masyarakat secara rutin, yaitu untuk Bapak-Bapaknya yang dikembangkan oleh lembaga Sarak Opat Kampung Delung Tue. Tujuan penelitian ini adalah 1)Untuk menganalisis bentuk strategi sarak opat dalam mengelola pengajian masyarakat (studi kasus Kampung Delung Tue Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah). 2)Untuk menganalisis implementasi strategi Sarak Opat dalam mengelola pengajian masyarakat (studi kasus Kampung Delung Tue Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah). 3)Untuk menganalisis factor pendukung dan penghambat strategi sarak opat dalam mengelola pengajian masyarakat (studi kasus Kampung Delung Tue Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah). Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan jenis penelitian studi kasus. Hasil penelitian adalah: 1) Bentuk strategi Sarak Opat Kampung Delung Tue, dalam mengelola pengajian masyarakat adalah: a. perencanaan terdiri dari penyusunan panitia pengajian dan menyusun rencana kegiatan. b. Pelaksanaan, terdiri dari mengajak melalui kunjungan ke rumah, pemberian pengumuman di Masjid dan Menasah, dan mengajak dengan memberikan penekanan pada saat rapat desa, mewajibkan aparatur Kampung untuk mengikuti pengajian Bapak-Bapak, memberikan motivasi kepada masyarakat, dengan menyediakan fasilitas yang menarik, motivasi melalui penjelasan tentang keuntungan mengikuti pengajian, motivasi melalui penyambutan jamaah di masjid dengan senyum, salam dan sapa. c. Mengevaluasi kegiatan. 2) Impleimentasi strategi yang digunakan Sarak Opat dalam mengelola pengajian Bapak-Bapak, di Kampung Delung Tue sudah baik dan sangat efektif. Hal ini dengan melihat keberhasilan pengajian masyarakat, dengan menentukan indikator keberhasilan pengelolaan pengajian masyarakat.3) Faktor pendukung strategi Sarak Opat dalam mengelola pengajian masyarakat adalah adanya tekad yang kuat dari Sarak Opat, adanyatempat yang memadai, fasilitas yang memadai, timbulnya motivasi dalam diri masyarakat, adanya himbauan oleh Reje Kampung Delung Tue, adanya himbauan dari Bupati Bener Meriah, untuk menggalakkan pengajian bakda Magrib, dan keterlibatan Sarak Opat sebagai panitia. Sedangkan factor penghambat strategi Sarak Opat dalam mengelola pengajian masyarakat adalah listrik yang padam beberapa saat, rasa malu mengikuti pengajian karena usia yang sudah tua, jamaah yang cemas akan pencurian panen kentangnya, dan adanya pengaruh dari masyarakat yang tidak ikut pengajian.